Viral Video Istri Kades Pamer Tumpukan Uang, Berikut Sumber Kekayaan Sang Suami
Viral Video Istri Kades Pamer Tumpukan Uang, Berikut Sumber Kekayaan Sang Suami
Lingkaran.id - Nama Kepala Desa Rengasjajar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Rusli, mendadak menjadi sorotan publik setelah istrinya terekam dalam sebuah video yang memperlihatkan tumpukan uang dalam jumlah besar. Aksi pamer uang itu viral di media sosial dan menimbulkan tanda tanya besar mengenai sumber kekayaan keluarga kepala desa tersebut.Setelah video itu menyebar luas, terungkap bahwa Rusli bukanlah sosok kepala desa biasa. Ia telah menjabat selama tiga periode dan diketahui mengelola sembilan lokasi tambang di wilayahnya. Dalam sebuah perbincangan bersama Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Rusli secara terbuka mengakui bahwa tambang-tambang itu memang milik keluarganya.“Gaduh (punya) pak, keluarga,” ujar Rusli singkat dalam video percakapan tersebut.Pegadaian Festival Tring! 2025 #mulaidaritring! Ajak Masyarakat Wujudkan Masa Depan Finansial CerdasRusli menegaskan bahwa aktivitas pertambangan yang dijalankannya bukanlah hal baru. Ia mengaku telah berkecimpung dalam usaha tambang sejak tahun 1985 dan menyatakan bahwa seluruh aktivitasnya memiliki izin resmi.“Aya (izin) boga IUP, sejak 1985,” katanya, menegaskan bahwa usahanya telah mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP).Menariknya, dalam kegiatan operasional tambang tersebut, Rusli juga menyebut bahwa ia menggunakan bahan peledak. “Bahan peledak,” ujarnya singkat tanpa penjelasan lebih lanjut.Dari sembilan tambang yang dimilikinya, Rusli menyampaikan bahwa satu di antaranya sudah habis masa izinnya pada September lalu.“Terdaftar teh ada sembilan, ayeuna nu seep bulan hiji bulan September PT Gunung Mas Jaya Indah, jadi tinggal delapan yang masih ber-IUP,” jelasnya.Sebagai kepala desa, Rusli juga mengatur pungutan dari setiap truk tambang yang beroperasi di wilayahnya. Ia menjelaskan bahwa pemerintah desa mengenakan pungutan sebesar Rp100 ribu untuk setiap truk pengangkut material dari tambang.“Rp100 ribu pungutan yang diterapkan setiap pemdes di setiap gunung dari satu tronton,” jelas Rusli.Pungutan tersebut kemudian dibagi ke beberapa pihak: Rp20 ribu untuk warga yang meratakan jalan, Rp20 ribu untuk pengurus tambang, Rp15 ribu untuk aparatur desa seperti RT, RW, dan linmas, sedangkan sisanya disimpan di kas kedusunan untuk kebutuhan pembangunan yang tidak bisa dibiayai dari dana desa, seperti kegiatan majelis taklim, pembangunan masjid, dan musala.Dengan rata-rata 500 truk yang beroperasi setiap hari dari delapan perusahaan tambang, pungutan tersebut menghasilkan sekitar Rp50 juta per hari. Jika dikalkulasi, pemerintah desa di bawah kepemimpinan Rusli bisa mengantongi hingga Rp1,5 miliar per bulan hanya dari setoran truk tambang.Selain itu, masing-masing perusahaan tambang juga disebut memberikan setoran bulanan ke pemerintah desa dalam bentuk uang tunai antara Rp5 juta hingga Rp7,5 juta. Jika ditotal keseluruhan, diperkirakan dana yang masuk ke Desa Rengasjajar mencapai sekitar Rp25 miliar per tahun.“Harusnya sudah bisa membangun infrastruktur yang baik,” kata Dedi Mulyadi menanggapi pernyataan Rusli. Namun, ketika disinggung soal kesejahteraan warga di desanya, Rusli tampak tak banyak berkomentar.“Yang kaya mah yang pada punya tambang,” ujar Dedi menegaskan dalam percakapan tersebut.Viralnya nama Rusli berawal dari video yang memperlihatkan istrinya memamerkan uang tunai pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu dalam jumlah besar. Dalam video itu, terdengar seorang pria yang mengatakan,“Diberean duit bae,” yang disambut sang istri dengan jawaban, “Duit tuh loba,” sambil menunjukkan uang di tangannya.Tak berhenti di situ, sang istri juga menyebut bahwa uang dalam video itu belum semuanya. “Duit loba di koper keneh,” ucapnya dengan nada sombong. Bahkan seorang pria dalam video itu terdengar berujar dengan nada angkuh, “Videokeun, videokeun. Ulah sieun, ieu rek diborong kabeh material, jeung polisi-polisi na (Jangan takut, ini mau diborong semua material dan polisinya juga).”Menanggapi viralnya video tersebut, Rusli memberikan klarifikasi bahwa uang yang dipamerkan istrinya berasal dari hasil usaha tambang yang ia kelola. Ia juga mengklaim bahwa uang itu dibawa untuk dibagikan kepada para pekerja tambang.“Kepada masyarakat yang terdampak, saya sampaikan bahwa video itu dibuat pada bulan Juli 2025,” ujar Rusli. Ia juga membela istrinya dengan menyebut bahwa video itu telah disalahartikan dan dipelintir.“Tidak ada kaitannya dengan kelakuan ibu lurah yang dianggap menghina masyarakat. Video itu diambil dari status WhatsApp, kemudian disebarluaskan oleh seseorang dengan caption berlebihan dan diprovokasi agar terjadi kesalahpahaman,” jelasnya. Bahkan, Rusli menegaskan bahwa video istrinya yang dianggap sombong itu merupakan berita bohong.Ratusan Warga Mundur dari Penerima Bansos Setelah Rumah Ditempeli Stiker “Keluarga Miskin”“Oleh sebab itu, saya mengimbau warga agar tidak menelan mentah-mentah berita yang belum pasti kebenarannya alias hoaks,” tegasnya.Meski sudah memberikan klarifikasi, publik tetap menyoroti gaya hidup dan sumber kekayaan keluarga Rusli. Banyak warganet yang menilai bahwa aksi pamer uang oleh istri kepala desa tersebut menjadi potret mencolok di tengah masih banyaknya masyarakat desa yang hidup sederhana.***
