Cerita Pilu Melda Safitri: Diceraikan Setelah Suami Jadi PPPK, Kini Dapat Tekanan dari Pihak Tertentu
Cerita Pilu Melda Safitri: Diceraikan Setelah Suami Jadi PPPK, Kini Dapat Tekanan dari Pihak Tertentu
Lingkaran.id - Kisah Melda Safitri, seorang ibu dua anak asal Palembang, tengah menjadi sorotan publik setelah kisah pilunya viral di media sosial. Ia diceraikan oleh suaminya tak lama setelah pria tersebut dinyatakan lolos seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Ironisnya, kini Safitri justru menghadapi ancaman dan intimidasi buntut dari video viral yang menampilkan kisah hidupnya itu.Diketahui, suami Safitri yang kini berprofesi sebagai anggota Satpol PP, menceraikannya setelah menerima Surat Keputusan (SK) PPPK. Padahal, selama masa perjuangan, Safitri turut membantu keuangan keluarga dengan berjualan sayur dan gorengan untuk membiayai kebutuhan hidup, termasuk membeli seragam dan atribut Korpri untuk sang suami.Viral CCTV Pelecehan, Kepala SPPG Diduga Aniaya dan Lecehkan Pegawai“Baju pelantikan itu saya yang belikan dari hasil jualan. Dia pesan lewat Shopee, tapi saya yang bayar dari uang hasil jual gorengan. Saya bantu dia dari nol sampai akhirnya bisa lulus PPPK, tapi justru saya ditinggal sebelum dia menerima SK,” tutur Safitri lirih saat diwawancarai, Kamis (23/10/2025).Setelah diceraikan, Safitri bersama dua anaknya terpaksa meninggalkan rumah. Video kisah hidupnya yang dibagikan di media sosial mendapat perhatian luas dari publik dan memantik simpati warganet. Namun, di balik viralnya video tersebut, muncul kabar bahwa Safitri dan tetangganya kini mendapat ancaman hukum dari pihak yang diduga mantan suaminya.Ancaman tersebut bermula setelah tetangga Safitri mengunggah video perpisahan yang memperlihatkan momen Safitri meninggalkan rumah. Unggahan itu disebut membuat mantan suaminya tidak terima karena merasa aib rumah tangganya dibuka ke publik.Informasi mengenai ancaman ini disampaikan oleh pengguna akun media sosial @Lovika Susana Dewi Bangun, yang juga dibagikan ulang oleh Safitri di laman Facebook pribadinya.“Kak Safitri dan tetangganya mendapatkan intimidasi dan ancaman dari pihak-pihak tertentu. Bahkan tetangganya diancam akan dipenjara hanya karena memposting video perpisahan itu,” tulis Lovika dalam unggahannya.Lovika juga mempertanyakan dasar hukum atas ancaman tersebut, karena menurutnya tidak ada unsur pidana dalam video yang diunggah. Ia juga memperingatkan pihak yang diduga melakukan intimidasi agar menghentikan aksinya.“Di video itu tidak ada kata-kata kasar, tidak menyebut nama, bahkan tidak ada foto pihak yang bersangkutan. Itu murni hanya momen perpisahan, bukan pencemaran nama baik,” jelasnya.“Hati-hati kalian yang mengancam dan mengintimidasi Kak Safitri dan tetangganya. Stop, jangan lanjutkan!”, tegas Lovika.Dalam kesaksiannya, Safitri menceritakan bahwa hubungan rumah tangganya mulai renggang setelah sang suami berhasil lolos seleksi PPPK. Perubahan sikap itu memuncak pada 14 Agustus 2025, saat suaminya pulang kerja dan marah-marah karena tidak menemukan lauk di meja makan.“Dia marah hanya karena tidak ada lauk. Padahal saya tidak masak karena tidak ada bahan di rumah. Dia terus memaki dan melontarkan kata-kata kasar,” ungkap Safitri.Pertengkaran itu berlanjut hingga malam hari. Saat Safitri sedang mencuci piring, sang suami tiba-tiba mengemasi pakaiannya dan mengucapkan kata cerai sebelum pergi dari rumah.“Dia bilang, ‘Kamu Fitri saya ceraikan satu, dua, tiga,’ lalu pergi membawa bajunya,” ujar Safitri.Tiga hari setelah peristiwa tersebut, tepat 18 Agustus 2025, sang suami dilantik sebagai pegawai PPPK. Safitri menduga perceraian itu berkaitan dengan perubahan status pekerjaan suaminya, bukan sekadar masalah rumah tangga.“Dia ceraikan saya karena mau jabatan. Kalau memang mau cerai, kenapa tidak dari dulu, kenapa setelah punya jabatan baru menceraikan saya,” katanya dengan nada kecewa.BLT Kesra Rp 900 Ribu Dicairkan, Begini Cara Cek dan Ambilnya!!Kini, dua bulan pasca-perceraian, Safitri berjuang menghidupi dua anaknya dengan berjualan gorengan dan minuman seribu rupiah di depan rumah kontrakannya. Meski hidup sederhana, ia tetap berusaha tegar menghadapi tekanan dan ancaman yang datang.“Saya hanya ingin hidup tenang bersama anak-anak. Tidak pernah berniat mempermalukan siapa pun,” tutupnya.Kasus ini menuai simpati luas di media sosial, sekaligus menyoroti persoalan ketimpangan gender dan kekerasan psikis terhadap perempuan yang sering kali terjadi setelah pasangan memperoleh status sosial atau ekonomi yang lebih tinggi. Polisi diharapkan segera menindaklanjuti dugaan intimidasi yang dialami Safitri dan tetangganya agar mereka mendapatkan perlindungan hukum yang layak.***
Read More
BLT Kesra Rp 900 Ribu Dicairkan, Begini Cara Cek dan Ambilnya!!
BLT Kesra Rp 900 Ribu Dicairkan, Begini Cara Cek dan Ambilnya!!
Lingkaran.id -Pemerintah resmi mulai menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Kesejahteraan Rakyat atau BLT Kesra senilai Rp 900 ribu per keluarga penerima manfaat (KPM) mulai hari ini. Bantuan tersebut ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial. Bantuan ini merupakan bagian dari program perlindungan sosial pemerintah untuk membantu masyarakat menghadapi tekanan ekonomi dan kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang akhir tahun. Total bantuan Rp 900 ribu disalurkan untuk periode tiga bulan sekaligus, yakni Oktober hingga Desember 2025, dengan besaran Rp 300 ribu per bulan.Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial, dalam keterangan resminya, menyampaikan bahwa penyaluran BLT Kesra dilakukan secara bertahap melalui dua mekanisme. Pertama, transfer langsung ke rekening penerima melalui bank-bank Himbara (BRI, BNI, Mandiri, dan BTN). Kedua, bagi masyarakat yang belum memiliki rekening, pencairan dilakukan melalui PT Pos Indonesia dengan membawa dokumen resmi seperti KTP dan Kartu Keluarga.Khutbah Jumat 24 Oktober 2025: Pesan Islam Tentang Etika Digital dan Menjaga Aib Orang Lain!Masyarakat yang ingin memastikan apakah terdaftar sebagai penerima bantuan dapat melakukan pengecekan secara daring melalui laman resmi Kementerian Sosial di cekbansos.kemensos.go.id. Caranya, masukkan data sesuai KTP seperti nama lengkap, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa atau kelurahan. Setelah itu, sistem akan menampilkan status penerima BLT Kesra. Alternatif lain, pengecekan juga bisa dilakukan melalui aplikasi “Cek Bansos” yang tersedia di Play Store maupun App Store.Bagi penerima yang dinyatakan berhak, pencairan dana dapat dilakukan di kantor pos terdekat sesuai jadwal pembagian di wilayah masing-masing. Petugas akan meminta penerima menunjukkan identitas asli dan tanda bukti data penerima dari situs Kemensos. Jika penerima berhalangan hadir, pencairan dapat diwakilkan dengan surat kuasa dan fotokopi identitas yang sah.Pemerintah menegaskan agar masyarakat berhati-hati terhadap informasi palsu atau tautan tidak resmi yang mengatasnamakan BLT Kesra. Seluruh proses pengecekan dan pencairan hanya melalui kanal resmi Kementerian Sosial dan PT Pos Indonesia.Magang Hub Kemnaker 2025 Segera Dibuka: Cara Daftar, Syarat, dan Gaji Rp 3,3 Juta per BulanHingga hari ini, penyaluran tahap pertama sudah dilakukan di sejumlah daerah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Total penerima mencapai 3,5 juta keluarga dari target nasional sebanyak 10 juta keluarga. Kementerian Sosial memastikan proses pencairan akan terus berlanjut hingga seluruh penerima mendapatkan haknya sebelum akhir tahun.Dengan pencairan BLT Kesra Rp 900 ribu ini, pemerintah berharap daya beli masyarakat tetap terjaga serta membantu keluarga miskin memenuhi kebutuhan dasar di tengah dinamika ekonomi nasional.****
Read More
Polisi Belum Terima Laporan Resmi Dugaan Pelecehan Dosen terhadap Mahasiswi Unsri
Polisi Belum Terima Laporan Resmi Dugaan Pelecehan Dosen terhadap Mahasiswi Unsri
