Pesan Pilu Sebelum Jatuh: Mahasiswi Unpak Tinggalkan Surat untuk Orang Tuanya
Pesan Pilu Sebelum Jatuh: Mahasiswi Unpak Tinggalkan Surat untuk Orang Tuanya
Lingkaran.id - Sebuah lembar kertas putih yang ditemukan di lokasi kejadian menjadi petunjuk penting bagi polisi dalam mengungkap motif di balik jatuhnya Ira Siti Nurazizah, mahasiswi Universitas Pakuan (Unpak), Bogor, Jawa Barat, dari lantai tiga Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Surat tersebut diduga kuat merupakan pesan terakhir yang ditulis Ira sebelum insiden nahas itu terjadi.Ira, mahasiswi semester tiga Fakultas Ekonomi dan Bisnis, diduga menuliskan pesan untuk kedua orang tuanya menggunakan tinta hitam dan Bahasa Sunda. Dari isi tulisannya, terlihat jelas bahwa korban tengah diliputi penyesalan mendalam dan perasaan gagal sebagai seorang anak. Kata “maaf” menjadi pembuka dari pesan yang sangat emosional tersebut.Besaran Tunjagan Profesi Guru November 2025: Rp2 Juta hingga Setara Gaji Pokok, Ini Syarat PencairannyaDalam surat itu, Ira menuliskan ungkapan kelelahan dan tekanan mental yang ia hadapi. Ia menyebut hatinya sudah tidak kuat lagi menahan beban, dan berulang kali meminta maaf kepada ibu dan ayahnya karena merasa telah mengecewakan mereka dan tidak mampu menjadi anak yang baik.Kapolsek Bogor Utara, Komisaris Polisi Waluyo, mengatakan bahwa keberadaan surat tersebut menjadi indikasi kuat bahwa Ira berniat mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai tiga gedung kampus. Namun, ia menegaskan bahwa penyidik masih terus mendalami berbagai informasi untuk memastikan motif yang sebenarnya, terlebih karena korban masih dalam kondisi hidup.“Dugaan sementara mengarah pada percobaan bunuh diri. Surat itu ditemukan langsung oleh tim penyidik di lokasi,” ujar Waluyo pada Kamis (13/11/2025). “Kami tetap menggali keterangan tambahan karena korban masih dalam perawatan intensif,” tambahnya.Saat ini, Ira menjalani perawatan di RSUD Ciawi setelah terlebih dahulu mendapat penanganan di RS Mayapada. Proses pemindahan rumah sakit dilakukan atas permintaan keluarga karena lokasi yang lebih dekat dengan tempat tinggal. Menurut pihak kepolisian, Ira mengalami luka pada bagian pinggul dan kepala akibat jatuh dari ketinggian.Polisi telah meminta keterangan dari keluarga korban. Dari penuturan mereka, Ira diketahui tidak pernah bercerita mengenai masalah pribadi, termasuk soal hubungan asmara. Orang tuanya mengaku tidak mengetahui penyebab tekanan mental yang dialami anak mereka. Karena itu, penyidik masih mendalami maksud dan latar belakang dari surat yang ditinggalkan.Sebelumnya, Ira dilaporkan jatuh dari lantai tiga Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pakuan pada Rabu (12/11/2025). Saat kejadian, ia diketahui tengah duduk di atas pagar pembatas sebelum akhirnya terjatuh. Insiden tersebut terekam kamera pengawas kampus dan kemudian beredar luas di media sosial.Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpak, Towaf Totok Irawan, menyampaikan bahwa pihak kampus telah berkoordinasi penuh dengan polisi untuk mengusut kejadian ini. Ia menyebut penyidik masih mengumpulkan berbagai keterangan guna memastikan kronologi dan penyebab jatuhnya mahasiswi tersebut.Detik-Detik Jembatan Hongqi di Sichuan Ambruk: Rekaman Video Viral di Media SosialTotok menegaskan bahwa pihak kampus merasa sangat prihatin dan berharap Ira dapat segera pulih. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan spekulasi ataupun informasi yang belum terverifikasi terkait kasus ini.“Kami berharap semua pihak menahan diri untuk tidak menyebarkan informasi yang belum jelas. Fokus kami adalah memastikan korban mendapatkan penanganan terbaik,” ungkapnya.
