Pemerintah Salurkan Bansos Tambahan, Berikut Enam Golongan Dipastikan Tidak Dapat BLT Kesra 2025
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Pemerintah kembali menyalurkan berbagai bantuan sosial tambahan pada Sabtu (15/11), termasuk Bantuan Langsung Tunai Kesejahteraan Rakyat (BLT Kesra). Bantuan ini diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan total sebesar Rp900.000 untuk tiga bulan sekaligus.Dilaporkan oleh Radar Bogor (Jawa Pos Group), BLT Kesra diberikan kepada masyarakat dalam kondisi miskin ekstrem hingga rentan. Bantuan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat menjelang akhir tahun 2025.Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda DigitalMelansir informasi dari kanal YouTube Indah Yusni, terdapat sedikitnya enam kelompok masyarakat yang dipastikan tidak akan memperoleh BLT Kesra tahun 2025. Berikut penjelasan lengkapnya:1. Warga di Luar Desil Satu hingga EmpatBLT Kesra hanya ditujukan kepada masyarakat yang masuk dalam kategori desil satu hingga empat berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).Masyarakat di desil lima hingga sepuluh otomatis tidak berhak menerima bantuan tersebut karena dianggap berada pada tingkat kesejahteraan yang lebih baik.2. Warga yang Pindah Alamat Tanpa Memperbarui DataKPM yang berpindah alamat namun tidak melakukan pembaruan data juga tidak akan menerima BLT Kesra.Pemerintah mengingatkan agar setiap perubahan data segera dilaporkan, agar tidak menggugurkan hak penerimaan bantuan.3. Masyarakat yang Dinilai Mampu Secara EkonomiKategori ini mencakup warga yang memiliki penghasilan tetap dan mampu memenuhi kebutuhan dasar.Dalam DTSEN, kelompok ini umumnya berada pada desil lima hingga sepuluh sehingga tidak tergolong penerima BLT Kesra.4. Penerima yang Tidak Ditemukan Saat PenyaluranBagi warga yang penyalurannya melalui PT Pos Indonesia, bantuan akan dibatalkan apabila penerima tidak ditemukan saat proses distribusi.Dana bantuan tersebut kemudian dikembalikan ke kas negara.5. Perangkat DesaPerangkat desa tidak berhak menerima BLT Kesra.Hal ini karena mereka telah memperoleh penghasilan tetap yang bersumber dari negara, sehingga masuk kategori tidak layak menerima bantuan sosial.Dr. Sulaiman Helmi SE.,M.M.,C.M.A. Siap Bangun KKSS Sumsel Yang Inklusif Dan Adaptif, Minta Restu Ketua Umum Amran Sulaiman6. Pendamping Sosial PKH atau SembakoPendamping sosial yang terlibat dalam program bansos pemerintah juga tidak diperkenankan menjadi penerima BLT Kesra 2025.Kategori ini disamakan dengan perangkat desa karena mereka turut menerima gaji dari pemerintah.Dengan adanya ketentuan ini, pemerintah berharap penyaluran BLT Kesra dapat tepat sasaran kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Bantuan ini menjadi salah satu strategi pemerintah dalam menjaga ketahanan ekonomi rumah tangga miskin dan rentan menjelang akhir tahun.
Read More Viral Maling di Minimarket Bikin Netizen Malah Salah Fokus
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Sebuah aksi pencurian di salah satu minimarket di Lampung mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial. Bukan karena besarnya kerugian, melainkan karena pelakunya disebut-sebut memiliki wajah yang tampan, sehingga warganet justru salah fokus saat menonton video kejadian tersebut.Dalam rekaman yang viral, seorang pemuda terlihat tertangkap basah ketika mencoba mengambil barang tanpa membayar. Alih-alih mendapatkan hujatan atau kemarahan dari netizen, banyak warganet malah terpukau melihat penampilan pelaku.Kasus Video Viral, Gus Elham Yahya Akhirnya Klarifikasi dan Minta Maaf di Hadapan PublikPemuda tersebut langsung diamankan oleh petugas minimarket dan pihak keamanan setempat. Tindakan cepat itu mencegah massa yang mulai berkumpul di sekitar lokasi melakukan tindakan main hakim sendiri.Hingga kini, lokasi pasti minimarket tempat kejadian berlangsung masih belum terkonfirmasi. Meski demikian, video tersebut telah menyebar luas dan ditonton ribuan pengguna media sosial dalam waktu singkat.Heboh! Anak Eks Bupati Diduga Kendalikan 16 Dapur SPPGKolom komentar pun dipenuhi berbagai respons lucu dari para warganet yang menyoroti ketampanan pelaku hingga memberikan usulan hukuman menjadi kasir minimarket agar tau rasanya mengganti kehilangan.“Padahal kalau ngelamar ke Indomaret juga bisa diterima itu, bang,” ujar salah satu warganet.“Hukuman paling pas: jadi kasir sebulan biar tahu cari uang itu capek," timpal komentar warganet lainnya.”***
Read More Lucinta Luna Geram Disebut dalam Kasus Ijazah Jokowi: “Ngapain Bawa-Bawa Nama Gue?”