Read More
Surat Tulisan Tangan Ungkap Luka Hati Siswi 14 Tahun, Berisi Curahan Emosi yang Menyayat Hati
Surat Tulisan Tangan Ungkap Luka Hati Siswi 14 Tahun, Berisi Curahan Emosi yang Menyayat Hati
Lingkaran.id - Sebuah surat tulisan tangan yang ditemukan di kamar seorang siswi berusia 14 tahun di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, mengungkapkan perasaan mendalam yang begitu menyentuh. Surat itu berisi ungkapan hati seorang remaja yang tampak tengah berjuang menghadapi tekanan batin akibat perkataan dan sikap teman-temannya di sekolah.Surat tersebut ditulis rapi di buku tulis bergaris dengan menggunakan campuran bahasa Sunda dan Indonesia. Namun, di balik kerapian tulisan itu, terlihat beberapa goresan tinta yang bergetar—seolah menggambarkan emosi yang tidak stabil ketika ia menulis. Dari isi surat, tergambar jelas bahwa sang siswi tidak sedang berusaha membuat cerita, melainkan benar-benar menuangkan isi hatinya yang penuh luka dan kelelahan.Ribuan Buruh dan Guru Turun ke Jalan, Tuntut Kenaikan Upah dan Keadilan Profesi Demo Nasional Warnai Jakarta Hari IniDalam suratnya, sang siswi menulis kalimat yang sarat dengan kesedihan dan keputusasaan. Ia mengaku merasa tersakiti oleh ucapan serta perlakuan sebagian teman di kelas yang membuat dirinya kehilangan ketenangan.“Eneng besdi bikin nyeri ku perkataan babaturan di kls ku omongan, sikap. Eneng bes cape, eneng cuman hayang ketenangan,” tulisnya, yang berarti “Saya baru saja dibuat sakit oleh perkataan teman-teman di kelas, oleh ucapan dan sikap mereka. Saya sudah lelah, saya hanya ingin ketenangan.”Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa hanya sedikit teman yang tidak menyindirnya, sementara sebagian besar lainnya sering membuatnya merasa terpojok. Meski demikian, gadis muda itu mengaku tetap berusaha memaafkan meski hatinya masih terluka.“Ajeng lain alim maafkeun maraneh, ajeng lain dendam tapi ajeng bes berusaha maafkeun karirian tapi naon, maraneh anu sering bikin luka ajeng,” tulisnya lagi, yang dapat diartikan “Saya bukan tidak mau memaafkan kalian, saya tidak dendam, tapi saya sudah berusaha memaafkan diri sendiri, sementara kalian yang sering membuat saya terluka.”Mulai Baca 10 Halaman Buku Setiap Hari Kalau Mau Pola Pikirmu Berubah TotalUngkapan hati itu menggambarkan betapa dalam luka emosional yang dialami sang siswi. Meskipun masih muda, ia tampak menanggung tekanan sosial yang berat di lingkungan sekolahnya. Surat tersebut kini menjadi perhatian serius bagi pihak keluarga dan warga sekitar yang merasa prihatin atas kondisi psikologis remaja di tengah interaksi sosial yang semakin kompleks.Pihak sekolah maupun lembaga terkait diharapkan dapat memberikan pendampingan dan perhatian lebih kepada para siswa agar kejadian serupa tidak terulang. Surat sederhana itu kini menjadi pengingat bahwa kata-kata dan sikap yang tampak sepele bisa meninggalkan luka mendalam di hati seseorang, terutama pada jiwa muda yang masih rapuh.***
Read More
Pegadaian Festival Tring! 2025 #mulaidaritring! Ajak Masyarakat Wujudkan Masa Depan Finansial Cerdas
Pegadaian Festival Tring! 2025 #mulaidaritring! Ajak Masyarakat Wujudkan Masa Depan Finansial Cerdas
Lingkaran.id - PT Pegadaian sambut meriah kehadiran aplikasi terbarunya Tring! by Pegadaian, dengan menggelar Festival Tring! di Kota Palembang PTC Mall Festival akbar di Sumatera Selatan akan berlangsung dari 31 Oktober hingga 02 November 2025, yang menjadi ajang perkenalan dan penanda resminya kehadiran aplikasi tersebut di tengah masyarakat SumBagSel.Acara ini dirancang sebagai one stop festival yang menggabungkan edukasi investasi emas dengan hiburan musik dan gaya hidup. Pemimpin Wilayah PT Pegadaian Kanwil III Sumbagsel Novryandi mengungkapkan harapannya agar melalui Festival Tring!, masyarakat dapat lebih mengenal dan cepat “akrab” dengan aplikasi andalan Pegadaian itu.BKN Batalkan Kelulusan PPPK Paruh Waktu Tahun Anggaran 2024/2025“Era digital yang semakin dinamis ini menuntut kami untuk tidak berhenti berinovasi. Aplikasi Tring! salah satu bukti nyata bagaimana kami berkomitmen dan berupaya memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan pembiayaan dan berinvestasi dalam genggaman. Sementara, Festival Tring! menjadi cara kami untuk memperkenalkannya kepada masyarakat. Ini bukan sekedar festival, tapi gerakan untuk mengajak semua orang merencanakan keuangan mereka #MulaiDariTring!,” ujar Novryandi.Pegadaian mengubah literasi