Read More
18 Ribu Ayam Tewas Karena Listrik Padam, Somasi Diabaikan, PLN Kini Digugat
18 Ribu Ayam Tewas Karena Listrik Padam, Somasi Diabaikan, PLN Kini Digugat
Lingkaran.id - Seorang peternak ayam broiler asal Gampong Blang Raja, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Muhammad Hatta, secara resmi mengajukan gugatan terhadap Perusahaan Listrik Negara (PLN) ke Pengadilan Negeri (PN) Blangpidie. Langkah hukum ini diambil setelah 18 ribu ayam miliknya mati massal menyusul pemadaman listrik selama tiga hari berturut-turut pada akhir September 2025.Kuasa hukum Hatta, Miswar, menjelaskan bahwa sebelum membawa kasus ini ke pengadilan, pihaknya telah melakukan tiga kali somasi kepada PT PLN di Jakarta untuk menuntut kompensasi atas kerugian yang terjadi. Somasi pertama dilayangkan pada 6 Oktober 2025, namun tidak mendapatkan tanggapan. Somasi kedua pada 13 Oktober 2025 juga tidak direspons. Baru setelah somasi ketiga pada 20 Oktober 2025, PLN UID Aceh memberikan jawaban, meski sebatas permohonan maaf atas pemadaman listrik yang terjadi tanpa kejelasan lebih lanjut.Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda Digital“Gugatan ini telah kami daftarkan ke Pengadilan Blangpidie pada Rabu (12/11/2025),” ujar Miswar dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (13/11/2025).Ia menjelaskan bahwa pemadaman listrik berkepanjangan tersebut berdampak langsung terhadap usaha peternakan kliennya yang mengandalkan sistem ventilasi dan penerangan listrik untuk kandang ayam. Menurutnya, pada 29 September 2025 telah terjadi pemadaman lebih dari 12 jam per hari selama tiga hari berturut-turut tanpa adanya pemberitahuan resmi dari PLN.Meski Hatta telah menyiapkan genset sebagai sumber listrik cadangan, ketidakpastian hidup-matinya listrik membuat genset tersebut bekerja terlalu keras hingga akhirnya meledak. Kondisi semakin diperburuk karena SPBU juga tidak beroperasi, sehingga pembelian BBM untuk genset baru pun tidak memungkinkan.Miswar menyebutkan bahwa kelalaian PLN dalam memberikan pemberitahuan resmi dan kompensasi merupakan tindakan yang memenuhi unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana diputuskan Mahkamah Agung dalam Putusan No. 1229 K/Pdt/2006 serta Putusan MA No. 2314 K/Pdt/2013. Oleh karena itu, pihaknya menilai PLN layak dimintai pertanggungjawaban secara perdata.Sebagai perusahaan penyedia listrik, tegas Miswar, PLN seharusnya mematuhi ketentuan Pasal 29 ayat (1) UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan yang mewajibkan penyedia layanan memberikan pelayanan terbaik serta kompensasi bagi pelanggan atas kelalaian dalam pengoperasian listrik. Selain itu, PLN disebut turut melanggar Pasal 19 ayat (1) dan (2) UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menegaskan tanggung jawab pelaku usaha atas kerugian konsumen.Akibat pemadaman tersebut, Hatta mengalami kerugian materil sebesar Rp784.200.000 yang meliputi hilangnya 18 ribu ayam potong siap panen berbobot rata-rata 2 kilogram. Selain itu, ia juga mengalami kerugian inmateril berupa rusaknya reputasi usaha, hilangnya kepercayaan mitra, hingga penderitaan moril yang ditaksir mencapai Rp1 miliar.“Atas dasar itu, kami menuntut PLN untuk membayar ganti rugi materil sebesar Rp784,2 juta dan kerugian inmateril Rp1 miliar secara tunai dan sekaligus,” tegas Miswar.Dr. Sulaiman Helmi SE.,M.M.,C.M.A. Siap Bangun KKSS Sumsel Yang Inklusif Dan Adaptif, Minta Restu Ketua Umum Amran SulaimanSebelumnya, Hatta mengungkapkan bahwa seluruh ayamnya mati pada hari ketiga pemadaman setelah genset yang menjadi satu-satunya sumber listrik cadangan berhenti beroperasi karena terlalu panas. Ia mengatakan telah berupaya mempertahankan ayam-ayam tersebut dengan menggunakan sistem close house yang sangat bergantung pada blower dan ventilasi listrik. Namun, ketika genset mati dan listrik tidak segera pulih, suhu kandang meningkat tajam dan menyebabkan kematian massal.“Saya benar-benar kecewa karena PLN tidak memberikan kepastian kapan listrik bisa normal. Saya berharap PLN bertanggung jawab atas kerugian yang saya alami,” ujar Hatta.***
Read More
Heboh! Anak Eks Bupati Diduga Kendalikan 16 Dapur SPPG
Heboh! Anak Eks Bupati Diduga Kendalikan 16 Dapur SPPG
Lingkaran.id - Rumor mengenai dugaan penguasaan 16 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) oleh mantan Bupati Aa Umbara tengah menjadi perbincangan hangat publik. Isu tersebut mengemuka setelah insiden dugaan keracunan makanan yang menimpa sejumlah siswa SMP Swasta Bina Karya di Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah.Menjawab tudingan tersebut, Andri Wibawa putra dari mantan Bupati Bandung Barat Aa Umbara meluruskan informasi yang beredar. Ia menegaskan bahwa pengelolaan dapur SPPG di wilayah Sukatani merupakan tanggung jawabnya secara pribadi, bukan berada di bawah kendali ayahnya.Aksi Tak Patut di Atas Panggung, Pendakwah Muda Kediri Dikecam Publik dan PBNU“Perlu diluruskan terlebih dahulu. Untuk dapur yang saya kelola, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya, bukan