Top 10 Duta GDI Amanda Marsa Aurellia: Menjadi Cerdas, Bijak, dan Berdampak di Dunia Digital
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Dalam diri seorang Amanda Marsa Aurellia, tersimpan semangat muda yang berpadu dengan kecerdasan dan empati. Mahasiswi Fakultas Teknologi dan Informasi Universitas ‘Aisyiyah Palembang ini meyakini bahwa perubahan besar selalu berawal dari langkah kecil, terutama di dunia digital yang penuh dengan peluang dan tantangan. Sebagai peserta Duta Generasi Digital Intelektual (GDI), Amanda tampil sebagai sosok yang tidak hanya berani bermimpi, tetapi juga berani berproses untuk mewujudkannya.Mengikuti kegiatan Generasi Digital Intelektual (GDI) menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi Amanda. Ia merasakan bahwa program ini bukan sekadar ajang pembelajaran, tetapi juga ruang untuk bertumbuh, berkreasi, dan menemukan jati diri. Melalui berbagai pelatihan dan kegiatan yang diikuti, Amanda belajar memahami bagaimana teknologi dapat menjadi alat untuk membangun masa depan yang lebih baik.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Setiap sesi yang dijalani menghadirkan pelajaran baru: tentang kepemimpinan, komunikasi digital, dan pentingnya kolaborasi. Ia menyadari bahwa menjadi generasi digital berarti mampu berpikir kritis, adaptif terhadap perubahan, dan tetap berpegang pada nilai-nilai moral. Bagi Amanda, GDI bukan hanya wadah berbagi ilmu, tetapi juga tempat menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat untuk memberikan dampak positif bagi sesama.Dari perjalanan ini, Amanda belajar arti ketekunan dan konsistensi. Ia menemukan bahwa setiap tantangan adalah peluang untuk melangkah lebih jauh, dan setiap pengalaman adalah guru yang mengajarkan makna perjuangan. Melalui GDI, ia tumbuh menjadi pribadi yang lebih terbuka, berani mengemukakan pendapat, dan percaya bahwa suara generasi muda memiliki kekuatan besar untuk membawa perubahan di dunia digital.Amanda percaya bahwa dunia digital adalah ruang tanpa batas bagi generasi muda untuk berkreasi dan memberikan manfaat. Cita-citanya tidak berhenti pada penguasaan teknologi, tetapi bagaimana menggunakannya sebagai jembatan kebaikan dan kemajuan masyarakat. Ia ingin menjadi bagian dari generasi yang cerdas secara intelektual, bijak secara digital, dan berintegritas dalam setiap langkah.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriMotivasi terbesarnya muncul dari keinginan untuk terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi di tengah pesatnya perubahan zaman. Bagi Amanda, menjadi bagian dari ekosistem digital bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang menanamkan nilai tanggung jawab dan etika di setiap tindakan. Ia ingin turut berkontribusi dalam membangun lingkungan digital yang sehat, edukatif, dan inspiratif terutama bagi generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa.Baginya, setiap ide kecil yang dikelola dengan niat besar dapat menjadi awal dari perubahan besar. Dengan semangat kolaboratif dan tekad untuk terus berkembang, Amanda berkomitmen untuk menjadi insan digital yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berdampak.***
Read More TOP 10 Besar Inovasi GDI Prima Air (Smart Air Purifier Prima): Inovasi Air Purifier Cerdas Berbasis IoT
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Di tengah meningkatnya tingkat polusi udara di berbagai daerah Indonesia, sekelompok siswa SMA Negeri 1 Belitang menghadirkan inovasi menarik bernama PRIMA AIR, sebuah alat penyaring udara cerdas berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu mendeteksi dan membersihkan udara kotor secara otomatis.Inovasi ini digagas oleh M. Rizqi Mubarok, Adly Fiyarensa, M. Gathan Al-Furqon Deru, dan Reky Tegar Permana. Mereka tergabung dalam tim yang menamakan diri Tim PRIMA AIR. Dengan semangat muda dan kepedulian terhadap lingkungan, mereka berharap karya ini dapat menjadi solusi nyata bagi masyarakat Sumatra Selatan yang selama ini kerap menghadapi masalah kualitas udara yang buruk.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Berawal dari Kepedulian terhadap Udara yang Tidak Sehat. Menurut data aplikasi IQ Air Visual pada tahun 2023, Sumatra Selatan sempat mencatat angka AQI 179,2 PM2.5, yang berarti berada dalam kategori “tidak sehat”. Kondisi ini diperburuk oleh aktivitas pembakaran hutan, kendaraan bermotor, dan asap industri.“Polusi udara ini tidak hanya mengganggu kesehatan, tapi juga merusak lingkungan dalam jangka panjang. Kami ingin berbuat sesuatu, meski dari skala kecil, tapi berdampak,” ujar Rizqi selaku ketua tim, serta Adly menjelaskan.Berawal dari kondisi tersebut, tim ini kemudian mengembangkan PRIMA AIR sebuah air purifier pintar yang bisa memantau dan menyaring udara secara otomatis. Melalui kombinasi sensor gas, sensor suhu, dan sistem kendali berbasis IoT, alat ini mampu beroperasi secara mandiri dan efisien.PRIMA AIR dirancang dengan sistem sensor yang mendeteksi kadar polutan dan kelembaban udara di sekitarnya. Bila terdeteksi udara kotor, alat akan otomatis mengaktifkan kipas penyaring yang menyedot dan membersihkan udara sebelum mengeluarkannya kembali dalam kondisi bersih. Alat ini juga terhubung dengan aplikasi Blink di smartphone, sehingga pengguna dapat memantau kualitas udara secara real time.