Lingkaran.id - Kepolisian Resor (Polres) Ogan Ilir menyatakan hingga saat ini belum menerima laporan resmi terkait dugaan kasus pelecehan yang dilakukan oleh seorang dosen Universitas Sriwijaya (Unsri) terhadap mahasiswinya. Kasus tersebut mencuat setelah beredar kabar dugaan pelecehan di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsri.Kasat Reskrim Polres Ogan Ilir, AKP Mukhlis, melalui Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Ipda Fitra Hadi, membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi awal dengan pihak yang disebut sebagai korban dalam dugaan kasus tersebut. Namun, berdasarkan hasil koordinasi, korban memilih untuk tidak melanjutkan laporan ke jalur hukum.CSR Tak Pernah Jalan, Diduga Uang Ratusan Juta Mengalir ke Rekanan DPR“Kami sudah berkomunikasi dengan korban, namun yang bersangkutan memutuskan untuk tidak melanjutkan laporan ke kepolisian,” ujar Ipda Fitra Hadi saat dikonfirmasi, Kamis (23/10/2025).Fitra menambahkan, meskipun belum ada laporan resmi yang diterima, pihak kepolisian tetap memantau perkembangan situasi di lingkungan kampus untuk memastikan tidak terjadi hal-hal yang mengganggu keamanan dan kenyamanan mahasiswa.Dugaan pelecehan ini sebelumnya mencuat di kalangan civitas akademika Unsri setelah beredar informasi di media sosial yang menyebut adanya tindakan tidak pantas yang dilakukan oleh salah satu dosen terhadap mahasiswi bimbingannya. Meski demikian, pihak universitas maupun aparat kepolisian masih berhati-hati dalam menindaklanjuti isu tersebut sambil menunggu adanya laporan resmi dari korban atau pihak keluarga.Dari ‘Lapor Pak Purbaya’ ke Aksi Nyata: Mengapa Publik Mulai Percaya Lagi pada Kementerian KeuanganPolisi menegaskan, laporan dugaan pelecehan baru dapat diproses apabila ada pengaduan langsung dari korban disertai bukti dan keterangan yang mendukung. Hingga kini, kasus tersebut masih berada pada tahap pemantauan dan belum naik ke proses penyelidikan.***
Read More
Miris! Bayi Baru Lahir Diperjualbelikan: Ayah Kandung Ikut Jual Bayinya Sendiri
Miris! Bayi Baru Lahir Diperjualbelikan: Ayah Kandung Ikut Jual Bayinya Sendiri
Lingkaran.id - Aksi keji jual beli bayi kembali mencuat ke publik, kali ini terjadi di Kota Palembang. Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Selatan berhasil membongkar praktik tersebut setelah mengamankan empat orang pelaku yang terlibat dalam jaringan jual beli bayi baru lahir.Salah satu dari empat pelaku yang ditangkap diketahui merupakan ayah kandung dari bayi tersebut. Para pelaku yang diamankan masing-masing berinisial Yudi Surya Pratama (24), ayah biologis bayi asal Bekasi; Riska Dwi Yanti (37) atau RDY yang berperan sebagai perantara pencari orang yang ingin menjual bayi; serta pasangan suami istri Rini Apriyani (30) dan Fernando (30) yang diduga sebagai pihak pencari calon pembeli.Viral CCTV Pelecehan, Kepala SPPG Diduga Aniaya dan Lecehkan PegawaiKasus ini terungkap setelah pihak kepolisian mendapatkan laporan adanya transaksi mencurigakan yang berkaitan dengan jual beli bayi di salah satu rumah sakit di Palembang. Berdasarkan penyelidikan, diketahui bayi tersebut baru saja dilahirkan di rumah sakit tersebut.Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Sumsel, Kombes Pol Johannes Bangun, mengungkapkan bahwa kasus ini bermula dari komunikasi antara Yudi dan Riska yang dilakukan melalui aplikasi media sosial TikTok. Melalui platform tersebut, Riska menawarkan bantuan biaya persalinan kepada Yudi, yang istrinya tengah hamil dan hampir melahirkan.“Tersangka RDY berkomunikasi dengan YSP melalui TikTok, menawarkan untuk membantu biaya persalinan anak YSP yang saat itu istrinya sudah mendekati waktu melahirkan. RDY kemudian mengarahkan pasangan tersebut agar proses persalinan dilakukan di Palembang,” jelas Kombes Pol Johannes saat konferensi pers di Mapolda Sumsel, Kamis (23/10/2025).Influenza: Panduan Lengkap Tentang Gejala, Penularan, Pengobatan, dan PencegahanPolisi menduga, motif utama para pelaku adalah keuntungan finansial dari praktik ilegal tersebut. Saat ini, keempat tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Sumsel untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam jaringan jual beli bayi ini.Kasus ini menambah daftar panjang praktik perdagangan manusia yang masih terjadi di Indonesia, khususnya yang menyasar bayi dan anak-anak. Polda Sumsel memastikan akan menindak tegas seluruh pihak yang terlibat dan memperkuat pengawasan terhadap potensi perdagangan bayi di wilayah hukumnya.***
Read More
Viral CCTV Pelecehan, Kepala SPPG Diduga Aniaya dan Lecehkan Pegawai
Viral CCTV Pelecehan, Kepala SPPG Diduga Aniaya dan Lecehkan Pegawai
Lingkaran.id - Kasus dugaan pelecehan dan kekerasan di lingkungan kerja kembali menjadi sorotan publik. Seorang pegawai perempuan berinisial RDA (28) melaporkan atasannya, KP (29) yang menjabat sebagai Kepala SPPG Wilayah Bekasi Selatan, ke pihak kepolisian atas dugaan pelecehan dan penganiayaan yang terjadi di tempat kerja.Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi di kantor SPPG Jatiasih dan terekam jelas oleh kamera CCTV. Rekaman video yang kini beredar luas di media sosial menunjukkan momen saat korban berusaha merekam tindakan pelaku di tengah situasi yang menegangkan.Influenza: Panduan Lengkap Tentang Gejala, Penularan, Pengobatan, dan PencegahanDalam keterangannya, RDA mengaku bahwa tindakan tidak menyenangkan dari sang atasan sudah terjadi sejak hari pertama ia mulai bekerja. Ia menyebut pelaku kerap melontarkan kata-kata kasar tanpa alasan yang jelas, bahkan disertai perlakuan yang mengarah pada pelecehan fisik.“Dia sempat marah, lalu minta maaf sambil memojokkan saya dan berusaha menyentuh tubuh saya. Saya hanya bisa melindungi diri sambil menghadap ke tembok,” ungkap RDA pada Selasa (21/10/2025).Tidak berhenti di situ, korban juga mengaku bahwa KP pernah melarang dirinya mengenakan hijab saat bekerja, tanpa alasan yang jelas. Tindakan tersebut membuat korban semakin merasa tidak nyaman berada di lingkungan kerjanya sendiri.RDA kemudian memutuskan untuk melaporkan insiden ini kepada Badan Gizi Nasional (BGN) selaku yayasan pengelola SPPG, serta ke pihak kepolisian untuk menempuh jalur hukum. Ia juga telah menyerahkan rekaman CCTV dan bukti pendukung lainnya sebagai bahan penyelidikan.Dari ‘Lapor Pak Purbaya’ ke Aksi Nyata: Mengapa Publik Mulai Percaya Lagi pada Kementerian Keuangan“Saya sudah lapor resmi dan serahkan semua bukti. Saya hanya ingin keadilan ditegakkan dan proses hukum berjalan sesuai aturan,” tegasnya.Hingga kini, kasus tersebut sedang dalam penanganan aparat kepolisian. Sementara itu, video rekaman CCTV dugaan kejadian telah menjadi viral di media sosial dan memicu gelombang kecaman dari warganet yang mendesak agar pelaku segera diproses secara hukum.***
Read More
Miris! Korban Bullying Siswi SMP Putus Sekolah
Miris! Korban Bullying Siswi SMP Putus Sekolah
Lingkaran.id -  Pengacara kasus Vina Cirebon, Putri Maya Rumanti, menyoroti lemahnya respons pihak sekolah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bandar Lampung terkait kasus perundungan (bullying) yang dialami oleh seorang siswi asal Gedong Tataan, Pesawaran.Korban yang sebelumnya bersekolah di salah satu SMP Negeri di Bandar Lampung kini terpaksa berhenti dari pendidikan formal dan melanjutkan melalui program kejar paket akibat tidak tahan menghadapi tekanan dan perlakuan tidak menyenangkan dari teman-temannya.Kasus Perundungan Mahasiswa Universitas Udayana Berujung Sanksi Berat, Enam Orang Diberhentikan dan Tiga Dokter Koas Dikeluarkan dari RS“Kasus ini tidak seharusnya terjadi. Saya sangat menyesalkan lemahnya pengawasan dari pihak sekolah maupun dinas pendidikan hingga perundungan seperti ini bisa luput dari perhatian mereka,” ujar Putri Maya Rumanti pada Rabu, 22 Oktober 2025.Kisah menyedihkan ini juga menyentuh hati publik setelah orang tua korban menceritakan kondisi anaknya dengan tangis. Mereka khawatir masa depan sang anak akan suram karena kehilangan kesempatan belajar di sekolah reguler.“Tolong bantu anak saya supaya bisa sekolah lagi. Kami orang tuanya tidak bisa baca tulis, jangan sampai anak kami bernasib sama. Sekarang kami cuma tukang rongsok,” ungkap ibu korban dengan nada haru, Rabu, 21 Oktober 2025.Putri Maya Rumanti yang juga merupakan anggota tim hukum Hotman Paris menyatakan pihaknya akan menangani langsung kasus ini mengingat dampaknya sangat serius terhadap kondisi psikologis korban maupun keluarganya.