ayah saya,” ujar Andri.Andri juga menjelaskan bahwa meskipun terdapat 16 titik SPPG yang tercatat, saat ini hanya lima dapur yang benar-benar beroperasi. Sisanya masih menunggu kesiapan sumber daya sebelum bisa mulai berjalan.Dua Guru di Luwu Utara Dipecat Usai Galang Iuran Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer, Presiden Beri Rehabilitasi“Yang beroperasi sekarang baru lima dapur. Totalnya memang ada 16 titik, namun kami menjalankannya bertahap sesuai kemampuan dan kesiapan,” jelasnya.Sementara itu, data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat menunjukkan bahwa terdapat 122 dapur SPPG yang menjadi bagian dari pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah tersebut. Dari jumlah itu, 36 dapur telah mendapatkan sertifikat Sistem Laik Higiene Sanitasi (SLHS), sedangkan delapan lainnya masih dalam proses penerbitan sertifikat.***
Read More
Aksi Tak Patut di Atas Panggung, Pendakwah Muda Kediri Dikecam Publik dan PBNU
Aksi Tak Patut di Atas Panggung, Pendakwah Muda Kediri Dikecam Publik dan PBNU
Lingkaran.id - Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan beredarnya potongan video yang memicu perdebatan sengit. Rekaman tersebut memperlihatkan seorang pendakwah muda asal Kediri, Gus Elham Yahya, yang tampak mencium seorang anak perempuan di atas panggung saat kegiatan dakwah berlangsung.Video berdurasi singkat itu pertama kali muncul di berbagai platform seperti Instagram dan X (Twitter), lalu dengan cepat menyebar luas dan mengundang reaksi keras dari publik. Banyak warganet menilai tindakan tersebut sebagai perilaku yang tidak pantas dilakukan di ruang publik, terlebih oleh seorang figur agama yang seharusnya menjadi panutan moral.Detik-Detik Jembatan Hongqi di Sichuan Ambruk: Rekaman Video Viral di Media SosialDalam cuplikan yang viral itu, gestur dan gerak tubuh Gus Elham dinilai terlalu intim terhadap anak kecil, memunculkan gelombang kecaman di kolom komentar. Banyak pengguna media sosial menilai peristiwa tersebut telah melewati batas kewajaran dan mencederai nilai-nilai kesantunan dalam berdakwah.Menanggapi derasnya kritik yang mengarah padanya, akun resmi Instagram Gus Elham Yahya mengambil langkah tegas dengan menutup seluruh kolom komentar di unggahan terbaru. Keputusan tersebut dinilai sebagai upaya meredam lonjakan komentar negatif dan menjaga stabilitas citra publik di tengah badai opini yang berkembang.Bagi sebagian orang, langkah ini dianggap sebagai bentuk pengendalian situasi agar tidak menimbulkan perpecahan lebih luas di kalangan pengikutnya. Namun, tidak sedikit pula yang menilai tindakan menonaktifkan kolom komentar itu sebagai bentuk penghindaran dari tanggung jawab moral dan refleksi diri yang semestinya dilakukan oleh seorang tokoh agama.Reaksi publik yang meluas akhirnya juga menarik perhatian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Melalui pernyataan resmi, PBNU menyampaikan keprihatinan mendalam atas perilaku Gus Elham Yahya yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai dakwah Islam. Ketua PBNU, Alissa Wahid, menegaskan bahwa apa yang dilakukan Gus Elham tidak mencerminkan akhlakul karimah dan jelas bertolak belakang dengan prinsip Islam rahmatan lil ‘alamin.“Tindakan itu menodai esensi dakwah yang seharusnya menebarkan keteladanan melalui sikap dan perilaku, bukan sebaliknya,” tegas Alissa di Jakarta.Ia menambahkan, segala bentuk perilaku yang merendahkan martabat manusia terlebih anak-anak merupakan pelanggaran serius terhadap ajaran Islam dan nilai kemanusiaan universal. PBNU, lanjut Alissa, berpegang teguh pada prinsip Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah, yang menekankan keseimbangan antara syariah dan kemanusiaan.“Oleh karena itu, setiap bentuk praktik dakwah yang melanggar maqashid syariah khususnya dalam hal perlindungan kehormatan manusia (hifdz al-‘irdh) tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun,” jelasnya.Ia menekankan pentingnya para pendakwah untuk memahami bahwa penghormatan masyarakat terhadap kiai, nyai, dan ustaz bukanlah tanpa syarat, melainkan karena keteladanan dan kebijaksanaan mereka dalam membimbing umat.“Seorang pendakwah adalah guru yang digugu dan ditiru. Maka, perilaku dan ucapannya harus sejalan dengan nilai-nilai dakwah yang luhur,” imbuhnya.Sebagai tindak lanjut atas maraknya kasus serupa di lingkungan dakwah dan pesantren, PBNU telah membentuk Satuan Tugas Penanggulangan Kekerasan di Pesantren (SAKA). Tim khusus ini bertugas untuk mencegah dan menangani praktik kekerasan, pelecehan, serta penyimpangan moral di lembaga pendidikan Islam.“Pembentukan SAKA merupakan komitmen nyata PBNU untuk menjaga marwah pesantren serta memastikan lingkungan dakwah tetap berlandaskan kasih sayang, akhlak mulia, dan penghormatan terhadap kemanusiaan,” ujar Alissa.PBNU juga menegaskan bahwa tidak ada ruang bagi kekerasan, pelecehan, atau penyalahgunaan otoritas dalam dakwah Islam.“Dakwah harus menumbuhkan kemuliaan, bukan menistakan martabat manusia,” tutupnya dengan nada tegas.Viral! Jerami Bisa Jadi Bahan Bakar Kompor dan Kendaraan, Begini Cara KerjanyaViralnya video tersebut juga melahirkan beragam gerakan kampanye sosial di dunia maya. Sejumlah warganet membuat kolase foto Gus Elham dengan anak-anak perempuan disertai berbagai narasi kecaman, sebagian menyebut tindakannya menjijikkan dan mencoreng citra pendakwah.Kendati demikian, segelintir pihak mencoba memberikan pembelaan dengan alasan bahwa tindakan itu merupakan bentuk kasih sayang kepada anak-anak. Namun, sebagian besar publik menilai bahwa sebagai figur publik, seorang pendakwah memiliki tanggung jawab moral yang tinggi, dan setiap gerak-geriknya di atas panggung akan selalu menjadi sorotan serta memiliki konsekuensi sosial.***