“Kami ingin teknologi ini mudah digunakan siapa pun. Prinsipnya sederhana: cukup sambungkan ke listrik dan koneksi Wi-Fi, maka alat akan bekerja otomatis,” tambah Reky dan Gathan menjelaskan.Kehadiran PRIMA AIR memberikan banyak manfaat yang dirasakan, baik dari sisi kesehatan, lingkungan, maupun kesadaran masyarakat. Alat ini bekerja dengan sistem penyaringan udara otomatis yang mampu membersihkan udara dari berbagai partikel kotor, debu, dan gas berbahaya. Dengan demikian, lingkungan sekitar menjadi lebih bersih dan sehat untuk dihirup. Udara yang bersih secara langsung berdampak pada meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat. Berbagai penyakit pernapasan seperti ISPA, asma, dan gangguan paru-paru yang sering muncul akibat paparan udara kotor dapat diminimalisir dengan penggunaan alat ini.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Selain itu, PRIMA AIR dirancang dengan teknologi hemat energi dan bebas CFC, sehingga tidak menambah beban pencemaran terhadap lingkungan. Sistem otomatis berbasis IoT yang dimilikinya membuat alat ini dapat menyesuaikan daya dan kinerja sesuai kondisi udara di sekitarnya. Inovasi ini bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga efisien dan ekonomis dalam penggunaannyaMelalui PRIMA AIR, tim berharap dapat berkontribusi nyata dalam menjaga kualitas udara di Sumatra Selatan. Mereka percaya bahwa teknologi ramah lingkungan buatan anak bangsa dapat menjadi bagian penting dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan sehat.Kini, PRIMA AIR tidak hanya menjadi karya ilmiah sekolah, tetapi juga simbol semangat inovasi generasi muda Indonesia dalam menjawab tantangan lingkungan melalui teknologi yang bermanfaat dan berkelanjutan.***
Read More TOP 10 Inovasi GDI Atm (Automatic Water Pump) Pemanfaatan Ai (Artificial Intelligence) Untuk Mengatasi Masalah Pada Toilet Dan Penampungan Air Sekolah
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Di era digital saat ini, inovasi teknologi semakin dibutuhkan untuk menjawab permasalahan nyata di lingkungan sekitar. Sekelompok pelajar dari SMA Negeri 1 Belitang, OKU Timur, Sumatera Selatan menghadirkan solusi bernama ATM (Automatic Water Pump) sistem pompa air otomatis berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk mengatasi kekurangan air bersih di sekolah.Masalah seperti toilet sulit digunakan dan tandon sering kosong membuat warga sekolah tidak nyaman. Dari permasalahan itulah muncul ide, seperti yang disampaikan Fakhri, ketua tim:“Kalau lampu bisa otomatis nyala, kenapa pompa air tidak bisa otomatis?”10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Dari pemikiran sederhana tersebut, tim menciptakan sistem yang mampu mengatur ketersediaan air secara otomatis, efisien, dan berkelanjutan, sehingga tercipta lingkungan belajar yang lebih bersih dan nyaman.Produk ATM (Automatic Water Pump) dirancang untuk bekerja otomatis dengan memanfaatkan berbagai komponen teknologi berikut:ESP32 Wemos D1 R32 :Berfungsi sebagai otak sistem yang menerima data sensor dan mengontrol pompa melalui relay.Sensor Ultrasonik :Mendeteksi ketinggian air di dalam tandon. Ketika air berkurang, sensor mengirim sinyal ke mikrokontroler untuk menyalakan pompa, dan otomatis mematikannya saat penuh.Relay 5V 3 Channel :Menghubungkan mikrokontroler dengan pompa, mengatur arus listrik secara otomatis.Pompa Submersible :Memompa air dari tandon bawah ke penampungan atas secara cepat dan efisien.Breadboard & Kabel Jumper :Digunakan untuk merangkai komponen elektronik agar mudah diuji dan dikembangkan.Dika, anggota tim, menjelaskan: “Alat ini bekerja tanpa dijaga terus. Begitu sensor membaca air habis, pompa langsung nyala. Jadi tidak ada lagi air terbuang atau toilet yang kekurangan air.”Sejak diuji coba, ATM terbukti menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekolah. Pasokan air menjadi stabil, efisiensi meningkat, dan tidak ada lagi keluhan toilet kering atau air meluap dari tandon. Lebih dari sekadar alat otomatis, ATM menjadi contoh nyata bahwa teknologi sederhana pun bisa memberikan dampak besar. Inovasi ini juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan air berbasis teknologi di kalangan pelajar.Aisyah, salah satu anggota tim, mengatakan: “Kami ingin alat ini menjadi bukti bahwa teknologi bukan hanya milik industri besar, tapi juga bisa dibuat oleh pelajar untuk kebutuhan nyata.” Sistem ini berpotensi dikembangkan untuk skala lebih luas seperti rumah tangga, masjid, dan fasilitas umum lainnya yang memerlukan pengendalian air otomatis.Dalam proses pengembangan, tim menghadapi banyak tantangan mulai dari perakitan, pengkabelan, hingga pemrograman mikrokontroler. Namun semangat belajar dan kerja sama membuat mereka berhasil menyatukan ide menjadi solusi nyata.Reyhan, anggota tim, menuturkan: “Yang paling menantang adalah memastikan sistem benar-benar otomatis. Tapi kami belajar bahwa inovasi tidak harus besar yang penting memberi manfaat.”Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriMelalui inovasi ini, tim berharap generasi muda Indonesia semakin berani menciptakan solusi digital untuk kebaikan bersama. Mereka percaya bahwa AI bukan hanya soal kecerdasan mesin, tetapi juga kecerdasan manusia dalam menciptakan solusi.Fakhri menambahkan: “Harapan kami, inovasi kecil ini menjadi langkah awal menuju Indonesia yang lebih cerdas dalam mengelola sumber daya alam. Semoga semakin banyak pelajar yang berani berinovasi dan berpikir solutif.”ATM (Automatic Water Pump) bukan sekadar alat, tetapi simbol kepedulian anak muda terhadap lingkungan dan masa depan. Dari sekolah di OKU Timur, inovasi ini membuktikan bahwa semangat dan ide sederhana dapat membawa perubahan besar satu tetes inovasi, sejuta manfaat untuk negeri.***
Read More Finalis 10 Besar Duta GDI Raynor Sagraha: Transformasi Diri, Menempa Mental Tangguh Generasi Muda
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Raynor Sagraha lahir di Kota Bengkulu pada 30 Maret 2004, sebagai anak sulung dari dua bersaudara. Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang penuh rasa ingin tahu dan memiliki semangat tinggi untuk terus berkembang. Pendidikan dasarnya ditempuh di SDN 66 Kota Bengkulu, kemudian dilanjutkan di SMP Negeri 8 dan SMA Negeri 3 Kota Bengkulu. Saat ini, Raynor sedang melanjutkan studi di Universitas Bina Darma Palembang, sambil mengasah bakatnya di bidang olahraga.Sebagai seorang atlet sekaligus pelatih Taekwondo, Raynor terbiasa hidup dalam disiplin dan kerja keras. Dunia olahraga telah membentuknya menjadi pribadi yang pantang menyerah dan fokus pada pencapaian tujuan. Baginya, olahraga tidak hanya melatih fisik, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai ketekunan, sportivitas, serta keseimbangan antara tubuh dan pikiran.Selain menjadi atlet, Raynor juga berperan sebagai pelatih bagi para atlet muda. Dalam setiap sesi latihan, ia selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak didiknya.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Baginya, tanggung jawab sebagai pelatih bukan hanya membentuk kemampuan fisik, tetapi juga menanamkan mental juang dan semangat pantang menyerah. Raynor percaya bahwa “mereka yang bersungguh-sungguh akan berhasil,” dan keyakinan itu menjadi prinsip utama dalam setiap langkahnya melatih dan membimbing generasi penerus.Prestasinya di dunia olahraga pun membanggakan. Raynor pernah meraih Juara 2 dalam ajang nasional Taekwondo MOKS Championship, sebuah pencapaian yang menjadi bukti nyata dari kerja keras dan dedikasinya selama bertahun-tahun berlatih. Selain itu, ia juga menorehkan prestasi di berbagai event kejuaraan lainnya, yang semakin memperkuat posisinya sebagai atlet muda berpotensi dan pelatih berpengaruh di lingkungannya.Raynor juga merupakan pribadi yang senang mencari tahu hal-hal baru. Ia selalu terdorong untuk memahami sesuatu secara lebih dalam dan memiliki keinginan kuat untuk terus berkembang. Sifat inilah yang membawanya aktif mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri di luar kampus. Salah satu pengalaman berharga yang memperluas wawasannya adalah ketika ia mengikuti program Generasi Digital Intelektual (GDI).Dalam kegiatan GDI tersebut, Raynor mendapatkan banyak wawasan baru, mulai dari materi yang diberikan hingga interaksi dengan peserta lain yang memiliki gaya dan kemampuan unik masing-masing. Ia merasa kagum dengan semangat dan keterampilan para peserta lain yang menginspirasi dirinya untuk terus berkembang. Pengalaman itu menjadi titik penting bagi Raynor untuk memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan yang bisa saling melengkapi dan menguatkan.Bagi Raynor, mengikuti GDI bukan sekadar pengalaman belajar, melainkan kesempatan untuk melihat potensi diri dari perspektif yang lebih luas. Ia kini semakin yakin bahwa untuk menjadi pemimpin dan pribadi yang bermanfaat, seseorang harus terus membuka diri terhadap pengetahuan baru dan belajar dari orang-orang di sekitarnya.Dengan semangat itu, Raynor memegang teguh motto hidupnya:“Jadilah seseorang yang tidak dapat diperintah oleh orang lain.”Serta kata-kata yang menjadi pedoman dalam setiap langkahnya:“Rawatlah kebunmu dengan indah, maka kupu-kupu akan datang dengan sendirinya.”Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriBaginya, makna kalimat tersebut adalah bahwa jika seseorang terus memperbaiki diri dan menumbuhkan hal-hal baik dalam kehidupannya, maka kesuksesan dan kebahagiaan akan datang dengan sendirinya tanpa harus dikejar. Dengan nilai-nilai ini, Raynor bertekad untuk menjadi pribadi yang tidak hanya tangguh dan mandiri, tetapi juga mampu menginspirasi banyak orang melalui tindakan nyata dan ketulusan dalam berkembang.Di dalam dirinya, selalu ada satu keyakinan sederhana yang menjadi pengingat setiap kali ia melangkah:“Berkembang, berkembang, berkembang sampai akhir.”Kalimat itu bukan sekadar kata motivasi, tetapi prinsip hidup yang menuntunnya untuk terus bertumbuh, tidak berhenti belajar, dan terus berproses menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.***
