Haji Menunjukkan Karakter Diri
Haji Menunjukkan Karakter Diri
Lingkaran.id -Ibadah haji bukan sekadar perjalanan spiritual ke tanah suci; ia adalah cermin besar yang memantulkan siapa kita sebenarnya. Di balik ritual dan pakaian ihram yang menyamakan status sosial semua jamaah, tersingkaplah lapisan-lapisan karakter manusia yang selama ini mungkin tersembunyi. Haji adalah ujian mental, emosional, dan spiritual dalam ujian itu, karakter diri seseorang benar-benar diuji dan terlihat.Ketika seseorang meninggalkan kenyamanan hidupnya dan masuk ke dalam keramaian jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia, maka dimulailah proses pengupasan jati diri. Di tengah padatnya kerumunan, panjangnya antrean, panasnya cuaca, dan keterbatasan fasilitas, muncul reaksi-reaksi spontan yang sulit dibuat-buat. Orang yang sabar akan tetap tenang dalam kekacauan. Sebaliknya, mereka yang mudah marah, egois, atau tidak peduli dengan sesama akan dengan sendirinya menampakkan watak aslinya.Pemerintah Resmi Terapkan Skema Kerja Fleksibel untuk ASN, Bisa Work From AnywhereHaji adalah ibadah yang menuntut keikhlasan. Tidak ada ruang untuk pencitraan karena semua orang sama: berpakaian sederhana, hidup seadanya, dan saling bergantung. Di sinilah kejujuran diri diuji. Apakah kita benar-benar tulus mencari ridha Allah, atau hanya ingin mendapatkan pengakuan sosial setelah pulang? Apakah kita sabar saat hak kita diambil, atau malah cepat mengeluh dan menyalahkan?Lebih jauh, dalam ibadah haji, interaksi antarjamaah dari berbagai latar belakang budaya, bahasa, dan kebiasaan menjadi panggung besar untuk memperlihatkan sejauh mana seseorang mampu bersikap toleran dan rendah hati. Seorang jamaah bisa terlihat sangat religius di luar, namun perilakunya selama haji bisa menunjukkan sebaliknya: egois saat berebut tempat, kasar pada petugas, atau tidak peduli pada sesama jamaah yang kesulitan.Sebaliknya, banyak pula karakter baik yang justru bersinar dalam momen-momen sulit haji. Seseorang yang rela berbagi air minum kepada jamaah lain, yang membantu tanpa diminta, yang tersenyum meski lelah luar biasa—semua itu adalah bukti nyata bahwa haji bukan hanya ibadah ritual, melainkan proses pembentukan dan pembuktian karakter.Ketika seseorang pulang dari haji, tidak cukup hanya membawa gelar "Haji" di depan namanya. Yang lebih penting adalah bagaimana karakter dirinya terbentuk dan terbukti selama proses itu.Garuda Indonesia Umumkan Hasil Investigasi Hilangnya Ponsel PenumpangApakah ia pulang sebagai pribadi yang lebih sabar, lebih peka terhadap sesama, lebih jujur dan rendah hati?Jika tidak, bisa jadi yang ia bawa hanya lelah fisik dan cerita perjalanan, bukan transformasi spiritual yang sejatinya menjadi inti ibadah haji.Pada akhirnya, haji menunjukkan karakter diri karena ia adalah proses pemurnian yang mendalam. Ia bukan sekadar perjalanan ke tanah suci, melainkan perjalanan kembali kepada jati diri yang sejati.****Penulis:Ahmad RusliPPIH ARAB SAUDI 2025 DAKER MEKKAHPengajar di UIN SYAHADA PADANGSIDIMPUAN 
Read More
Viral Pedagang Roti Diintimidasi Saat Berjualan Sambil Live
Viral Pedagang Roti Diintimidasi Saat Berjualan Sambil Live
Lingkaran.id -Viral video yang memperlihatkan seorang pedagang roti mendapat perlakuan intimidasi dari seorang pria saat berjualan sambil melakukan siaran langsung di media sosial menjadi viral. Insiden itu terjadi di kawasan Tugu Pengantin, Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, Lampung.Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok @endar997 pada Jumat (20/6/2025). Dalam rekaman berdurasi singkat itu, tampak pedagang roti yang diketahui berasal dari Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu, didatangi oleh seorang pria yang membawa sebuah benda di tangannya.SPMB Jabar 2025 Tahap 1 Masuki Penutupan, Ribuan Calon Siswa Berebut Kursi FavoritPria tersebut dengan tegas melarang pedagang itu berjualan di lokasi tersebut. Dengan nada intimidatif, ia meminta pedagang tersebut segera pergi dan menyampaikan pesan tersebut kepada rekan-rekannya sesama pedagang.“Sudah bubar-bubar, jangan dagang di sini lagi, bilang dengan kawan-kawan kamu,” ucap pria itu dalam video.Merasa tertekan, pedagang tersebut langsung berhenti berjualan dan mulai membereskan barang dagangannya tanpa perlawanan.Unggahan video itu langsung memicu beragam respons dari warganet. Banyak yang menyayangkan tindakan intimidasi yang diterima oleh pedagang kecil tersebut, terlebih saat sedang berupaya mencari nafkah.“Paham kan kenapa Tataan susah majunya, udah paling di bener Pringsewu aja bang,” tulis salah satu pengguna TikTok mengungkapkan kekesalannya.“Bukan cuma di Tataan, banyak kok daerah lain juga yang begitu. Sayangnya, mentalitas seperti ini bikin daerah susah berkembang,” tambah warganet lainnya.Namun, sebagian warganet lainnya justru melihat persoalan ini dari sisi aturan ketertiban umum. Mereka berpendapat bahwa berjualan di area tersebut memang membutuhkan izin resmi agar tidak menimbulkan kesan semrawut di ruang publik.“Sejauh yang saya tahu, jualan di situ tuh memang harus ada izin dari pihak berwenang. Kalau nggak, ya jadi kelihatan kumuh,” tulis salah seorang pengguna di kolom komentar.Resmi Dibuka, Program Magang Berdampak 2025 Tawarkan Uang Saku Rp2,8 JutaDalam caption unggahannya, pengunggah video juga mengungkapkan kebingungannya atas tindakan tersebut. Ia menilai aktivitas pedagang itu merupakan bagian dari kegiatan berbagi yang bernilai positif.“Gimana to ini gess, kita ngadain acara buat berbagi emang salah ya?,” tulisnya.Peristiwa ini kembali mengangkat isu klasik mengenai tarik menarik antara kebutuhan masyarakat kecil mencari nafkah dan aturan ketertiban di ruang publik. Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari aparat desa maupun pemerintah setempat terkait insiden tersebut. Warganet pun berharap ada solusi yang adil agar pedagang kecil tetap bisa mencari nafkah tanpa menyalahi aturan yang berlaku.***
Read More
Garuda Indonesia Umumkan Hasil Investigasi Hilangnya Ponsel Penumpang
Garuda Indonesia Umumkan Hasil Investigasi Hilangnya Ponsel Penumpang