Read More
Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda Digital
Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda Digital
Lingkaran.id - Suasana Atrium OPI Mall Palembang dipenuhi semangat generasi muda dalam Grand Final GDI Fest 2025 yang berlangsung pada 11 November 2025. Ajang digital terbesar di Sumatera Selatan ini menjadi puncak dari rangkaian kegiatan Pemilihan Duta GDI 2025, Lomba Poster, Lomba Videografi, dan Lomba Inovasi Digital. Kegiatan ini menjadi wadah bagi pelajar dan mahasiswa untuk menampilkan kreativitas, inovasi, serta meningkatkan literasi digital di tengah pesatnya transformasi teknologi. Ketua Pelaksana GDI Fest 2025, Muhammad Fajri Riki, S.Kom., dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini telah berlangsung sejak tahap penyisihan dan berhasil menjaring peserta dari berbagai daerah di Sumatera Selatan. Dari seluruh peserta, terpilih 20 besar (Top 20), disusul 10 besar (Top 10), hingga akhirnya melahirkan para juara terbaik di masing-masing kategori.“GDI Fest 2025 merupakan bentuk nyata komitmen kami untuk mendorong literasi digital, kolaborasi, dan inovasi anak muda Sumatera Selatan. Melalui ajang ini, kami ingin mencetak talenta-talenta muda yang siap menghadapi tantangan era digital,” ujar Fajri.Acara bergengsi ini turut dihadiri oleh Ketua Umum Generasi Digital Intelektual (GDI), Prof. Dr. Edi Surya Negara Harahap, S.Kom., M.Kom., serta perwakilan dari Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Kominfo Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Bupati Banyuasin yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Infrastruktur, Ekonomi, dan SDA, serta Dinas Kominfo Kabupaten Banyuasin.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Deretan Pemenang Lomba GDI Fest 2025Lomba VideografiJuara 1: Pinkora – Dinda HumairohJuara 2: Aulia Pradista RahmanisaJuara 3: M. Aid HabibiJuara Favorit: SatyaLomba PosterJuara 1: WhimsyShrimpJuara 2: StarlightJuara 3: Tim WistoriaJuara Favorit: Anandito Pasca Artsono PutraLomba Inovasi DigitalJuara 1: EmoVisionaries – “Rasa”Juara 2: Innovision – “Siwer”Juara 3: SynapseJuara Favorit: SafiraAjang ini juga menghadirkan dua narasumber inspiratif, Muttaqin Noviandy Shariff, M.Kom., dan Hardi Saputra, S.Kom., yang membagikan wawasan mengenai inovasi digital, kecerdasan buatan, serta peluang karier di dunia teknologi.Jajaran dewan juri berasal dari kalangan akademisi dan profesional berpengalaman, di antaranya:Prof. Dr. Edi Surya Negara Harahap, S.Kom., M.Kom.Ria Andryani, M.M., M.Kom.Muttaqin Noviandy Shariff, M.Kom.Dedek Julian, M.Kom.Fikri Imam Nugraha, S.H. (Putra Batik Nusantara)Puncak acara ditandai dengan Pemilihan Duta GDI 2025, yang menjadi simbol lahirnya generasi muda digital berkarakter dan berdaya saing. Adapun para pemenang terpilih sebagai berikut:Juara 1: Nathasya Pernidya AshariJuara 2: Elak EnggrainiJuara 3: Khalillah Adelia LuvyTerfavorit: Anita Cindhy MaulaniAudiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriDalam sambutannya, Prof. Edi Surya Negara Harahap menegaskan bahwa GDI Fest bukan sekadar kompetisi, melainkan gerakan untuk membangun ekosistem digital yang beretika dan berkelanjutan di Sumatera Selatan.“GDI Fest adalah wujud semangat kolaborasi dan literasi digital di kalangan generasi muda. Kita ingin anak muda Sumsel menjadi motor penggerak ekosistem digital yang adaptif, inovatif, dan berdampak positif,” tuturnya.Penutupan Grand Final GDI Fest 2025 berlangsung meriah dengan penyerahan trofi, beasiswa, uang pembinaan, merchandise, dan sertifikat penghargaan kepada seluruh pemenang. Kegiatan ini juga menjadi momentum penting bagi GDI dalam memperkuat jaringan kolaborasi lintas sektor dan menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk berkontribusi melalui dunia digital.Dengan semangat “Berinovasi, Berkarya, dan Berdampak,” GDI Fest 2025 menegaskan posisinya sebagai ajang digital terbesar di Sumatera Selatan yang melahirkan duta dan inovator muda digital masa depan.****
Read More
Top 10 Duta GDI Amanda Marsa Aurellia: Menjadi Cerdas, Bijak, dan Berdampak di Dunia Digital
Top 10 Duta GDI Amanda Marsa Aurellia: Menjadi Cerdas, Bijak, dan Berdampak di Dunia Digital
