Top 10 Inovasi GDI SAFIRA: Sistem Penyiraman dan Monitoring Tanaman Berbasis IoT dan AI untuk Pertanian Lebih Efisien
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Empat siswa SMA Negeri 1 Belitang, Sumatera Selatan, berhasil menghadirkan sebuah inovasi yang menarik di bidang pertanian modern. Mereka adalah Fahri Joan Carlos, Trisno Hadi Putranto, Ubaid Yafi Hanzah, dan Shabita Alfa Oktaviani, yang bersama-sama mengembangkan SAFIRA (Smart Farming Prima) yaitu sebuah sistem monitoring dan penyiraman tanaman otomatis berbasis IoT dan Artificial Intelligence (AI).Inovasi ini lahir dari permasalahan nyata di lapangan. Di greenhouse sekolah, penyiraman tanaman masih dilakukan secara manual dan sangat bergantung pada ketersediaan tenaga manusia. Akibatnya, tidak jarang tanaman menjadi layu bahkan mati, terutama saat hari libur panjang ketika tidak ada yang bisa melakukan penyiraman rutin.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriMasalah tersebut menjadi titik awal munculnya ide besar dari keempat siswa ini. Mereka menyadari bahwa untuk mendukung program ketahanan pangan lokal seperti Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP), dibutuhkan sistem yang efisien, cerdas, dan berkelanjutan.“Kami ingin menghadirkan solusi yang bukan hanya mengatasi kekurangan tenaga penyiram, tapi juga memastikan setiap tetes air benar-benar dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk tanaman,” jelas Fahri Joan Carlos, ketua tim SAFIRA.Prototipe yang mereka buat menggabungkan berbagai komponen teknologi secara terpadu. Sistem SAFIRA dilengkapi sensor kelembapan tanah untuk membaca kadar air, sensor suhu dan kelembapan udara, serta mikrokontroler ESP32 sebagai pusat pengendali yang mengolah seluruh data. Ketika sensor mendeteksi tanah dalam kondisi kering, pompa air akan otomatis aktif melalui modul relay, dan berhenti setelah kelembapan kembali ideal.Menariknya, seluruh kondisi tanaman dapat dipantau secara real-time oleh siswa maupun guru melalui platform Blynk, sehingga pengawasan bisa dilakukan dari mana pun.Manfaat SAFIRA terasa nyata, baik bagi sekolah maupun masyarakat. Bagi SMA Negeri 1 Belitang, sistem ini bukan hanya menjaga keberlangsungan tanaman di greenhouse, tetapi juga menjadi sarana belajar yang aplikatif tentang penerapan IoT dan AI di bidang pertanian. Sementara bagi masyarakat luas, SAFIRA membuktikan bahwa teknologi tidak harus rumit atau mahal. SAFIRA hadir sebagai solusi sederhana, efektif, dan relevan bagi kebutuhan tanaman, sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah. Keberhasilan SAFIRA tidak lepas dari kerja sama dan kekompakan tim.“Kami membagi tugas sesuai kemampuan masing-masing ada yang fokus pada pemrograman, ada yang merakit perangkat keras, dan ada pula yang menganalisis sistem. Setiap kendala kami hadapi bersama sampai menemukan solusi terbaik,” tutur Trisno Hadi Putranto, menggambarkan solidnya kerja tim mereka.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifMelalui SAFIRA, keempat siswa ini ingin menyampaikan pesan penting: anak muda di daerah pun bisa ikut berkontribusi dalam transformasi digital Indonesia. Mereka berharap karya ini dapat memicu semangat generasi muda lainnya untuk terus bereksperimen dan menciptakan solusi digital yang nyata guna menjawab masalah di sekitar mereka.“Kami yakin, perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Dari sekolah, dari daerah, dan dari ide sederhana yang diwujudkan dengan tekad,” pungkas mereka berempat.Ke depan, tim SAFIRA berencana terus menyempurnakan sistem ini agar dapat diterapkan lebih luas dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi dunia pertanian Indonesia.***
Read More Top 10 Duta GDI Senia, Jejak Mimpi Orang Tua di Jalan Hidupku
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id -Senia Aprinia Sari, lahir pada 5 April 2004, usianya menginjak 21 tahun. Gadis ceria ini memiliki mimpi yang besar, dalam perjalanan pendidikannya senia menempuh pendidikan dasar di SDN 40 palembang, Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah 1 Palembang, SMAN 11 Palembang dan kini ia sudah berstatus Mahasiswi Program Studi Jurnalistik, di perguruan tinggi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.Senia memiliki cita cita untuk menggapai impian kedua orangtuanya, kedua orangtuanya memiliki cita cita agar semua anak anaknya dapat mencapai gelar sarjana karna orangtua memiliki kerbatasan ekonomi dalam menempuh pendidikan tinggi.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Sementara itu, selain sebagai mahasiswa, senia juga seorang presenter di stasiun televisi lokal kota palembang “ Sriwijaya Televisi “ dalam perjalanan karir dan pendidikannya senia berhasil meraih kejuaraan nasional :1) Meraih Grand Finalis Presenter PALTV, pada 17 Mei 2023.2) Juara 1 Lomba News Anchor Hunt Tribun Sumsel pada 23 Oktober 2023.3) Meraih juara 2 lomba News Anchor Universitas Sriwijaya pada 03 November 2023.4) Juara 1 lomba News Anchor PKPK Universitas Islam Negeri Sriwijaya pada 15 Oktober 20245) Meraih Juara 3 Lomba News Anchor WPS Fair Politeknik Negeri Sriwijaya pada 24 Oktober 2025.Senia terdaftar mengikuti uji kompetensi Public Relation Perhumas Pada Lembaga Sertifikasi Profesi Public Relation ( LSPPR) dan dinyatakan lulus pada 24 Agustus 2024 lalu.Senia, mengaku “ Bahwa mengejar mimpi yang besar harus memiliki usaha dan perjuangan yang besar sekalipun ia seorang perempuan “ Ujarnya. usut punya cerita bahwa seorang Presenter adalah cita cita ibunya pada masa muda, namun dengan keterbatasan ekonomi ibunya sulit untuk menggapai cita cita tersebut dan menekadkan bahwa salah anaknya dapat menggapai impian tersebut.