“Kami akan melakukan pengecekan langsung ke sekolah lama korban. Saat ini kami juga tengah menyiapkan langkah agar anak tersebut dapat kembali bersekolah di tempat baru, karena lingkungan sosial sangat penting bagi tumbuh kembang anak,” jelasnya.Kasus ini menjadi cermin bahwa bullying di sekolah masih sulit diberantas. Padahal, pihak sekolah memiliki peran besar dalam mencegah dan menindak perilaku tercela tersebut. Namun sayangnya, banyak sekolah yang masih tertutup dan enggan mengambil langkah hukum atau melibatkan pihak berwenang ketika terjadi perundungan.Praktisi pendidikan M. Arief Mulyadin menilai kasus ini sudah dalam tahap serius dan harus menjadi perhatian pemerintah daerah, khususnya Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) di bawah naungan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.Ratusan Siswa SMA Gelar Aksi, Tuntut Keadilan dalam Kasus Deepfake ‘Skandal Smanse’“Kasus ini sudah sangat mengkhawatirkan karena membuat korban sampai putus sekolah. Unit PPA seharusnya bergerak cepat dengan membuka posko dan menempelkan pengumuman nomor pengaduan di sekolah-sekolah,” ujarnya.Arief menambahkan, tidak menutup kemungkinan masih ada korban lain yang belum berani melapor atau tidak tahu cara mencari pertolongan. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya membangun sistem pelaporan yang mudah dijangkau oleh pelajar agar kasus serupa tidak kembali terulang.***
Read More
Ayah Pembuat Video Deepfake Siswa SMAN 11 Semarang Ternyata Anggota Polri, Polda Jateng Tegaskan Penanganan Kasus Tetap Profesional
Ayah Pembuat Video Deepfake Siswa SMAN 11 Semarang Ternyata Anggota Polri, Polda Jateng Tegaskan Penanganan Kasus Tetap Profesional
Lingkaran.id - Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) membenarkan bahwa ayah dari Chiko Radityatama Agung Putra, mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) yang menjadi pelaku pembuat video deepfake bermuatan asusila melibatkan guru dan siswi SMAN 11 Semarang, merupakan seorang anggota Polri.Kepastian itu disampaikan oleh Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, yang menjelaskan bahwa ayah Chiko bertugas di Polres Semarang.“Iya benar, yang bersangkutan anggota polisi dan bertugas di Polres Semarang,” ujar Kombes Artanto saat dikonfirmasi pada Rabu (22/10/2025).Gaji PNS Naik Mulai 2025,Benarkah Rapel Dua Bulan Sekaligus Cair November?Meskipun demikian, Artanto menegaskan bahwa status orang tua pelaku tidak akan memengaruhi jalannya proses hukum. Ia memastikan bahwa penanganan kasus dilakukan secara profesional dan transparan, tanpa ada intervensi dari pihak mana pun.“Tidak ada pengaruh sama sekali. Kami tangani kasus ini secara profesional dan transparan. Percayakan kepada Polri. Saat ini kasusnya masih berproses di Direktorat Reserse Siber Polda Jateng,” tegasnya.Kombes Artanto juga mengungkapkan bahwa penyidik telah mengirimkan undangan klarifikasi kepada berbagai pihak terkait, termasuk pihak sekolah, para korban, dan Chiko sendiri. Namun, proses pemanggilan belum dilakukan karena penyidik masih melakukan pendalaman dan pengumpulan data awal.“Penyidik sudah memberi undangan ke pihak-pihak yang berkaitan, mulai dari pihak sekolah, korban, hingga Chiko sendiri, untuk dimintai klarifikasi,” ujarnya.Ia menambahkan, penyidik berhati-hati dalam menangani perkara ini mengingat kasus tersebut melibatkan anak di bawah umur dan konten yang sensitif.“Penyidik memiliki pertimbangan khusus karena kasus ini berkaitan dengan anak-anak dan materi yang sangat sensitif. Kami berupaya agar proses penyidikan tidak menimbulkan tekanan psikologis bagi para korban maupun pelaku,” jelasnya.Kasus ini mencuat setelah video klarifikasi Chiko beredar luas di media sosial. Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram resmi sekolah, @sma11semarang.official, Chiko tampil meminta maaf kepada pihak sekolah, guru, dan siswi yang menjadi korban atas perbuatannya.Magang Hub Kemnaker 2025 Segera Dibuka: Cara Daftar, Syarat, dan Gaji Rp 3,3 Juta per BulanDalam pernyataannya, Chiko mengaku telah mengedit foto wajah guru dan siswi perempuan SMAN 11 Semarang menjadi video tak senonoh menggunakan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI).Ia juga mengakui bahwa video hasil editannya itu diunggah ke media sosial X (Twitter) dengan judul “Skandal Smanse”, hingga menimbulkan kehebohan di dunia maya. Pemuda yang diketahui tinggal di Asrama Polisi (Aspol) Kabluk, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, itu menyadari bahwa perbuatannya telah mencemarkan nama baik sekolah.“Saya mengakui kesalahan saya dan memohon maaf sebesar-besarnya kepada pihak sekolah, guru, dan seluruh korban,” demikian pengakuan Chiko dalam video permintaan maafnya.***
Read More
Kisah Tragis Jesika: Siswi SMP Ditemukan Tewas, Mahasiswa 23 Tahun Jadi Tersangka
Kisah Tragis Jesika: Siswi SMP Ditemukan Tewas, Mahasiswa 23 Tahun Jadi Tersangka
Lingkaran.id - Polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku pembunuhan terhadap seorang siswi SMP bernama Jesika (15) yang sebelumnya ditemukan tewas di saluran air persawahan di Kampung Bojongloa, Desa Gandasoli, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada Sabtu (18/10/2025) sore.Pelaku berinisial AA (23) yang diketahui masih berstatus mahasiswa, diringkus aparat kepolisian pada Senin (20/10/2025) malam. Saat digelandang petugas, AA tampak tertunduk menutupi wajahnya dan tidak mengucapkan sepatah kata pun ketika diserbu pertanyaan oleh awak media. Dengan jaket hitam dan celana senada, kedua tangannya diikat aparat kepolisian sebagai tanda ia telah ditetapkan sebagai tersangka utama dalam kasus tersebut.Gadis 17 Tahun, Tewas di Kos Setelah Diduga Dianiaya Pacarnya yang Panik karena Korban HamilKasat Reskrim Polres Purwakarta, AKP Uyun Saepul Uyun, membenarkan penangkapan pelaku. Ia menjelaskan bahwa tersangka ditangkap tidak jauh dari lokasi penemuan jasad korban.“Benar, pelaku sudah kami amankan di wilayah Gandasoli. Dari hasil olah TKP dan autopsi, kami mendapati tanda-tanda bahwa kematian korban tidak wajar dan bukan karena sebab alami,” ujar AKP Uyun, Senin (20/10/2025).Dari hasil penyelidikan, dugaan kuat mengarah pada tindakan pembunuhan. Polisi kemudian menelusuri jejak pelaku hingga akhirnya berhasil mengamankan AA. “Hasil olah TKP dan autopsi mengindikasikan kematian korban bukan sebab alami. Dari temuan tersebut, kami kembangkan penyelidikan hingga akhirnya terduga pelaku dapat kami tangkap,” tambahnya.Polisi saat ini masih mendalami hubungan antara pelaku dan korban, termasuk kemungkinan adanya tindak kekerasan seksual sebelum korban dibunuh.“Kami masih melakukan penyidikan lanjutan terhadap pelaku untuk menemukan fakta-fakta hukum secara lengkap, termasuk kemungkinan adanya tindak kekerasan seksual,” jelas AKP Uyun.Ia menegaskan, penyidik Satreskrim Polres Purwakarta terus bekerja untuk mengungkap motif dan kronologi lengkap pembunuhan terhadap pelajar SMP kelas 2 tersebut.Sebelumnya, warga Kampung Bojongloa, Desa Gandasoli, digemparkan oleh penemuan jasad perempuan di saluran air dekat area persawahan pada Sabtu sore. Penemuan itu bermula dari teriakan sekelompok anak-anak yang tengah bermain di sekitar lokasi dan melihat sesuatu menyerupai tubuh manusia di dalam saluran air.“Saya awalnya enggak percaya waktu anak-anak bilang ada mayat di bawah, soalnya mereka masih kecil, baru umur tiga tahunan,” tutur Hoti (50), salah satu warga sekitar.Namun, karena penasaran, Hoti memutuskan untuk memeriksa ke lokasi. Ia sempat mengira benda itu hanyalah boneka, namun setelah dilihat lebih dekat, ternyata yang terlihat di air adalah tubuh manusia.“Pas saya dekati, ternyata betul tubuh manusia. Saya langsung panggil kepala RT dan RW, dan setelah dicek, benar itu mayat,” katanya.Jasad ditemukan dalam posisi tertungkup di saluran air, hanya mengenakan BH dan celana panjang. Bagian kepala korban tertutup air, membuat warga sempat mengira korban kehilangan kepala. Tak lama setelah laporan diterima, petugas Polsek Plered dan Satreskrim Polres Purwakarta datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan mengevakuasi jasad korban.Tragedi Siswa SMP Tewas Diduga Akibat Bullying Teman SekelasWarga sekitar kemudian menduga bahwa korban adalah siswi SMP dari Desa Cadasmekar, Kecamatan Tegalwaru, yang sudah dua malam tidak pulang ke rumah. Setelah pemeriksaan tim Inafis dan keterangan keluarga, korban akhirnya teridentifikasi sebagai Jesika binti Otim (15), siswi SMP asal Desa Cadasmekar.Kapolsek Plered AKP Ali Murtadho menjelaskan, korban diketahui sudah tidak pulang sejak Kamis (16/10/2025). Berdasarkan keterangan keluarga, Jesika sempat dijemput oleh seorang temannya sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia.“Korban diketahui dijemput oleh temannya pada Kamis sore. Sejak itu, ia tak pernah kembali ke rumah hingga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dua hari kemudian,” ujar AKP Ali.***