Lingkaran.id - Dalam diri seorang Amanda Marsa Aurellia, tersimpan semangat muda yang berpadu dengan kecerdasan dan empati. Mahasiswi Fakultas Teknologi dan Informasi Universitas ‘Aisyiyah Palembang ini meyakini bahwa perubahan besar selalu berawal dari langkah kecil, terutama di dunia digital yang penuh dengan peluang dan tantangan. Sebagai peserta Duta Generasi Digital Intelektual (GDI), Amanda tampil sebagai sosok yang tidak hanya berani bermimpi, tetapi juga berani berproses untuk mewujudkannya.Mengikuti kegiatan Generasi Digital Intelektual (GDI) menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi Amanda. Ia merasakan bahwa program ini bukan sekadar ajang pembelajaran, tetapi juga ruang untuk bertumbuh, berkreasi, dan menemukan jati diri. Melalui berbagai pelatihan dan kegiatan yang diikuti, Amanda belajar memahami bagaimana teknologi dapat menjadi alat untuk membangun masa depan yang lebih baik.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Setiap sesi yang dijalani menghadirkan pelajaran baru: tentang kepemimpinan, komunikasi digital, dan pentingnya kolaborasi. Ia menyadari bahwa menjadi generasi digital berarti mampu berpikir kritis, adaptif terhadap perubahan, dan tetap berpegang pada nilai-nilai moral. Bagi Amanda, GDI bukan hanya wadah berbagi ilmu, tetapi juga tempat menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat untuk memberikan dampak positif bagi sesama.Dari perjalanan ini, Amanda belajar arti ketekunan dan konsistensi. Ia menemukan bahwa setiap tantangan adalah peluang untuk melangkah lebih jauh, dan setiap pengalaman adalah guru yang mengajarkan makna perjuangan. Melalui GDI, ia tumbuh menjadi pribadi yang lebih terbuka, berani mengemukakan pendapat, dan percaya bahwa suara generasi muda memiliki kekuatan besar untuk membawa perubahan di dunia digital.Amanda percaya bahwa dunia digital adalah ruang tanpa batas bagi generasi muda untuk berkreasi dan memberikan manfaat. Cita-citanya tidak berhenti pada penguasaan teknologi, tetapi bagaimana menggunakannya sebagai jembatan kebaikan dan kemajuan masyarakat. Ia ingin menjadi bagian dari generasi yang cerdas secara intelektual, bijak secara digital, dan berintegritas dalam setiap langkah.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriMotivasi terbesarnya muncul dari keinginan untuk terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi di tengah pesatnya perubahan zaman. Bagi Amanda, menjadi bagian dari ekosistem digital bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang menanamkan nilai tanggung jawab dan etika di setiap tindakan. Ia ingin turut berkontribusi dalam membangun lingkungan digital yang sehat, edukatif, dan inspiratif terutama bagi generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa.Baginya, setiap ide kecil yang dikelola dengan niat besar dapat menjadi awal dari perubahan besar. Dengan semangat kolaboratif dan tekad untuk terus berkembang, Amanda berkomitmen untuk menjadi insan digital yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berdampak.***
Read More
TOP 10 Besar Inovasi GDI Prima Air (Smart Air Purifier Prima): Inovasi Air Purifier Cerdas Berbasis IoT
TOP 10 Besar Inovasi GDI Prima Air (Smart Air Purifier Prima): Inovasi Air Purifier Cerdas Berbasis IoT
Lingkaran.id - Di tengah meningkatnya tingkat polusi udara di berbagai daerah Indonesia, sekelompok siswa SMA Negeri 1 Belitang menghadirkan inovasi menarik bernama PRIMA AIR, sebuah alat penyaring udara cerdas berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu mendeteksi dan membersihkan udara kotor secara otomatis.Inovasi ini digagas oleh M. Rizqi Mubarok, Adly Fiyarensa, M. Gathan Al-Furqon Deru, dan Reky Tegar Permana. Mereka tergabung dalam tim yang menamakan diri Tim PRIMA AIR. Dengan semangat muda dan kepedulian terhadap lingkungan, mereka berharap karya ini dapat menjadi solusi nyata bagi masyarakat Sumatra Selatan yang selama ini kerap menghadapi masalah kualitas udara yang buruk.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Berawal dari Kepedulian terhadap Udara yang Tidak Sehat. Menurut data aplikasi IQ Air Visual pada tahun 2023, Sumatra Selatan sempat mencatat angka AQI 179,2 PM2.5, yang berarti berada dalam kategori “tidak sehat”. Kondisi ini diperburuk oleh aktivitas pembakaran hutan, kendaraan bermotor, dan asap industri.“Polusi udara ini tidak hanya mengganggu kesehatan, tapi juga merusak lingkungan dalam jangka panjang. Kami ingin berbuat sesuatu, meski dari skala kecil, tapi berdampak,” ujar Rizqi selaku ketua tim, serta Adly menjelaskan.Berawal dari kondisi tersebut, tim ini kemudian mengembangkan PRIMA AIR sebuah air purifier pintar yang bisa memantau dan menyaring udara secara otomatis. Melalui kombinasi sensor gas, sensor suhu, dan sistem kendali berbasis IoT, alat ini mampu beroperasi secara mandiri dan efisien.PRIMA AIR dirancang dengan sistem sensor yang mendeteksi kadar polutan dan kelembaban udara di sekitarnya. Bila terdeteksi udara kotor, alat akan otomatis mengaktifkan kipas penyaring yang menyedot dan membersihkan udara sebelum mengeluarkannya kembali dalam kondisi bersih. Alat ini juga terhubung dengan aplikasi Blink di smartphone, sehingga pengguna dapat memantau kualitas udara secara real time.