Lingkaran.id - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akhirnya mengumumkan hasil investigasi internal terkait laporan hilangnya ponsel milik salah satu penumpangnya dalam penerbangan GA 716 rute Jakarta-Melbourne pada 6 Juni 2025 lalu. Dalam pernyataan resminya, Garuda memastikan tidak ditemukan bukti keterlibatan kru pesawat dalam insiden tersebut.Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Niaga Garuda Indonesia, Ade R. Susardi, dalam keterangan pers pada Jumat (20/6/2025). Ia menjelaskan bahwa investigasi dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk otoritas bandara.Diduga Tak Berizin Resmi, Sekolah Swasta Elite di Bekasi Ditinggal Guru karena Diperlakukan Layaknya ART“Proses investigasi internal kami lakukan dengan cermat melalui koordinasi intensif bersama pihak-pihak yang berwenang, berlangsung sejak 6 hingga 18 Juni 2025. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, belum ada bukti yang menunjukkan adanya keterlibatan awak kabin dalam dugaan kehilangan barang tersebut,” jelas Ade.Meski belum ada indikasi pelanggaran dari pihak internal, Garuda Indonesia tetap melanjutkan proses hukum dengan melaporkan kasus ini secara resmi ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Garuda berkomitmen mendukung penuh jalannya penyelidikan aparat penegak hukum.“Garuda Indonesia akan mendukung sepenuhnya proses hukum yang berjalan. Kami siap menyediakan berbagai informasi dan data yang dibutuhkan aparat kepolisian demi terwujudnya proses penyelidikan yang adil, transparan, dan obyektif bagi semua pihak. Komunikasi intensif juga terus kami lakukan dengan penumpang yang melaporkan kehilangan barang tersebut,” tambahnya.Viral Anak Penjual Risol Dianiaya Ibu Kandung karena Dagangan Tak LakuManajemen Garuda Indonesia menyadari bahwa insiden ini menjadi perhatian publik dan berjanji akan menjadikannya sebagai bahan evaluasi dalam memperbaiki prosedur operasional ke depan. Ade menegaskan bahwa masukan dari penumpang merupakan bagian penting dalam proses peningkatan layanan Garuda Indonesia.“Kami menegaskan komitmen untuk terus menjaga standar keselamatan dan kenyamanan penerbangan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Setiap laporan dan masukan dari penumpang akan menjadi dasar bagi penguatan prosedur pelayanan kami agar terus menghadirkan pengalaman terbaik bagi pengguna jasa Garuda Indonesia,” pungkas Ade.Kasus ini kini berada di tangan pihak kepolisian untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Garuda Indonesia berjanji akan bersikap transparan dan kooperatif demi memastikan insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.***
Read More
Mahasiswi Tewas Usai Melahirkan di Kos, Kekasih Resmi Jadi Tersangka
Mahasiswi Tewas Usai Melahirkan di Kos, Kekasih Resmi Jadi Tersangka
Lingkaran.id - Kasus kematian tragis seorang mahasiswi usai melahirkan sendiri di kamar kosnya di Kelurahan Labuhan Ratu, Bandar Lampung, kini memasuki babak baru. Polisi menetapkan kekasih korban berinisial B sebagai tersangka dalam peristiwa memilukan tersebut.Hal ini disampaikan langsung oleh Kapolsek Kedaton, AKP Budi Harto, saat memberikan keterangan kepada media pada Jumat (20/6/2025).“Saat ini pelaku sudah kami amankan. Statusnya juga sudah resmi sebagai tersangka. Kami masih terus melakukan pemeriksaan secara mendalam terkait kasus ini,” ujar Budi.Viral Program Makan Bergizi Gratis, Bahan Mentah Dibagikan ke SiswaMenurut Budi, penyidik masih berupaya menelusuri keberadaan bayi yang dilahirkan korban. Dugaan sementara, bayi tersebut sengaja dibuang oleh tersangka usai proses persalinan yang dilakukan korban seorang diri.“Dari hasil pemeriksaan sementara, keduanya sudah menjalani hubungan asmara selama tiga tahun. Untuk langkah selanjutnya, kami masih fokus mendalami keberadaan bayi yang sempat dibuang oleh pelaku,” jelasnya.Dalam proses penyidikan, polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi penting, di antaranya rekan-rekan korban yang tinggal satu kos serta pemilik kos tempat korban tinggal. Informasi dari para saksi diharapkan bisa membantu mengungkap keseluruhan kronologi peristiwa tragis ini.15 Hari Menghilang, Remaja Putri Ditemukan di Hotel Bersama 4 Pria, Polisi Temukan SabuAtas perbuatannya, tersangka B dijerat dengan berbagai pasal berat. Ia disangkakan melanggar Pasal 80 ayat (3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak, yang merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002. Pasal tersebut mengatur tentang kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan kematian.Tak hanya itu, B juga dikenakan Pasal 306 ayat (2) KUHP tentang perbuatan membiarkan orang dalam kesengsaraan sehingga meninggal dunia, serta Pasal 181 KUHP tentang menyembunyikan atau menghilangkan mayat untuk menutupi kelahiran atau kematian.Kasus ini masih terus didalami oleh pihak kepolisian untuk mengungkap seluruh fakta, termasuk apa motif di balik tindakan keji membuang bayi yang baru dilahirkan tersebut.***
Read More
Akun TikTok Doktif Disita Polisi, Doktif Ultimatum Balik Richard Lee
Akun TikTok Doktif Disita Polisi, Doktif Ultimatum Balik Richard Lee
Lingkaran.id - Kepolisian Resor Jakarta Selatan resmi menyita akun TikTok milik kreator konten kesehatan yang dikenal dengan nama Doktif. Penyitaan ini dilakukan setelah Doktif, yang memiliki nama asli Samira, menjalani pemeriksaan sebagai terlapor terkait laporan yang diajukan oleh dr. Richard Lee.Saat ditemui usai pemeriksaan di Mapolres Jakarta Selatan pada Kamis (19/6/2025), Samira mengaku terkejut dengan keputusan tersebut."Hari ini dokter cukup kaget, karena ada kabar bahwa akun Dokter Detektif disita atas laporan dari DRL," ungkapnya di hadapan awak media.Tiga Perempuan Jadi Korban, Pelaku Pembunuhan Berantai Akui Aksi SadisnyaTidak tinggal diam, Samira menyampaikan peringatan tegas kepada Richard Lee. Ia merasa geram karena akun media sosial utamanya kini berada di tangan aparat kepolisian. Dengan nada kesal, ia melontarkan ancaman balik terhadap Richard.“Dokter ingatkan DRL, jangan merasa bangga karena berhasil mengambil akun dokter. Ini belum selesai,” ucapnya tegas.Bahkan, Samira menyebut akan mengambil langkah balasan. Ia berjanji akan berupaya agar akun milik Richard Lee juga disita oleh pihak berwenang.“Akun kamu juga akan dokter sita dalam waktu dekat. Apa yang kamu lakukan ini tidak akan membuat dokter gentar,” tambahnya.Meski akunnya disita, Samira memastikan dirinya tidak akan berhenti menyuarakan opininya di media sosial. Ia menyatakan akan tetap aktif membuat konten melalui akun cadangan bernama "Dokter Detektif Hero".“Nanti aktivitas dokter akan dialihkan ke akun Dokter Detektif Hero,” jelasnya.Sebelumnya, perseteruan antara Samira dan Richard Lee memanas setelah Doktif diduga melakukan pencemaran nama baik. Kasus ini bermula dari kritik Doktif terhadap salah satu produk kecantikan milik Richard, yakni produk berbahan tomat putih. Dalam pernyataannya, Doktif menyebut produk tersebut tidak mengandung tomat putih seperti yang diklaim oleh Richard Lee.Resmi Dibuka, Program Magang Berdampak 2025 Tawarkan Uang Saku Rp2,8 JutaTak berhenti di situ, Doktif juga sempat mempertanyakan keabsahan surat izin praktik milik Richard Lee. Samira mengaku pernah mendatangi salah satu klinik milik Richard di Palembang dan tidak menemukan bukti izin praktik seperti yang seharusnya.Laporan tersebut kini ditangani Polres Jakarta Selatan, dan kedua belah pihak telah menjalani proses pemeriksaan. Sebagai bagian dari penyidikan, akun TikTok milik Doktif sementara waktu disita oleh kepolisian. Sengketa ini masih bergulir dan publik menantikan kelanjutannya.***
Read More
Viral Loket Obat Puskesmas Kosong Dua Jam, Petugas Diduga Tinggalkan Pos untuk Ngopi
Viral Loket Obat Puskesmas Kosong Dua Jam, Petugas Diduga Tinggalkan Pos untuk Ngopi