Read More
Dari ‘Lapor Pak Purbaya’ ke Aksi Nyata: Mengapa Publik Mulai Percaya Lagi pada Kementerian Keuangan
Dari ‘Lapor Pak Purbaya’ ke Aksi Nyata: Mengapa Publik Mulai Percaya Lagi pada Kementerian Keuangan
Lingkaran.id -Program “Lapor Pak Purbaya” yang diluncurkan Kementerian Keuangan di bawah kepemimpinan Purbaya Yudhi Sadewa mulai menunjukkan dampak nyata terhadap tingkat kepercayaan publik. Dalam waktu singkat, kanal ini menjadi simbol keterbukaan pemerintah dalam menanggapi aspirasi masyarakat. Sejak diresmikan beberapa minggu lalu, ratusan aduan masyarakat mengenai pajak, bantuan sosial, hingga transparansi anggaran masuk ke kanal “Lapor Pak Purbaya”. Menariknya, sejumlah laporan langsung mendapatkan tindak lanjut cepat dari tim kementerian, bahkan disertai publikasi hasil penyelesaiannya secara terbuka di laman resmi Kemenkeu.Langkah ini dinilai sebagai pendekatan baru yang berbeda dari pola birokrasi sebelumnya. Purbaya Yudhi Sadewa, yang dikenal dengan gaya kerja lugas dan fokus pada efisiensi, menegaskan bahwa kanal ini bukan sekadar formalitas, melainkan sarana komunikasi dua arah antara pemerintah dan rakyat.Banyak Daerah Belum Siap! Implementasi SIPD RI 2025 Bikin ASN Kewalahan, Apa Penyebabnya?“Kami ingin masyarakat tahu bahwa setiap laporan dibaca dan ditindaklanjuti. Tidak ada laporan yang diabaikan,” ujar Purbaya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/10).Respons cepat terhadap aduan publik menjadi salah satu alasan utama meningkatnya sentimen positif terhadap Kementerian Keuangan. Di media sosial, tagar #LaporPakPurbaya sempat menempati jajaran trending topic nasional, dengan ribuan warganet membagikan pengalaman positif terkait pelayanan yang lebih cepat dan transparan.Beberapa laporan bahkan menghasilkan perubahan kebijakan lokal, seperti penertiban prosedur pajak daerah dan evaluasi sistem distribusi bantuan sosial di sejumlah provinsi. Publik menilai, langkah Purbaya bukan hanya memperbaiki sistem keuangan negara, tetapi juga memperkuat hubungan kepercayaan antara masyarakat dan pemerintah.Pemerintah Pastikan Tarif Listrik Subsidi Tidak Naik Oktober 2025, Ini Daftar Harga per kWh Terbaru!Kementerian Keuangan mencatat, sejak kanal ini dibuka, tingkat kepuasan publik terhadap layanan daring meningkat lebih dari 60 persen. Pengamat kebijakan publik menilai keberhasilan ini merupakan hasil dari kombinasi teknologi, keterbukaan informasi, dan kepemimpinan yang responsif.****
Read More
Pemerintah Pastikan Tarif Listrik Subsidi Tidak Naik Oktober 2025, Ini Daftar Harga per kWh Terbaru!
Pemerintah Pastikan Tarif Listrik Subsidi Tidak Naik Oktober 2025, Ini Daftar Harga per kWh Terbaru!
Lingkaran.id -Pemerintah memastikan tidak ada kenaikan tarif listrik bagi pelanggan bersubsidi pada Oktober 2025. Melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT PLN (Persero), kebijakan ini resmi berlaku mulai minggu keempat bulan Oktober, tepatnya periode 20–26 Oktober 2025. Keputusan tersebut menjadi kabar baik bagi jutaan rumah tangga dan pelaku usaha kecil yang selama ini mengandalkan subsidi listrik untuk menjaga kestabilan biaya hidup. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM menjelaskan bahwa tarif listrik triwulan IV tahun 2025 ditetapkan tetap sama dengan periode sebelumnya. Pemerintah mempertimbangkan sejumlah faktor ekonomi makro seperti nilai tukar rupiah, inflasi, harga minyak mentah Indonesia (ICP), serta harga batu bara acuan (HBA). Berdasarkan perhitungan, kondisi ekonomi global yang masih fluktuatif membuat pemerintah memilih menahan penyesuaian tarif agar tidak menambah beban masyarakat.Magang Hub Kemnaker 2025 Segera Dibuka: Cara Daftar, Syarat, dan Gaji Rp 3,3 Juta per BulanTarif listrik pelanggan rumah tangga bersubsidi dengan daya 450 VA tetap sebesar Rp415 per kWh, sedangkan untuk pelanggan 900 VA bersubsidi berada di angka Rp605 per kWh. Untuk pelanggan non-subsidi, tarif listrik daya 900 VA berada di Rp1.352 per kWh, dan pelanggan dengan daya 1.300 hingga 2.200 VA tetap dikenakan tarif Rp1.444,70 per kWh. Sementara pelanggan bisnis dan industri berdaya di atas 200 kVA dikenakan tarif Rp1.114,74 per kWh.Kebijakan ini disambut positif oleh masyarakat. Banyak pelanggan PLN merasa terbantu karena tarif listrik menjadi salah satu pengeluaran rutin terbesar dalam rumah tangga. Selain menjaga daya beli, kebijakan ini juga diharapkan dapat menekan inflasi serta menjaga kestabilan ekonomi menjelang akhir tahun. Pemerintah menegaskan bahwa kebijakan subsidi listrik akan terus diarahkan untuk kelompok masyarakat yang benar-benar berhak, dengan memastikan data penerima tepat sasaran melalui pemutakhiran data terpadu kesejahteraan sosial.Maroko vs Bahrain: Statistik, Fakta Menarik, dan Dominasi Singa Atlas di Laga Uji Coba 10 Oktober 2025PLN juga mengimbau masyarakat agar tetap bijak menggunakan listrik dan memanfaatkan energi secara efisien. Walaupun tarif tidak naik, perilaku hemat energi dinilai penting untuk menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung program transisi energi bersih yang sedang digencarkan pemerintah. Dengan kebijakan tarif listrik yang stabil ini, masyarakat dapat merasa lebih tenang menghadapi akhir tahun tanpa khawatir tagihan melonjak.****
Read More
Gadis 17 Tahun, Tewas di Kos Setelah Diduga Dianiaya Pacarnya yang Panik karena Korban Hamil
Gadis 17 Tahun, Tewas di Kos Setelah Diduga Dianiaya Pacarnya yang Panik karena Korban Hamil
Lingkaran.id - Kematian tragis seorang gadis berusia 17 tahun berinisial AKH di sebuah rumah kos di Kota Pekanbaru menyisakan duka mendalam dan kemarahan keluarga. Korban disebut telah lama mengalami kekerasan dari pacarnya, Andika Destian alias Dika (19), yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian.Kisah pilu di balik kasus ini diungkapkan oleh tante korban, Melati, yang mengaku sudah lama khawatir dengan hubungan tidak sehat antara AKH dan pelaku. Ia menceritakan bahwa sejumlah tetangga di sekitar kos korban sering mendengar suara tangisan dan teriakan dari kamar tempat keduanya tinggal.Tragedi Siswa SMP Tewas Diduga Akibat Bullying Teman Sekelas“Pernah ada tetangga yang iba dan ingin membantu. Mereka sempat menanyakan di mana rumah korban supaya bisa diantar pulang. Tapi saat itu korban bilang sudah tidak diakui lagi oleh keluarganya,” ungkap Melati pada Senin (20/10/2025).Namun, Melati menegaskan bahwa pernyataan korban saat itu tidak benar. Ia menjelaskan bahwa meski hubungan AKH dengan keluarganya sempat renggang, orang tuanya tetap peduli dan mengkhawatirkan kondisi putrinya.“Sebenarnya keluarga masih sayang. Hanya saja korban sudah jarang di rumah dan sering bermain di luar. Bahkan kami juga baru tahu kalau dia ternyata menikah siri tanpa sepengetahuan keluarga,” ujarnya.Melati juga mengungkapkan bahwa sebelum kematiannya, korban sempat mengaku tengah mengandung. Dugaan ini diperkuat dengan informasi bahwa AKH sempat meminta pelaku untuk membelikan obat dan sering mengeluh tidak enak badan.“Saya dengar korban memang sedang hamil. Mungkin pelaku panik karena belum pernah menghadapi kondisi seperti itu. Tapi bukan alasan untuk melakukan kekerasan. Dari situlah katanya sering terjadi penganiayaan,” jelasnya.Menurut Melati, Dika diduga kerap melampiaskan emosi kepada korban yang semakin lemah akibat kehamilannya. Hingga akhirnya, kekerasan itu berujung maut.