keuangan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Di Festival Tring!, masyarakat dapat memanfaatkan berbagai  booth edukatif, diantaranya Talk Show, seminar mini dimana masyarakat dapat mengenal mengenai investasi dan mendapatkan penawaran emas dengan harga special, dengan pemateri dari Otoritas Jasa Keuangan, Akademisi dari Universitas UIN Raden Fatah, Praktisi emas dari PT Pegadaian.Masyarakat juga dapat melakukan transaksi cicil emas pegadaian melalui Bazar emas Pegadaian dengan pilihan emas yang beragam, serta Bazar UMKM yang melibatkan usaha mikro serta UMKM binaan dari PT Pegadaian sehingga masyarakat yang hadir pada Festival Tring! Dapat melakukan transaksi cicil emas dan berbelanja kebutuhan lainnya. Hadirnya Tring! Corner yang menyediakan zona interaktif untuk merasakan kemudahan bertransaksi emas melalui aplikasi Tring! semakin melengkapi keseruan rangkaian kegiatan.“Kami telah menyiapkan hiburan dengan line-up musisi yang akan membuat Festival Tring! tidak akan terlupakan. Ini kesempatan masyarakat untuk merasakan pengalaman festival yang edukatif, sekaligus bisa bertemu dengan idola. Untuk Kota Palembang akan di Ramaikan oleh Ivitro Band dan Sixline Band ” ungkap Pemimpin Wilayah III Sumbagsel Novryandi.Magang Hub Kemnaker 2025 Segera Dibuka: Cara Daftar, Syarat, dan Gaji Rp 3,3 Juta per BulanSelama festival berlangsung, Pegadaian juga telah menyiapkan berbagai diskon dan promo menarik khusus bagi pengguna Tring! yang hanya bisa di dapatkan di lokasi Festival Tring!.Promo Tabungan Emas: Dapatkan diskon Rp10.000 saat Open dan/atau Top Up Tabungan Emas di Aplikasi TRING! (Minimal transaksi hanya Rp25.000).Promo Cicil Emas: Nikmati diskon hingga Rp50.000/gram untuk Cicil Emas dengan ketentuan tenor minimal 6 bulan dan maksimal uang muka 20%.Hadiah dan Games: Kesempatan memenangkan Undian Hadiah Emas dan mendapatkan Special TRING Merch melalui berbagai Competition & Games.Festival Tring! by Pegadaian bukan hanya tentang bertransaksi, tetapi juga merayakan masa depan finansial yang lebih cerah dan menyenangkan. Cek lokasi dan jadwal artis favorit Anda di: https://sahabat.pegadaian.co.id/acara/festival-tring-2025.
Read More
Heboh! Warung Bakso Ternyata Non Halal, Mengandung Daging Babi
Heboh! Warung Bakso Ternyata Non Halal, Mengandung Daging Babi
Lingkaran.id - Warga Kabupaten Bantul, Yogyakarta, dihebohkan dengan temuan bahwa sebuah warung bakso yang telah lama beroperasi ternyata menjual produk non halal karena mengandung daging babi. Fakta ini baru terungkap setelah pihak Dewan Masjid Indonesia (DMI) Ngestiharjo memasang spanduk bertuliskan “Bakso Babi” di depan warung tersebut.Warung bakso yang berlokasi di wilayah Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul ini diketahui telah berdiri sejak lama. Awalnya, penjual bakso tersebut berjualan keliling sejak tahun 1990-an sebelum akhirnya memiliki tempat usaha tetap sekitar tahun 2016.Ayah Pembuat Video Deepfake Siswa SMAN 11 Semarang Ternyata Anggota Polri, Polda Jateng Tegaskan Penanganan Kasus Tetap ProfesionalSekretaris DMI Ngestiharjo, Ahmad Bukhori, menjelaskan bahwa persoalan ini mulai dibahas dalam internal organisasi pada akhir tahun 2024 hingga awal 2025, setelah muncul keresahan warga terkait keberadaan penjual bakso non halal yang tidak memberikan informasi jelas mengenai kandungan produknya.“Isu ini muncul karena banyak pelanggan warung tersebut berasal dari kalangan umat muslim, bahkan ada yang mengenakan hijab, namun mereka tidak tahu bahwa bakso yang dijual mengandung babi,” kata Bukhori kepada pada Senin (27/10/2025).Menurutnya, sebagian warga di sekitar lokasi memang mengetahui bahwa bakso tersebut non halal, namun tidak semua bisa atau berani menginformasikan hal itu kepada pelanggan. Kondisi inilah yang menimbulkan kebingungan dan keresahan di masyarakat.Menindaklanjuti hal itu, DMI Ngestiharjo melakukan pendekatan kepada pihak penjual serta aparat wilayah, mulai dari dukuh hingga RT setempat, agar penjual bersedia memasang keterangan non halal secara terbuka. Namun, upaya tersebut sempat mendapat keberatan dari pemilik warung.“Penjual sempat disarankan menulis bahwa baksonya mengandung bahan non halal, tapi ia keberatan karena khawatir pembeli berkurang. Akhirnya hanya menulis ‘B2’ di kertas kecil, itu pun tidak selalu dipasang,” jelas Bukhori.Karena teguran tak diindahkan, DMI Ngestiharjo akhirnya mengambil langkah tegas dengan memasang spanduk bertuliskan “BAKSO BABI” lengkap dengan logo DMI pada Februari 2025. Pemasangan dilakukan dengan izin dan kerja sama dari pemilik warung.Namun, spanduk tersebut justru menjadi viral pada akhir Oktober 2025 setelah sebuah video menampilkan logo DMI di spanduk itu. Banyak warganet yang salah paham dan mengira DMI mendukung penjualan produk non halal.