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Nama selebritas Lucinta Luna kembali menjadi sorotan publik setelah disebut-sebut dalam kasus dugaan pemalsuan ijazah Presiden Joko Widodo. Penyebutan itu membuat Lucinta Luna murka dan secara terbuka menantang Roy Suryo beserta tim kuasa hukumnya.Amarah Lucinta memuncak setelah pengacara Roy Suryo, Ahmad Khozinuddin, menggunakan namanya sebagai analogi saat menjelaskan bukti yang dikumpulkan penyidik Polda Metro Jaya. Bagi Lucinta, tindakan tersebut bukan hanya tidak relevan, tetapi juga bentuk pelecehan terhadap dirinya.Heboh! Anak Eks Bupati Diduga Kendalikan 16 Dapur SPPGPernyataan Ahmad tersebut disampaikan ketika Roy Suryo menjalani pemeriksaan sebagai tersangka pada Kamis (13/11/2025). Ahmad menilai bahwa ratusan bukti, saksi, dan ahli yang telah diperiksa penyidik tidak memiliki keterkaitan langsung dengan kliennya. Karena itu ia mengkritik proses penyidikan yang menurutnya tidak tepat sasaran.“Meski ada 700 bukti, 130 saksi, dan 22 ahli, semua itu versi penyidik. Jika tidak relevan, nilainya tidak signifikan,” ujar Ahmad.Untuk memperjelas argumentasinya, Ahmad kemudian menarik analogi yang menyinggung soal pembuktian jenis kelamin seseorang. Ia menyebut bahwa dalam konteks tertentu, bukti dapat dilihat dari ciri-ciri biologis, sembari menyebut nama Lucinta Luna dan Luna Maya.Menurut Ahmad, jika polisi ingin membuktikan sesuatu dengan metode analogi tersebut, mestinya nama Luna Maya yang digunakan, bukan Lucinta Luna. Pernyataan itulah yang memicu kemarahan besar dari Lucinta.Mengetahui namanya diseret ke dalam persoalan yang tidak ada kaitannya dengan dirinya, Lucinta langsung melontarkan kekesalannya melalui media sosial. Ia mengecam Ahmad dengan bahasa satir dan emosi.“Eh bang, urusin dulu itu ‘tompel’ lu. Kenapa nama gua diseret-seret? Masalah lu itu lagi bela Roy Suryo yang sudah jadi tersangka, ngapain ngelawak nyebut-nyebut nama orang lain?,” ujar Lucinta dengan nada tinggi.Lucinta mengaku heran mengapa namanya dijadikan bahan perbandingan dalam proses hukum yang sama sekali tidak melibatkan dirinya. Ia menegaskan bahwa apa pun identitas gendernya, dirinya sudah terbuka kepada publik.“Gua gak butuh pembuktian apa pun. Semua orang tahu gua transgender, gue sudah mengaku. Mau 700 atau 100 ribu bukti, gak ada gunanya. Gua udah jelas-jelas bilang gua dulu cowok, anak STM, semua juga tahu,” tegasnya.Lucinta juga menyebut bahwa penampilannya yang kini beridentitas sebagai perempuan sudah sah secara hukum, sehingga ia menilai tindakan Ahmad sebagai bentuk pelecehan terhadap identitas dirinya.“Lu sudah melecehkan gua dengan menyebut fisik gua. Mau lu setuju atau enggak, identitas gua udah disahkan negara. Kenapa lu tiba-tiba pake nama gua buat analogi?,” lanjutnya.Tidak berhenti di situ, Lucinta memberikan ultimatum kepada Ahmad agar fokus mengurus kliennya, bukan melibatkan dirinya dalam kasus yang tidak relevan.“Mending urusin dulu Roy Suryo yang bayar lu mahal-mahal. Jangan ngelawak depan wartawan pakai nama gua,” ujarnya.Aksi Tak Patut di Atas Panggung, Pendakwah Muda Kediri Dikecam Publik dan PBNUBahkan, Lucinta Luna secara terbuka menantang Roy Suryo dan kubunya. “Adu byon aja mending daripada lawak,” tulisnya di kolom komentar.Hingga kini, pihak Roy Suryo belum memberikan tanggapan tambahan terkait kemarahan Lucinta Luna. Kasus dugaan pemalsuan ijazah Jokowi sendiri masih dalam tahap pengembangan oleh penyidik Polda Metro Jaya.***
Read More Hari Ini Operasi Zebra 2025 Dimulai, Berikut 7 Pelanggaran Ini Jadi Target Utama Penindakan