“Kalau benar pelaku tega memukul hingga korban meninggal, itu sudah keji. Hukuman 15 tahun pun rasanya tidak setimpal,” tegasnya dengan nada geram.Peristiwa tragis ini terjadi pada Sabtu (18/10/2025) di rumah kos korban yang berlokasi di Jalan Usaha Gang Amal, Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Limapuluh, Kota Pekanbaru. Berdasarkan keterangan kepolisian, tubuh AKH ditemukan dengan luka lebam di wajah dan tubuh, diduga akibat penganiayaan berat.Kapolsek Limapuluh, Kompol Viola Dwi Angreni, didampingi Kanit Reskrim Iptu Safril, membenarkan bahwa pelaku telah diamankan untuk proses hukum lebih lanjut.“Kami sudah mengamankan pelaku untuk penyidikan dan pemeriksaan lanjutan,” ujar Kompol Viola, Minggu (19/10/2025).Kasus ini terungkap setelah ayah korban, Teguh, menerima telepon dari orang tua pelaku, Eka Oktavia, yang mengabarkan bahwa anaknya telah meninggal dunia. Mendengar kabar itu, keluarga korban segera mendatangi lokasi kejadian. Namun, sesampainya di sana, jenazah AKH telah dibawa ke rumah orang tua pelaku yang tidak jauh dari tempat kos.Dina Oktaviani Bikin Geger: Pegawai Minimarket Dihabisi Atasannya Sendiri, Begini KronologinyaKeluarga korban kini menuntut agar pelaku mendapat hukuman maksimal atas perbuatannya. Mereka berharap kasus ini tidak berhenti hanya pada penetapan tersangka, tetapi juga menjerat pelaku dengan pasal pembunuhan berencana mengingat adanya indikasi kekerasan berulang yang berujung pada kematian.“Kami hanya ingin keadilan. Anak ini masih muda, masih punya masa depan. Tapi nyawanya diambil dengan cara keji,” ucap Melati dengan mata berkaca-kaca.Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk memastikan penyebab pasti kematian korban dan kondisi kehamilan yang disebutkan oleh pihak keluarga.***
Read More
Ratusan Siswa SMA Gelar Aksi, Tuntut Keadilan dalam Kasus Deepfake ‘Skandal Smanse’
Ratusan Siswa SMA Gelar Aksi, Tuntut Keadilan dalam Kasus Deepfake ‘Skandal Smanse’
Lingkaran.id - Ratusan siswa SMAN 11 Semarang menggelar aksi damai untuk menuntut keadilan bagi korban kasus video palsu atau deepfake pornografi yang dikenal dengan sebutan “Skandal Smanse”. Konten tersebut diduga dibuat oleh Chiko Radityatama Agung Putra, alumni SMAN 11 Semarang yang kini berstatus mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip).Aksi solidaritas ini dilakukan seusai apel pagi di Lapangan SMAN 11 Semarang, Lamper Tengah, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, pada Senin (20/10/2025).Apel tersebut dipimpin oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah, Emma Rachmawati, yang hadir sebagai pembina upacara. Turut hadir pula Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah, Syamsudin, serta Kabid Pembinaan SMA Disdikbud Jawa Tengah, Kustrisaptono, bersama seluruh guru dan staf pengajar SMAN 11 Semarang.Magang Hub Kemnaker 2025 Segera Dibuka: Cara Daftar, Syarat, dan Gaji Rp 3,3 Juta per BulanUsai apel, para siswa membubarkan barisan dan membentangkan sejumlah spanduk putih bertuliskan berbagai tuntutan moral, seperti “Kami Butuh Keadilan”, “Korban Butuh Keadilan”, “Justice for SMA 11”, dan “Roro Out” menyuarakan ketidakpuasan terhadap pihak sekolah atas dugaan kurangnya kejelasan penanganan kasus tersebut.Salah satu siswa, Albani Telanae P, tampil mewakili teman-temannya untuk menyampaikan orasi dan pernyataan terbuka. Dengan menggunakan pelantang suara, ia menegaskan bahwa para siswa menuntut transparansi dan tanggung jawab dari pihak sekolah serta aparat penegak hukum.“Kami butuh keterangan terkait keadilan. Kami butuh transparansi. Kami butuh kejelasan terhadap perubahan klarifikasi yang dilakukan oleh Chiko. Kami sudah tahu semuanya, kami hanya perlu bukti dari kepala sekolah,” tegas Albani di hadapan massa aksi.Ia juga meminta pihak sekolah untuk membuka ruang audiensi resmi antara perwakilan siswa dan pihak terkait agar proses penanganan kasus dapat diketahui secara terbuka.“Kami tidak akan tinggal diam. Ini demi keadilan. Teman kami adalah korban, tetapi mereka tidak mendapatkan keadilan. Kami hanya minta mediasi dan kejelasan, bukan keributan,” lanjutnya.Albani menegaskan bahwa aksi ini dilakukan secara damai dan tidak bertujuan menciptakan kekacauan. Namun, ia memperingatkan bahwa bila tidak ada tanggapan atau langkah mediasi dari pihak sekolah, gerakan lanjutan akan kembali digelar.“Kami tidak akan anarkis. Tapi jika hari ini tidak ada ruang mediasi, tunggu aksi kami berikutnya,” katanya menutup pernyataannya.Pihak sekolah akhirnya menanggapi tuntutan para siswa dengan membuka forum audiensi tertutup yang dihadiri oleh Kepala SMAN 11 Semarang, Roro Tri Widiyastuti, bersama perwakilan dari DP3AP2KB dan Disdikbud Jawa Tengah.Syamsudin, Sekretaris Disdikbud Provinsi Jawa Tengah, menyatakan bahwa pihaknya menghormati aspirasi siswa dan memastikan bahwa suara mereka tidak akan diabaikan.“Anak-anak tidak kami kebiri aspirasinya. Kami fasilitasi mediasi agar semua pihak bisa didengar. Ini bagian dari upaya menjaga keamanan dan memberikan ruang dialog yang sehat,” ujarnya.Ia menambahkan bahwa Disdikbud bersama DP3AP2KB Jawa Tengah akan membuka layanan pendampingan bagi korban, termasuk yang sudah lulus atau berstatus alumni. Pendampingan tersebut akan melibatkan lembaga bantuan hukum milik pemerintah provinsi agar penanganan kasus berjalan sesuai prosedur.“Kami ingin anak-anak tetap bisa belajar dengan tenang. Masalah ini biarlah berproses sesuai dengan hukum. Prinsip kami adalah menjaga agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu,” tambah Syamsudin.Kasus deepfake “Skandal Smanse” mencuat setelah beredarnya video palsu berkonten pornografi yang menggunakan wajah sejumlah siswi SMAN 11 Semarang. Video itu diketahui merupakan hasil manipulasi digital yang dilakukan oleh pelaku menggunakan teknologi AI deepfake.Viral Isu Kenaikan Gaji ASN 2025, Begini Faktanya!Kasus ini mengejutkan publik karena pelaku, Chiko Radityatama Agung Putra, merupakan alumni sekolah yang kini menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Undip. Aksi para siswa SMAN 11 Semarang pun menjadi simbol perlawanan terhadap kekerasan digital dan seruan untuk memberikan keadilan bagi korban yang telah menjadi sasaran pelecehan berbasis teknologi.Dengan adanya dukungan dari pihak dinas dan komitmen sekolah membuka ruang dialog, diharapkan proses hukum dan pemulihan psikologis para korban dapat berjalan secara transparan dan berkeadilan.***
Read More
Kasus Perundungan Mahasiswa Universitas Udayana Berujung Sanksi Berat, Enam Orang Diberhentikan dan Tiga Dokter Koas Dikeluarkan dari RS
Kasus Perundungan Mahasiswa Universitas Udayana Berujung Sanksi Berat, Enam Orang Diberhentikan dan Tiga Dokter Koas Dikeluarkan dari RS
Lingkaran.id - Kasus dugaan perundungan terhadap mendiang Timothy Anugrah (TAS) yang menyeret sejumlah mahasiswa Universitas Udayana (Unud) kini memasuki babak baru. Enam mahasiswa resmi diberhentikan dari jabatan organisasi kemahasiswaan, sementara tiga dokter peserta didik (koas) di RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar terancam dikeluarkan dari programnya.Peristiwa ini menjadi perhatian luas publik setelah muncul dugaan bahwa beberapa mahasiswa menuliskan komentar bernada ejekan di media sosial terkait kematian Timothy. Unggahan tersebut sontak menuai kecaman dari netizen yang menilai tindakan itu tidak berperikemanusiaan dan mencederai empati sosial.Demo ke Transmart, Nggak Salah Alamat? Ratusan Santri Geruduk Usai Tayangan Trans7 Tuai KontroversiKeputusan tegas diambil oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) FISIP Universitas Udayana, yang mencopot beberapa pengurusnya karena diduga terlibat dalam tindakan perundungan tersebut Dalam surat pemberhentian resmi yang beredar, berikut nama-nama pengurus yang diberhentikan:Vito Simanungkalit, Wakil Kepala Departemen Eksternal Himapol FISIP UnudMuhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama, Kepala Departemen Kajian, Aksi, Strategis, dan PendidikanMaria Victoria Viyata Mayos, Kepala Departemen EksternalAnak Agung Ngurah Nanda Budiadnyana, Wakil Kepala Departemen Minat dan BakatMelalui pernyataan resminya, Ketua Himapol FISIP Unud Pande Made Estu Prajanaya menyampaikan permintaan maaf kepada publik atas kegaduhan yang terjadi sejak 15 Oktober 2025. Ia menegaskan bahwa keputusan pemberhentian tersebut diambil melalui rapat internal organisasi sebagai bentuk tanggung jawab moral.