“Padahal maksudnya untuk memberikan edukasi agar masyarakat tahu bahwa produk itu non halal, bukan mendukung penjualannya,” tegas Bukhori.Setelah kejadian itu, DMI mengganti spanduk dengan versi baru yang mencantumkan logo MUI dan DMI Ngestiharjo pada Jumat (24/10/2025) untuk memperjelas maksud pemasangan.Bukhori juga mengingatkan bahwa sesuai Pasal 93 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, setiap pelaku usaha yang menjual produk berbahan non halal wajib mencantumkan keterangan “tidak halal” pada produknya.Menanggapi kasus ini, Wakil Bupati Bantul, Aris Suhariyanta, menegaskan pentingnya setiap pedagang makanan untuk mencantumkan label halal atau non halal agar konsumen mendapatkan informasi yang jelas.“Bantul dikenal sebagai daerah religius. Jadi kami berharap semua penjual makanan, termasuk bakso, wajib mencantumkan label halal atau non halal agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti ini lagi,” ujar Aris.Sidang Kasus Endorse Judi Online di Banjarmasin Memanas, Hakim Tegur Polisi: ‘Situsnya Masih Aktif!’Sementara itu, Kepala Satpol PP Bantul, Jati Bayu Broto, mengatakan pihaknya masih menunggu arahan dari instansi teknis seperti Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) terkait tindak lanjut terhadap warung bakso non halal tersebut.Kasus ini menjadi pengingat pentingnya transparansi dalam penjualan produk makanan agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat, terutama di wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam.***
Read More
Ratusan Warga Mundur dari Penerima Bansos Setelah Rumah Ditempeli Stiker “Keluarga Miskin”
Ratusan Warga Mundur dari Penerima Bansos Setelah Rumah Ditempeli Stiker “Keluarga Miskin”
Lingkaran.id - Ratusan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, secara sukarela memilih mundur dari daftar penerima bantuan sosial (Bansos) setelah rumah mereka ditempeli stiker bertuliskan “Keluarga Miskin”.Program pemasangan stiker tersebut merupakan inisiatif dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kepahiang yang mulai dilaksanakan sejak Senin (20/10/2025) di sejumlah wilayah, termasuk Kelurahan Pasar Ujung dan Padang Lekat. Langkah ini bertujuan sebagai bentuk sosialisasi dan verifikasi data penerima bantuan agar penyaluran Bansos lebih tepat sasaran.CSR Tak Pernah Jalan, Diduga Uang Ratusan Juta Mengalir ke Rekanan DPRKepala Dinas Sosial Kabupaten Kepahiang, Helmi Johan, menjelaskan bahwa pemasangan stiker dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.“Pemasangan stiker ini sebagai bentuk sosialisasi dan penanda bagi warga yang masih menerima Bansos. Jika mereka merasa sudah mampu dan ingin mengundurkan diri, maka stiker tersebut akan dicopot,” ujar Helmi, Rabu (22/10/2025).Helmi juga mengungkapkan bahwa dalam proses tersebut ditemukan sejumlah warga penerima Bansos yang kondisi ekonominya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Beberapa di antara mereka akhirnya memilih mundur karena merasa tidak lagi pantas menerima bantuan pemerintah.Salah satu warga, Anita, menuturkan bahwa keputusannya mundur didasari rasa keadilan agar bantuan bisa diterima warga lain yang lebih membutuhkan.“Kami sudah tujuh tahun menerima Bansos. Sekarang kondisi kami sudah lebih baik, jadi kami memilih mundur supaya yang lain bisa menikmati juga,” ujarnya.Diduga Dianiaya Guru, Siswa SD Alami Luka di Dada dan PinggangSetelah pengunduran diri tersebut, nama-nama warga yang tidak lagi menjadi penerima bantuan akan otomatis dihapus dari daftar penerima Bansos Kementerian Sosial (Kemensos).Langkah ini diharapkan dapat mendorong kesadaran sosial masyarakat dan mempercepat validasi data penerima bantuan agar program kesejahteraan benar-benar tepat sasaran.***
Read More
Warga Tertipu Rp2,6 Miliar, Dijanjikan Anak Lolos Akpol oleh Oknum Polisi
Warga Tertipu Rp2,6 Miliar, Dijanjikan Anak Lolos Akpol oleh Oknum Polisi
Lingkaran.id - Seorang warga Pekalongan, Jawa Tengah, bernama Dwi Purwanto menjadi korban penipuan dengan total kerugian mencapai Rp2,6 miliar. Ia tertipu janji palsu empat orang pelaku yang mengaku bisa membantu meloloskan anaknya ke Akademi Kepolisian (Akpol) melalui jalur khusus.Kasus ini terungkap setelah Dwi melaporkan peristiwa tersebut ke Polda Jawa Tengah pada Agustus 2025. Dari hasil penyelidikan, dua pelaku diketahui merupakan anggota aktif Polres Pekalongan, yakni Aipda F dan Bripka AUK.Cerita Pilu Melda Safitri: Diceraikan Setelah Suami Jadi PPPK, Kini Dapat Tekanan dari Pihak TertentuKeduanya diduga menawarkan “jalur internal” masuk Akpol dengan imbalan uang miliaran rupiah. Korban yang percaya dengan janji tersebut kemudian menyerahkan uang secara bertahap hingga mencapai Rp2,6 miliar.Demi memenuhi permintaan para pelaku, Dwi bahkan menjual dua mobil mewah miliknya, yakni Rubicon dan Mini Cooper, serta meminjam uang dari kerabatnya.“Katanya ini kuota khusus, tinggal bayar Rp3,5 miliar. Uang itu hasil kerja keras saya. Demi anak, saya percaya. Tapi ternyata saya ditipu,” ujar Dwi Purwanto.Kasus ini menjadi perhatian publik lantaran melibatkan oknum anggota kepolisian. Pihak Polda Jawa Tengah memastikan akan menindaklanjuti laporan tersebut secara profesional dan menegakkan hukum tanpa pandang bulu.