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifDisisilain untuk menambahkan perjuangan dalam mendapatkan ilmu serta dapat memberikan ilmu yang bermanfaat untuk semua orang, kini Senia sedang menjalankan Pemilihan Duta Generasi Digital Intelektual (GDI), ia mengatakan “ Kali ini saya memiliki pengalaman yang luar biasa, bisa berjuang di Pemilihan Duta GDI, mulai dari relasi, pertemanan dan memaknai sebuah perjuangan, karna saya juga sedang skripsian jadi ini merupakan titik perjuangan yang menantang untuk saya, saya berharap visi dan misi saya bisa terealisasikan jika saya terpilih sebagai Duta GDI” Tegasnya.Senia mengatakan, Dalam gagal adalah goresan indah dari Allah bahwa, kita harus kembali berdiri untuk kembali berjuang dalam menggapai impian, dalam keberhasilan adalah goresan indah dari Allah bahwa semua keberhasilan harus diiringin rasa tanggung jawab, intinya semua yang terjadi memiliki resiko masing masing bahwa kita memaknai takdir adalah semua anugrah yang indah.***
Read More Top 10 Inovasi GDI SIWER: Langkah Awal Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional dengan Inovasi Digital
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Kami percaya bahwa ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga panggilan generasi muda untuk berkontribusi. Dari keyakinan itu, kami Mikhail Alexander, Vincent Joe, dan Aurelia Jessica merancang SIWER (Sistem Intelijen Wereng), inovasi digital berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) yang berfokus pada deteksi dini hama wereng batang coklat di lahan padi.Kami menemukan bahwa serangan hama wereng batang coklat telah menjadi salah satu penyebab utama turunnya produktivitas padi di Indonesia. Melalui berbagai data dan pengamatan lapangan, kami melihat bahwa deteksi manual sering terlambat, sehingga penanganan menjadi tidak efisien. Dari keresahan itu muncul gagasan:“Bagaimana jika petani memiliki ‘mata digital’ yang mampu mengenali ancaman hama sejak dini?”Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriPertanyaan sederhana ini menjadi awal lahirnya SIWER, yang kami harapkan dapat membantu petani sekaligus mendorong transformasi digital di sektor pertanian. SIWER bekerja sebagai sistem cerdas pemantauan hama yang menggabungkan perangkat keras di lapangan dan aplikasi mobile. Komponen utamanya meliputi:1. Lampu untuk pencahayaan optimal ketika pengambilan gambar malam hari.2. Kamera berteknologi AI dan IoT untuk mendeteksi serta mengirim data real-time.3. Baterai yang tahan cuaca dan aman di lingkungan terbuka.4. Torsi vertikal untuk memudahkan pemasangan perangkat.Melalui aplikasi SIWER, petani dapat memantau kondisi lahan, melihat persentase serangan hama, dan menerima rekomendasi penanganan dari AI Chatbot. Desain antarmuka dibuat sederhana dan ramah pengguna, sehingga mudah dioperasikan bahkan oleh petani yang belum terbiasa dengan teknologi digital.SIWER bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi langkah menuju pertanian cerdas dan berkelanjutan. Sistem ini membantu petani mendeteksi hama secara cepat dan akurat, menekan risiko gagal panen, serta meningkatkan efisiensi kerja.Bagi pemerintah, SIWER mendukung ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor beras.Sementara itu, bagi masyarakat, ketersediaan beras menjadi lebih stabil dan ramah lingkungan karena penggunaan pestisida kimia dapat diminimalkan. Dengan begitu, SIWER berkontribusi pada keseimbangan ekosistem pertanian sekaligus menjaga kesehatan pangan.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Sebagai tim yang terdiri dari tiga orang, kami membagi peran secara proporsional, mulai dari merancang antarmuka dan ilustrasi visual, menyusun proposal serta mengembangkan prototype perangkat dan integrasi sistem. Kami melakukan riset langsung serta data yang telah kami kumpulkan untuk memahami kebutuhan mereka. Dari situ, kami belajar bahwa inovasi yang baik harus sederhana, relevan, dan mudah diterapkan.Melalui SIWER, kami ingin menjadi bagian dari generasi muda yang membangun masa depan pertanian Indonesia yang modern dan inklusif. Kami percaya bahwa teknologi bukan hanya alat, tetapi jembatan menuju ketahanan pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.“Kami ingin SIWER menjadi simbol bahwa inovasi lahir dari kepedulian terhadap pangan, terhadap petani, dan terhadap masa depan negeri.” Dengan kolaborasi, kreativitas, dan empati, kami yakin Indonesia mampu mewujudkan pertanian yang tangguh di era digital.