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri resmi memulai pelaksanaan Operasi Zebra 2025 yang digelar secara serentak di seluruh wilayah Indonesia. Operasi ini berlangsung selama dua pekan, mulai Senin (17/11/2025) hingga 30 November 2025.Operasi tahunan tersebut menjadi langkah strategis Polri dalam menciptakan kondisi lalu lintas yang lebih aman, tertib, serta lancar, terutama menjelang momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang identik dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Operasi Zebra juga sekaligus menjadi tahapan penting dalam persiapan menghadapi Operasi Lilin, pengamanan skala besar yang rutin dilaksanakan setiap akhir tahun.Pesan Pilu Sebelum Jatuh: Mahasiswi Unpak Tinggalkan Surat untuk Orang TuanyaKabagops Korlantas Polri, Kombes Pol Aries Syahbudin, menjelaskan bahwa Operasi Zebra 2025 tidak sekadar fokus pada penegakan hukum semata, melainkan bertujuan menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keselamatan di jalan raya.“Operasi Zebra bukan hanya soal penindakan, tetapi juga upaya membangun budaya tertib dan aman saat berkendara,” ujar Aries melalui keterangan resmi di situs Korlantas Polri.Ia menjelaskan bahwa operasi ini diarahkan berdasarkan tiga pertimbangan utama: persiapan pelaksanaan Operasi Lilin, hasil analisis kondisi keamanan dan keselamatan lalu lintas dalam tiga bulan terakhir, serta respons terhadap berbagai fenomena yang berkembang di tengah masyarakat—termasuk maraknya balap liar yang saat ini menjadi sorotan.Aries menegaskan bahwa efektivitas operasi tidak hanya diukur dari jumlah pelanggaran atau kecelakaan, tetapi juga mempertimbangkan perbandingan jumlah penduduk dan kendaraan di setiap daerah.“Jadi tidak selalu Polda besar otomatis tercatat paling tinggi, karena indikatornya kini lebih komprehensif,” jelasnya.Besaran Tunjagan Profesi Guru November 2025: Rp2 Juta hingga Setara Gaji Pokok, Ini Syarat PencairannyaSementara itu, melalui unggahan di akun resmi TMC Polda Metro Jaya, dijelaskan bahwa Operasi Zebra 2025 menetapkan tujuh fokus pelanggaran utama yang paling sering dilakukan pengendara, yaitu:Berkendara sambil menggunakan telepon genggamPengendara yang belum cukup usiaPengendara sepeda motor tidak memakai helm SNIPengemudi mobil tidak menggunakan sabuk pengamanPengemudi berada di bawah pengaruh alkoholKendaraan tidak dilengkapi surat-surat resmi atau tidak memakai pelat nomorPenggunaan pelat nomor yang tidak sesuai ketentuanMelalui Operasi Zebra 2025, Korlantas Polri berharap tingkat pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas dapat ditekan, sekaligus meningkatkan disiplin masyarakat dalam berkendara menjelang masa liburan panjang.***
Read More Korban Perundungan Bocah SMP Meninggal Dunia Setelah Jalani Perawatan
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Kabar duka kembali menyelimuti dunia pendidikan. Muhamad Hisyam, siswa SMPN 19 Ciater, Serpong, Tangerang Selatan yang menjadi korban perundungan, akhirnya mengembuskan napas terakhir setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.Informasi mengenai meninggalnya Hisyam dibenarkan oleh kuasa hukum keluarga, Alvian. Ia menjelaskan bahwa kabar duka itu pertama kali diterima oleh keluarga pada Minggu pagi.Kasus Video Viral, Gus Elham Yahya Akhirnya Klarifikasi dan Minta Maaf di Hadapan Publik “Korban meninggal sekitar pukul 06.00 WIB. Keluarga yang berada di rumah mendapatkan informasi dari paman korban yang saat itu mendampingi di rumah sakit,” ujar Alvian, Minggu (16/11/2025).Begitu menerima kabar tersebut, pihak keluarga langsung bergegas menuju RS Fatmawati untuk menjemput jenazah Hisyam. “Saat ini keluarga sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit,” tambahnya.Prof. Dr. Edi Surya Negara, M.Kom Tekankan Pentingnya Penguatan Ruang Digital Aman Bagi Anak Pada Forum Diskusi Publik Ditjen KPM KemkomdigiKeluarga menyampaikan permohonan doa dari masyarakat luas agar almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Mereka juga berharap diberikan ketabahan dalam menghadapi musibah yang menimpa anak mereka.“Kami mohon doa untuk almarhum agar husnul khatimah, dan keluarga diberi kekuatan serta keikhlasan,” tutup Alvian.***
