Duta GDI  Dorong Penguatan Pengolahan Data dan Pemanfaatan Teknologi Digital bagi Mahasiswa Papua
Duta GDI  Dorong Penguatan Pengolahan Data dan Pemanfaatan Teknologi Digital bagi Mahasiswa Papua
Lingkaran.id - Komitmen Generasi Digital Intelektual (GDI) dalam mendorong percepatan digitalisasi untuk negeri terus mengambil langkah nyata, kali ini melalui Duta GDI, Nathasya Pernidya Ashari, sebagai narasumber dalam pelatihan administratif yang digelar Komunitas Mahasiswa Papua Sriwijaya (KOMPAS). Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mempersiapkan mahasiswa Papua agar semakin siap menghadapi tuntutan era digital.Pelatihan penguatan pengolahan data dan pemanfaatan teknologi digital tersebut berlangsung di Gedung H. Gustam Idris, S.H., M.Hum., Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya pada 22 November 2025. Program ini menjadi agenda unggulan KOMPAS untuk memperkuat kemampuan digital bagi anggotanya.Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda DigitalSebagai narasumber utama, Nathasya menyampaikan materi Optimalisasi penguatan pengolahan data digital.Ia memandu peserta memahami fitur-fitur yang sering diabaikan namun sangat penting untuk meningkatkan ketepatan, kecepatan, dan kualitas pekerjaan administrasi. Dalam penjelasannya, Nathasya menegaskan bahwa kemampuan mengolah data digital kini menjadi bagian penting dari usaha digitalisasi di berbagai sektor.“Digitalisasi bukan hanya tentang mengikuti tren teknologi, tetapi memastikan setiap proses kerja berjalan lebih efisien. Pengolahan data dan dokumen yang tepat adalah kunci agar kita bisa membangun tata kelola organisasi yang modern,” ujar Nathasya.Pelatihan KOMPAS diikuti oleh lebih dari 70 mahasiswa Papua. Peserta terlihat antusias memperdalam praktik pengolahan dokumen dan data digital. Selain Nathasya, kegiatan ini juga menghadirkan Valentino Sewein Duwit, Sekretaris Jenderal Komunitas Mahasiswa Papua Se-Sumatera, yang memberikan materi tentang dasar surat-menyurat serta pemanfaatan AI dalam penyusunan dokumen organisasi.Kehadiran Duta GDI dalam kegiatan ini selaras dengan visi GDI dalam memperluas gerakan digitalisasi untuk negeri, terutama dengan membekali generasi muda keterampilan pengelolaan data yang relevan untuk kebutuhan organisasi, akademik, maupun dunia kerja.GDI percaya bahwa kolaborasi lintas komunitas seperti ini dapat mempercepat adaptasi digital, sekaligus menciptakan SDM muda yang mampu menghadapi transformasi digital secara langsung bukan hanya sebagai pengguna, tetapi sebagai penggerak perubahan.Prof. Dr. Edi Surya Negara, M.Kom Tekankan Pentingnya Penguatan Ruang Digital Aman Bagi Anak Pada Forum Diskusi Publik Ditjen KPM KemkomdigiKetua Umum KOMPAS, Alpian Tebai, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah awal untuk menyiapkan kader Papua yang siap berkompetisi dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa melalui pemahaman digital yang kuat. KOMPAS menargetkan agar seluruh anggotanya mampu menjalankan proses administrasi yang modern, efisien, dan berbasis digital, sehingga mampu mendukung proses manajemen organisasi yang lebih profesional.Pelatihan ini menjadi bukti nyata sinergi antara GDI dan KOMPAS dalam mendorong percepatan digitalisasi bagi generasi muda, khususnya mahasiswa Papua. Diharapkan ke depan semakin banyak program kolaboratif yang dapat memperkuat kapasitas pemuda dalam menghadapi tantangan digital di berbagai sektor.***
Read More
KOMPAS Gelar Pelatihan Administratif: Cetak Kader Papua yang Mahir Surat-Menyurat dan Cerdas Data Digital
KOMPAS Gelar Pelatihan Administratif: Cetak Kader Papua yang Mahir Surat-Menyurat dan Cerdas Data Digital