Read More Top 10 Finalis Duta GDI Khalillah Adelia Luvy Menumbuhkan Semangat dan Integritas di Era Digital
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Khalillah Adelia Luvy, sosok anak muda yang dikenal karena semangatnya dalam belajar dan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai tantangan. Siswi SMA Negeri 06 Palembang ini menunjukkan bahwa usia muda bukanlah batas untuk menjadi pribadi yang berkompeten dan berdaya saing. Khalillah sudah menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap banyak hal.Ia tidak puas hanya dengan memahami teori di kelas, tetapi selalu mencari kesempatan untuk mengaplikasikannya dalam kegiatan nyata. Ketika teman-temannya banyak menghabiskan waktu luang untuk bersantai, Khalillah justru memanfaatkannya untuk mengasah kemampuan baru mulai dari belajar mengedit video, merancang poster, hingga menulis proposal kegiatan. Kegigihannya membuat banyak orang kagum karena di usianya yang muda, ia sudah memiliki pola pikir yang matang dan terarah.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Bagi Khalillah, setiap tantangan adalah peluang untuk belajar. Ia percaya bahwa kesuksesan tidak datang begitu saja, melainkan hasil dari keberanian untuk mencoba dan konsistensi dalam berproses. Prinsip itulah yang membawanya pada berbagai pengalaman berharga, termasuk ketika ia bergabung sebagai anggota TPPK SMAN 6 dan kemudian dipercaya menjadi sekretaris. Dalam peran tersebut, Khalillah tidak hanya belajar tentang administrasi dan manajemen waktu, tetapi juga tentang kepemimpinan, komunikasi efektif, dan kerja sama tim.Salah satu momen paling berkesan dalam perjalanan Khalillah adalah ketika ia mengikuti program Generasi Digital Intelektual (GDI). Program ini mempertemukannya dengan banyak anak muda dari berbagai daerah yang memiliki semangat serupa untuk menjadi generasi yang cerdas, bijak, dan berintegritas di dunia digital. Selama mengikuti kegiatan ini, Khalillah belajar banyak tentang literasi digital, etika bermedia sosial, serta bagaimana membangun citra positif di ruang digital yang sering kali penuh tantangan.Dalam kegiatan, ia menyadari betapa pentingnya peran generasi muda dalam menjaga ekosistem digital yang sehat. Ia belajar bahwa teknologi tidak hanya alat untuk bersenang-senang atau mencari informasi, tetapi juga sarana untuk berkontribusi pada perubahan sosial. Dari situlah muncul tekad kuat dalam dirinya untuk menjadi contoh generasi muda yang beretika di dunia maya dengan menggunakan media sosial bukan untuk menyebar kebencian, melainkan untuk menyebarkan inspirasi dan kebaikan.“Bergabung dengan GDI benar-benar membuka mata saya. Saya belajar bahwa menjadi generasi digital berarti harus cerdas sekaligus bertanggung jawab. Dunia maya adalah cerminan dunia nyata, dan setiap tindakan kita di sana membawa dampak,” ungkapnya dengan penuh keyakinan. Pengalaman tersebut membuat Khalillah semakin percaya diri dan semakin matang dalam berpikir. Ia kini berusaha menerapkan nilai-nilai yang dipelajari dari GDI dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam berinteraksi, belajar, maupun berkarya.Selain aktif di sekolah, Khalillah juga gemar berkarya di dunia digital. Ia senang membuat konten kreatif seperti video pendek, poster edukatif dan materi presentasi yang menarik. Baginya, kemampuan desain dan komunikasi visual adalah bekal penting untuk bersaing di masa depan yang semakin terhubung dengan teknologi. Ia percaya bahwa kombinasi antara kreativitas dan integritas adalah kunci untuk tetap relevan di tengah pesatnya perkembangan dunia digital.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriBagi Khalillah, masa depan bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba tetapi harus dirancang dan dipersiapkan. Setiap pengalaman baik itu kecil maupun besar adalah bagian dari proses membangun versi terbaik dari dirinya. Ia ingin terus belajar dan berkontribusi, bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan untuk lingkungan sekitar. Ia berharap suatu hari nanti dapat bekerja di bidang yang menggabungkan komunikasi, teknologi dan pelayanan publik tempat di mana ia bisa membantu orang lain tumbuh melalui informasi dan inspirasi.Khalillah Adelia Luvy adalah potret generasi muda yang tumbuh dengan semangat, integritas dan rasa ingin tahu yang tinggi. Di tengah derasnya arus digitalisasi, ia hadir sebagai pengingat bahwa kemajuan teknologi harus berjalan seiring dengan kematangan moral dan karakter. Dengan langkahnya yang mantap dan visi yang jelas, Khalillah terus menumbuhkan semangat untuk menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berintegritas di era digital yang penuh peluang ini.***