Read More Pesan Pilu Sebelum Jatuh: Mahasiswi Unpak Tinggalkan Surat untuk Orang Tuanya
Wulan _ 6 hari yang lalu
Lingkaran.id - Sebuah lembar kertas putih yang ditemukan di lokasi kejadian menjadi petunjuk penting bagi polisi dalam mengungkap motif di balik jatuhnya Ira Siti Nurazizah, mahasiswi Universitas Pakuan (Unpak), Bogor, Jawa Barat, dari lantai tiga Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Surat tersebut diduga kuat merupakan pesan terakhir yang ditulis Ira sebelum insiden nahas itu terjadi.Ira, mahasiswi semester tiga Fakultas Ekonomi dan Bisnis, diduga menuliskan pesan untuk kedua orang tuanya menggunakan tinta hitam dan Bahasa Sunda. Dari isi tulisannya, terlihat jelas bahwa korban tengah diliputi penyesalan mendalam dan perasaan gagal sebagai seorang anak. Kata “maaf” menjadi pembuka dari pesan yang sangat emosional tersebut.Besaran Tunjagan Profesi Guru November 2025: Rp2 Juta hingga Setara Gaji Pokok, Ini Syarat PencairannyaDalam surat itu, Ira menuliskan ungkapan kelelahan dan tekanan mental yang ia hadapi. Ia menyebut hatinya sudah tidak kuat lagi menahan beban, dan berulang kali meminta maaf kepada ibu dan ayahnya karena merasa telah mengecewakan mereka dan tidak mampu menjadi anak yang baik.Kapolsek Bogor Utara, Komisaris Polisi Waluyo, mengatakan bahwa keberadaan surat tersebut menjadi indikasi kuat bahwa Ira berniat mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai tiga gedung kampus. Namun, ia menegaskan bahwa penyidik masih terus mendalami berbagai informasi untuk memastikan motif yang sebenarnya, terlebih karena korban masih dalam kondisi hidup.“Dugaan sementara mengarah pada percobaan bunuh diri. Surat itu ditemukan langsung oleh tim penyidik di lokasi,” ujar Waluyo pada Kamis (13/11/2025). “Kami tetap menggali keterangan tambahan karena korban masih dalam perawatan intensif,” tambahnya.Saat ini, Ira menjalani perawatan di RSUD Ciawi setelah terlebih dahulu mendapat penanganan di RS Mayapada. Proses pemindahan rumah sakit dilakukan atas permintaan keluarga karena lokasi yang lebih dekat dengan tempat tinggal. Menurut pihak kepolisian, Ira mengalami luka pada bagian pinggul dan kepala akibat jatuh dari ketinggian.Polisi telah meminta keterangan dari keluarga korban. Dari penuturan mereka, Ira diketahui tidak pernah bercerita mengenai masalah pribadi, termasuk soal hubungan asmara. Orang tuanya mengaku tidak mengetahui penyebab tekanan mental yang dialami anak mereka. Karena itu, penyidik masih mendalami maksud dan latar belakang dari surat yang ditinggalkan.Sebelumnya, Ira dilaporkan jatuh dari lantai tiga Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pakuan pada Rabu (12/11/2025). Saat kejadian, ia diketahui tengah duduk di atas pagar pembatas sebelum akhirnya terjatuh. Insiden tersebut terekam kamera pengawas kampus dan kemudian beredar luas di media sosial.Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpak, Towaf Totok Irawan, menyampaikan bahwa pihak kampus telah berkoordinasi penuh dengan polisi untuk mengusut kejadian ini. Ia menyebut penyidik masih mengumpulkan berbagai keterangan guna memastikan kronologi dan penyebab jatuhnya mahasiswi tersebut.Detik-Detik Jembatan Hongqi di Sichuan Ambruk: Rekaman Video Viral di Media SosialTotok menegaskan bahwa pihak kampus merasa sangat prihatin dan berharap Ira dapat segera pulih. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan spekulasi ataupun informasi yang belum terverifikasi terkait kasus ini.“Kami berharap semua pihak menahan diri untuk tidak menyebarkan informasi yang belum jelas. Fokus kami adalah memastikan korban mendapatkan penanganan terbaik,” ungkapnya.