Read More TOP 10 Besar Duta GDI Elak Enggraini: Menggenggam Mikrofon, Menyuarakan Inklusi, dan Menginspirasi Generasi Digital
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Elak Enggraini: Menggenggam Mikrofon, Menyuarakan Inklusi, dan Menginspirasi Generasi DigitalDi tengah cepatnya perkembangan teknologi dan informasi, Indonesia membutuhkan sosok muda yang tidak hanya cerdas beradaptasi, tetapi juga mampu menjadi jembatan komunikasi dan inspirasi.Sosok itu hadir dalam diri Elak Enggraini, mahasiswi berprestasi Ilmu Komunikasi dari Universitas Bina Darma, yang kini telah resmi melangkah sebagai finalis Duta Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025. Dengan label dirinya sebagai Communication & Digital Ambassador, Elak fokus mengedukasi publik melalui media, didukung oleh rekam jejak kepemimpinan dan kontribusi digital yang terbukti kuat di panggung nasional maupun internasional.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Perjalanan Elak adalah cerminan ambisi yang melampaui batas kampus. Ia dipercaya menjadi Delegasi Indonesia dalam program International Student Mobility di UPSI Malaysia pada tahun 2025, sebuah kesempatan emas yang memperluas wawasannya tentang keragaman budaya dan akademik global.Kecakapannya di bidang akademik pun diakui dengan raihan penghargaan Best Presenter dalam ajang International Conference (Joint Seminar IV) di Malaysia di tahun yang sama. Menariknya, kecerdasan digital ini berjalan beriringan dengan talenta seni; Elak juga bersinar sebagai Performer Bernyanyi pada Event Internasional 2025, membuktikan bahwa seorang intelektual digital juga wajib memiliki jiwa yang multi-talenta, diperkuat pula dengan pengalamannya sebagai Crew Miracom Entertainment (2023-2024).Di dalam negeri, dedikasi Elak sangat kentara dalam dunia komunikasi publik dan literasi. Keahliannya dalam Public Speaking dan Master of Ceremony (MC) telah membawanya mengemban peran sebagai Penanggung Jawab Administrasi sekaligus MC untuk program Literasi Digital. Ia juga dipercaya untuk memandu acara formal penting seperti Bimtek bersama DISKOMINFO Sumsel. Gairah Elak dalam mencerdaskan publik juga tercurah melalui perannya sebagai aktivis Literasi Digital Tular Nalar dan sering tampil sebagai Pembicara/Narasumber di Podcast RRI Palembang. Melalui platform ini, Elak memastikan pesan-pesan cerdas dan inklusif tersampaikan kepada masyarakat luas, menjadikannya suara yang dapat dipercaya di tengah kebisingan digital.Pengalaman dan Tanggapan Pribadi Selama GDI:Mengikuti rangkaian kegiatan Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025 merupakan sebuah titik balik yang sangat berharga. Saya menyadari bahwa menjadi duta digital adalah sebuah amanah, bukan sekadar membawa gelar, tetapi mengemban tanggung jawab besar untuk memastikan ruang digital kita menjadi tempat yang sehat, beretika, dan produktif.GDI memberikan saya kesempatan langka untuk berjejaring dengan para pemuda visioner dari berbagai latar belakang, sekaligus mempertajam fokus saya pada isu kritis seperti inklusi digital dan penanggulangan misinformasi. Meskipun tantangan untuk menyeimbangkan peran kepemimpinan dan aktivisme digital terasa berat, bimbingan para mentor dan semangat kolaborasi dari sesama finalis membuat saya semakin termotivasi. Saya bertekad menjadikan setiap unggahan, siaran, dan proyek sebagai upaya nyata yang berkelanjutan untuk mencerdaskan dan memberdayakan bangsa.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriVisi kepemimpinan Elak tidak hanya berhenti pada ranah media, melainkan diwujudkan dalam aksi nyata dengan dampak sosial yang inklusif. Ia memimpin inisiatif krusial sebagai Ketua Pelaksana Kelas Sertifikasi Bahasa Isyarat 2025. Proyek ini adalah manifestasi komitmen Elak untuk menjembatani komunikasi bagi komunitas Tuli, membuktikan bahwa teknologi dan komunikasi harus mampu menciptakan ruang digital yang lebih ramah bagi semua kalangan. Komitmennya pada kepemimpinan juga terlihat jelas sebagai Penanggung Jawab Divisi Humas Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (2023-2024) dan Wakil Ketua Divisi Syiar LDK Al-Qorib (2024-2025).Dengan gabungan prestasi akademik, keterampilan komunikasi, dan kepedulian sosial yang kuat diperkaya pula dengan skill non-akademik seperti Juara 2 Kejuaraan Karate (2018) dan keaktifan dalam kegiatan tilawah Elak Enggraini adalah representasi utuh dari generasi muda yang cerdas dan berintegritas. Sebagai finalis Duta GDI 2025, Elak siap menjadi inspirasi, mengangkat standar intelektual dan mencerdaskan generasi digital Indonesia.***
Read More TOP 10 Besar Duta GDI Petronella Awom Membangun Harapan dan Kesehatan dari Indonesia