Lingkaran.id - Sebuah rekaman video memperlihatkan kondisi loket pelayanan obat di Puskesmas Kwanyar, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial. Dalam video yang diunggah pada Senin (16/6/2025) itu, terlihat loket dalam keadaan kosong tanpa satu pun petugas yang berjaga.Perekam video mengungkapkan kekecewaannya lantaran sudah menunggu selama dua jam, namun tidak kunjung mendapatkan pelayanan. Ia mengaku datang sejak pukul 22.00 WIB dan hingga pukul 24.00 WIB, petugas tak juga terlihat.Terbongkar Sindikat TPPO! 83 Korban Dijanjikan Kerja ke Eropa Secara Ilegal"Sudah dua jam kami di sini, dari jam sepuluh malam sampai tengah malam. Banyak pasien yang mau tebus obat, tapi tidak ada yang melayani. Kata orang ke mushola, tapi tidak ada juga," keluh perekam dalam video tersebut.Beredarnya video ini memicu beragam tanggapan warganet, yang sebagian besar menyayangkan buruknya pelayanan di fasilitas kesehatan, terlebih di saat masyarakat membutuhkan layanan obat.Menanggapi hal itu, Kepala Puskesmas Kwanyar, Rudi Hartono, angkat bicara. Ia membenarkan insiden tersebut dan menyebutkan laporan video itu diterimanya sekitar pukul 03.25 WIB dini hari. Setelah mengetahui kejadian tersebut, ia langsung mengambil langkah penelusuran mulai pukul 04.00 WIB.“Setelah kami telusuri, ternyata benar petugas ruang obat saat itu meninggalkan loket. Awalnya dia ke mushola, lalu merasa mengantuk dan memutuskan pergi ke warung untuk membeli kopi,” jelas Rudi pada Rabu (18/6/2025).Menurut Rudi, seharusnya setiap petugas melapor atau berpamitan apabila harus meninggalkan ruangan pelayanan. Namun, diduga petugas yang bersangkutan lupa atau merasa situasi cukup sepi sehingga tidak menyangka ada pasien datang pada jam tersebut.Diduga Tak Berizin Resmi, Sekolah Swasta Elite di Bekasi Ditinggal Guru karena Diperlakukan Layaknya ARTSebagai bentuk tanggung jawab, pihak Puskesmas langsung melakukan evaluasi internal. Seluruh staf, khususnya dari bagian pelayanan obat, dikumpulkan untuk mendapatkan pengarahan dan pembenahan prosedur kerja."Kami tidak tinggal diam. Evaluasi langsung kami lakukan. Semua staf, terutama bagian obat, sudah kami kumpulkan. Kami berkomitmen untuk memperbaiki pelayanan agar kejadian serupa tidak terulang," tegasnya.Peristiwa ini menjadi sorotan warganet dan kecaman terhadap pelayanan kesehatan, terlebih di unit vital seperti ruang obat yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan pasien.***
Read More
Terbongkar Sindikat TPPO! 83 Korban Dijanjikan Kerja ke Eropa Secara Ilegal
Terbongkar Sindikat TPPO! 83 Korban Dijanjikan Kerja ke Eropa Secara Ilegal
Lingkaran.id - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Tengah berhasil membongkar jaringan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang menyasar para pencari kerja. Modus yang digunakan para pelaku adalah menawarkan pekerjaan sebagai pekerja migran di sejumlah negara Eropa secara ilegal. Kasus ini diungkap melalui konferensi pers yang digelar di Lobby Mapolda Jateng, Semarang, Kamis (19/6/2025).Dalam pengungkapan kasus tersebut, polisi menetapkan dua tersangka, yakni KU (42) asal Tegal dan NU (41) asal Brebes. Keduanya diduga telah menjerat sedikitnya 83 korban dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp5,2 miliar.“Para tersangka merekrut korban dengan iming-iming pekerjaan di luar negeri sebagai anak buah kapal (ABK) atau pelayan restoran, dengan janji gaji sebesar €1.200 hingga €1.500 per bulan,” ungkap Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio dalam konferensi persnya, didampingi Kabid Humas Kombes Pol Artanto.Maia Estianty Absen di Acara Ngunduh Mantu Al Ghazali, Pilih Dampingi Suami ke EropaKenyataannya, para korban justru dipekerjakan secara ilegal tanpa izin tinggal resmi. Mereka ditempatkan di beberapa negara Eropa seperti Spanyol, Portugal, Yunani, dan Polandia. Kondisi kerja yang dialami para korban sangat memprihatinkan. Mereka dipaksa bekerja hingga 24 jam dalam lima hari kerja, dengan waktu istirahat hanya dua jam per hari. Gaji yang diterima pun jauh di bawah janji, yakni hanya sekitar €750 hingga €800 per bulan.“Tak hanya itu, para korban juga diperintahkan untuk bersembunyi jika ada razia dari aparat setempat,” lanjut Dwi.Karena merasa tertipu dan kondisi kerja yang tidak sesuai janji, dua korban berinisial AM dan EKB akhirnya memilih kembali ke Indonesia dengan biaya sendiri. Setibanya di tanah air, keduanya melaporkan peristiwa yang mereka alami kepada kepolisian.Dalam penyelidikan, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, mulai dari paspor, visa, bukti transfer, percakapan elektronik, satu unit kendaraan milik pelaku, hingga dokumen perjanjian antara korban dengan tersangka.Saat ini, pihak kepolisian juga tengah berkoordinasi dengan Divhubinter Polri, pihak imigrasi, dan instansi terkait lainnya untuk melacak dan memberikan perlindungan kepada 83 korban lainnya yang masih berada di luar negeri. Berdasarkan informasi sementara, mereka kini bekerja serabutan demi bisa bertahan hidup dan mengumpulkan uang untuk kembali ke Indonesia.Viral! Rumah Digadaikan untuk Biaya Kuliah, Sang Adik Tetap Memaksa Wisuda ke Bali demi GengsiAtas perbuatannya, KU dan NU dijerat dengan Pasal 81 jo Pasal 69 dan Pasal 83 jo Pasal 68 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, serta Pasal 4 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan TPPO. Para tersangka terancam hukuman pidana minimal 3 tahun hingga maksimal 15 tahun penjara, serta denda maksimal sebesar Rp5 miliar.Polda Jateng mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati terhadap tawaran kerja ke luar negeri, terutama jika prosesnya tidak melibatkan jalur resmi dari pemerintah. ***
Read More
Tiga Perempuan Jadi Korban, Pelaku Pembunuhan Berantai Akui Aksi Sadisnya
Tiga Perempuan Jadi Korban, Pelaku Pembunuhan Berantai Akui Aksi Sadisnya
Lingkaran.id - Polisi mengungkap kasus pembunuhan berantai yang menggemparkan masyarakat Sumatra Barat. Seorang pria berinisial Wanda (25) ditetapkan sebagai tersangka atas tiga kasus dugaan pembunuhan sadis, salah satunya disertai aksi mutilasi. Pengakuan mengejutkan itu terungkap setelah Wanda ditangkap di kediamannya yang berada di Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Kamis (19/6/2025) sekitar pukul 02.00 WIB.“Pelaku tidak hanya melakukan satu pembunuhan. Dari hasil pemeriksaan, ia mengakui telah membunuh tiga perempuan, salah satunya dengan cara dimutilasi,” ungkap Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir.Viral Anak Penjual Risol Dianiaya Ibu Kandung karena Dagangan Tak LakuSaat ini, polisi terus mendalami kasus tersebut karena seluruh korban merupakan perempuan muda dengan latar belakang yang sama, yakni pernah berkuliah di STIE KBP Kota Padang.Salah satu korban yang dimutilasi adalah Septia Adinda (25). Korban dibunuh secara keji dan tubuhnya dipotong menjadi beberapa bagian oleh pelaku. Sementara itu, dua korban lainnya adalah Siska Oktavia Rusdi alias Cika (23) dan Adek Gustiana (24). Keduanya ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan, dengan jasad dibuang di sebuah sumur tua di kawasan Pasar Usang, Padang Pariaman.“Dua korban ditemukan di dalam sumur tua, yang diperkirakan sudah berada di sana selama satu tahun lebih. Kondisi jenazah sudah tinggal tulang-belulang,” ujar Faisol.Proses evakuasi kedua jenazah dilakukan oleh tim gabungan dari kepolisian, BPBD Padang Pariaman, serta sejumlah instansi terkait, Kamis (19/6/2025). Temuan mengerikan itu semakin memperkuat dugaan bahwa Wanda sudah merencanakan pembunuhan terhadap para korbannya.Profil pelaku pun terungkap. Wanda merupakan pemuda asal Korong Lakuak, Pasar Usang, Kabupaten Padang Pariaman. Kini, ia telah diamankan dan menjalani proses hukum di Polres Padang Pariaman.Pemerintah Resmi Terapkan Skema Kerja Fleksibel untuk ASN, Bisa Work From AnywhereDengan terungkapnya dua kasus pembunuhan lainnya, kepolisian memperluas penyelidikan untuk memastikan apakah ada korban lain yang belum ditemukan.“Kami masih mendalami dan menggali informasi tambahan, termasuk motif pelaku melakukan aksi keji ini,” kata Faisol.Kasus pembunuhan berantai ini menyisakan duka mendalam, terutama bagi keluarga para korban. Polisi berjanji akan mengusut tuntas kasus tersebut dan membawa pelaku ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum. ***