Read More 18 Ribu Ayam Tewas Karena Listrik Padam, Somasi Diabaikan, PLN Kini Digugat
Wulan _ 6 hari yang lalu
Lingkaran.id - Seorang peternak ayam broiler asal Gampong Blang Raja, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Muhammad Hatta, secara resmi mengajukan gugatan terhadap Perusahaan Listrik Negara (PLN) ke Pengadilan Negeri (PN) Blangpidie. Langkah hukum ini diambil setelah 18 ribu ayam miliknya mati massal menyusul pemadaman listrik selama tiga hari berturut-turut pada akhir September 2025.Kuasa hukum Hatta, Miswar, menjelaskan bahwa sebelum membawa kasus ini ke pengadilan, pihaknya telah melakukan tiga kali somasi kepada PT PLN di Jakarta untuk menuntut kompensasi atas kerugian yang terjadi. Somasi pertama dilayangkan pada 6 Oktober 2025, namun tidak mendapatkan tanggapan. Somasi kedua pada 13 Oktober 2025 juga tidak direspons. Baru setelah somasi ketiga pada 20 Oktober 2025, PLN UID Aceh memberikan jawaban, meski sebatas permohonan maaf atas pemadaman listrik yang terjadi tanpa kejelasan lebih lanjut.Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda Digital“Gugatan ini telah kami daftarkan ke Pengadilan Blangpidie pada Rabu (12/11/2025),” ujar Miswar dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (13/11/2025).Ia menjelaskan bahwa pemadaman listrik berkepanjangan tersebut berdampak langsung terhadap usaha peternakan kliennya yang mengandalkan sistem ventilasi dan penerangan listrik untuk kandang ayam. Menurutnya, pada 29 September 2025 telah terjadi pemadaman lebih dari 12 jam per hari selama tiga hari berturut-turut tanpa adanya pemberitahuan resmi dari PLN.Meski Hatta telah menyiapkan genset sebagai sumber listrik cadangan, ketidakpastian hidup-matinya listrik membuat genset tersebut bekerja terlalu keras hingga akhirnya meledak. Kondisi semakin diperburuk karena SPBU juga tidak beroperasi, sehingga pembelian BBM untuk genset baru pun tidak memungkinkan.Miswar menyebutkan bahwa kelalaian PLN dalam memberikan pemberitahuan resmi dan kompensasi merupakan tindakan yang memenuhi unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana diputuskan Mahkamah Agung dalam Putusan No. 1229 K/Pdt/2006 serta Putusan MA No. 2314 K/Pdt/2013. Oleh karena itu, pihaknya menilai PLN layak dimintai pertanggungjawaban secara perdata.Sebagai perusahaan penyedia listrik, tegas Miswar, PLN seharusnya mematuhi ketentuan Pasal 29 ayat (1) UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan yang mewajibkan penyedia layanan memberikan pelayanan terbaik serta kompensasi bagi pelanggan atas kelalaian dalam pengoperasian listrik. Selain itu, PLN disebut turut melanggar Pasal 19 ayat (1) dan (2) UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menegaskan tanggung jawab pelaku usaha atas kerugian konsumen.Akibat pemadaman tersebut, Hatta mengalami kerugian materil sebesar Rp784.200.000 yang meliputi hilangnya 18 ribu ayam potong siap panen berbobot rata-rata 2 kilogram. Selain itu, ia juga mengalami kerugian inmateril berupa rusaknya reputasi usaha, hilangnya kepercayaan mitra, hingga penderitaan moril yang ditaksir mencapai Rp1 miliar.“Atas dasar itu, kami menuntut PLN untuk membayar ganti rugi materil sebesar Rp784,2 juta dan kerugian inmateril Rp1 miliar secara tunai dan sekaligus,” tegas Miswar.Dr. Sulaiman Helmi SE.,M.M.,C.M.A. Siap Bangun KKSS Sumsel Yang Inklusif Dan Adaptif, Minta Restu Ketua Umum Amran SulaimanSebelumnya, Hatta mengungkapkan bahwa seluruh ayamnya mati pada hari ketiga pemadaman setelah genset yang menjadi satu-satunya sumber listrik cadangan berhenti beroperasi karena terlalu panas. Ia mengatakan telah berupaya mempertahankan ayam-ayam tersebut dengan menggunakan sistem close house yang sangat bergantung pada blower dan ventilasi listrik. Namun, ketika genset mati dan listrik tidak segera pulih, suhu kandang meningkat tajam dan menyebabkan kematian massal.“Saya benar-benar kecewa karena PLN tidak memberikan kepastian kapan listrik bisa normal. Saya berharap PLN bertanggung jawab atas kerugian yang saya alami,” ujar Hatta.***