Read More Top 10 Finalis Duta GDI M. Daffa Taufiqurrahman Wajah Muda Perubahan Digital dari Sumatera Selatan
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Di tengah derasnya arus digitalisasi, muncul sosok muda yang tidak hanya adaptif terhadap teknologi, tetapi juga memiliki visi sosial yang kuat untuk memanfaatkannya secara bijak. Dialah M. Daffa Taufiqurrahman, pelajar SMA Az Zahra Palembang, kelahiran 13 November 2008, yang dikenal karena perpaduan antara kecerdasan, kepedulian sosial, dan semangat berinovasi.Daffa bukan sekadar remaja dengan kemampuan akademik dan artistik, tetapi seorang pembelajar aktif yang memahami bahwa transformasi digital harus disertai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Melalui keikutsertaannya dalam program Duta Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025, Daffa hadir membawa semangat baru: menjadikan teknologi sebagai sarana perubahan sosial, bukan sekadar tren modern.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifPada ajang Unjuk Bakat Duta GDI 2025, Daffa menampilkan lagu “Aku Milikmu” dari Dewa 19 sebuah penampilan yang merefleksikan ketulusan, kepercayaan diri, dan karakter autentik seorang pemuda yang tahu bagaimana mengomunikasikan nilai melalui ekspresi seni. Aksi panggungnya bukan hanya hiburan, tetapi juga bentuk ekspresi diri yang menunjukkan keseimbangan antara intelektualitas dan kepekaan emosional.Sebagai siswa yang berprestasi, Daffa telah menorehkan pencapaian luar biasa di bidang akademik: Juara 3 Olimpiade Sains Nusantara 2023 bidang Sosiologi dan Juara 1 Kompetisi Pelajar 2025 bidang Sosiologi. Prestasi tersebut mencerminkan kemampuannya membaca fenomena sosial dan memformulasikan gagasan kritis yang relevan dengan dinamika zaman. Bagi Daffa, sosiologi bukan hanya disiplin ilmu, tetapi juga jendela untuk memahami manusia dan perubahan sosial di era digital.Selain berprestasi di bidang akademik, Daffa juga dipercaya oleh SMA Az Zahra Palembang untuk menjadi representasi siswa dalam media publikasi resmi sekolah. Kepercayaan tersebut mencerminkan pengakuan terhadap kepribadian, integritas, serta citra positif yang ia tunjukkan sebagai pelajar. Melalui peran ini, Daffa turut memperkuat komunikasi publik sekolah dan menjadi contoh nyata pelajar yang mampu membawa nilai-nilai sekolahnya ke ruang digital dengan bijak.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Cita-citanya untuk menjadi Gubernur Sumatera Selatan bukan sekadar impian besar, tetapi arah yang terukur dari komitmennya terhadap perubahan sosial dan kemajuan daerah. Ia meyakini bahwa kemajuan digital harus berpihak pada kesejahteraan manusia, bukan sekadar efisiensi teknologi. Bagi Daffa, digitalisasi adalah ruang baru untuk menanamkan nilai-nilai kolaborasi, literasi, dan tanggung jawab sosial.Melalui dedikasi, disiplin, dan ketulusan dalam berkarya, M. Daffa Taufiqurrahman membuktikan bahwa generasi muda bukan hanya pengguna teknologi, tetapi juga penggerak perubahan. Karena dirinya bukan hanya melek digital, tetapi juga melek makna pelajar yang berpikir, beraksi, dan berkontribusi untuk masa depan Indonesia yang lebih beradab dan berdaya.***
Read More 10 November Hari Pahlawan: Makna, Sejarah, dan Pesan yang Harus Diingat Generasi Muda
Sulistiyo. A Darmawan 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id -Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan sebagai bentuk penghormatan kepada para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan. Peringatan ini berakar dari peristiwa heroik Pertempuran Surabaya tahun 1945, salah satu pertempuran terbesar dalam sejarah perjuangan Indonesia melawan penjajahan. Pertempuran tersebut menjadi simbol semangat juang rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaan yang baru diraih pada 17 Agustus 1945. Pada 10 November 1945, ribuan pejuang dari berbagai daerah bergabung di Surabaya melawan pasukan Sekutu yang ingin kembali menguasai Indonesia. Tokoh seperti Bung Tomo dengan pidato-pidato berapi-api menjadi penyemangat rakyat untuk tidak gentar melawan penjajah. Meski banyak korban