“Kami ingin teknologi ini mudah digunakan siapa pun. Prinsipnya sederhana: cukup sambungkan ke listrik dan koneksi Wi-Fi, maka alat akan bekerja otomatis,” tambah Reky dan Gathan menjelaskan.Kehadiran PRIMA AIR memberikan banyak manfaat yang dirasakan, baik dari sisi kesehatan, lingkungan, maupun kesadaran masyarakat. Alat ini bekerja dengan sistem penyaringan udara otomatis yang mampu membersihkan udara dari berbagai partikel kotor, debu, dan gas berbahaya. Dengan demikian, lingkungan sekitar menjadi lebih bersih dan sehat untuk dihirup. Udara yang bersih secara langsung berdampak pada meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat. Berbagai penyakit pernapasan seperti ISPA, asma, dan gangguan paru-paru yang sering muncul akibat paparan udara kotor dapat diminimalisir dengan penggunaan alat ini.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Selain itu, PRIMA AIR dirancang dengan teknologi hemat energi dan bebas CFC, sehingga tidak menambah beban pencemaran terhadap lingkungan. Sistem otomatis berbasis IoT yang dimilikinya membuat alat ini dapat menyesuaikan daya dan kinerja sesuai kondisi udara di sekitarnya. Inovasi ini bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga efisien dan ekonomis dalam penggunaannyaMelalui PRIMA AIR, tim berharap dapat berkontribusi nyata dalam menjaga kualitas udara di Sumatra Selatan. Mereka percaya bahwa teknologi ramah lingkungan buatan anak bangsa dapat menjadi bagian penting dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan sehat.Kini, PRIMA AIR tidak hanya menjadi karya ilmiah sekolah, tetapi juga simbol semangat inovasi generasi muda Indonesia dalam menjawab tantangan lingkungan melalui teknologi yang bermanfaat dan berkelanjutan.***
Read More
TOP 10 Inovasi GDI Atm (Automatic Water Pump) Pemanfaatan Ai (Artificial Intelligence) Untuk Mengatasi Masalah Pada Toilet Dan Penampungan Air Sekolah
TOP 10 Inovasi GDI Atm (Automatic Water Pump) Pemanfaatan Ai (Artificial Intelligence) Untuk Mengatasi Masalah Pada Toilet Dan Penampungan Air Sekolah
Lingkaran.id - Di era digital saat ini, inovasi teknologi semakin dibutuhkan untuk menjawab permasalahan nyata di lingkungan sekitar. Sekelompok pelajar dari SMA Negeri 1 Belitang, OKU Timur, Sumatera Selatan menghadirkan solusi bernama ATM (Automatic Water Pump) sistem pompa air otomatis berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk mengatasi kekurangan air bersih di sekolah.Masalah seperti toilet sulit digunakan dan tandon sering kosong membuat warga sekolah tidak nyaman. Dari permasalahan itulah muncul ide, seperti yang disampaikan Fakhri, ketua tim:“Kalau lampu bisa otomatis nyala, kenapa pompa air tidak bisa otomatis?”10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Dari pemikiran sederhana tersebut, tim menciptakan sistem yang mampu mengatur ketersediaan air secara otomatis, efisien, dan berkelanjutan, sehingga tercipta lingkungan belajar yang lebih bersih dan nyaman.Produk ATM (Automatic Water Pump) dirancang untuk bekerja otomatis dengan memanfaatkan berbagai komponen teknologi berikut:ESP32 Wemos D1 R32 :Berfungsi sebagai otak sistem yang menerima data sensor dan mengontrol pompa melalui relay.Sensor Ultrasonik          :Mendeteksi ketinggian air di dalam tandon. Ketika air berkurang, sensor mengirim sinyal ke mikrokontroler untuk menyalakan pompa, dan otomatis mematikannya saat penuh.Relay 5V 3 Channel :Menghubungkan mikrokontroler dengan pompa, mengatur arus listrik secara otomatis.Pompa Submersible :Memompa air dari tandon bawah ke penampungan atas secara cepat dan efisien.Breadboard & Kabel Jumper :Digunakan untuk merangkai komponen elektronik agar mudah diuji dan dikembangkan.Dika, anggota tim, menjelaskan: “Alat ini bekerja tanpa dijaga terus. Begitu sensor membaca air habis, pompa langsung nyala. Jadi tidak ada lagi air terbuang atau toilet yang kekurangan air.”Sejak diuji coba, ATM terbukti menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekolah. Pasokan air menjadi stabil, efisiensi meningkat, dan tidak ada lagi keluhan toilet kering atau air meluap dari tandon. Lebih dari sekadar alat otomatis, ATM menjadi contoh nyata bahwa teknologi sederhana pun bisa memberikan dampak besar. Inovasi ini juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan air berbasis teknologi di kalangan pelajar.Aisyah, salah satu anggota tim, mengatakan: “Kami ingin alat ini menjadi bukti bahwa teknologi bukan hanya milik industri besar, tapi juga bisa dibuat oleh pelajar untuk kebutuhan nyata.” Sistem ini berpotensi dikembangkan untuk skala lebih luas seperti rumah tangga, masjid, dan fasilitas umum lainnya yang memerlukan pengendalian air otomatis.Dalam proses pengembangan, tim menghadapi banyak tantangan mulai dari perakitan, pengkabelan, hingga pemrograman mikrokontroler. Namun semangat belajar dan kerja sama membuat mereka berhasil menyatukan ide menjadi solusi nyata.Reyhan, anggota tim, menuturkan: “Yang paling menantang adalah memastikan sistem benar-benar otomatis. Tapi kami belajar bahwa inovasi tidak harus besar yang penting memberi manfaat.”Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriMelalui inovasi ini, tim berharap generasi muda Indonesia semakin berani menciptakan solusi digital untuk kebaikan bersama. Mereka percaya bahwa AI bukan hanya soal kecerdasan mesin, tetapi juga kecerdasan manusia dalam menciptakan solusi.Fakhri menambahkan: “Harapan kami, inovasi kecil ini menjadi langkah awal menuju Indonesia yang lebih cerdas dalam mengelola sumber daya alam. Semoga semakin banyak pelajar yang berani berinovasi dan berpikir solutif.”ATM (Automatic Water Pump) bukan sekadar alat, tetapi simbol kepedulian anak muda terhadap lingkungan dan masa depan. Dari sekolah di OKU Timur, inovasi ini membuktikan bahwa semangat dan ide sederhana dapat membawa perubahan besar satu tetes inovasi, sejuta manfaat untuk negeri.***
Read More
Finalis 10 Besar Duta GDI Raynor Sagraha: Transformasi Diri, Menempa Mental Tangguh Generasi Muda
Finalis 10 Besar Duta GDI Raynor Sagraha: Transformasi Diri, Menempa Mental Tangguh Generasi Muda
Lingkaran.id - Raynor Sagraha lahir di Kota Bengkulu pada 30 Maret 2004, sebagai anak sulung dari dua bersaudara. Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang penuh rasa ingin tahu dan memiliki semangat tinggi untuk terus berkembang. Pendidikan dasarnya ditempuh di SDN 66 Kota Bengkulu, kemudian dilanjutkan di SMP Negeri 8 dan SMA Negeri 3 Kota Bengkulu. Saat ini, Raynor sedang melanjutkan studi di Universitas Bina Darma Palembang, sambil mengasah bakatnya di bidang olahraga.Sebagai seorang atlet sekaligus pelatih Taekwondo, Raynor terbiasa hidup dalam disiplin dan kerja keras. Dunia olahraga telah membentuknya menjadi pribadi yang pantang menyerah dan fokus pada pencapaian tujuan. Baginya, olahraga tidak hanya melatih fisik, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai ketekunan, sportivitas, serta keseimbangan antara tubuh dan pikiran.Selain menjadi atlet, Raynor juga berperan sebagai pelatih bagi para atlet muda. Dalam setiap sesi latihan, ia selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak didiknya.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Baginya, tanggung jawab sebagai pelatih bukan hanya membentuk kemampuan fisik, tetapi juga menanamkan mental juang dan semangat pantang menyerah. Raynor percaya bahwa “mereka yang bersungguh-sungguh akan berhasil,” dan keyakinan itu menjadi prinsip utama dalam setiap langkahnya melatih dan membimbing generasi penerus.Prestasinya di dunia olahraga pun membanggakan. Raynor pernah meraih Juara 2 dalam ajang nasional Taekwondo MOKS Championship, sebuah pencapaian yang menjadi bukti nyata dari kerja keras dan dedikasinya selama bertahun-tahun berlatih. Selain itu, ia juga menorehkan prestasi di berbagai event kejuaraan lainnya, yang semakin memperkuat posisinya sebagai atlet muda berpotensi dan pelatih berpengaruh di lingkungannya.Raynor juga merupakan pribadi yang senang mencari tahu hal-hal baru. Ia selalu terdorong untuk memahami sesuatu secara lebih dalam dan memiliki keinginan kuat untuk terus berkembang. Sifat inilah yang membawanya aktif mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri di luar kampus. Salah satu pengalaman berharga yang memperluas wawasannya adalah ketika ia mengikuti program Generasi Digital Intelektual (GDI).Dalam kegiatan GDI tersebut, Raynor mendapatkan banyak wawasan baru, mulai dari materi yang diberikan hingga interaksi dengan peserta lain yang memiliki gaya dan kemampuan unik masing-masing. Ia merasa kagum dengan semangat dan keterampilan para peserta lain yang menginspirasi dirinya untuk terus berkembang. Pengalaman itu menjadi titik penting bagi Raynor untuk memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan yang bisa saling melengkapi dan menguatkan.Bagi Raynor, mengikuti GDI bukan sekadar pengalaman belajar, melainkan kesempatan untuk melihat potensi diri dari perspektif yang lebih luas. Ia kini semakin yakin bahwa untuk menjadi pemimpin dan pribadi yang bermanfaat, seseorang harus terus membuka diri terhadap pengetahuan baru dan belajar dari orang-orang di sekitarnya.Dengan semangat itu, Raynor memegang teguh motto hidupnya:“Jadilah seseorang yang tidak dapat diperintah oleh orang lain.”Serta kata-kata yang menjadi pedoman dalam setiap langkahnya:“Rawatlah kebunmu dengan indah, maka kupu-kupu akan datang dengan sendirinya.”Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriBaginya, makna kalimat tersebut adalah bahwa jika seseorang terus memperbaiki diri dan menumbuhkan hal-hal baik dalam kehidupannya, maka kesuksesan dan kebahagiaan akan datang dengan sendirinya tanpa harus dikejar. Dengan nilai-nilai ini, Raynor bertekad untuk menjadi pribadi yang tidak hanya tangguh dan mandiri, tetapi juga mampu menginspirasi banyak orang melalui tindakan nyata dan ketulusan dalam berkembang.Di dalam dirinya, selalu ada satu keyakinan sederhana yang menjadi pengingat setiap kali ia melangkah:“Berkembang, berkembang, berkembang sampai akhir.”Kalimat itu bukan sekadar kata motivasi, tetapi prinsip hidup yang menuntunnya untuk terus bertumbuh, tidak berhenti belajar, dan terus berproses menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.*** 