Read More Heboh! Anak Eks Bupati Diduga Kendalikan 16 Dapur SPPG
Wulan _ 6 hari yang lalu
Lingkaran.id - Rumor mengenai dugaan penguasaan 16 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) oleh mantan Bupati Aa Umbara tengah menjadi perbincangan hangat publik. Isu tersebut mengemuka setelah insiden dugaan keracunan makanan yang menimpa sejumlah siswa SMP Swasta Bina Karya di Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah.Menjawab tudingan tersebut, Andri Wibawa putra dari mantan Bupati Bandung Barat Aa Umbara meluruskan informasi yang beredar. Ia menegaskan bahwa pengelolaan dapur SPPG di wilayah Sukatani merupakan tanggung jawabnya secara pribadi, bukan berada di bawah kendali ayahnya.Aksi Tak Patut di Atas Panggung, Pendakwah Muda Kediri Dikecam Publik dan PBNU“Perlu diluruskan terlebih dahulu. Untuk dapur yang saya kelola, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya, bukan ayah saya,” ujar Andri.Andri juga menjelaskan bahwa meskipun terdapat 16 titik SPPG yang tercatat, saat ini hanya lima dapur yang benar-benar beroperasi. Sisanya masih menunggu kesiapan sumber daya sebelum bisa mulai berjalan.Dua Guru di Luwu Utara Dipecat Usai Galang Iuran Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer, Presiden Beri Rehabilitasi“Yang beroperasi sekarang baru lima dapur. Totalnya memang ada 16 titik, namun kami menjalankannya bertahap sesuai kemampuan dan kesiapan,” jelasnya.Sementara itu, data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat menunjukkan bahwa terdapat 122 dapur SPPG yang menjadi bagian dari pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah tersebut. Dari jumlah itu, 36 dapur telah mendapatkan sertifikat Sistem Laik Higiene Sanitasi (SLHS), sedangkan delapan lainnya masih dalam proses penerbitan sertifikat.***
Read More Aksi Tak Patut di Atas Panggung, Pendakwah Muda Kediri Dikecam Publik dan PBNU
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan beredarnya potongan video yang memicu perdebatan sengit. Rekaman tersebut memperlihatkan seorang pendakwah muda asal Kediri, Gus Elham Yahya, yang tampak mencium seorang anak perempuan di atas panggung saat kegiatan dakwah berlangsung.Video berdurasi singkat itu pertama kali muncul di berbagai platform seperti Instagram dan X (Twitter), lalu dengan cepat menyebar luas dan mengundang reaksi keras dari publik. Banyak warganet menilai tindakan tersebut sebagai perilaku yang tidak pantas dilakukan di ruang publik, terlebih oleh seorang figur agama yang seharusnya menjadi panutan moral.Detik-Detik Jembatan Hongqi di Sichuan Ambruk: Rekaman Video Viral di Media SosialDalam cuplikan yang viral itu, gestur dan gerak tubuh Gus Elham dinilai terlalu intim terhadap anak kecil, memunculkan gelombang kecaman di kolom komentar. Banyak pengguna media sosial menilai peristiwa tersebut telah melewati batas kewajaran dan mencederai nilai-nilai kesantunan dalam berdakwah.Menanggapi derasnya kritik yang mengarah padanya, akun resmi Instagram Gus Elham Yahya mengambil langkah tegas dengan menutup seluruh kolom komentar di unggahan terbaru. Keputusan tersebut dinilai sebagai upaya meredam lonjakan komentar negatif dan menjaga stabilitas citra publik di tengah badai opini yang berkembang.Bagi sebagian orang, langkah