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Petronela Awom lahir di Raja Ampat, Papua Barat Daya, pada 13 Juli 2003. Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang ramah, bersemangat, dan memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama. Perjalanan pendidikannya membawanya merantau ke Palembang, Sumatera Selatan, setelah berhasil lolos melalui program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) pada tahun 2023.Ditengah arus perkembangan teknologi yang begitu cepat ,muncul sosok muda yang inspiratif yang membuktikan bahwa semangat belajar belajar dan kenginan untuk berkontribusi dapat membawa perubahan besar.Ia adalah (petronela awom ) ,finalis Duta Digital GDi 2025 ,yang hadir dengan tekat yang kuat untuk menjadi bagian dari generasi digital yang cerdas ,beretika ,dan berdampak bagi masyaratakat .10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Sejak awal ,(petronela awom ) percaya bahwa dunia digital bukan hanya tentang media sosial atau teknologi canggih,tetapi tentang bagaimana kita bisa menggunakan teknologi untuk menebar manfaat.Dalam perjalanan memngikuti ajang Duta Digital (petronela awom) mendapatkan pengalamaan berharga .saya belajar tentang pentingnya literasi digital,etika bermedia sosial ,dan bagaimana menjadi pribadi yang kreatif dan bertanggung jawab di dunia maya.Tak hanya itu (petronela awom) juga menilai bahwa kegiatan ini membuka ruang untuk bertemu dengan banyak individu hebat dari berbagai daerah .Bagi (petronela awom ) ,menjadi Duta digital berati menjadi jembatan antra pengetahuan dan Tindakan .ia ingin terus mengispirasi anak muda agar bijak dalam penggunaaan teknologi ,berani berinovasi ,dan selalau menjaga identidas serta nilai-nilai positif bangsa di dunia digital.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriPERJALANAN AKDEMIK PETRONELA AWOMLahir di tanah yang Indah nan kaya budaya ,RAJA AMPAT ,PAPUA BARAT DAYA ,(petronela awom) tumbuh dengan semangat pantang menyerah dan tekad kuat untuk menggapai Pendidikan tinggi.sejak kecil ,ia percaya bahwa pendidikann adalah jalan untuk membawa perubahan bagi diri sendiri dan daerah asanya .Pada tahun 2023,(petronela ) berhasil lulus seleksi BEASISWA AFIRMASI PENDIDIKAN TINGGI (ADIK) ,sebuah program pemerintah yang memberikan kesempatan kepada putra -putri daerah 3T (terdepan ,terluar ,tertinggal ) untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi ternama di Indonesia melalui beasiswa tersebut ,ia di terima di UNIVERSITA SRIWIJAYA ,PALEMBANG ,SUMATRA SELATAN , dan kini tengah menempuh pendiidkan sebagai mahsiswa program studi S1 GIZI .***
Read More Finalis 10 Besar Duta GDI Anita Cindhy Maulani Menyalakan Semangat Inovasi di Era Digital
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Di tengah arus perkembangan teknologi yang semakin cepat, Anita Cindhy Maulani hadir sebagai salah satu sosok muda yang berkomitmen untuk menjadi bagian dari perubahan digital Indonesia Anita Cindhy Maulani Mahasiswa Kelahiran 03 Februari 2006 ini Berasal dari Palembang Yang Sedang Berkuliah di Sekolah tinggi ilmu kesehatan bina Husada Palembang Dengan jurusan S1 Kebidanan ia dikenal sebagai pribadi yang visioner, kreatif, dan memiliki semangat tinggi untuk terus belajar serta berbagi pengetahuan di dunia digital.Sejak awal, ketertarikan Anita Cindhy Maulani terhadap dunia teknologi dan inovasi digital tumbuh dari rasa ingin tahu tentang bagaimana teknologi bisa menyelesaikan berbagai tantangan di masyarakat. Dari situ, ia mulai aktif mengikuti berbagai pelatihan, kompetisi, dan proyek digital yang mengasah kemampuan berpikir kritis dan kolaboratifnya.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Menjadi bagian dari Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025 menjadi salah satu pengalaman paling berkesan dalam perjalanan pengembangan dirinya. Selama mengikuti kegiatan GDI,Cindhy merasakan suasana yang penuh semangat kolaborasi, inspirasi, dan pembelajaran lintas bidang.“Saya belajar bahwa menjadi intelektual digital bukan hanya soal kemampuan teknologi, tapi juga tentang empati, nilai, dan keberanian untuk berbagi manfaat bagi sesama,” ungkapnya.Melalui berbagai sesi pelatihan dan tantangan yang diberikan, Cindhy semakin memahami pentingnya inovasi yang berlandaskan nilai kemanusiaan dan keberlanjutan. Ia berharap, melalui GDI, ia dapat menjadi bagian dari generasi muda yang tidak hanya melek digital, tetapi juga berdaya saing dan beretika dalam memanfaatkan teknologi.Dengan semangat “Digital for Humanity”, Cindhy terus melangkah menyalakan obor perubahan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk terus berinovasi, berkolaborasi, dan memberi dampak nyata bagi bangsa.Perjalanan Akademik dan Kepemimpinan Anita Cindhy MaulaniPerjalanan akademik Anita Cindhy Maulani menjadi bukti nyata bahwa kecerdasan dan kreativitas dapat berjalan beriringan. Mahasiswi Program Studi S1 Kebidanan Universitas STIK BINA HUSADA ini dikenal sebagai sosok yang aktif, disiplin, dan berprestasi tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga di dunia seni dan organisasi kemahasiswaan.Sejak awal menempuh pendidikan tinggi, Cindhy menunjukkan kecintaannya terhadap dunia tari. Baginya, menari bukan sekadar gerak