Read More
Bermodal Foto Bayi dari Medsos, Perempuan ini Tipu Korban Adopsi
Bermodal Foto Bayi dari Medsos, Perempuan ini Tipu Korban Adopsi
Lingkaran.id - Seorang wanita berinisial AU (38) dibekuk aparat kepolisian karena diduga melakukan penipuan bermodus adopsi bayi. Untuk meyakinkan korbannya, pelaku menunjukkan foto bayi yang ternyata diambil secara sembarangan dari media sosial. Lebih meyakinkan lagi, AU mengatur pertemuan dengan para korban di rumah sakit bersalin agar aksinya terlihat meyakinkan."Faktanya, bayi yang dijanjikan tidak pernah ada. Foto yang diperlihatkan pelaku didapat dari media sosial. Korban percaya karena pertemuan dilakukan di rumah sakit bersalin," ungkap Kapolsek Palmerah, Kompol Dr Eko Adi Setiawan, dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (19/6/2025).Pemerintah Resmi Terapkan Skema Kerja Fleksibel untuk ASN, Bisa Work From AnywhereMenurut Eko, aksi pelaku bermula ketika AU mendekati para calon korban melalui komunikasi langsung ataupun melalui media sosial. Salah satu korbannya sempat membuat status tentang keinginan mengadopsi bayi, lalu pelaku menghubungi dan menawarkan bantuan."Awalnya dari obrolan langsung, lalu ada korban yang unggah status di media sosial. Pelaku kemudian menghubungi korban lewat chat, saling tukar nomor WhatsApp, dan membuat janji bertemu di rumah sakit wilayah Palmerah," jelas Eko.Dalam aksinya, AU meminta bayaran antara Rp5 juta hingga Rp5,4 juta per bayi yang dijanjikan untuk diadopsi. “Ini murni modus penipuan. Pelaku mengaku bisa membantu proses adopsi bayi dengan syarat membayar biaya administrasi,” katanya.Dua orang korban telah resmi melaporkan aksi penipuan ini ke Polsek Palmerah, yakni JH dan HI. AU akhirnya berhasil ditangkap pada Jumat (13/6/2025), tepat saat ia hendak menjalankan aksi penipuan berikutnya di sebuah rumah sakit di kawasan Palmerah, Jakarta Barat.“Dari hasil penyelidikan, pelaku sudah melakukan aksinya sekitar lima kali. Korban tergiur dengan janji manis pelaku yang mengaku dapat membantu proses adopsi bayi dengan iming-iming hanya membayar biaya administrasi dan persalinan,” imbuhnya.Eko menjelaskan kronologi salah satu kejadian dialami korban JH. Pada Sabtu (26/4/2025) sekitar pukul 13.40 WIB, korban menyerahkan uang tunai sebesar Rp5,4 juta dengan alasan biaya administrasi. Setelah itu, pelaku berpura-pura pergi ke bagian kasir, namun tidak pernah kembali. Korban pun akhirnya menunggu tanpa kejelasan.Kisah serupa dialami korban kedua, HI, yang tertipu pada Minggu (8/6/2025) malam. HI menyerahkan uang sebesar Rp5 juta dengan dalih biaya persalinan dan pengeluaran bayi dari rumah sakit. Setelah menerima uang, pelaku kembali menghilang.Dari keterangan para saksi, termasuk petugas keamanan rumah sakit, diketahui AU sudah melakukan aksi serupa sebanyak lima kali di rumah sakit yang sama.“Baru dua korban yang melapor, tapi kemungkinan ada korban lain yang belum melapor,” ungkap Eko.Kualifikasi Piala Dunia 2026: Bukan Qatar, Ini Ancaman Terbesar Timnas IndonesiaKini, AU harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan dijerat Pasal 378 KUHP tentang tindak pidana penipuan, dengan ancaman hukuman empat tahun penjara. Namun karena perbuatannya dilakukan berulang-ulang dan menjadi sumber penghasilan, ancamannya bisa diperberat hingga lima tahun penjara.Di akhir keterangannya, Eko mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap tawaran adopsi bayi di luar jalur resmi. Ia juga mengapresiasi langkah para korban yang berani melapor, sehingga pelaku dapat segera diamankan. ***
Read More
Diduga Tak Berizin Resmi, Sekolah Swasta Elite di Bekasi Ditinggal Guru karena Diperlakukan Layaknya ART
Diduga Tak Berizin Resmi, Sekolah Swasta Elite di Bekasi Ditinggal Guru karena Diperlakukan Layaknya ART
Lingkaran.id - Sebuah sekolah swasta berstatus elite yang berlokasi di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11, Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, kini tengah menjadi sorotan. Sekolah tersebut diduga tidak memiliki legalitas resmi untuk beroperasi. Ironisnya, di tengah polemik tersebut, sejumlah guru yang mengajar di sekolah itu justru memilih mengundurkan diri secara massal.Keputusan para tenaga pengajar itu bukan tanpa alasan. Mereka merasa perlakuan pihak sekolah selama ini jauh dari profesional dan tidak sesuai dengan tanggung jawab sebagai pendidik. Bahkan, beberapa guru mengaku kerap diberi tugas-tugas yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan mengajar.Viral Anak Penjual Risol Dianiaya Ibu Kandung karena Dagangan Tak Laku“Kami dikontrak sebagai staf pendidik, tetapi terkadang diberikan tugas di luar tanggung jawab guru,” ungkap salah satu guru bernama Salsabila Syafwani, saat diwawancarai pada Senin (16/6/2025).Menurut Salsabila, kepala yayasan yang juga merangkap sebagai kepala sekolah sering memerintahkan para guru untuk melakukan pekerjaan pribadi, mulai dari mengantar anak-anak, berbelanja kebutuhan rumah tangga, hingga membeli makanan.Keluhan serupa juga disampaikan oleh Anisa Dwi Zahra, guru lainnya. Ia pernah diminta membeli ayam goreng untuk anak dari pemilik yayasan di daerah Jatiasih.“Waktu itu saya disuruh beli ayam fried chicken sampai ke Jatiasih, padahal di sekitar sini juga ada,” ujar Anisa. Meski mendapatkan uang tambahan untuk bensin, Anisa tetap menyatakan keberatannya karena jarak yang cukup jauh. “Saya tetap keberatan, karena itu sudah di luar tanggung jawab kami sebagai guru,” tambahnya.Kasus perlakuan tidak semestinya terhadap guru itu tidak berhenti sampai di situ. Guru lainnya, Raihan Tri Wahyudi, juga mengungkapkan kisah serupa. Sebelum berangkat ke sekolah, ia diminta datang ke rumah pemilik yayasan untuk mengantar anak-anaknya ke sekolah dan tempat les.“Setiap hari sebelum bekerja, saya harus mampir dulu ke rumah beliau untuk antar anak-anaknya sekolah,” kata Raihan.Raihan mengaku merasa tidak enak untuk menolak permintaan tersebut lantaran statusnya sebagai bawahan. Ia menyebut lebih sering menghabiskan waktu bekerja di rumah sang pemilik yayasan dibandingkan di sekolah.“Gaji saya hanya sebagai staf education, tapi nyatanya lebih sering bekerja di rumah beliau, antar anak sekolah, antar les, bahkan belanja kebutuhan pribadi,” jelasnya.Resmi Dibuka, Program Magang Berdampak 2025 Tawarkan Uang Saku Rp2,8 JutaDi sisi lain, sejumlah orang tua murid turut menyampaikan kekecewaan mereka. Mereka mengaku tak mendapat penjelasan yang jelas dari pihak sekolah terkait operasional yang mendadak berhenti. Keputusan sepihak tersebut tentu berdampak pada pendidikan anak-anak mereka.Hingga kini, polemik mengenai legalitas sekolah tersebut dan perlakuan terhadap para tenaga pengajar masih terus menjadi perhatian publik. Pihak sekolah maupun yayasan belum memberikan keterangan resmi terkait tudingan yang beredar.***