ini dianggap sebagai bentuk pengendalian situasi agar tidak menimbulkan perpecahan lebih luas di kalangan pengikutnya. Namun, tidak sedikit pula yang menilai tindakan menonaktifkan kolom komentar itu sebagai bentuk penghindaran dari tanggung jawab moral dan refleksi diri yang semestinya dilakukan oleh seorang tokoh agama.Reaksi publik yang meluas akhirnya juga menarik perhatian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Melalui pernyataan resmi, PBNU menyampaikan keprihatinan mendalam atas perilaku Gus Elham Yahya yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai dakwah Islam. Ketua PBNU, Alissa Wahid, menegaskan bahwa apa yang dilakukan Gus Elham tidak mencerminkan akhlakul karimah dan jelas bertolak belakang dengan prinsip Islam rahmatan lil ‘alamin.“Tindakan itu menodai esensi dakwah yang seharusnya menebarkan keteladanan melalui sikap dan perilaku, bukan sebaliknya,” tegas Alissa di Jakarta.Ia menambahkan, segala bentuk perilaku yang merendahkan martabat manusia terlebih anak-anak merupakan pelanggaran serius terhadap ajaran Islam dan nilai kemanusiaan universal. PBNU, lanjut Alissa, berpegang teguh pada prinsip Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah, yang menekankan keseimbangan antara syariah dan kemanusiaan.“Oleh karena itu, setiap bentuk praktik dakwah yang melanggar maqashid syariah khususnya dalam hal perlindungan kehormatan manusia (hifdz al-‘irdh) tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun,” jelasnya.Ia menekankan pentingnya para pendakwah untuk memahami bahwa penghormatan masyarakat terhadap kiai, nyai, dan ustaz bukanlah tanpa syarat, melainkan karena keteladanan dan kebijaksanaan mereka dalam membimbing umat.“Seorang pendakwah adalah guru yang digugu dan ditiru. Maka, perilaku dan ucapannya harus sejalan dengan nilai-nilai dakwah yang luhur,” imbuhnya.Sebagai tindak lanjut atas maraknya kasus serupa di lingkungan dakwah dan pesantren, PBNU telah membentuk Satuan Tugas Penanggulangan Kekerasan di Pesantren (SAKA). Tim khusus ini bertugas untuk mencegah dan menangani praktik kekerasan, pelecehan, serta penyimpangan moral di lembaga pendidikan Islam.“Pembentukan SAKA merupakan komitmen nyata PBNU untuk menjaga marwah pesantren serta memastikan lingkungan dakwah tetap berlandaskan kasih sayang, akhlak mulia, dan penghormatan terhadap kemanusiaan,” ujar Alissa.PBNU juga menegaskan bahwa tidak ada ruang bagi kekerasan, pelecehan, atau penyalahgunaan otoritas dalam dakwah Islam.“Dakwah harus menumbuhkan kemuliaan, bukan menistakan martabat manusia,” tutupnya dengan nada tegas.Viral! Jerami Bisa Jadi Bahan Bakar Kompor dan Kendaraan, Begini Cara KerjanyaViralnya video tersebut juga melahirkan beragam gerakan kampanye sosial di dunia maya. Sejumlah warganet membuat kolase foto Gus Elham dengan anak-anak perempuan disertai berbagai narasi kecaman, sebagian menyebut tindakannya menjijikkan dan mencoreng citra pendakwah.Kendati demikian, segelintir pihak mencoba memberikan pembelaan dengan alasan bahwa tindakan itu merupakan bentuk kasih sayang kepada anak-anak. Namun, sebagian besar publik menilai bahwa sebagai figur publik, seorang pendakwah memiliki tanggung jawab moral yang tinggi, dan setiap gerak-geriknya di atas panggung akan selalu menjadi sorotan serta memiliki konsekuensi sosial.***
Read More Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda Digital