ritmis, melainkan media untuk mengekspresikan nilai, budaya, dan semangat muda. Melalui berbagai penampilan dan kegiatan seni, ia belajar tentang makna kerja keras, disiplin, serta kemampuan untuk menyalurkan emosi dan pesan positif kepada orang lain. Dunia tari mengajarkannya bahwa keindahan tidak lahir dari kesempurnaan, melainkan dari ketulusan dalam berkarya Pada ajang Unjuk bakat Duta Gdi 2025 ,Cindhy Menampilkan Sebuah Tarian Kipas Dengan Lagu Layar Batuta Dengan anggun dan memukau PerhatianKegiatan sehari hari nya pun menjadi content kreator di media sosial tiktok dan InstagramSelain aktif dalam seni, Cindhy juga menyalurkan potensinya melalui organisasi kampus. Ia dipercaya memegang jabatan penting sebagai Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), di mana ia berperan dalam mengelola administrasi, menjaga koordinasi, serta memastikan setiap program berjalan dengan baik. Kemampuannya dalam berkomunikasi dan mengatur strategi menjadikannya sosok yang andal dalam tim.Tak berhenti di situ, Cindhy kemudian diamanahkan sebagai Menteri Luar Kampus, posisi yang memberinya kesempatan untuk menjalin relasi dan kerja sama dengan berbagai lembaga di luar kampus. Melalui peran ini, ia belajar arti diplomasi, jejaring, dan kepemimpinan yang berpihak pada kolaborasi. Ia percaya bahwa menjadi pemimpin bukan tentang posisi, tetapi tentang memberi dampak dan inspirasi bagi orang lain.Di luar dunia akademik dan organisasi, Cindhy juga aktif mengikuti berbagai kompetisi dan ajang bergengsi. Salah satu pencapaiannya yang membanggakan adalah terpilih sebagai "Putri Modeling Nusantara 2025 " Dengan Kategori Modesty end elegance Mendapatkan Juara Ke 2 sebuah penghargaan yang mencerminkan keanggunan, kecerdasan, serta kemampuan berbicara dan berpenampilan yang memancarkan nilai-nilai generasi muda Indonesia.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriBagi Anita Cindhy Maulani semua pengalaman tersebut bukan sekadar deretan aktivitas, tetapi perjalanan pembentukan karakter. Ia percaya bahwa menjadi mahasiswa di era digital menuntut keseimbangan antara akademik, kreativitas, dan kepemimpinan. Setiap langkah yang diambilnya adalah bentuk komitmen untuk terus belajar, berinovasi, dan membawa nilai positif bagi lingkungan sekitar.Dengan semangat itu, Anita Cindhy Maulani terus melangkah maju menari di atas panggung kehidupan, memimpin dengan hati, dan bersinar sebagai sosok inspiratif yang membuktikan bahwa intelektualitas dan keindahan bisa berjalan seiring dalam diri seorang generasi digital Indonesia.***
Read More Annisa Rizky Utami TOP 10 Duta GDI "Menyalakan Semangat Percaya Diri Dari Zona Nyaman Menuju Dunia Digital"
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Di tengah semangat generasi muda Indonesia yang kian aktif beradaptasi dengan perkembangan teknologi, muncul sosok inspiratif bernama Annisa Rizky Utami. Gadis kelahiran Palembang, 9 September 2005 ini merupakan salah satu Finalis Duta Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025, yang hadir membawa semangat baru bagi anak muda untuk terus tumbuh, belajar, dan berani keluar dari zona nyaman.Kini, di usianya yang baru menginjak 20 tahun, Annisa tengah menempuh pendidikan Strata-1 di Universitas Bina Darma Palembang, dengan memilih jurusan Manajemen. Pilihan jurusan ini bukan tanpa alasan baginya, manajemen bukan sekadar ilmu tentang mengatur sumber daya, tetapi juga tentang bagaimana seseorang dapat mengelola diri sendiri, waktu, dan potensi yang dimiliki agar menjadi pribadi yang lebih produktif dan berdampak.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifPerjalanan Annisa menuju titik ini bukanlah sesuatu yang datang dengan mudah. Ia tumbuh sebagai pribadi yang percaya bahwa keberhasilan tidak selalu diukur dari prestasi akademik semata. “Saya bukan tipe orang yang menonjol di bidang akademik,” ungkap Annisa dengan jujur. Namun, keterbatasan itu tidak membuatnya berhenti berjuang. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Annisa telah aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan non-akademik, mulai dari lomba seni, kepemimpinan, hingga kegiatan organisasi yang menumbuhkan rasa tanggung jawab dan percaya diri.Dari sanalah semangatnya tumbuh. Ia belajar bahwa pengalaman adalah guru terbaik, dan setiap kesempatan yang datang merupakan ruang untuk berkembang. Keikut sertaannya dalam ajang Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025 menjadi salah satu titik penting dalam perjalanan pengembangan dirinya. Annisa mengaku bahwa selama mengikuti kegiatan GDI, ia menemukan begitu banyak hal baru yang membuka cara pandangnya terhadap dunia digital dan peran generasi muda di dalamnya.