berjatuhan, semangat juang rakyat Surabaya menjadi titik balik penting bagi Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan. Sejak itu, tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang keberanian dan pengorbanan tersebut.Tak Terima Cintanya Ditolak, Pria Sleman Habisi Hidup Mantan dengan Cara SadisMakna Hari Pahlawan tidak hanya sekadar mengenang pertempuran masa lalu, tetapi juga mengingatkan masyarakat bahwa semangat juang tidak boleh padam. Di era modern ini, perjuangan tidak lagi dilakukan dengan senjata, melainkan dengan ilmu pengetahuan, kerja keras, dan kontribusi nyata bagi bangsa. Generasi muda diharapkan mampu meneruskan nilai-nilai kepahlawanan seperti kejujuran, disiplin, solidaritas, dan cinta tanah air dalam setiap aspek kehidupan.Pemerintah setiap tahun menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, serta di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Selain itu, berbagai kegiatan sosial, lomba, dan diskusi kebangsaan juga digelar untuk menanamkan nilai-nilai kepahlawanan kepada masyarakat, terutama kalangan pelajar dan mahasiswa.Tema Hari Pahlawan tahun 2025 diangkat dengan semangat memperkuat persatuan dan gotong royong di tengah tantangan global. Nilai-nilai perjuangan diharapkan menjadi inspirasi untuk membangun bangsa yang lebih maju, berkeadilan, dan bermartabat. Hari Pahlawan menjadi momentum bagi setiap individu untuk merefleksikan peran dan kontribusinya bagi negeri, sekecil apa pun.Misteri Kematian Prada HMN, Lulusan 2024 yang Ditemukan Tak Bernyawa di Barak YonarhanudMakna terdalam dari peringatan ini adalah kesadaran bahwa kemerdekaan bukan hadiah, melainkan hasil perjuangan dan pengorbanan. Generasi penerus bangsa memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan dengan prestasi, integritas, dan semangat kebersamaan. Seperti kata Bung Karno, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”Hari Pahlawan bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga tentang bagaimana bangsa ini melangkah ke masa depan dengan semangat juang yang sama. Di tengah arus modernisasi dan digitalisasi, nilai-nilai kepahlawanan tetap relevan untuk dijadikan pedoman. Dengan meneladani semangat para pahlawan, Indonesia akan terus tumbuh menjadi bangsa yang tangguh, mandiri, dan bermartabat di mata dunia.****
Read More Tak Terima Cintanya Ditolak, Pria Sleman Habisi Hidup Mantan dengan Cara Sadis
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Tragedi berdarah terjadi di wilayah Gamping, Kabupaten Sleman, pada Selasa (4/11/2025) pagi. Seorang pria berinisial LB (54) nekat mengakhiri hidup RI (38), perempuan yang diduga merupakan mantan kekasihnya, setelah cintanya ditolak.Aksi sadis itu berlangsung di rumah kontrakan korban yang terletak di Dusun Mejing Wetan, Kalurahan Ambarketawang, Kapanewon Gamping, Sleman sekitar pukul 07.30 WIB. Korban ditemukan tak bernyawa dengan luka parah di bagian leher, diduga akibat sabetan pisau dapur yang digunakan pelaku.Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Mateus Wiwit, membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, korban pertama kali ditemukan oleh kakaknya setelah menerima kabar dari saksi mata yang mengetahui kejadian tragis itu.Kasus Dugaan Kekerasan di Sekolah Dasar, Siswi Alami Pecah Pembuluh Darah di Mata“Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dalam rumah kontrakannya. Kakak korban datang ke lokasi setelah diberitahu saksi dan mendapati tempat kejadian sudah dipasangi garis polisi,” ungkap AKP Wiwit, Kamis (6/11/2025).Dari hasil penyelidikan sementara, polisi menduga kuat bahwa motif pembunuhan dilatarbelakangi rasa sakit hati pelaku karena cintanya tidak diterima. Pelaku dikabarkan sempat mengajak korban untuk kembali menjalin hubungan, namun ajakan tersebut ditolak mentah-mentah oleh korban hingga memicu pertengkaran hebat.“Pelaku marah besar setelah korban menolak ajakannya. Saat pertengkaran berlangsung, korban sempat memukul hingga gigi palsu pelaku terlepas,” jelas AKP Wiwit.Tersulut emosi, LB kemudian melampiaskan amarahnya secara brutal. Ia mendorong dan membanting tubuh korban ke lantai, menyebabkan kepala korban membentur keras. Tak berhenti di situ, pelaku membenturkan kepala korban berulang kali hingga korban tak sadarkan diri.Dalam kondisi itu, pelaku mengambil pisau dapur dan menggorok leher korban berkali-kali hingga meninggal dunia di tempat.Usai menghabisi nyawa korban, pelaku berupaya mengakhiri hidupnya dengan menenggak cairan pembasmi serangga. Namun upaya itu gagal. Berkat kerja cepat aparat gabungan dari Satreskrim Polresta Sleman dan Polsek Gamping, keberadaan pelaku terlacak di wilayah Magelang, Jawa Tengah, dan segera dievakuasi ke rumah sakit.