Read More
Ketahuan Intip dan Rekam Tetangga Mandi, Pria ini Diamankan Polisi
Ketahuan Intip dan Rekam Tetangga Mandi, Pria ini Diamankan Polisi
Lingkaran.id - Seorang pria berinisial RF harus berurusan dengan pihak kepolisian setelah tertangkap basah melakukan aksi tidak senonoh terhadap tetangganya sendiri. Warga di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan itu diduga mengintip dan merekam tetangga perempuannya, PES, saat sedang mandi.Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (18/6/2025) sekitar pukul 08.30 WIB. Aksi bejat RF akhirnya terbongkar setelah gerak-geriknya diketahui oleh salah satu warga. Tak butuh waktu lama, kabar itu menyebar dan membuat warga berbondong-bondong mendatangi rumah kontrakan pelaku.Viral Program Makan Bergizi Gratis, Bahan Mentah Dibagikan ke SiswaKapolsek Pesanggrahan, AKP Seala Syah Alam, membenarkan kejadian tersebut. Dalam keterangannya kepada awak media, Kamis (19/6/2025), ia menjelaskan bahwa pelaku diduga sudah berulang kali melakukan perbuatan serupa terhadap korban.“Pelaku sudah sering melakukan perbuatan kejahatan mengintip dan merekam korban saat mandi,” ungkap AKP Seala.Terkait motifnya, RF mengaku tergoda oleh bentuk tubuh korban sehingga nekat melakukan aksi cabul tersebut. Dalam menjalankan aksinya, RF memanfaatkan lubang udara kamar mandi untuk mengintip, sekaligus merekam korban menggunakan kamera ponsel.“Pelaku mengintip dan merekam lewat lubang udara kamar mandi dengan menggunakan handphone,” lanjutnya.15 Hari Menghilang, Remaja Putri Ditemukan di Hotel Bersama 4 Pria, Polisi Temukan SabuSaat ini, RF telah diamankan petugas dan dibawa ke Mapolsek Pesanggrahan. Untuk proses hukum lebih lanjut, kasus tersebut dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Selatan.Insiden ini pun sempat terekam oleh warga yang memvideokan momen ketika massa mendatangi kontrakan RF. Video itu kemudian beredar luas dan viral di media sosial, menambah sorotan terhadap perbuatan tak bermoral yang dilakukan pelaku.***
Read More
Pemerintah Resmi Terapkan Skema Kerja Fleksibel untuk ASN, Bisa Work From Anywhere
Pemerintah Resmi Terapkan Skema Kerja Fleksibel untuk ASN, Bisa Work From Anywhere
Lingkaran.id - Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) resmi menerbitkan aturan baru terkait pola kerja Aparatur Sipil Negara (ASN). Kini, para ASN memiliki kesempatan untuk menjalankan tugas secara fleksibel dengan skema Work From Anywhere (WFA).Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri PANRB (PermenPANRB) Nomor 4 Tahun 2025 tentang Pelaksanaan Tugas Kedinasan Pegawai ASN Secara Fleksibel pada Instansi Pemerintah. Kebijakan ini diterbitkan sebagai respons terhadap kebutuhan kerja yang semakin dinamis di era digital saat ini.Kualifikasi Piala Dunia 2026: Bukan Qatar, Ini Ancaman Terbesar Timnas IndonesiaDeputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana Kementerian PANRB, Nanik Murwati, menjelaskan bahwa fleksibilitas dalam bekerja menjadi langkah strategis untuk menjaga semangat dan produktivitas para pegawai negeri. ASN tidak hanya dituntut untuk profesional, tetapi juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.“Fleksibilitas kerja hadir sebagai jawaban atas kebutuhan pola kerja yang semakin dinamis,” ujar Nanik dalam keterangan tertulis, Rabu (18/6/2025).Lebih lanjut, Nanik menegaskan bahwa kebijakan ini dirancang agar instansi pemerintah memiliki payung hukum yang jelas dalam mengatur pelaksanaan tugas kedinasan secara fleksibel, baik dari sisi waktu maupun tempat bekerja.Namun demikian, ia menegaskan bahwa penerapan sistem kerja fleksibel ini tidak boleh mengorbankan kualitas kinerja pemerintahan, terutama dalam pelayanan publik.Indonesia vs Jepang 10 Juni 2025, Prediksi Line Up & Fakta Menarik Jelang Laga Penentuan Kualifikasi Piala Dunia 2026!!"Sebaliknya, melalui kebijakan ini, kami berharap ASN bisa bekerja lebih fokus, responsif terhadap perkembangan, dan tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi," tegasnya.Dengan adanya PermenPANRB No. 4/2025, diharapkan para ASN dapat lebih optimal dalam melaksanakan tugas-tugas kedinasan, tanpa harus selalu berada di kantor. Skema WFA ini menjadi salah satu inovasi pemerintah untuk membangun birokrasi yang modern, efisien, dan adaptif terhadap perubahan global.***
Read More
Viral Program Makan Bergizi Gratis, Bahan Mentah Dibagikan ke Siswa
Viral Program Makan Bergizi Gratis, Bahan Mentah Dibagikan ke Siswa
Lingkaran.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Tangerang Selatan menjadi sorotan publik setelah viral di media sosial. Penyebabnya, bantuan makanan yang dibagikan kepada ribuan siswa bukan dalam bentuk makanan siap santap, melainkan berupa bahan mentah.Kepala Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) Yayasan Mualaf Indonesia Timur (Yasmit) Ciputat Timur, A. Basiro, membenarkan bahwa program MBG tersebut memang mendistribusikan bahan pangan mentah kepada para siswa."Benar, kami mendistribusikan kepada 4.075 siswa dalam bentuk bahan mentah agar bisa dibawa pulang dan disimpan lebih lama," ujar Basiro saat dikonfirmasi.15 Hari Menghilang, Remaja Putri Ditemukan di Hotel Bersama 4 Pria, Polisi Temukan SabuIa menegaskan bahwa beras yang diberikan kepada para siswa memang sengaja dipilih dalam bentuk mentah, bukan dalam bentuk makanan kemasan atau instan. Langkah tersebut dilakukan demi menjaga kualitas gizi serta menghindari bahan pengawet, pewarna, dan pemanis buatan yang sering ditemukan dalam makanan olahan.Menurut Basiro, tujuan utama pemberian bahan mentah ini adalah agar makanan bisa diolah sendiri oleh keluarga di rumah sesuai kebutuhan anak masing-masing."Seperti yang berkembang di media sosial, ada kekhawatiran masyarakat terkait makanan kemasan. Kami berkomitmen menyajikan real food, makanan sehat dan alami, bukan makanan olahan," jelasnya.Bukan Lagi Wilayah Sumut! Ini Isi Keputusan Presiden Prabowo Soal Sengketa 4 Pulau Aceh SumutSementara untuk lauk pauk, pihak Yasmit menyediakan dalam kondisi matang agar lebih praktis dikonsumsi. Namun, mereka sengaja tidak menyediakan lauk dalam bentuk makanan beku. Alasannya, khawatir makanan tersebut lupa disampaikan kepada orang tua sehingga berisiko basi sebelum dikonsumsi."Kami tidak ingin ada makanan yang terbuang sia-sia karena basi. Jadi lauk sudah matang, tinggal dipanaskan di rumah," tambah Basiro.Program MBG ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan gizi anak sekolah. Meski viral dan sempat menuai beragam komentar, pihak Yasmit memastikan bahwa skema distribusi yang diterapkan tetap mengutamakan kesehatan dan keamanan makanan bagi para siswa penerima manfaat.***
Read More
Viral Anak Penjual Risol Dianiaya Ibu Kandung karena Dagangan Tak Laku
Viral Anak Penjual Risol Dianiaya Ibu Kandung karena Dagangan Tak Laku