“Pernyataan ini kami sampaikan atas nama organisasi. Kami menyadari bahwa tindakan tersebut merupakan perilaku tidak bermoral yang menyinggung dan memperdalam luka keluarga serta teman korban yang sedang berduka,” ujarnya pada Sabtu (18/10/2025).Tak hanya dari Himapol, dua pengurus organisasi mahasiswa lainnya juga dijatuhi sanksi serupa. Leonardo Jonathan Handika Putra, Wakil Ketua BEM Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) Unud, dicopot dari jabatannya melalui surat keputusan yang ditandatangani oleh Ketua BEM FKP, Ravarizi Rakhman.Sementara itu, Putu Ryan Abel Perdana Tirta, Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FISIP Unud, juga resmi diberhentikan berdasarkan surat keputusan yang ditandatangani oleh Ketua DPM Unud, I Putu Ariyasa.Tindakan disipliner tidak berhenti di ranah kampus. RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar turut mengambil langkah tegas terhadap para dokter peserta didik (koas) yang juga diduga menulis komentar ejekan mengenai meninggalnya Timothy.Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSUP Ngoerah, I Wayan Sudana, menegaskan bahwa pihaknya telah mengembalikan para peserta didik yang terlibat ke Universitas Udayana untuk dilakukan pendalaman dan investigasi lebih lanjut.“Terkait peserta didik atau co-ass yang diduga terlibat dalam komentar tidak pantas di media sosial sehingga menimbulkan citra buruk terhadap RS Ngoerah dan Universitas Udayana, kami mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan mereka ke kampus,” ujar Sudana dalam keterangan tertulis.Sudana menambahkan, para dokter koas tersebut bukan merupakan pegawai RS Ngoerah, sehingga tindakan individu mereka tidak mencerminkan institusi rumah sakit. Namun, jika terbukti melakukan pelanggaran etika atau perundungan, sanksi berat akan dijatuhkan.“Apabila hasil investigasi membuktikan adanya pelanggaran etika atau tindakan perundungan, maka akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku,” tegasnya.Dari informasi yang beredar di media sosial, diketahui ada tiga mahasiswa Universitas Udayana yang sedang menjalani program koas di RS Ngoerah ikut menuliskan komentar tidak pantas terkait kematian TAS.Kasus ini bermula dari peristiwa tragis pada Rabu (15/10/2025) sekitar pukul 09.00 WITA, ketika Timothy Anugrah, mahasiswa Universitas Udayana berusia 22 tahun, ditemukan meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai empat salah satu gedung di lingkungan kampus.Sengketa Over Kredit Mobil Alphard Berujung Penyekapan dan Penyiksaan, Sembilan Orang Jadi TersangkaBerdasarkan keterangan kepolisian, saksi mata sempat melihat Timothy memasuki gedung dalam kondisi panik dan gelisah. Ia kemudian duduk di bangku panjang di luar ruang kelas sambil melihat sekeliling. Tak lama setelah itu, saksi mendengar suara keras dan mendapati bahwa seseorang jatuh dari lantai empat. Setelah diperiksa, korban diketahui adalah Timothy.Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan rekan-rekan kampusnya. Namun, munculnya komentar bernada ejekan setelah kejadian tersebut memperburuk suasana duka dan memicu gelombang kemarahan publik terhadap para pelaku yang kini tengah menghadapi sanksi berat dari pihak kampus dan rumah sakit.Kasus ini menjadi pengingat keras bagi dunia akademik tentang pentingnya etika digital dan empati sosial, terutama di tengah situasi berduka, agar lingkungan pendidikan tetap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.***
Read More
Harga Logam Mulia Udah Turun: Tapi Barangnya Malah Gak Ada, Strategi Langka Antam Bikin Netizen Curiga?
Harga Logam Mulia Udah Turun: Tapi Barangnya Malah Gak Ada, Strategi Langka Antam Bikin Netizen Curiga?
Lingkaran.id -Harga logam mulia keluaran PT Aneka Tambang Tbk (Antam) memang sedang turun, namun situasi di lapangan justru membuat banyak calon pembeli kebingungan. Meski harga emas batangan hari ini tercatat anjlok Rp13.000 per gram menjadi Rp2.415.000, beberapa butik dan distributor resmi Antam melaporkan stok yang mulai menipis. Kondisi ini membuat sebagian masyarakat merasa heran. Saat harga sedang tinggi, logam mulia mudah ditemukan di banyak toko dan platform online. Namun ketika harga turun dan peluang membeli lebih menarik, ketersediaannya justru terbatas. Fenomena ini menimbulkan spekulasi di kalangan publik, terutama di media sosial, tentang strategi distribusi dan pasokan yang dilakukan perusahaan.Hasil Manchester United vs Liverpool 2-1: Gol Maguire Bawa MU Pecahkan Kutukan 9 Tahun di AnfieldBeberapa pengamat menilai, keterbatasan stok saat harga turun bukanlah hal yang aneh. Dalam dunia perdagangan komoditas, pasokan seringkali diatur secara hati-hati untuk menjaga stabilitas harga. Ketika permintaan meningkat tajam karena penurunan harga, stok bisa cepat terserap pasar sebelum pasokan baru masuk dari unit produksi. Selain itu, sebagian investor besar juga memanfaatkan momentum ini untuk membeli dalam jumlah besar, sehingga stok di gerai ritel cepat habis.Meskipun demikian, langkah Antam perlu diimbangi dengan transparansi informasi kepada publik. Penjelasan terbuka mengenai mekanisme distribusi dan ketersediaan produk dapat membantu menumbuhkan kepercayaan masyarakat, terutama di tengah tingginya minat terhadap logam mulia sebagai instrumen investasi.Magang Hub Kemnaker 2025 Segera Dibuka: Cara Daftar, Syarat, dan Gaji Rp 3,3 Juta per BulanDari sisi investor, kondisi ini menunjukkan pentingnya memiliki strategi pembelian yang cermat. Harga turun memang menggoda, tetapi pasokan terbatas bisa menjadi sinyal bahwa pasar sedang bergerak aktif. Bagi masyarakat yang baru mulai berinvestasi emas, penting untuk memahami bahwa fluktuasi harga dan ketersediaan stok adalah bagian dari dinamika pasar.Keterbatasan stok di saat harga turun dapat menjadi momentum evaluasi bagi perusahaan dan konsumen. Bagi Antam, ini kesempatan untuk memperkuat sistem distribusi dan pelayanan pelanggan. Sementara bagi masyarakat, situasi ini menjadi pengingat bahwa keputusan investasi sebaiknya tidak didorong oleh euforia sesaat, melainkan oleh pemahaman terhadap tren jangka panjang.Menjaga keseimbangan antara permintaan dan pasokan menjadi kunci agar emas tetap menjadi aset yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga terpercaya bagi seluruh lapisan masyarakat.****
Read More
Ricuh Warnai Grand Final Karapan Sapi Piala Presiden, Seorang Polisi Alami Luka
Ricuh Warnai Grand Final Karapan Sapi Piala Presiden, Seorang Polisi Alami Luka
Lingkaran.id - Suasana tegang mewarnai gelaran Grand Final Karapan Sapi Piala Presiden yang digelar di Stadion RP Moh Noer, Kelurahan Bancaran, Kabupaten Bangkalan, pada Minggu (19/10/2025). Acara yang semula berlangsung meriah mendadak diwarnai keributan antarkelompok peserta, hingga menyebabkan seorang anggota kepolisian terluka saat mengamankan jalannya kegiatan.Informasi yang dihimpun menyebutkan, kericuhan terjadi menjelang akhir perlombaan, saat sejumlah peserta menyampaikan protes terhadap keputusan panitia lomba. Adu argumen yang awalnya berlangsung panas akhirnya berkembang menjadi keributan di area arena lomba.Demo ke Transmart, Nggak Salah Alamat? Ratusan Santri Geruduk Usai Tayangan Trans7 Tuai KontroversiKasih Humas Polres Bangkalan, Ipda Agung Intama, membenarkan insiden tersebut. Ia menjelaskan bahwa korban luka merupakan anggota Bawah Kendali Operasi (BKO) Brimob Polda Jawa Timur yang tengah bertugas dalam pengamanan acara.“Benar, terjadi sedikit insiden yang menyebabkan salah satu anggota BKO Brimob Polda Jatim terluka. Saat ini korban sudah mendapat penanganan medis, dan pelaku juga telah diamankan oleh Satreskrim Polres Bangkalan,” ujar Agung kepada wartawan, Minggu malam.Menurut keterangan sementara, keributan berawal dari ketidakpuasan salah satu kubu peserta terhadap hasil pertandingan yang diumumkan panitia. Adu pendapat yang semula dilakukan secara verbal berubah menjadi bentrokan fisik di area tribun penonton.