“Pelaku ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri karena menelan cairan beracun. Setelah mendapatkan perawatan medis dan kondisinya membaik, pelaku kami amankan ke Rutan Polresta Sleman pada Rabu (5/11/2025),” tambahnya.Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya pisau dapur yang digunakan untuk membunuh korban, helm putih merek BMC, sepasang sepatu putih, jaket cokelat bermotif hitam, serta sepeda motor Yamaha Mio milik pelaku.Jangan Ketinggalan! MagangHub Kemnaker Batch 2 2025 Dibuka Hari Ini, Ada Uang Saku dan Sertifikat ResmiAtas perbuatannya, LB dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, atau Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.Kasus ini menambah daftar panjang tragedi akibat kekerasan yang dipicu oleh persoalan asmara dan emosi tak terkendali. Polisi mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menyelesaikan konflik pribadi tanpa harus menempuh jalan kekerasan.***
Read More Misteri Kematian Prada HMN, Lulusan 2024 yang Ditemukan Tak Bernyawa di Barak Yonarhanud
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Polisi Militer Kodam (Pomdam) XIV/Hasanuddin menahan tiga personel TNI Angkatan Darat atas dugaan keterlibatan dalam kasus penganiayaan yang menewaskan Prajurit Dua (Prada) HMN di Barak Baterai C Yonarhanud 4/Arakata Akasa Yudha (AAY), Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.Ketiga prajurit yang kini tengah diperiksa tersebut merupakan senior korban, masing-masing berinisial Prada AG, Prada WE, dan Prada FL. Mereka diduga terlibat dalam aksi kekerasan terhadap korban hingga menyebabkan meninggal dunia.Pasutri Saling Laporkan dan Sama-sama Dipenjara, Kisah Rumah Tangga Berujung Ironi“Sudah ada tiga orang yang diperiksa dan saat ini masih dalam tahap pendalaman penyelidikan. Statusnya masih sebagai saksi,” ujar Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIV/Hasanuddin, Kolonel (Kav) Budi Wirman, kepada wartawan, Kamis (6/11/2025).Budi menegaskan, meski ketiganya sudah ditahan di Pomdam Hasanuddin, belum ada penetapan tersangka karena proses pemeriksaan masih berjalan.“Belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka, mereka masih dalam masa pemeriksaan oleh penyidik POM,” jelasnya.Menurut Budi, penyidik Pomdam telah memeriksa sejumlah saksi yang mengetahui kejadian tersebut, termasuk tiga prajurit yang kini ditahan. Penyelidikan dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan kronologi, motif, dan tingkat keterlibatan masing-masing personel.“Tiga prajurit tersebut masih didalami keterlibatannya. Saat ini sudah diamankan di Pomdam untuk pemeriksaan lanjutan,” tambahnya.Mantan Atase Pertahanan RI di Islamabad, Pakistan, itu menyebut penyidikan masih berlangsung secara intensif. Ia enggan berspekulasi terkait kemungkinan penambahan tersangka maupun hasil otopsi korban.“Soal penetapan status dan hasil otopsi bukan kewenangan saya untuk menyampaikan. Semua masih dalam proses penyidikan Pomdam. Tapi penyidikan ini bisa berkembang sesuai temuan di lapangan,” ujarnya.Kapendam memastikan bahwa seluruh proses hukum akan berjalan secara profesional, transparan, dan sesuai aturan yang berlaku.“Apabila hasil penyelidikan menunjukkan adanya tindak pidana atau unsur penganiayaan, maka akan diproses secara hukum tanpa pengecualian,” tegas Budi.Lebih lanjut, Kodam XIV/Hasanuddin juga telah memberikan dukungan moril dan pendampingan kepada keluarga korban. Budi menegaskan pihaknya terus memantau perkembangan kasus ini agar proses hukum berjalan terbuka dan adil.Sebelumnya, Prada HMN ditemukan tidak sadarkan diri di kamar mandi barak Baterai C Yonarhanud 4/AAY pada Sabtu (11/10/2025) sore. Korban sempat mendapatkan pertolongan medis di klinik barak dan kemudian dirujuk ke RSUD Syekh Yusuf, namun nyawanya tidak tertolong.Diduga Tak Ada Petugas Jaga, Wanita Hamil Gagal Mendapat Pertolongan di PuskesmasPrada HMN diketahui baru lulus dari Sekolah Pendidikan Pertama (Dikmata) TNI AD tahun 2024 dan baru beberapa bulan bertugas di Yonarhanud 4/AAY. Keluarga korban merasa janggal dengan kematian tersebut dan melaporkan kasus ini ke Pomdam Hasanuddin dengan nomor laporan STLL/22/X/2025/Lidpamfik.“Kami sangat berharap pihak penyidik Pomdam bisa memberikan penjelasan terbuka mengenai penyebab kematian adik kami, termasuk hasil otopsi resminya,” ujar Talha, perwakilan keluarga korban, dalam keterangannya.Kasus ini kini tengah menjadi perhatian publik dan internal TNI AD, mengingat dugaan pelanggaran disiplin berat yang berujung pada hilangnya nyawa seorang prajurit muda. Pomdam XIV/Hasanuddin berkomitmen menuntaskan penyelidikan hingga tuntas dan memberikan kejelasan kepada keluarga korban. ***