“Bagi saya, GDI bukan hanya tentang kompetisi. Ini adalah wadah untuk belajar menjadi pribadi yang berani, berpikir kritis, dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Melalui berbagai kegiatan dan pelatihan di GDI, saya memahami bahwa dunia digital tidak hanya membutuhkan kemampuan teknis, tetapi juga karakter yang kuat, komunikasi yang baik, dan empati terhadap sesama,” tutur Annisa dengan penuh semangat.Selama proses kegiatan GDI, Annisa juga mendapatkan banyak pengalaman berharga, mulai dari bertukar ide dengan peserta lain dari berbagai Instansi, belajar memahami perbedaan, hingga mengasah kemampuan berbicara di depan publik. Semua itu menjadi pengalaman berharga yang menumbuhkan kepercayaan dirinya untuk terus melangkah maju. Ia juga merasa bangga dapat menjadi bagian dari Anggota GDI yang inspiratif dan kolaboratif, di mana setiap individu didorong untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta inovasi dan perubahan positif di masyarakat.Bagi Annisa, mengikuti GDI merupakan bentuk pembuktian kepada dirinya sendiri bahwa keberanian untuk mencoba hal baru bisa mengubah banyak hal. “Saya belajar untuk tidak takut gagal, karena setiap kegagalan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya membangun mental tangguh dan rasa percaya diri, dua hal yang menurutnya sangat dibutuhkan di era digital yang serba cepat dan kompetitif.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Kini, Annisa terus melangkah dengan semangat yang sama, semangat untuk belajar dan memberi dampak. Ia ingin menjadi contoh bagi anak muda lainnya, terutama bagi mereka yang mungkin pernah merasa kurang percaya diri atau tidak cukup unggul di bidang akademik. Melalui kisahnya, Annisa ingin menyampaikan pesan bahwa setiap orang memiliki keistimewaan dan jalannya masing-masing untuk bersinar, selama mereka berani berusaha dan konsisten memperjuangkan apa yang mereka yakini.Dengan tekad dan keyakinan yang kuat, Annisa Rizky Utami membuktikan bahwa keluar dari zona nyaman bukanlah hal yang menakutkan, melainkan langkah awal untuk menemukan versi terbaik dari diri sendiri. Sosoknya menjadi cerminan generasi muda yang tidak hanya adaptif terhadap teknologi, tetapi juga berintegritas, kreatif, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi, nilai-nilai yang sejalan dengan semangat Generasi Digital Intelektual 2025.***
Read More TOP 10 Inovasi GDI Chatbot AI Penempa Jati Diri dan Emosi Generasi Muda
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Tim inovator muda dari SMAN 1 Belitang yakni tim EmoVisionaries, pencipta RASA, yang berkomitmen menghadirkan solusi teknologi untuk mendukung kesehatan mental dan kecerdasan emosional teman sebaya mereka. Yang terdiri atas Fathur Ndika Astyawan sebagai ketua tim dan Septiana Ramadhani, Ajeng Lintangsari, dan Yohana Devi Setiawati sebagai anggota tim dengan guru pembimbing bapak Bagus Pancawiratama S,Pd.,M.Pd. serta bapak Nur Rohmad Safarrudin, M.Pd.Latar Belakang dan Inspirasi Inovasi Chatbot AI RASAMasa remaja adalah fase di mana seseorang mulai mencari makna diri, jati diri, serta arah hidupnya. Namun, banyak siswa yang merasa kesulitan dalam mengenal diri sendiri akibat tekanan akademik, lingkungan sosial yang kompetitif, dan kurangnya ruang aman untuk bercerita.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Tim EmoVisionaries menyadari fenomena ini di lingkungan sekolah mereka. “Banyak teman kami merasa tidak percaya diri, bahkan takut untuk berbicara tentang perasaannya,” ujar Fathur Ndika Astyawan, ketua tim. Dari kegelisahan itu, lahirlah ide menghadirkan sebuah ruang digital yang bisa menjadi teman refleksi dan pendamping emosional bagi siswa — yang kemudian dikenal sebagai RASA.Deskripsi Produk: RASA, Chatbot AI untuk Jati DiriRASA merupakan sebuah website interaktif berbasis Chatbot AI yang dirancang untuk membantu siswa mengenali jati diri, mengasah kecerdasan emosional (EQ), dan melakukan refleksi diri secara mandiri. Melalui teknologi kecerdasan buatan (AI), RASA menyediakan ruang aman bagi siswa untuk bercerita, menulis jurnal harian, serta menjawab pertanyaan reflektif seputar minat, kepribadian, dan cita-cita. Semua data bersifat pribadi, sehingga pengguna dapat berbagi tanpa rasa takut dihakimi. RASA memiliki beberapa fitur utama diantaranya:Tes Minat & Cita-Cita: serangkaian pertanyaan interaktif untuk mengenali potensi diri.Jurnal Harian: tempat menulis pengalaman dan refleksi diri. Manfaat dan DampakInovasi ini tidak hanya menjadi solusi teknologi, tapi juga gerakan empati digital. Melalui RASA, siswa dapat: Mengenal diri dan emosi mereka lebih baik, meningkatkan kepercayaan diri dalam menentukan arah masa depan, menemukan dukungan emosional meskipun tanpa bimbingan langsung dari guru BK. Dengan kemudahan akses melalui mobile maupun laptop, RASA diharapkan menjadi teman belajar dan refleksi bagi seluruh pelajar di Indonesia.Proses Kreatif dan Kolaborasi TimTim EmoVisionaries yang terdiri dari Fathur Ndika Astyawan, Septiana Ramadhani, Ajeng Lintangsari, dan Yohana Devi Setiawati berkolaborasi dalam setiap tahap pembuatan inovasi ini. Dalam prosesnya, mereka memanfaatkan berbagai platform digital seperti Cursor AI, GitHub, dan Railway.app untuk merancang, mengembangkan, dan mempublikasikan web RASA. Mereka juga banyak berdiskusi dengan guru BK serta teman-teman sekelas untuk memahami kebutuhan emosional remaja saat ini.