“Tidak ada toleransi bagi anggota Polri yang terbukti melakukan tindak pidana. Proses hukum dan etik akan berjalan,” ujar salah satu pejabat Polda Jateng.Viral CCTV Pelecehan, Kepala SPPG Diduga Aniaya dan Lecehkan PegawaiHingga kini, penyidik masih terus mendalami kasus tersebut dengan memeriksa sejumlah saksi dan menelusuri aliran dana yang diberikan korban. Polisi juga membuka kemungkinan adanya korban lain dengan modus serupa.Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap tawaran jalur cepat masuk Akpol atau institusi pemerintah lainnya. Pihak kepolisian menegaskan bahwa seluruh proses seleksi dilakukan secara resmi, transparan, dan tanpa biaya tambahan.***
Read More
Duel Siswa SMK Diduga Dipicu Saling Ejek di Media Sosial, Sekolah Lakukan Pembinaan
Duel Siswa SMK Diduga Dipicu Saling Ejek di Media Sosial, Sekolah Lakukan Pembinaan
Lingkaran.id - Sebuah video memperlihatkan aksi perkelahian dua siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, viral di media sosial. Aksi tersebut diduga bermula dari saling ejek di dunia maya hingga berujung pada duel fisik di lapangan.Video berdurasi 4 menit 18 detik itu memperlihatkan dua pelajar yang saling adu pukul, sementara sejumlah siswa lain tampak menonton dan bahkan menyoraki keduanya agar terus berkelahi. Dari rekaman tersebut terlihat sebagian siswa mengenakan seragam pramuka dengan atribut bertuliskan “Bangkalan” dan “Jawa Timur”, sedangkan lainnya mengenakan atasan kaus berwarna merah putih dengan bawahan celana pramuka khas Madura.Sumpah Pemuda 2025: Sejarah, Fakta Unik, dan Arti Tersirat Sumpah Pemuda IndonesiaPeristiwa itu disebut-sebut terjadi pada Jumat (24/10/2025) dan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial.Kepala SMKN 2 Bangkalan, Nur Hazizah, membenarkan bahwa salah satu siswa yang terlibat dalam perkelahian tersebut merupakan peserta didiknya yang duduk di kelas XI. Sedangkan lawan tandingnya diketahui berasal dari sekolah menengah kejuruan lain di wilayah yang sama.“Iya, benar, salah satu yang ada dalam video itu merupakan siswa kami. Sebagai pihak sekolah, kami akan berupaya mendamaikan kedua belah pihak agar permasalahan ini tidak berlarut,” ungkap Nur Hazizah saat dikonfirmasi, Senin (27/10/2025).Menindaklanjuti kejadian tersebut, pihak sekolah segera memanggil seluruh siswa yang tampak dalam video, termasuk mereka yang menonton di lokasi kejadian. Proses pembinaan dan klarifikasi langsung dilakukan untuk mengetahui duduk perkara insiden itu.“Hari ini kami panggil semua yang terlibat, termasuk orang tua mereka. Kami lakukan pembinaan agar anak-anak memahami konsekuensi dari tindakan mereka. Kegiatan pembinaan juga akan kami lanjutkan besok,” jelasnya.Selain itu, SMKN 2 Bangkalan juga berencana bertemu dengan pihak sekolah tempat siswa lain yang terlibat untuk memediasi dan menyelesaikan konflik secara damai.“Insyaallah nanti sore kami akan bertemu dengan pihak sekolah lain untuk mendamaikan kedua siswa agar hubungan antarsekolah tetap terjaga baik,” tambah Nur Hazizah.Dari hasil klarifikasi sementara, perkelahian dua siswa tersebut diduga berawal dari saling ejek di media sosial. Ungkapan bernada tantangan yang dilontarkan salah satu pihak kemudian memicu emosi hingga berujung pada aksi duel di dunia nyata.“Dari keterangan siswa, semua bermula dari kesalahpahaman di media sosial. Awalnya saling ejek, lalu muncul tantangan, akhirnya timbul ketersinggungan,” ujar Nur Hazizah.Ia menilai, peristiwa ini menjadi bukti bahwa sebagian pelajar masih belum bijak dalam menggunakan media sosial, terutama dalam menyikapi komentar dan interaksi daring.“Anak-anak ini tidak berpikir panjang soal dampaknya. Mereka tidak menyadari bahwa perbuatan tersebut bisa mencoreng nama baik sekolah, merugikan diri sendiri, bahkan membuat orang tua kecewa,” tuturnya.Nur Hazizah berharap, kedua pihak yang terlibat dapat saling memaafkan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Ia juga menegaskan bahwa sekolah akan terus melakukan pembinaan karakter dan edukasi etika bermedia sosial kepada seluruh siswa.“Kami berharap semua pihak bisa berdamai. Kami juga akan meningkatkan pembinaan agar anak-anak lebih berhati-hati dalam berinteraksi di dunia maya,” pungkasnya.BLT Kesra Rp 900 Ribu Dicairkan, Begini Cara Cek dan Ambilnya!!Dalam video yang beredar luas di media sosial, dua siswa tampak saling adu pukul hingga terjatuh di tanah. Salah satu di antaranya bahkan sempat ditindih oleh lawannya. Di sekitar lokasi, sejumlah pelajar terlihat bersorak dan merekam aksi tersebut menggunakan ponsel.Video ini kemudian viral dan menuai berbagai komentar dari warganet yang menyayangkan tindakan tersebut, terlebih karena melibatkan pelajar yang seharusnya menjadi teladan dalam menjaga sikap dan etika di lingkungan sekolah.***
Read More
Titik Akhir Tenaga Honorer: Mulai 2026 Hanya Ada PNS dan PPPK!