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Suasana Atrium OPI Mall Palembang dipenuhi semangat generasi muda dalam Grand Final GDI Fest 2025 yang berlangsung pada 11 November 2025. Ajang digital terbesar di Sumatera Selatan ini menjadi puncak dari rangkaian kegiatan Pemilihan Duta GDI 2025, Lomba Poster, Lomba Videografi, dan Lomba Inovasi Digital. Kegiatan ini menjadi wadah bagi pelajar dan mahasiswa untuk menampilkan kreativitas, inovasi, serta meningkatkan literasi digital di tengah pesatnya transformasi teknologi. Ketua Pelaksana GDI Fest 2025, Muhammad Fajri Riki, S.Kom., dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini telah berlangsung sejak tahap penyisihan dan berhasil menjaring peserta dari berbagai daerah di Sumatera Selatan. Dari seluruh peserta, terpilih 20 besar (Top 20), disusul 10 besar (Top 10), hingga akhirnya melahirkan para juara terbaik di masing-masing kategori.“GDI Fest 2025 merupakan bentuk nyata komitmen kami untuk mendorong literasi digital, kolaborasi, dan inovasi anak muda Sumatera Selatan. Melalui ajang ini, kami ingin mencetak talenta-talenta muda yang siap menghadapi tantangan era digital,” ujar Fajri.Acara bergengsi ini turut dihadiri oleh Ketua Umum Generasi Digital Intelektual (GDI), Prof. Dr. Edi Surya Negara Harahap, S.Kom., M.Kom., serta perwakilan dari Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Kominfo Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Bupati Banyuasin yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Infrastruktur, Ekonomi, dan SDA, serta Dinas Kominfo Kabupaten Banyuasin.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Deretan Pemenang Lomba GDI Fest 2025Lomba VideografiJuara 1: Pinkora – Dinda HumairohJuara 2: Aulia Pradista RahmanisaJuara 3: M. Aid HabibiJuara Favorit: SatyaLomba PosterJuara 1: WhimsyShrimpJuara 2: StarlightJuara 3: Tim WistoriaJuara Favorit: Anandito Pasca Artsono PutraLomba Inovasi DigitalJuara 1: EmoVisionaries – “Rasa”Juara 2: Innovision – “Siwer”Juara 3: SynapseJuara Favorit: SafiraAjang ini juga menghadirkan dua narasumber inspiratif, Muttaqin Noviandy Shariff, M.Kom., dan Hardi Saputra, S.Kom., yang membagikan wawasan mengenai inovasi digital, kecerdasan buatan, serta peluang karier di dunia teknologi.Jajaran dewan juri berasal dari kalangan akademisi dan profesional berpengalaman, di antaranya:Prof. Dr. Edi Surya Negara Harahap, S.Kom., M.Kom.Ria Andryani, M.M., M.Kom.Muttaqin Noviandy Shariff, M.Kom.Dedek Julian, M.Kom.Fikri Imam Nugraha, S.H. (Putra Batik Nusantara)Puncak acara ditandai dengan Pemilihan Duta GDI 2025, yang menjadi simbol lahirnya generasi muda digital berkarakter dan berdaya saing. Adapun para pemenang terpilih sebagai berikut:Juara 1: Nathasya Pernidya AshariJuara 2: Elak EnggrainiJuara 3: Khalillah Adelia LuvyTerfavorit: Anita Cindhy MaulaniAudiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriDalam sambutannya, Prof. Edi Surya Negara Harahap menegaskan bahwa GDI Fest bukan sekadar kompetisi, melainkan gerakan untuk membangun ekosistem digital yang beretika dan berkelanjutan di Sumatera Selatan.“GDI Fest adalah wujud semangat kolaborasi dan literasi digital di kalangan generasi muda. Kita ingin anak muda Sumsel menjadi motor penggerak ekosistem digital yang adaptif, inovatif, dan berdampak positif,” tuturnya.Penutupan Grand Final GDI Fest 2025 berlangsung meriah dengan penyerahan trofi, beasiswa, uang pembinaan, merchandise, dan sertifikat penghargaan kepada seluruh pemenang. Kegiatan ini juga menjadi momentum penting bagi GDI dalam memperkuat jaringan kolaborasi lintas sektor dan menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk berkontribusi melalui dunia digital.Dengan semangat “Berinovasi, Berkarya, dan Berdampak,” GDI Fest 2025 menegaskan posisinya sebagai ajang digital terbesar di Sumatera Selatan yang melahirkan duta dan inovator muda digital masa depan.****
Read More 