Lingkaran.id - Di tengah arus digitalisasi yang menuntut kecepatan dan ketepatan, kemampuan administratif bukan lagi sekedar pelengkap, melainkan fondasi utama bagi keberlanjutan sebuah organisasi. Menyadari hal tersebut Komunitas Mahasiswa Papua Sriwijaya (KOMPAS) sukses menyelenggarakan program kerja unggulan bertajuk “Pelatihan Surat-Menyurat dan Pengolahan Data Digital”.Kegiatan yang berlangsung pada Jumat, 22 November 2025 ini dilaksanakan di Gedung H. Gustam Idris S.H., M.Hum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sriwijaya, Indralaya. Mengusung tema “Meningkatkan Kompetensi Administratif Melalui Pelatihan Surat-Menyurat dan Pengolahan Data Digital”.Acara ini diinisiasi oleh Sekretaris Umum KOMPAS Periode 2025-2026, Evelin Christiani Rumaikewi, yang bertujuan untuk menjawab tantangan dunia perkuliahan dan profesional yang menuntut mahasiswa untuk tidak hanya kritis, tetapi juga terampil dalam manajemen data dan administrasi organisasi.Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda DigitalAntusiasme peserta terlihat sangat tinggi dengan kehadiran kurang lebih 70 lebih peserta yang merupakan anggota aktif Komunitas Mahasiswa Papua Sriwijaya. Hadirkan Praktisi dan Tokoh Organisasi: Pelatihan ini menghadirkan dua narasumber yang kompeten untuk membedah materi secara teknis dan praktis:Nathasya Pernidya Ashari (Duta 1 Generasi Digital Intelektual) Membawakan materi tentang optimalisasi Microsoft Office (Word, PowerPoint, dan Excel). Dalam sesi ini, peserta diajarkan trik dan fitur-fitur penting untuk mempercepat pengerjaan tugas kuliah maupun kebutuhan administrasi organisasi.Valentino Sewein Duwit (Sekretaris Jenderal Komunitas Mahasiswa Papua Se-Sumatera) Membawakan materi Basic Surat Menyurat. Sesi ini menekankan pada tata cara korespondensi yang formal, struktur surat yang baku, serta pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam lingkuan Organisasi dan juga dunia perkuliahan. Komitmen Pengurus Terhadap Literasi Digital Ketua Umum KOMPAS, Alpian Tebai, dalam sambutannya menekankan pentingnya penguasaan teknologi bagi mahasiswa. Menurutnya, kemampuan mengelola perangkat digital adalah skill dasar yang wajib dimiliki.Fitur Baru Gemini 3 Bikin Heboh: Multimodal, Deep Think, hingga Agen Otomatis“Yang perlu kita ketahui bahwa, salah satu hal yang paling penting saat menjadi mahasiswa adalah kita harus paham betul-betul cara kita mengelola laptop. Dengan adanya pelatihan ini semoga dapat memberikan pengetahuan yang lebih lagi tentang bagaimana cara kita mengelola data administratif dengan benar,” ujar Alpian di hadapan para peserta.Melalui pelatihan ini, KOMPAS berharap dapat mencetak kader-kader mahasiswa Papua yang tidak hanya unggul dalam akademis, tetapi juga profesional dalam tata kelola organisasi. Program ini menjadi langkah konkret KOMPAS dalam mempersiapkan anggotanya menghadapi persaingan di era digital.***
Read More
PCMI Sumsel Hadirkan ‘Sumselingo’, Komunitas Bahasa Inggris yang Digagas oleh Nyayu Septia dan Fadlu Majid
PCMI Sumsel Hadirkan ‘Sumselingo’, Komunitas Bahasa Inggris yang Digagas oleh Nyayu Septia dan Fadlu Majid
Lingkaran.id - Upaya penguatan kapasitas pemuda Sumatera Selatan di bidang bahasa Inggris mendapatkan angin segar dengan lahirnya komunitas baru bernama Sumselingo. Komunitas ini digagas oleh dua alumni program pertukaran pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), yakni Nyayu Septia delegasi Sumatera Selatan untuk Singapore Indonesia Youth Leader Exchange Program (SIYLEP) 2025 dan Fadlu Majid, delegasi Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) 2024.Septi, yang baru menuntaskan program SIYLEP pada Juli 2025, berkewajiban melaksanakan Post Program Innovation sebagai bentuk pengabdian kepada daerah. Bersama Fadlu, ia melihat perlunya ruang belajar bahasa Inggris yang santai, suportif, dan tidak menghakimi, terutama bagi pemuda yang ingin meningkatkan kemampuan namun kesulitan menemukan lingkungan berlatih yang tepat. Dari keresahan itulah Sumselingo lahir sebagai wadah pembentukan English environment yang ramah bagi generasi muda.Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda DigitalKegiatan perdana Sumselingo bertajuk “Sumselingo Part 1: Fluency Fire Starter” digelar pada Sabtu, 22 November 2025, di Kusmana Coffee, Palembang. Acara berlangsung sejak pukul 15.30 hingga 20.00 WIB dan diikuti antusias oleh 30 peserta dari berbagai latar belakang.Program ini mendapat dukungan penuh dari Kemenpora RI. Bahkan, kegiatan resmi dibuka oleh perwakilan Kemenpora, Cecep Sumarna. Dalam sambutannya, Cecep menegaskan pentingnya penguasaan bahasa Inggris bagi pemuda Indonesia yang ingin bersaing di tingkat global.