Titik Akhir Tenaga Honorer: Mulai 2026 Hanya Ada PNS dan PPPK!
Lingkaran.id - Tahun 2025 menjadi masa krusial bagi jutaan tenaga honorer di seluruh Indonesia. Pemerintah menegaskan bahwa sistem kepegawaian berbasis tenaga honorer akan berakhir pada 31 Desember 2025, menandai berakhirnya era panjang keberadaan pegawai non-ASN di lingkungan pemerintahan.Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Zudan Arif Fakrulloh, menyampaikan bahwa setelah batas waktu tersebut, tidak akan ada lagi pegawai berstatus honorer. Seluruh instansi, baik pusat maupun daerah, diwajibkan untuk menyesuaikan tenaga non-ASN ke dalam mekanisme Aparatur Sipil Negara (ASN) yang resmi diatur oleh undang-undang.“Mulai 1 Januari 2026, seluruh tenaga kerja di instansi pemerintah harus berstatus ASN. Pemerintah pusat maupun daerah tidak diperkenankan lagi memiliki pegawai berstatus honorer,” ujar Zudan dalam konferensi pers di Jakarta.Simulasi TKA 2025 Resmi Dimulai: 3,5 Juta Siswa SMA/SMK Siap Hadapi Ujian Nasional Era BaruDengan demikian, pasca penghapusan status honorer, struktur ASN hanya akan terdiri dari dua kategori, yakni Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) baik yang bekerja penuh waktu maupun paruh waktu.Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara, yang menegaskan komitmen pemerintah untuk menghapus sistem kepegawaian honorer. Sistem lama dinilai tidak memiliki dasar hukum yang kuat serta menimbulkan kesenjangan kesejahteraan di antara pegawai pemerintahan.Melalui kebijakan ini, pemerintah ingin memastikan proses rekrutmen dan pengangkatan pegawai dilakukan secara transparan dan terstandar. Artinya, tidak ada lagi instansi yang boleh mengangkat tenaga non-ASN secara mandiri. Semua proses penerimaan pegawai wajib mengikuti seleksi resmi ASN melalui jalur CPNS atau PPPK.Untuk menjamin proses transisi berjalan tanpa hambatan, pemerintah melakukan langkah terpadu melalui kerja sama antara Kementerian PAN-RB, BKN, Kementerian Dalam Negeri, serta pemerintah daerah. Langkah-langkah tersebut meliputi pendataan dan validasi tenaga honorer, penetapan formasi PPPK, pelaksanaan seleksi tahap akhir pada 2025, hingga penerapan skema PPPK paruh waktu bagi tenaga honorer yang belum dapat diangkat secara penuh waktu.Zudan menegaskan bahwa setiap tenaga honorer akan mendapatkan perhatian sesuai data yang tercatat secara resmi.“Tidak ada tenaga non-ASN yang tiba-tiba diberhentikan. Semua akan melalui proses pendataan dan pemetaan. Ada yang diangkat penuh waktu, ada yang paruh waktu, tergantung kebutuhan instansi dan hasil seleksi,” ujarnya.Namun, ia juga mengingatkan bahwa hanya data tenaga honorer yang tervalidasi di sistem BKN yang akan diproses dalam mekanisme transisi tersebut.Mulai 1 Januari 2026, seluruh instansi pemerintah dilarang mempekerjakan tenaga non-ASN tanpa dasar hukum. Pegawai dengan status honorer tidak lagi diakui sebagai bagian dari aparatur pemerintah, dan gaji maupun tunjangan mereka tidak dapat dianggarkan melalui APBN atau APBD. Instansi yang masih mempekerjakan tenaga honorer berisiko mendapat sanksi administratif.Kebijakan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam pembenahan sistem ASN nasional, sekaligus mendorong profesionalitas, ketertiban administrasi, serta peningkatan transparansi di tubuh birokrasi pemerintahan.Berdasarkan data BKN, jumlah tenaga non-ASN yang tercatat saat ini mencapai sekitar 2,3 juta orang. Dari total tersebut, 1,4 juta telah resmi diangkat menjadi PPPK, sementara sisanya masih menunggu proses seleksi dan verifikasi data di instansi masing-masing. Pemerintah menargetkan seluruh proses transisi dapat rampung pada akhir Desember 2025, sehingga sistem kepegawaian yang baru bisa berlaku sepenuhnya pada awal 2026.Meski demikian, beberapa pemerintah daerah, terutama di wilayah kabupaten dan kota kecil, mengaku menghadapi tantangan terkait keterbatasan formasi dan anggaran untuk mengakomodasi tenaga PPPK. Menanggapi hal ini, Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas menegaskan bahwa pemerintah tidak akan memperpanjang batas waktu yang telah ditetapkan.“Tanggal 31 Desember 2025 itu batas akhir. Kita harus disiplin menjalankan amanat Undang-Undang ASN,” tegas Anas.Sumpah Pemuda 2025: Sejarah, Fakta Unik, dan Arti Tersirat Sumpah Pemuda IndonesiaKendati menimbulkan kecemasan di kalangan tenaga honorer, kebijakan ini juga membuka peluang besar bagi mereka untuk beralih menjadi ASN yang memiliki kepastian hukum, perlindungan sosial, serta jenjang karier yang jelas. Melalui skema PPPK, baik penuh maupun paruh waktu, tenaga honorer berkesempatan mendapatkan pengakuan resmi sebagai bagian dari aparatur sipil negara.Pemerintah berharap transformasi besar ini dapat mewujudkan sistem kepegawaian yang profesional, adil, dan berorientasi pada pelayanan publik yang berkualitas.***