“Hingga pelaksanaan puncak, memang sempat terjadi kesalahpahaman. Salah satu kubu peserta memprotes karena merasa tidak puas dengan keputusan panitia,” tambah Ipda Agung.Hingga pukul 21.20 WIB, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait kronologi dan motif keributan, termasuk identitas pelaku yang menyebabkan anggota kepolisian terluka. Polisi juga telah mengamankan sejumlah saksi dan barang bukti di lokasi kejadian untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.Resmi! Kemendikbudristek Umumkan Pendaftaran PPG Prajabatan 2025, Ini Tahapan Seleksi dan Dokumen yang Wajib DisiapkanSituasi di area stadion dilaporkan telah kembali kondusif setelah petugas kepolisian dan panitia berhasil meredam keributan. Namun, polisi tetap meningkatkan pengamanan di sekitar lokasi untuk mengantisipasi adanya aksi lanjutan.Peristiwa ini menambah daftar panjang insiden kericuhan yang kerap terjadi dalam ajang tradisi Karapan Sapi, yang merupakan kebanggaan masyarakat Madura. Pihak kepolisian mengimbau semua peserta dan pendukung untuk menjunjung tinggi sportivitas agar kegiatan budaya ini dapat terus dilestarikan tanpa menimbulkan korban.****
Read More
Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) Rp900 Ribu Mulai Dicairkan, Simak Syarat dan Cara Cek Penerima
Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) Rp900 Ribu Mulai Dicairkan, Simak Syarat dan Cara Cek Penerima
Lingkaran.id - Pemerintah mulai menyalurkan Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) kepada masyarakat mulai hari ini, Senin (20/10/2025). Bantuan senilai Rp300 ribu per bulan ini diberikan sekaligus untuk tiga bulan (Oktober–Desember 2025), sehingga total yang diterima oleh masing-masing keluarga penerima manfaat mencapai Rp900 ribu.Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menjelaskan bahwa penyaluran BLTS dilakukan sebagai langkah pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah tekanan ekonomi global. Ia menyebut, total 35,04 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang termasuk dalam desil 1 hingga 4 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) akan mendapatkan bantuan ini.Prabowo Ulang Tahun ke-74, Publik Soroti Kepemimpinan dan Isyarat Dua Periode“Dalam tiga bulan ini, yakni Oktober, November, dan Desember, setiap keluarga berhak mendapat Rp300.000 per bulan. Namun pencairannya dilakukan sekaligus, sehingga masyarakat akan menerima Rp900.000 mulai Senin ini,” jelas Teddy dalam keterangan resmi yang dikutip Senin (20/10/2025).Teddy menyampaikan bahwa proses penyaluran BLTS dilakukan melalui bank-bank milik negara yang tergabung dalam Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) serta PT Pos Indonesia. Ia menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan langsung terhadap kesiapan penyaluran dana di lapangan bersama Menteri Sosial Saifullah Yusuf.“Pak Mensos sudah berkoordinasi langsung dengan bank-bank Himbara dan kantor pos. Jadi bisa dipastikan mulai hari ini dan beberapa hari ke depan masyarakat sudah bisa menerima BLT sesuai arahan Presiden,” ujarnya.Menurut Teddy, anggaran yang disiapkan pemerintah untuk program ini mencapai lebih dari Rp30 triliun. Dana tersebut merupakan hasil efisiensi anggaran yang dilakukan sejak awal tahun.“Totalnya untuk 35,04 juta keluarga penerima manfaat mencapai lebih dari Rp30 triliun,” katanya.Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan wujud nyata kepedulian Presiden Prabowo Subianto terhadap masyarakat berpenghasilan rendah. Ia menyebut, Presiden ingin memastikan semua lapisan masyarakat mendapatkan perhatian yang adil dari pemerintah.“Pak Presiden sangat memperhatikan masyarakat di golongan bawah. Prinsipnya, yang atas dijaga dan dirangkul, yang menengah difasilitasi, dan yang bawah dibela,” ujar Gus Ipul.Heboh! Menkeu Tegas Tak Akan Danai Family Office, “Kalau Mau, Pakai Uang Sendiri”Program BLTS ini hanya diberikan kepada warga negara Indonesia (WNI) yang masuk dalam desil 1–4 DTSEN. Aparatur Sipil Negara (ASN), anggota TNI, dan Polri tidak termasuk sebagai penerima bantuan.Untuk memastikan apakah seseorang terdaftar sebagai penerima BLT, masyarakat dapat mengeceknya secara online melalui laman resmi: https://cekbansos.kemensos.go.idBerikut langkah-langkahnya:Buka situs cekbansos.kemensos.go.id.Pilih provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa sesuai alamat penerima.Masukkan nama lengkap sesuai KTP.Isi kode captcha yang tertera di layar.Klik tombol “Cari Data” untuk melihat status penerima bantuan.Masyarakat yang terdaftar akan menerima transfer langsung ke rekening bank yang telah ditunjuk pemerintah, atau melalui kantor pos bagi penerima tanpa rekening.***
Read More
Sengketa Over Kredit Mobil Alphard Berujung Penyekapan dan Penyiksaan, Sembilan Orang Jadi Tersangka
Sengketa Over Kredit Mobil Alphard Berujung Penyekapan dan Penyiksaan, Sembilan Orang Jadi Tersangka
Lingkaran.id - Kepolisian mulai mengungkap motif di balik kasus penyekapan disertai kekerasan terhadap empat orang di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, yang ternyata dipicu oleh sengketa transaksi over kredit mobil Toyota Alphard.Peristiwa ini terungkap setelah salah satu korban bernama Dessi Juwita berhasil melarikan diri pada Senin (13/10/2025) setelah dua hari disekap sejak Sabtu (11/10/2025). Dessi kemudian melaporkan kejadian itu ke Polda Metro Jaya, yang menjadi titik awal pengungkapan kasus tersebut.Bikin Resah, Warga Pasang Polisi Tidur Penuh Paku, Warga Ribut dengan Petugas KelurahanPolisi telah menetapkan sembilan tersangka, yakni Adrian (41), Nunung (52), VS (33), HJE (25), S (35), APN (25), Z (34), I, dan MA (39). Sementara empat korban dalam kasus ini adalah pasangan suami istri Indra alias Riky dan Dessi Juwita, serta dua rekannya, Nurul alias Ibenk dan Ajit Abdul Majid.Kanit 3 Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol I Kadek Dwi, menjelaskan bahwa kasus ini bermula dari kesepakatan over kredit antara Adrian dan Nunung.Dalam kesepakatan itu, Adrian mengalihkan kredit mobil Alphard milik istrinya kepada Nunung, namun pembayaran tidak dilakukan sepenuhnya.“Awalnya terjadi transaksi over kredit Alphard dari tersangka A kepada N. Baru dibayar Rp 75 juta, masih ada sisa utang sekitar Rp 400 juta,” ungkap Kadek, Sabtu (18/10/2025).Tanpa sepengetahuan Adrian, Nunung kemudian menjual mobil tersebut kepada pihak lain, yang belakangan diketahui bernama Indra. Tindakan itu memicu kemarahan Adrian karena ia merasa dirugikan dan tak mendapat kejelasan soal sisa pembayaran.Karena kesal, Adrian kemudian menculik dan menyekap Nunung selama hampir tiga pekan untuk memaksa pengakuan terkait keberadaan mobil yang hilang jejak itu.Dalam masa penyekapan, Nunung mengaku kepada Adrian bahwa mobil Alphard telah dijual kepada Indra. Ia kemudian mencoba menghubungi Indra untuk meminta pengembalian uang muka senilai Rp 49 juta.Nunung lalu mengatur pertemuan dengan Indra di sebuah angkringan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Sabtu malam (11/10/2025). Indra datang bersama istrinya, Dessi, serta dua rekannya, Nurul alias Ibenk dan Ajit Abdul Majid.Namun, bukannya bertemu untuk menyelesaikan masalah, keempat orang itu justru diculik oleh Nunung bersama kelompok Adrian. Mereka dibawa ke rumah milik MA (39) di Pondok Aren, Tangerang Selatan, dan disekap di sana selama beberapa hari.Kadek menjelaskan, meski Nunung awalnya terlibat dalam transaksi, ia juga menjadi korban penyekapan oleh Adrian, lantaran dianggap belum memberikan informasi jelas soal keberadaan mobil.