Lingkaran.id -Kasus kekerasan terhadap anak kembali terjadi. Seorang remaja berusia 13 tahun berinisial N, yang sehari-hari berjualan risol, mengalami penganiayaan oleh ibu kandungnya sendiri, LH (46), di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan.Motif kekerasan ini diduga dipicu oleh rasa kecewa sang ibu lantaran hasil dagangan anaknya tidak laku. Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Bambang Askar Sodiq, Rabu (18/6/2025)."Ibu korban mengaku telah melakukan kekerasan. Kejadian bermula ketika korban pulang berjualan dengan membawa hasil yang sedikit. Karena marah, ibu korban memukulnya menggunakan kayu," jelas Kompol Bambang.Resmi Dibuka, Program Magang Berdampak 2025 Tawarkan Uang Saku Rp2,8 JutaPengungkapan kasus ini berawal dari laporan masyarakat yang membuat polisi mendatangi kediaman korban. Dari hasil pemeriksaan di lokasi, diketahui bahwa N merupakan anak berkebutuhan khusus yang tinggal bersama ibunya, LH, seorang janda dengan dua orang anak laki-laki. Kakak N diketahui sudah bekerja, sementara N membantu perekonomian keluarga dengan berjualan risol.Selama berada di lokasi, pihak kepolisian memberikan peringatan keras kepada LH agar tidak lagi melakukan kekerasan terhadap anaknya. Polisi juga mengingatkan agar LH mencukupi kebutuhan anak-anaknya."Kami sudah memberikan imbauan dan nasihat kepada ibu korban agar berhenti melakukan kekerasan, serta memastikan kebutuhan anak-anaknya terpenuhi," ujar Kompol Bambang.Ternyata, kasus penganiayaan terhadap N bukan yang pertama kali terjadi. Ketua RT setempat sebelumnya sudah melaporkan perilaku keras LH kepada anggota Binmas Polsek Ciputat Timur dan pihak Dinas Sosial. Laporan tersebut dilakukan karena LH diketahui sering melampiaskan kemarahan kepada anak-anaknya."Ketua RT 01 RW 015 Kelurahan Serua sudah pernah melaporkan peristiwa serupa ke Binmas dan Dinas Sosial," tambah Kompol Bambang.15 Hari Menghilang, Remaja Putri Ditemukan di Hotel Bersama 4 Pria, Polisi Temukan SabuKasus ini semakin ramai diperbincangkan publik setelah sebuah video yang memperlihatkan kondisi N viral di media sosial. Dalam video yang diunggah akun Instagram @abizarajadeh, tampak bocah laki-laki itu berjalan tertatih sambil membawa keranjang merah berisi risol dagangannya.Yang membuat hati miris, wajah bocah itu tampak pucat dan lelah, sementara bagian kakinya terlihat penuh luka, diduga bekas kekerasan, bahkan terlihat seperti bekas sayatan dan sundutan rokok.Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait kasus tersebut, sementara masyarakat berharap ada langkah lebih tegas agar kekerasan terhadap anak tidak lagi terulang.***
Read More
Viral Sepasang Turis Italia Rusak Kursi Kristal Van Gogh Bernilai Rp814 Juta Saat Berfoto di Museum
Viral Sepasang Turis Italia Rusak Kursi Kristal Van Gogh Bernilai Rp814 Juta Saat Berfoto di Museum
Lingkaran.id - Sebuah video yang memperlihatkan sepasang turis asal Italia tanpa sengaja menghancurkan sebuah karya seni bernilai tinggi viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi di Museum Palazzo Maffei, Verona, Italia, di mana pasangan tersebut merusak kursi kristal bertajuk 'Van Gogh' senilai USD 50.000 atau sekitar Rp814 juta.Dalam rekaman CCTV yang dibagikan pihak museum, tampak seorang pria dan wanita bergantian berfoto di atas kursi tersebut. Awalnya, sang wanita duduk dengan hati-hati untuk berpose. Namun insiden terjadi ketika giliran sang pria mencoba melakukan hal serupa. Ia terpeleset dan jatuh tepat di atas kursi tersebut, hingga menyebabkan kursi mewah itu hancur seketika.Sadis! Pria Tega Bunuh Istri, Lalu Jalan ke Rumah Tetangga Minta Maaf Sambil Gendong AnakBukannya bertanggung jawab, pasangan tersebut justru melarikan diri dari lokasi setelah insiden itu. Pihak museum kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada otoritas setempat. Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas dan keberadaan pasangan tersebut.Direktur Palazzo Maffei, Vanessa Carlon, menyayangkan kejadian tersebut. Ia menilai, insiden itu merupakan akibat dari sikap ceroboh saat mencoba mendapatkan foto yang menarik."Sering kali kita terlalu larut dalam euforia saat berfoto, tanpa memikirkan risiko atau akibatnya," ujar Carlon, dikutip dari Cibercuba, Selasa (17/6/2025).Meskipun kejadian ini sebenarnya terjadi pada April lalu, pihak museum baru merilis dokumentasi insiden tersebut ke publik pada 12 Juni 2025.Kursi yang rusak itu merupakan karya seniman Italia Nicola Bolla, dihiasi ribuan kristal Swarovski yang dipoles secara khusus. Meskipun tampak kokoh, kursi tersebut sebagian besar memiliki struktur berongga dengan kerangka berbahan aluminium.Resmi Dibuka, Program Magang Berdampak 2025 Tawarkan Uang Saku Rp2,8 JutaSejarawan seni Palazzo Maffei, Carlotta Menegazzo, menjelaskan bahwa sebenarnya telah ada tanda peringatan agar pengunjung tidak menyentuh atau duduk di atas karya seni tersebut."Kursi itu dipajang di atas alas dengan keterangan yang jelas bahwa itu bukan kursi untuk diduduki," terang Menegazzo.Akibat insiden tersebut, dua bagian kaki dan dudukan utama kursi mengalami kerusakan parah. Namun, berkat upaya restorasi intensif dari tim museum, karya seni itu kini telah berhasil diperbaiki dan kembali dipajang.***
Read More
Sadis! Pria Tega Bunuh Istri, Lalu Jalan ke Rumah Tetangga Minta Maaf Sambil Gendong Anak
Sadis! Pria Tega Bunuh Istri, Lalu Jalan ke Rumah Tetangga Minta Maaf Sambil Gendong Anak
Lingkaran.id - Suasana mencekam menyelimuti kawasan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Selasa (17/6/2025) dini hari, setelah seorang pria berinisial JN (37) secara mengejutkan mengaku telah membunuh istrinya. Pengakuan itu disampaikan langsung kepada tetangganya, tanpa sedikit pun menunjukkan ekspresi panik.Salah satu saksi, Ade Widyana (47), menceritakan detik-detik ketika JN datang ke rumahnya sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu, Rahman (48), suami Ade, yang membuka pintu setelah mendengar ketukan. Bukan hanya mengaku, JN juga mempersilakan jika dirinya ingin dilaporkan ke polisi atau bahkan dipukul oleh warga."Dia datang sambil bilang, ‘Maaf, saya sudah bunuh istri saya.’ Ngomongnya pelan, tenang, sambil gendong anaknya yang masih kecil," ujar Ade saat ditemui di lokasi kejadian.Viral Layangan Mirip Kuntilanak Terbang di Langit Bali, Bikin Merinding"Dia bilang, ‘Kalau mau laporin saya, pukul saya, atau bunuh saya, silakan saja,’ gitu katanya ke suami saya," tambah Ade.Yang membuat warga semakin heran, JN menyampaikan pengakuannya dengan sangat tenang, sembari menggendong anak perempuannya yang baru berusia sekitar 14 bulan. Tak ada raut ketakutan atau penyesalan yang tampak di wajahnya.Rahman, yang semula mengira JN hanya bercanda karena tercium aroma alkohol dari tubuhnya, mulai curiga setelah pelaku terus mengulang-ulang pengakuannya."Awalnya saya pikir dia bercanda, mungkin lagi mabuk. Tapi dia ngomongnya jelas, sadar, walaupun memang bau alkohol," kata Rahman.Karena merasa khawatir, Rahman pun segera mencari bantuan warga dan Ketua RT setempat. Pasalnya, pemilik kontrakan tempat JN tinggal sedang berada di luar kota.