“Kerja tim ini tidak hanya tentang membuat produk, tapi juga tentang memahami manusia,” tutur Ajeng, salah satu anggota tim.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriPesan dan HarapanTim EmoVisionaries berharap RASA dapat menjadi ruang refleksi digital yang ramah dan bermanfaat bagi semua pelajar. Mereka percaya, kecerdasan emosional dan kemampuan refleksi diri adalah fondasi penting untuk membangun generasi muda yang tangguh, sadar diri, dan berkarakter.“Semoga RASA bisa membantu banyak siswa mengenal siapa dirinya, bukan hanya apa yang orang lain lihat,” tutup Yohana penuh harap.Dengan inovasi ini, mereka membuktikan bahwa teknologi tidak hanya tentang kecerdasan mesin, tapi juga tentang menghidupkan rasa kemanusiaan di era digital.***
Read More Synapse Team Lolos 10 Besar GDI Fest 2025 dengan Inovasi Website Escape Room Edukatif
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Synapse Team berhasil menembus 10 besar finalis Inovasi Generasi Digital Intelektual (GDI) Fest 2025 dengan membawa konsep inovatif yang menggabungkan dunia pendidikan dan teknologi game. Website Escape Room Pembelajaran Interaktif mereka menjadi sorotan sebagai solusi kreatif menghadapi rendahnya minat belajar siswa Indonesia.Kompetisi GDI Fest 2025 yang diprakarsai oleh Ketua Umum Prof. Dr. Edi Surya Negara, S.Kom., M.Kom., menjadi ajang bagi para inovator muda untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam menciptakan solusi digital yang bermanfaat bagi masyarakat.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifBerangkat dari Keresahan Nyata"Kami melihat minat belajar siswa Indonesia masih rendah. Tapi saat bermain game, mereka bisa betah berjam-jam. Dari situ kami berpikir, kenapa tidak digabungkan saja?", ungkap tim Synapse saat menjelaskan ide di balik inovasi mereka.Website Escape Room ini menghadirkan pengalaman belajar yang sama sekali berbeda dari metode konvensional. Siswa harus memecahkan soal-soal pelajaran untuk mendapatkan kunci yang membuka pintu ruangan berikutnya, seolah-olah mereka sedang bermain game petualangan.Konsep Game yang Menantang dan EdukatifDalam website ini, pemain akan menjelajahi berbagai ruangan virtual. Setiap ruangan memiliki tantangan edukatif yang harus diselesaikan. Misalnya soal matematika seperti "Jika f(x) = 2x² – 3x + 1, hitung f(2)". Jawaban benar akan memberikan kunci untuk membuka pintu berikutnya.Yang membuat platform ini semakin menarik adalah berbagai elemen gamifikasi. Selain kunci, pemain juga bisa mendapatkan koin sebagai reward tambahan yang dapat ditukar di Shop untuk membeli item, pakaian, atau karakter baru. Ikon jam pengejar waktu yang muncul secara acak menambah ketegangan dan mengasah kemampuan berpikir cepat siswa."Pemain bebas memilih urutan ruangan, yang memengaruhi strategi waktu dan progres mereka. Ini melatih kemampuan berpikir strategis," jelas tim.Fitur Lengkap untuk Pengalaman MaksimalWebsite Escape Room Synapse dilengkapi dengan tiga fitur utama:Shop, tempat pemain menukar koin hasil permainan untuk membeli item, pakaian, atau karakter baru yang membuat pengalaman bermain lebih personal.Leaderboard, menampilkan peringkat berdasarkan kecepatan dan ketepatan pemain, mendorong kompetisi sehat dan memotivasi siswa untuk terus meningkatkan performa mereka.Gallery Shop, menyediakan variasi latar tempat seperti ruang kelas atau laboratorium untuk memperkaya suasana visual tanpa mengubah mekanik utama permainan.Dampak untuk Ekosistem Pendidikan DigitalInovasi Synapse Team memberikan manfaat ganda. Bagi siswa, website ini menjadi alternatif belajar yang tidak membosankan dan mendorong mereka untuk aktif berpikir kritis serta memecahkan masalah. Bagi guru, platform ini menawarkan model pembelajaran digital yang relevan dengan karakteristik generasi Z yang tumbuh bersama teknologi."Website Escape Room Synapse menghadirkan solusi inovatif untuk pembelajaran digital yang lebih interaktif, menantang, dan menyenangkan," tutur tim dengan antusias.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriHarapan untuk Masa Depan Digital IndonesiaSebagai finalis 10 besar GDI Fest 2025, tim Synapse memiliki harapan besar untuk kontribusi mereka terhadap pendidikan Indonesia. "Kami berharap platform ini bisa digunakan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia. Bayangkan kalau guru memberikan tugas dalam bentuk escape room seperti ini, pasti siswa lebih semangat belajar."Tim juga menyampaikan pesan kepada sesama inovator muda. "Jangan takut memulai dari ide kecil. Dari keresahan sederhana tentang sistem pendidikan, kami coba wujudkan solusi nyata. Indonesia butuh lebih banyak inovator yang berani berpikir berbeda."Dengan lolos sebagai finalis 10 besar, Synapse Team kini siap menunjukkan karya mereka di panggung yang lebih besar, membuktikan bahwa pembelajaran digital bisa menjadi petualangan yang menyenangkan sekaligus bermakna (Tim Synapse – Finalis TOP 10 Inovasi Generasi Digital Intelektual (GDI) Fest 2025. Mengubah Pembelajaran Menjadi Petualangan Digital).***
Read More 