Read More
Necaxa Menang Dramatis 4-3 atas Atlético San Luis: Gol Cambindo di Menit Akhir Bikin Kejutan Liga MX
Necaxa Menang Dramatis 4-3 atas Atlético San Luis: Gol Cambindo di Menit Akhir Bikin Kejutan Liga MX
Lingkaran.id -Pertandingan antara Atlético de San Luis dan Club Necaxa pada 27 Oktober 2025 di Estadio Alfonso Lastras Ramírez berlangsung menegangkan hingga peluit akhir. Laga lanjutan Liga MX Apertura 2025 itu berakhir dengan kemenangan dramatis Necaxa 4-3, setelah Diber Cambindo mencetak gol penentu pada masa tambahan waktu menit ke-90+3. Sejak awal babak pertama, pertandingan berlangsung terbuka. Atlético San Luis tampil menekan dengan permainan cepat dan serangan dari sisi sayap. Upaya mereka berbuah hasil pada menit ke-53 lewat gol João Pedro, yang sukses memanfaatkan umpan silang Jhon Murillo untuk membawa tuan rumah unggul 1-0.Keunggulan San Luis tidak bertahan lama. Hanya empat menit berselang, Necaxa menyamakan kedudukan setelah Eduardo Águila mencetak gol bunuh diri pada menit ke-57. Dua menit kemudian, Necaxa berbalik unggul 1-2 lewat gol Tomas Badaloni yang memanfaatkan kesalahan lini belakang San Luis.BLT Kesra Rp 900 Ribu Dicairkan, Begini Cara Cek dan Ambilnya!!Pertandingan makin panas setelah João Pedro mencetak gol keduanya di menit ke-62 untuk menyamakan skor 2-2. Tuan rumah kembali unggul 3-2 melalui tembakan jarak jauh Sébastien Salles-Lamonge pada menit ke-68 yang sempat mengenai tiang sebelum masuk ke gawang.Namun, Necaxa menolak menyerah. Hanya lima menit berselang, Kevin Rosero mencetak gol penyeimbang pada menit ke-73 melalui serangan balik cepat, menjadikan skor imbang 3-3. Saat pertandingan tampak akan berakhir seri, Necaxa kembali menciptakan kejutan. Striker asal Kolombia Diber Cambindo memastikan kemenangan dramatis di masa tambahan waktu, menaklukkan kiper Andrés Sánchez dengan tendangan mendatar yang akurat ke pojok kanan gawang.Skor akhir 3-4 membuat pertandingan ini menjadi salah satu laga paling menarik di pekan ke-14 Liga MX Apertura 2025. Berdasarkan data dari ESPN dan SofaScore, Necaxa mencatat 58,7% penguasaan bola, 15 tembakan (6 tepat sasaran), sedangkan San Luis mencatat 10 tembakan dengan 4 tepat sasaran. Kedua tim bermain keras namun sportif, masing-masing menerima dua kartu kuning.Kemenangan ini mengangkat posisi Necaxa ke papan tengah klasemen sementara Liga MX, memperbaiki peluang mereka untuk lolos ke babak play-off. Sementara itu, kekalahan ini membuat Atlético de San Luis harus bekerja keras memperbaiki lini pertahanan yang kerap kehilangan konsentrasi di menit-menit akhir.Pelatih Necaxa memuji ketenangan timnya hingga akhir laga dan menilai kemenangan ini menjadi bukti karakter kuat pemainnya. “Kami tahu laga ini sulit, tapi tim tidak menyerah. Cambindo menunjukkan kelasnya di saat penting,” ujarnya usai pertandingan.Sumpah Pemuda 2025: Sejarah, Fakta Unik, dan Arti Tersirat Sumpah Pemuda IndonesiaDi sisi lain, pelatih Atlético San Luis menyoroti lemahnya koordinasi lini belakang dan menegaskan akan melakukan evaluasi sebelum laga berikutnya melawan Cruz Azul. Necaxa sendiri akan menjamu Club León dalam lanjutan Liga MX pekan depan.Pertandingan ini menjadi pembuktian bahwa Liga MX terus menghadirkan drama dan kejutan. Dengan tujuh gol yang tercipta, duel antara San Luis dan Necaxa ini bukan hanya soal tiga poin, tetapi juga tentang mental, daya juang, dan strategi hingga detik terakhir.****
Read More
Cerita Pilu Melda Safitri: Diceraikan Setelah Suami Jadi PPPK, Kini Dapat Tekanan dari Pihak Tertentu
Cerita Pilu Melda Safitri: Diceraikan Setelah Suami Jadi PPPK, Kini Dapat Tekanan dari Pihak Tertentu