“Saya nggak berani masuk sendirian, jadi saya minta tolong warga. Setelah terkumpul enam orang, kami masuk ke kontrakan pelaku,” lanjutnya.Begitu masuk ke dalam kamar kontrakan, suasana yang mereka temui cukup mengerikan. Di ruangan yang gelap dan berantakan, mereka menemukan tubuh istri JN sudah terbujur kaku. Yang pertama terlihat hanya bagian kakinya. Di dinding kamar juga terlihat bercak darah.“Posisi kamar gelap, berantakan, hanya kelihatan kakinya dulu. Baru setelah dicek, ternyata benar, istrinya sudah meninggal,” ungkap Rahman.Setelah temuan itu, warga segera melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ciputat Timur sekitar pukul 01.00 WIB. Polisi pun langsung datang ke lokasi dan melakukan proses evakuasi terhadap jasad korban.Kapolsek Ciputat Timur, Komisaris Bambang Azkar Sodiq, membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengatakan pelaku sudah diamankan berkat kerja sama antara Unit Reskrim Polsek Ciputat Timur dan warga sekitar.“Benar, pelaku sudah kami amankan tadi malam bersama warga,” kata Bambang kepada wartawan.Cek Bansos BPNT Juni 2025 Cair Rp600 Ribu! Begini Cara Cek Lewat HP dengan Mudah dan CepatMenurut Bambang, awalnya pihak kepolisian menerima laporan terkait dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Namun setelah petugas tiba di lokasi, laporan tersebut berkembang menjadi kasus dugaan pembunuhan.“Saat laporan awal yang masuk, informasinya soal KDRT. Tapi setelah kami cek langsung, ternyata ditemukan korban dalam kondisi meninggal dunia,” jelasnya.Kini, JN masih menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik gabungan dari Polsek Ciputat Timur dan tim Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Kasus ini sepenuhnya ditangani oleh pihak Polda untuk pendalaman lebih lanjut.“Masih proses interogasi gabungan, kami bekerja sama dengan tim Polda Metro Jaya,” pungkas Bambang.***
Read More
Resmi Dibuka, Program Magang Berdampak 2025 Tawarkan Uang Saku Rp2,8 Juta
Resmi Dibuka, Program Magang Berdampak 2025 Tawarkan Uang Saku Rp2,8 Juta
Lingkaran.id -Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) secara resmi meluncurkan program Magang Berdampak 2025, yang merupakan kelanjutan sekaligus penyempurnaan dari program Magang Merdeka. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (16/6/2025).Dalam pernyataannya, Stella menegaskan bahwa peserta Magang Berdampak 2025 tetap akan menerima uang saku seperti program sebelumnya, yakni sebesar Rp2,8 juta per bulan. Meski begitu, ia menekankan bahwa uang saku bukanlah fokus utama dari program ini.“Yang harus dilihat mahasiswa adalah kesempatan besar untuk mendapatkan pengalaman nyata di dunia kerja. Uang saku tetap kami berikan, tetapi nilai utamanya ada pada pengembangan diri dan kontribusi bagi masyarakat,” ujar Stella.Resmi Dibuka, PPPK Paruh Waktu Tahap 2 Siap Jadi Solusi untuk Honorer, Berikut Alur dan SyaratnyaTerkait mekanisme pencairan uang saku, Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendiktisaintek, Berry Juliandi, menjelaskan bahwa penyaluran dana tersebut menjadi bagian dari proses pemantauan tahap keempat program. “Kami akan memastikan penyaluran bantuan biaya hidup berjalan tepat sasaran,” jelasnya.Program Magang Berdampak dijadwalkan berlangsung mulai Agustus hingga Desember 2025. Sebelum menjalani masa magang, seluruh peserta akan mendapatkan pembekalan intensif yang dirancang untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan dunia kerja.Berbeda dari magang biasa, program Magang Berdampak dirancang berbasis outcome, yaitu berfokus pada hasil yang nyata dan berdampak. Mahasiswa dituntut untuk mampu menjelaskan manfaat magang tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga untuk mitra industri dan institusi pendidikan tempat mereka menempuh studi.Selama periode magang yang berlangsung antara empat hingga lima bulan, peserta akan terlibat langsung dalam penyelesaian persoalan nyata di lingkungan kerja. Mereka akan dibimbing oleh dosen pembimbing lapangan dan mentor dari mitra industri. Setiap peserta wajib menyusun logbook serta laporan berkala, yang kemudian akan dievaluasi oleh pihak kampus dan mitra kerja.Usai Viral 11 Siswa Diduga Dikucilkan Saat Perpisahan, ini Klarifikasi Pihak SekolahUntuk memastikan tidak ada praktik eksploitasi terhadap mahasiswa, Kemendiktisaintek akan melakukan pengawasan secara berkala selama program berlangsung. Selain itu, hasil magang juga dapat dikonversikan ke dalam Satuan Kredit Semester (SKS) hingga maksimal 20 SKS, tergantung kesesuaian capaian pembelajaran di program studi masing-masing.Program ini diharapkan dapat mencetak lulusan yang tidak hanya siap memasuki dunia kerja, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan industri dan kemajuan bangsa.Syarat Pendaftaran Magang Berdampak 2025:Warga Negara Indonesia (WNI) dibuktikan dengan KTP atau surat keterangan domisili.Mahasiswa aktif D2, D3, D4, atau S1 dari program studi terakreditasi di perguruan tinggi negeri maupun swasta dalam negeri, dan belum dinyatakan lulus.Minimal berada di semester 2 untuk jenjang D2, D3, D4, atau semester 4 untuk jenjang S1 saat mendaftar.Mendapatkan rekomendasi resmi dari Kaprodi dan pimpinan perguruan tinggi melalui platform yang disediakan.Bersedia mengikuti seluruh rangkaian program hingga selesai, serta membuat surat pernyataan tanggung jawab mutlak (SPTJM).Lulus proses seleksi oleh mitra tempat magang, dan mendapatkan Letter of Acceptance (LoA).Dengan struktur program yang lebih sistematis dan dukungan penuh dari pemerintah, Magang Berdampak 2025 menjadi kesempatan emas bagi mahasiswa untuk berkontribusi nyata sambil mengasah kompetensi profesional.***
Read More
15 Hari Menghilang, Remaja Putri Ditemukan di Hotel Bersama 4 Pria, Polisi Temukan Sabu
15 Hari Menghilang, Remaja Putri Ditemukan di Hotel Bersama 4 Pria, Polisi Temukan Sabu
Lingkaran.id - Setelah sempat dilaporkan hilang selama lebih dari dua pekan, seorang remaja perempuan berinisial RAB (15) akhirnya berhasil ditemukan. Remaja tersebut ditemukan di sebuah hotel kawasan Tegalsari, Surabaya, pada Jumat (13/6/2025). Saat ditemukan, RAB sedang berada di dalam kamar hotel bersama empat pria dewasa dan satu perempuan dewasa.Kapolsek Tegalsari, Kompol Rizki Santoso, membenarkan bahwa pihaknya langsung melakukan penyelidikan intensif begitu menerima laporan kehilangan dari orang tua korban pada Rabu (28/5/2025). Setelah melakukan upaya pencarian selama sekitar 15 hari, keberadaan RAB akhirnya terdeteksi.Bukan Lagi Wilayah Sumut! Ini Isi Keputusan Presiden Prabowo Soal Sengketa 4 Pulau Aceh Sumut"Setelah kami lakukan penelusuran, ditemukan satu kamar hotel yang dihuni oleh anak yang sebelumnya dilaporkan hilang," ungkap Rizki dalam keterangannya pada Selasa (17/6/2025).Menurut Rizki, saat tim kepolisian tiba di lokasi, tidak ditemukan aktivitas mencurigakan yang sedang dilakukan oleh mereka di dalam kamar. Namun, aparat menemukan barang bukti berupa narkotika jenis sabu-sabu di lokasi tersebut.“Memang saat kami datang, tidak ada aktivitas yang mengarah ke tindak pidana lain. Tapi dari hasil penggeledahan, kami temukan sabu-sabu,” jelasnya.Kasus ini pun kini tengah didalami lebih lanjut. Aparat kepolisian masih menyelidiki apakah ada keterkaitan antara hilangnya korban dengan dugaan tindak pidana lain, termasuk kemungkinan keterlibatan dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau eksploitasi seksual terhadap anak di bawah umur.