Read More
TOP 10 Besar Duta GDI Elak Enggraini: Menggenggam Mikrofon, Menyuarakan Inklusi, dan Menginspirasi Generasi Digital
TOP 10 Besar Duta GDI Elak Enggraini: Menggenggam Mikrofon, Menyuarakan Inklusi, dan Menginspirasi Generasi Digital
Lingkaran.id - Elak Enggraini: Menggenggam Mikrofon, Menyuarakan Inklusi, dan Menginspirasi Generasi DigitalDi tengah cepatnya perkembangan teknologi dan informasi, Indonesia membutuhkan sosok muda yang tidak hanya cerdas beradaptasi, tetapi juga mampu menjadi jembatan komunikasi dan inspirasi.Sosok itu hadir dalam diri Elak Enggraini, mahasiswi berprestasi Ilmu Komunikasi dari Universitas Bina Darma, yang kini telah resmi melangkah sebagai finalis Duta Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025. Dengan label dirinya sebagai Communication & Digital Ambassador, Elak fokus mengedukasi publik melalui media, didukung oleh rekam jejak kepemimpinan dan kontribusi digital yang terbukti kuat di panggung nasional maupun internasional.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Perjalanan Elak adalah cerminan ambisi yang melampaui batas kampus. Ia dipercaya menjadi Delegasi Indonesia dalam program International Student Mobility di UPSI Malaysia pada tahun 2025, sebuah kesempatan emas yang memperluas wawasannya tentang keragaman budaya dan akademik global.Kecakapannya di bidang akademik pun diakui dengan raihan penghargaan Best Presenter dalam ajang International Conference (Joint Seminar IV) di Malaysia di tahun yang sama. Menariknya, kecerdasan digital ini berjalan beriringan dengan talenta seni; Elak juga bersinar sebagai Performer Bernyanyi pada Event Internasional 2025, membuktikan bahwa seorang intelektual digital juga wajib memiliki jiwa yang multi-talenta, diperkuat pula dengan pengalamannya sebagai Crew Miracom Entertainment (2023-2024).Di dalam negeri, dedikasi Elak sangat kentara dalam dunia komunikasi publik dan literasi. Keahliannya dalam Public Speaking dan Master of Ceremony (MC) telah membawanya mengemban peran sebagai Penanggung Jawab Administrasi sekaligus MC untuk program Literasi Digital. Ia juga dipercaya untuk memandu acara formal penting seperti Bimtek bersama DISKOMINFO Sumsel. Gairah Elak dalam mencerdaskan publik juga tercurah melalui perannya sebagai aktivis Literasi Digital Tular Nalar dan sering tampil sebagai Pembicara/Narasumber di Podcast RRI Palembang. Melalui platform ini, Elak memastikan pesan-pesan cerdas dan inklusif tersampaikan kepada masyarakat luas, menjadikannya suara yang dapat dipercaya di tengah kebisingan digital.Pengalaman dan Tanggapan Pribadi Selama GDI:Mengikuti rangkaian kegiatan Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025 merupakan sebuah titik balik yang sangat berharga. Saya menyadari bahwa menjadi duta digital adalah sebuah amanah, bukan sekadar membawa gelar, tetapi mengemban tanggung jawab besar untuk memastikan ruang digital kita menjadi tempat yang sehat, beretika, dan produktif.GDI memberikan saya kesempatan langka untuk berjejaring dengan para pemuda visioner dari berbagai latar belakang, sekaligus mempertajam fokus saya pada isu kritis seperti inklusi digital dan penanggulangan misinformasi. Meskipun tantangan untuk menyeimbangkan peran kepemimpinan dan aktivisme digital terasa berat, bimbingan para mentor dan semangat kolaborasi dari sesama finalis membuat saya semakin termotivasi. Saya bertekad menjadikan setiap unggahan, siaran, dan proyek sebagai upaya nyata yang berkelanjutan untuk mencerdaskan dan memberdayakan bangsa.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriVisi kepemimpinan Elak tidak hanya berhenti pada ranah media, melainkan diwujudkan dalam aksi nyata dengan dampak sosial yang inklusif. Ia memimpin inisiatif krusial sebagai Ketua Pelaksana Kelas Sertifikasi Bahasa Isyarat 2025. Proyek ini adalah manifestasi komitmen Elak untuk menjembatani komunikasi bagi komunitas Tuli, membuktikan bahwa teknologi dan komunikasi harus mampu menciptakan ruang digital yang lebih ramah bagi semua kalangan. Komitmennya pada kepemimpinan juga terlihat jelas sebagai Penanggung Jawab Divisi Humas Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (2023-2024) dan Wakil Ketua Divisi Syiar LDK Al-Qorib (2024-2025).Dengan gabungan prestasi akademik, keterampilan komunikasi, dan kepedulian sosial yang kuat diperkaya pula dengan skill non-akademik seperti Juara 2 Kejuaraan Karate (2018) dan keaktifan dalam kegiatan tilawah Elak Enggraini adalah representasi utuh dari generasi muda yang cerdas dan berintegritas. Sebagai finalis Duta GDI 2025, Elak siap menjadi inspirasi, mengangkat standar intelektual dan mencerdaskan generasi digital Indonesia.*** 
Read More
Berita Populer Bulan ini
Elearning Course Thinkedu
Berita Terbaru
Pilih yang terbaik