“Betul, sebenarnya si N (Nunung) yang bermasalah, tapi dia juga diculik dan disekap hampir tiga minggu,” ujarnya.Selama penyekapan, tiga korban pria Indra, Nurul, dan Ajit mengalami penyiksaan bergantian oleh para pelaku. Mereka dipukuli dan diintimidasi agar mengakui keberadaan mobil Alphard yang masih belum ditemukan.Sementara Dessi, satu-satunya korban perempuan, berhasil melarikan diri pada Senin (13/10/2025) dan segera melapor ke polisi. Laporan itulah yang kemudian menjadi kunci pengungkapan kasus.Viral Video Ketua Komisi III DPRD Diduga Mengejek Aksi MassaKabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Ade Ary Syam Indradi menjelaskan bahwa setiap tersangka memiliki peran berbeda dalam aksi penyekapan ini:Adrian (41): otak utama, perencana, eksekutor, penyedia mobil, sekaligus pelaku pemerasan.Nunung (52): koordinator lapangan yang memancing korban agar datang, serta ikut memeras korban.VS (33): pengawas lokasi, memerintahkan rekaman aksi penyiksaan, serta penyedia rumah untuk penyekapan.HJE (25): turut melakukan penganiayaan terhadap korban.S (35): eksekutor sekaligus penyedia rumah tempat penyekapan.APN (25): bertugas merekam video penyiksaan dan membantu membawa korban dari Jagakarsa.Z (34): turut melakukan kekerasan fisik terhadap korban.I: koordinator lapangan yang menyediakan kendaraan untuk menculik korban.MA (39): pemilik rumah di Pondok Aren yang dijadikan tempat penyekapan.Hingga kini, polisi masih terus mendalami kasus ini untuk menelusuri keberadaan mobil Alphard yang menjadi sumber sengketa. Aparat juga tengah mengumpulkan bukti tambahan, termasuk rekaman penyiksaan yang dilakukan oleh para pelaku.Kasus ini menjadi perhatian publik karena memperlihatkan bagaimana sengketa bisnis bisa berujung pada tindak kekerasan brutal yang melibatkan banyak pihak.***
Read More
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan Segera Diterapkan, Begini Penjelasan Dirut BPJS
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan Segera Diterapkan, Begini Penjelasan Dirut BPJS
Lingkaran.id - Sebanyak 23 juta peserta BPJS Kesehatan tercatat masih menunggak pembayaran iuran, dengan total tunggakan mencapai lebih dari Rp10 triliun. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk menyiapkan kebijakan pemutihan bagi peserta yang benar-benar tidak mampu melunasi kewajiban mereka.Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, mengungkapkan bahwa sebagian besar peserta yang menunggak berasal dari kalangan masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi. Menurutnya, upaya penagihan yang dilakukan selama ini tidak akan efektif jika peserta memang tidak memiliki kemampuan finansial.Resmi! Kemendikbudristek Umumkan Pendaftaran PPG Prajabatan 2025, Ini Tahapan Seleksi dan Dokumen yang Wajib Disiapkan“Bagi mereka yang benar-benar tidak mampu, meskipun sudah ditagih sesuai aturan yang berlaku, tetap tidak bisa membayar karena memang tidak punya uang,” ujar Ali Ghufron saat memberikan keterangan di Kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sabtu (18/10/2025), sebagaimana dikutip dari Antara.Ali menjelaskan bahwa kebijakan pemutihan iuran menjadi langkah realistis agar masyarakat bisa memulai kembali kepesertaan BPJS Kesehatan dari awal tanpa terbebani utang lama.“Lebih baik dibuat ‘fresh start’. Jadi nanti mereka bisa mulai lagi dari nol, sedangkan utang-utang lama dihapuskan,” tambahnya.Magang Hub Kemnaker 2025 Segera Dibuka: Cara Daftar, Syarat, dan Gaji Rp 3,3 Juta per BulanKebijakan ini diharapkan dapat mengembalikan keaktifan jutaan peserta yang sebelumnya terhenti karena tunggakan, sekaligus memperluas jangkauan perlindungan kesehatan nasional.Meski begitu, BPJS Kesehatan belum merinci mekanisme dan kriteria penerapan pemutihan tersebut, termasuk siapa saja yang akan masuk dalam kategori peserta tidak mampu. Pemerintah berencana akan mengumumkan aturan teknis pemutihan iuran setelah melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga terkait.***
Read More
Demo ke Transmart, Nggak Salah Alamat? Ratusan Santri Geruduk Usai Tayangan Trans7 Tuai Kontroversi
Demo ke Transmart, Nggak Salah Alamat? Ratusan Santri Geruduk Usai Tayangan Trans7 Tuai Kontroversi
Lingkaran.id -Ratusan santri dan alumni pondok pesantren di Jember menggelar aksi demonstrasi di depan Transmart Jember, Jumat (17/10/2025) siang. Aksi ini dipicu oleh tayangan program Xpose Uncensored di stasiun televisi Trans7 yang dinilai menyinggung dan melecehkan kehidupan pesantren. Para peserta aksi datang dengan membawa spanduk bertuliskan tuntutan permintaan maaf dari pihak Trans7. Meski lokasi aksi berada di depan pusat perbelanjaan Transmart, para santri menegaskan bahwa aksi itu bukan salah alamat.Maroko vs Bahrain: Statistik, Fakta Menarik, dan Dominasi Singa Atlas di Laga Uji Coba 10 Oktober 2025Tuntutan Santri: Minta Permintaan Maaf TerbukaDalam orasinya, para peserta menuntut agar Trans7 menyampaikan permintaan maaf terbuka melalui siaran nasional selama tujuh hari berturut-turut di jam tayang utama (prime time).Mereka menilai konten Xpose Uncensored telah menimbulkan keresahan di kalangan pesantren karena dianggap menampilkan stereotip negatif terhadap santri.“Kami tidak ingin media besar seenaknya membentuk opini buruk tentang pesantren. Tayangan itu mencederai martabat santri,” kata salah satu peserta aksi.Prediksi Skor MU vs Liverpool 17 Oktober 2025: Duel Panas, Statistik dan Kondisi Terkini PemainAksi yang berlangsung sekitar dua jam itu mendapat pengamanan ketat dari aparat kepolisian. Lalu lintas di sekitar kawasan Jalan Gajah Mada, Jember, sempat dialihkan untuk menghindari kemacetan panjang.Meski berlangsung panas, aksi berjalan tertib dan tanpa bentrokan. Para santri akhirnya membubarkan diri setelah perwakilan mereka diterima oleh pihak manajemen Transmart Jember.Sebagian masyarakat sempat mempertanyakan mengapa demo terhadap Trans7 dilakukan di depan Transmart. Namun, santri menjelaskan bahwa Transmart dan Trans7 berada di bawah satu induk perusahaan, CT Corp, yang dimiliki pengusaha Chairul Tanjung.Hal ini membuat lokasi Transmart dipilih sebagai simbol untuk menyampaikan aspirasi kepada pemilik jaringan media tersebut.***
Read More
Prabowo Ulang Tahun ke-74, Publik Soroti Kepemimpinan dan Isyarat Dua Periode
Prabowo Ulang Tahun ke-74, Publik Soroti Kepemimpinan dan Isyarat Dua Periode
Lingkaran.id -Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto hari ini genap berusia 74 tahun. Momen ulang tahun kali ini tak sekadar menjadi perayaan pribadi, melainkan juga menjadi sorotan publik terhadap arah kepemimpinan dan kemungkinan keberlanjutan menuju dua periode pemerintahan. Lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951, Prabowo dikenal sebagai sosok yang tegas, berdisiplin tinggi, dan memiliki visi kuat dalam memperjuangkan kemandirian nasional. Sejak menjabat sebagai Presiden, ia berfokus pada ketahanan pangan, kedaulatan energi, penguatan pertahanan, serta pemerataan ekonomi nasional.Magang Hub Kemnaker 2025 Segera Dibuka: Cara Daftar, Syarat, dan Gaji Rp 3,3 Juta per BulanKonsistensi dan gaya kepemimpinan yang lugas membuat nama presiden Prabowo tetap menjadi perhatian di tengah dinamika politik nasional. Banyak pengamat menilai bahwa di usia ke-74, Presiden Prabowo justru menunjukkan energi dan tekad yang semakin matang dalam menjalankan program pemerintahan.Momen ulang tahun ini menjadi simbol penting yang menandai konsolidasi menuju arah politik jangka panjang. Meski belum ada pernyataan resmi terkait rencana dua periode, publik menilai capaian pemerintahan saat ini menjadi dasar kuat bagi keberlanjutan kepemimpinan Prabowo.Selama masa pemerintahannya, Prabowo menaruh perhatian besar pada upaya menciptakan kemandirian bangsa. Melalui berbagai kebijakan strategis, pemerintah mendorong peningkatan produktivitas pertanian, penguatan industri pertahanan, serta pemerataan pembangunan hingga ke daerah terpencil.Glenny Kairupan, Profil Lengkap Jenderal Purnawirawan yang Kini Pimpin Garuda Indonesia!!Ulang tahun ke-74 menjadi momentum refleksi bagi Presiden Prabowo dalam menegaskan arah kepemimpinan Indonesia. Di usia yang semakin matang, ia dinilai mampu memadukan ketegasan seorang prajurit dengan kebijaksanaan seorang negarawan.Bagi sebagian kalangan, perjalanan panjang presiden Prabowo dari dunia militer hingga politik menggambarkan konsistensi pengabdian terhadap bangsa dan negara. Ulang tahun ini pun menjadi simbol kesinambungan antara pengalaman masa lalu dan tekad untuk terus membawa Indonesia ke arah yang lebih maju.****
Read More
Berita Populer Bulan ini
Elearning Course Thinkedu
Berita Terbaru
Pilih yang terbaik