“Nanti akan didalami lagi, apakah ada unsur TPPO atau dugaan persetubuhan terhadap anak di bawah umur. Itu akan menjadi wewenang dari Unit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya,” terang Rizki.Resmi Dibuka, PPPK Paruh Waktu Tahap 2 Siap Jadi Solusi untuk Honorer, Berikut Alur dan SyaratnyaSementara itu, untuk temuan narkotika di lokasi kejadian, penanganannya dilimpahkan kepada Satuan Reserse Narkoba  Polrestabes Surabaya. Hal tersebut dilakukan lantaran dugaan penyalahgunaan narkoba sudah terlihat jelas berdasarkan barang bukti yang ditemukan di lokasi.“Karena terkait narkoba sudah ada bukti nyata, maka penanganannya langsung oleh Sat Narkoba Polrestabes,” tambahnya.Hingga kini, proses penyidikan masih terus berlangsung. Pihak kepolisian menegaskan akan mengusut tuntas segala kemungkinan tindak pidana dalam kasus ini, baik yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba maupun potensi pelanggaran lainnya yang melibatkan anak di bawah umur.***
Read More
Bukan Lagi Wilayah Sumut! Ini Isi Keputusan Presiden Prabowo Soal Sengketa 4 Pulau Aceh Sumut
Bukan Lagi Wilayah Sumut! Ini Isi Keputusan Presiden Prabowo Soal Sengketa 4 Pulau Aceh Sumut
Lingkaran.id -Polemik panjang soal batas wilayah empat pulau kecil di perbatasan Aceh dan Sumatera Utara akhirnya berakhir secara resmi. Presiden Prabowo Subianto telah menandatangani keputusan yang menetapkan bahwa Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek sah masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Keputusan tersebut disampaikan dalam rapat terbatas nasional yang dihadiri langsung oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, serta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada Selasa, 17 Juni 2025.Presiden Prabowo mengacu pada sejumlah dokumen resmi yang memperkuat status keempat pulau sebagai bagian dari Aceh. Beberapa dokumen penting yang menjadi dasar keputusan ini antara lain:Fluminense vs Dortmund 0-0, Kobel Jadi Pahlawan! Ini Statistik Lengkap dan Hasil Piala Dunia Antarklub 2025Peta Topografi TNI AD tahun 1978Kesepakatan Wilayah Aceh-Sumut tahun 1992Data historis dari Badan Informasi Geospasial (BIG)Rekomendasi tim ahli Kemendagri dan TNI“Kita harus menghargai sejarah, data teknis, dan semangat persatuan. Ini bukan hanya soal peta, tapi keadilan wilayah,” ujar Mendagri Tito Karnavian usai pengumuman.Sebagai tindak lanjut, Kemendagri akan segera merevisi Kepmendagri No. 300.2.2-2138/2025 agar secara administratif, pulau-pulau tersebut resmi masuk ke wilayah Aceh di dalam sistem nasional.Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menyambut keputusan ini dengan antusias. Menurutnya, ini adalah bentuk penghargaan negara terhadap hak-hak rakyat Aceh yang telah lama memperjuangkan wilayah mereka.“Keempat pulau ini bukan sekadar titik koordinat. Mereka adalah bagian dari sejarah dan jati diri masyarakat kami,” ungkap Muzakir.Di sisi lain, Gubernur Sumut, Bobby Nasution, mengambil sikap legowo. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing provokasi dan tetap menjaga hubungan baik antarprovinsi.“Kami hormati keputusan Presiden. Kita tetap bersaudara dengan Aceh,” kata Bobby kepada awak media.Meskipun kecil secara ukuran (luas total < 1 km²), pulau-pulau ini memiliki:Letak strategis di perairan barat SumatraPotensi perikanan yang besarNilai ekonomi dan geopolitik sebagai bagian dari jalur pelayaran lokalSelama ini, wilayah ini sering menjadi tumpang tindih dalam peta administrasi, dan rawan konflik sosial.19 Koper Uang Tunai untuk Beli Jet Pribadi, KPK Bongkar Modus Korupsi Dana Gubernur PapuaApa Langkah Selanjutnya?Revisi resmi dokumen Kemendagri dan BIGPenyesuaian koordinat administratif di Peta NKRISosialisasi ke masyarakat di Aceh Singkil dan SumutEvaluasi ulang batas wilayah nasional oleh tim pusatPemerintah juga berencana mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) sebagai landasan hukum final untuk menghindari potensi sengketa ulang.Dengan ditetapkannya keempat pulau tersebut sebagai bagian dari Aceh, Presiden Prabowo menegaskan komitmennya terhadap keadilan wilayah, integritas nasional, dan penyelesaian konflik administratif berdasarkan data sejarah dan legalitas yang kuat.****
Read More
Wanita Ditemukan Tewas Mengenaskan di Losmen, Diduga Korban Pembunuhan
Wanita Ditemukan Tewas Mengenaskan di Losmen, Diduga Korban Pembunuhan
Lingkaran.id - Kota Malang digemparkan dengan penemuan jenazah seorang wanita di salah satu kamar losmen yang berlokasi di Jalan Kolonel Sugiono, Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun. Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin (16/6/2025) dini hari. Hingga kini, identitas korban masih belum terungkap, namun kuat dugaan korban merupakan korban pembunuhan.Penemuan jenazah bermula dari kecurigaan penjaga losmen terhadap kondisi kamar nomor 11, tempat korban menginap. Saat ditemukan, kondisi korban sangat mengenaskan, dengan wajah tertutup bantal dan mulut disumpal kain.Viral Jamaah Ngaji Tutupi Wajah dengan Kain, Netizen: Ini Ritual Apa?Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto, menjelaskan bahwa saksi pertama yang menemukan kejanggalan tersebut adalah Bambang Sutedjo (60), penjaga losmen. Sekitar pukul 00.03 WIB, Bambang curiga melihat pintu kamar sedikit terbuka dalam keadaan lampu padam."Karena curiga, saksi Bambang kemudian mengajak Saiful (46), petugas kebersihan losmen, untuk memeriksa kamar tersebut bersama," jelas Yudi, Senin (16/6/2025).Dari hasil penyelidikan awal, diketahui bahwa korban check-in ke losmen tersebut pada Minggu (15/6/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. Ia datang bersama seorang pria yang hingga kini identitasnya juga belum diketahui. Keduanya memesan satu kamar dan sempat terlihat normal tanpa tingkah mencurigakan.Namun, sekitar satu jam kemudian, pria tersebut keluar dari kamar dengan alasan hendak membeli makanan. Setelah itu, pria tersebut tidak pernah kembali dan menghilang tanpa jejak.Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban diduga sudah beberapa kali menginap di losmen tersebut sebelumnya. Untuk mengungkap kasus ini, Tim Inafis Polresta Malang Kota bersama Unit Reskrim Polsek Sukun telah melakukan olah tempat kejadian perkara secara menyeluruh. Beberapa saksi, termasuk pegawai losmen, telah dimintai keterangan untuk membantu proses penyelidikan.Usai Viral 11 Siswa Diduga Dikucilkan Saat Perpisahan, ini Klarifikasi Pihak SekolahSaat ini, jenazah korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang untuk proses visum dan identifikasi lanjutan."Prioritas kami saat ini adalah mengungkap identitas korban dan melacak keberadaan pria yang terakhir terlihat bersama korban," tegas Yudi.Pihak kepolisian terus melakukan pendalaman untuk mengungkap motif di balik pembunuhan ini, termasuk kemungkinan adanya unsur perencanaan dari pelaku.***
Read More
Berita Populer Bulan ini
Elearning Course Thinkedu
Berita Terbaru
Pilih yang terbaik