Lingkaran.id - Kisah Melda Safitri, seorang ibu dua anak asal Palembang, tengah menjadi sorotan publik setelah kisah pilunya viral di media sosial. Ia diceraikan oleh suaminya tak lama setelah pria tersebut dinyatakan lolos seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Ironisnya, kini Safitri justru menghadapi ancaman dan intimidasi buntut dari video viral yang menampilkan kisah hidupnya itu.Diketahui, suami Safitri yang kini berprofesi sebagai anggota Satpol PP, menceraikannya setelah menerima Surat Keputusan (SK) PPPK. Padahal, selama masa perjuangan, Safitri turut membantu keuangan keluarga dengan berjualan sayur dan gorengan untuk membiayai kebutuhan hidup, termasuk membeli seragam dan atribut Korpri untuk sang suami.Viral CCTV Pelecehan, Kepala SPPG Diduga Aniaya dan Lecehkan Pegawai“Baju pelantikan itu saya yang belikan dari hasil jualan. Dia pesan lewat Shopee, tapi saya yang bayar dari uang hasil jual gorengan. Saya bantu dia dari nol sampai akhirnya bisa lulus PPPK, tapi justru saya ditinggal sebelum dia menerima SK,” tutur Safitri lirih saat diwawancarai, Kamis (23/10/2025).Setelah diceraikan, Safitri bersama dua anaknya terpaksa meninggalkan rumah. Video kisah hidupnya yang dibagikan di media sosial mendapat perhatian luas dari publik dan memantik simpati warganet. Namun, di balik viralnya video tersebut, muncul kabar bahwa Safitri dan tetangganya kini mendapat ancaman hukum dari pihak yang diduga mantan suaminya.Ancaman tersebut bermula setelah tetangga Safitri mengunggah video perpisahan yang memperlihatkan momen Safitri meninggalkan rumah. Unggahan itu disebut membuat mantan suaminya tidak terima karena merasa aib rumah tangganya dibuka ke publik.Informasi mengenai ancaman ini disampaikan oleh pengguna akun media sosial @Lovika Susana Dewi Bangun, yang juga dibagikan ulang oleh Safitri di laman Facebook pribadinya.“Kak Safitri dan tetangganya mendapatkan intimidasi dan ancaman dari pihak-pihak tertentu. Bahkan tetangganya diancam akan dipenjara hanya karena memposting video perpisahan itu,” tulis Lovika dalam unggahannya.Lovika juga mempertanyakan dasar hukum atas ancaman tersebut, karena menurutnya tidak ada unsur pidana dalam video yang diunggah. Ia juga memperingatkan pihak yang diduga melakukan intimidasi agar menghentikan aksinya.“Di video itu tidak ada kata-kata kasar, tidak menyebut nama, bahkan tidak ada foto pihak yang bersangkutan. Itu murni hanya momen perpisahan, bukan pencemaran nama baik,” jelasnya.“Hati-hati kalian yang mengancam dan mengintimidasi Kak Safitri dan tetangganya. Stop, jangan lanjutkan!”, tegas Lovika.Dalam kesaksiannya, Safitri menceritakan bahwa hubungan rumah tangganya mulai renggang setelah sang suami berhasil lolos seleksi PPPK. Perubahan sikap itu memuncak pada 14 Agustus 2025, saat suaminya pulang kerja dan marah-marah karena tidak menemukan lauk di meja makan.“Dia marah hanya karena tidak ada lauk. Padahal saya tidak masak karena tidak ada bahan di rumah. Dia terus memaki dan melontarkan kata-kata kasar,” ungkap Safitri.Pertengkaran itu berlanjut hingga malam hari. Saat Safitri sedang mencuci piring, sang suami tiba-tiba mengemasi pakaiannya dan mengucapkan kata cerai sebelum pergi dari rumah.“Dia bilang, ‘Kamu Fitri saya ceraikan satu, dua, tiga,’ lalu pergi membawa bajunya,” ujar Safitri.Tiga hari setelah peristiwa tersebut, tepat 18 Agustus 2025, sang suami dilantik sebagai pegawai PPPK. Safitri menduga perceraian itu berkaitan dengan perubahan status pekerjaan suaminya, bukan sekadar masalah rumah tangga.“Dia ceraikan saya karena mau jabatan. Kalau memang mau cerai, kenapa tidak dari dulu, kenapa setelah punya jabatan baru menceraikan saya,” katanya dengan nada kecewa.BLT Kesra Rp 900 Ribu Dicairkan, Begini Cara Cek dan Ambilnya!!Kini, dua bulan pasca-perceraian, Safitri berjuang menghidupi dua anaknya dengan berjualan gorengan dan minuman seribu rupiah di depan rumah kontrakannya. Meski hidup sederhana, ia tetap berusaha tegar menghadapi tekanan dan ancaman yang datang.“Saya hanya ingin hidup tenang bersama anak-anak. Tidak pernah berniat mempermalukan siapa pun,” tutupnya.Kasus ini menuai simpati luas di media sosial, sekaligus menyoroti persoalan ketimpangan gender dan kekerasan psikis terhadap perempuan yang sering kali terjadi setelah pasangan memperoleh status sosial atau ekonomi yang lebih tinggi. Polisi diharapkan segera menindaklanjuti dugaan intimidasi yang dialami Safitri dan tetangganya agar mereka mendapatkan perlindungan hukum yang layak.***
Read More
Berita Populer Bulan ini
Elearning Course Thinkedu
Berita Terbaru
Pilih yang terbaik