Read More 10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Dalam rangkaian kegiatan GDI Fest 2025, Generasi Digital Intelektual (GDI) sukses menggelar Talent Show 10 Finalis Pemilihan Duta GDI 2025 yang berlangsung meriah pada Kamis, 6 November 2025, di Gedung DPD RI Provinsi Sumatera Selatan.Acara yang dimulai pukul 13.00 WIB ini menjadi salah satu tahapan penting menuju Grand Final Duta GDI 2025 yang akan digelar pada Selasa, 11 November 2025 di OPI Mall Palembang. Dalam sesi ini, para finalis menampilkan beragam bakat kreatif dan inspiratif seperti menyanyi, menari, public speaking, hingga monolog, yang menggambarkan semangat generasi muda dalam berinovasi dan berkontribusi untuk negeri. Berikut adalah daftar 10 Finalis Duta GDI 2025:Annisa Rizky Utami Nathasya Pernidya Ashari Raynor SagrahaElak Enggraini Anita Cindhy MaulaniKhalillah Adelia LuvyM. Daffa Taufiqurrahman Senia Aprinia Sari Amanda Marsa Aurellia Petronela Awom Apresiasi Duta GenRe dan Jambore Ajang Kreativitas (ADUJAK) GenRe Sumatera Selatan Tahun 2025Kegiatan ini turut dihadiri oleh jajaran dewan juri dan pimpinan GDI, antara lain Ketua Umum GDI Prof. Dr. Edi Surya Negara, M.Kom, Dewan Pembina Ria Andryani, M.M., M.Kom, dan Rezki Syaputra, M.Kom, serta didukung oleh jajaran struktural GDI. Kehadiran para tokoh ini memberikan motivasi besar bagi para finalis untuk menunjukkan potensi terbaik mereka.Selain penampilan bakat, acara ini juga diwarnai dengan sesi pitch deck 10 besar Inovator GDI, di mana para peserta mempresentasikan ide dan proyek digital mereka secara hybrid sebagian tampil langsung di Gedung DPD RI Provinsi Sumatera Selatan, dan sebagian lainnya melalui Zoom Meeting.Menariknya, setelah sesi talent show, para finalis mengikuti sesi pertanyaan spontan di hadapan dewan juri dan seluruh tamu undangan. Dalam sesi ini, masing-masing finalis memilih nomor pertanyaan yang ditampilkan di layar slide, kemudian menjawab secara langsung di atas panggung. Pertanyaan seputar literasi digital, etika bermedia sosial, serta peran generasi muda di era kecerdasan buatan (AI) menjadi tantangan yang mengasah wawasan, kecerdasan berpikir, dan kemampuan komunikasi para finalis.Sorak-sorai supporter dari masing-masing finalis turut memeriahkan suasana acara. Mereka datang dengan membawa spanduk dan atribut dukungan yang menambah semangat para finalis di atas panggung. Kemeriahan tersebut menjadikan Talent Show GDI Fest 2025 bukan hanya ajang kompetisi, melainkan juga ruang ekspresi bagi generasi muda yang kreatif dan berdaya digital. Ketua Umum GDI, Prof. Dr. Edi Surya Negara, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta.“Acara ini membuktikan bahwa generasi muda kita memiliki potensi besar dalam hal kreativitas, kepemimpinan, dan pemanfaatan teknologi digital. Duta GDI bukan hanya simbol prestasi, tetapi juga inspirasi,” ujarnya.Pegadaian Gelar Penyerahan Hadiah Badai Emas 2025, 25 Nasabah Terima Emas hingga Paket UmrohSementara itu, Dewan Pembina GDI, Ria Andryani, M.M., M.Kom, menekankan pentingnya penguasaan soft skill dan literasi digital sebagai modal utama menghadapi era transformasi teknologi yang serba cepat.“Kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi adalah kunci agar generasi muda dapat terus beradaptasi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” ungkapnya.Talent Show ini menjadi salah satu rangkaian terakhir sebelum Grand Final Duta GDI 2025, di mana sepuluh finalis terbaik akan kembali tampil memperebutkan gelar Duta GDI 2025. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, GDI Fest 2025 menjadi bukti nyata komitmen GDI dalam membangun Generasi Digital yang Intelektual, Kreatif, dan Inspiratif.***
Read More Viral Bocah Diduga Korban Pembacokan, Padahal ini Faktanya!
