
Digunakan untuk merangkai komponen elektronik agar mudah diuji dan dikembangkan.
Dika, anggota tim, menjelaskan: “Alat ini bekerja tanpa dijaga terus. Begitu sensor membaca air habis, pompa langsung nyala. Jadi tidak ada lagi air terbuang atau toilet yang kekurangan air.”
Sejak diuji coba, ATM terbukti menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekolah. Pasokan air menjadi stabil, efisiensi meningkat, dan tidak ada lagi keluhan toilet kering atau air meluap dari tandon. Lebih dari sekadar alat otomatis, ATM menjadi contoh nyata bahwa teknologi sederhana pun bisa memberikan dampak besar. Inovasi ini juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan air berbasis teknologi di kalangan pelajar.
Aisyah, salah satu anggota tim, mengatakan: “Kami ingin alat ini menjadi bukti bahwa teknologi bukan hanya milik industri besar, tapi juga bisa dibuat oleh pelajar untuk kebutuhan nyata.” Sistem ini berpotensi dikembangkan untuk skala lebih luas seperti rumah tangga, masjid, dan fasilitas umum lainnya yang memerlukan pengendalian air otomatis.
Dalam proses pengembangan, tim menghadapi banyak tantangan mulai dari perakitan, pengkabelan, hingga pemrograman mikrokontroler. Namun semangat belajar dan kerja sama membuat mereka berhasil menyatukan ide menjadi solusi nyata.
Reyhan, anggota tim, menuturkan: “Yang paling menantang adalah memastikan sistem benar-benar otomatis. Tapi kami belajar bahwa inovasi tidak harus besar yang penting memberi manfaat.”
Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk Negeri
Melalui inovasi ini, tim berharap generasi muda Indonesia semakin berani menciptakan solusi digital untuk kebaikan bersama. Mereka percaya bahwa AI bukan hanya soal kecerdasan mesin, tetapi juga kecerdasan manusia dalam menciptakan solusi.
Fakhri menambahkan: “Harapan kami, inovasi kecil ini menjadi langkah awal menuju Indonesia yang lebih cerdas dalam mengelola sumber daya alam. Semoga semakin banyak pelajar yang berani berinovasi dan berpikir solutif.”
ATM (Automatic Water Pump) bukan sekadar alat, tetapi simbol kepedulian anak muda terhadap lingkungan dan masa depan. Dari sekolah di OKU Timur, inovasi ini membuktikan bahwa semangat dan ide sederhana dapat membawa perubahan besar satu tetes inovasi, sejuta manfaat untuk negeri.***