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Kepolisian Resor (Polres) Pemalang akhirnya meluruskan kabar viral mengenai seorang anak yang sebelumnya disebut menjadi korban pembacokan oleh orang tak dikenal di Jalan Raya Desa Danasari. Setelah dilakukan penyelidikan mendalam, terungkap bahwa anak tersebut sebenarnya mengalami luka akibat tawuran antar pelajar di jalur Pantura, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, pada Sabtu sore (1/11/2025).Kapolres Pemalang AKBP Rendy Setia Permana menjelaskan bahwa keterangan awal anak korban sempat menyesatkan publik.“Dari hasil penyelidikan, diketahui anak tersebut mengaku dibacok oleh orang tak dikenal karena takut dimarahi orang tuanya bila ketahuan terlibat tawuran,” ujarnya pada Rabu (5/11/2025).Kasus Dugaan Kekerasan di Sekolah Dasar, Siswi Alami Pecah Pembuluh Darah di MataKasus ini sempat ramai di media sosial setelah beredar video memperlihatkan korban tengah dirawat di rumah sakit dengan narasi menjadi korban pembacokan misterius. Namun, Kapolres menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.“Faktanya, luka yang dialami korban berasal dari aksi tawuran dengan menggunakan senjata tajam,” jelasnya.Lebih lanjut, AKBP Rendy mengungkapkan kronologi awal peristiwa tersebut. Sebelum kejadian, anak korban bersama enam remaja lainnya berkumpul di rumah salah satu temannya di Kecamatan Taman untuk mempersiapkan aksi tawuran. Mereka diketahui menerima tantangan melalui grup media sosial dari sekelompok pelajar lain yang berasal dari salah satu sekolah di Kecamatan Petarukan.“Saat itu, korban bahkan dibekali senjata tajam jenis celurit berwarna merah oleh salah satu rekannya,” terang Kapolres. Setelah bersiap, kelompok tersebut kemudian mendatangi lokasi yang telah disepakati untuk melakukan tawuran melawan kelompok pelajar dari Petarukan. Dalam bentrokan itu, korban berhadapan langsung dengan salah satu lawan yang juga membawa senjata tajam.“Akibatnya, korban mengalami luka sabetan pada lengan kirinya,” tutur AKBP Rendy.Usai kejadian, korban kemudian dibawa oleh teman-temannya ke rumah sakit di wilayah Pemalang untuk mendapatkan perawatan medis. Sementara itu, polisi yang mendapat laporan langsung melakukan penyelidikan hingga akhirnya mengungkap fakta sebenarnya di balik peristiwa tersebut.Polres Pemalang kini telah mengamankan sejumlah saksi remaja dan menetapkan satu anak berstatus Anak yang Berkonflik dengan Hukum (ABH).“Kasus ini telah naik ke tahap penyidikan setelah dilakukan gelar perkara,” tegas Kapolres.Resmi! Pemerintah Umumkan Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan 2025, Begini Cara Dapat KeringananSatu ABH tersebut dijerat Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. Polisi juga menyita dua bilah celurit yang digunakan dalam aksi tawuran tersebut sebagai barang bukti.Menutup keterangannya, AKBP Rendy mengimbau para orang tua agar lebih aktif mengawasi aktivitas anak-anak mereka, baik di dunia nyata maupun di media sosial.“Peran orang tua sangat penting untuk mencegah anak terjerumus dalam tawuran dan kenakalan remaja lainnya,” pungkasnya. ***
Read More 