“Banyak pemuda Sumsel yang memiliki potensi besar untuk tampil di kancah internasional, namun sering terkendala kemampuan bahasa Inggris. Sumselingo adalah langkah yang sangat baik. Kami berharap program ini berjalan jangka panjang, dan Kemenpora siap memberikan dukungan,” tegasnya.Kelas English Speaking perdana Sumselingo terdiri dari empat sesi utama:English 101Disampaikan oleh Fadlu Majid, yang berbagi strategi meningkatkan kemampuan bahasa Inggris berdasarkan pengalamannya hingga meraih skor IELTS 7.5 dan TOEFL 627 dalam sekali tes.Free Speaking DiscussionDibawakan oleh Septi, sesi ini mengajak peserta berdiskusi mengenai isu-isu hangat di kalangan pemuda, khususnya Gen Z, untuk melatih spontanitas berbicara dalam bahasa Inggris.Cultural SimulationPara peserta melakukan role play dengan karakter tertentu dan menyelesaikan misi yang diberikan sepenuhnya dalam bahasa Inggris. Sesi ini melatih improvisasi, komunikasi, dan kreativitas.PPAN Sharing SessionDitutup dengan berbagi pengalaman dari alumni program pertukaran pemuda negara sahabat, termasuk Singapura, Australia, dan India.Ke depan, Sumselingo berencana menyelenggarakan kegiatan secara rutin, baik daring maupun luring, untuk mengasah berbagai keterampilan bahasa Inggris seperti speaking, listening, reading, dan writing dalam suasana yang menyenangkan dan tidak kaku.Komunitas ini bernaung di bawah organisasi Purna Caraka Muda Indonesia Sumatera Selatan (PCMI Sumsel) dan terbuka untuk seluruh pemuda Sumatera Selatan. Bagi yang ingin bergabung atau mengetahui kegiatan selanjutnya, dapat mengunjungi Instagram resmi Sumselingo di @sumselingo.***
Read More
Duta GDI Hadiri Museum Keliling, Dukung dan Ajak Generasi Muda Kenali Sejarah Palembang
Duta GDI Hadiri Museum Keliling, Dukung dan Ajak Generasi Muda Kenali Sejarah Palembang
Lingkaran.id - Duta Generasi Digital Intelektual (GDI), Ela Enggraini, bersama jajaran Badan Pengurus Harian (BPH) turut menghadiri kegiatan Museum Keliling sebagai wujud nyata dukungan terhadap pelestarian budaya dan sejarah lokal. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Palembang bekerja sama dengan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.Program Museum Keliling menghadirkan beragam informasi sejarah, budaya Palembang diperkenalkan kembali kepada generasi muda dengan pendekatan yang lebih dekat, edukatif, dan interaktif.Salah satu agenda utama dalam kegiatan ini adalah talk show kebudayaan yang menghadirkan budayawan sekaligus sejarawan Palembang, DR. Kemas Ari Panji dan Vebri Al-Lintani. Dalam kesempatan tersebut, Vebri mengulas secara mendalam tentang sosok Sultan Mahmud Badaruddin II, tokoh penting dalam sejarah Palembang yang dikenal sebagai pahlawan nasional dan simbol perjuangan melawan penjajah. Ia menjelaskan berbagai aspek sejarah, nilai perjuangan, hingga kontribusi Sultan Mahmud Badaruddin II dalam membentuk identitas Palembang masa kini.Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda DigitalDalam kesempatan tersebut, Ela Enggraini menegaskan pentingnya menjaga identitas budaya daerah, terutama warisan yang ditinggalkan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II, sosok pemimpin Kesultanan Palembang Darussalam yang dikenal karena keberaniannya mempertahankan kedaulatan dari kolonial Belanda. Warisan sejarah perjuangan SMB II menjadi simbol jati diri dan kebanggaan masyarakat Palembang hingga saat ini.Ela juga menyampaikan bahwa pelestarian budaya bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga generasi muda yang harus memahami, menghargai, serta meneruskan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan. Melalui kegiatan seperti Museum Keliling, diharapkan masyarakat semakin mengenal sejarah kotanya dan membangun rasa memiliki terhadap budaya lokal.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025“Mari terus menjaga identitas dan cerita luhur kota kita,” ajaknya.Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat kesadaran publik mengenai pentingnya melestarikan budaya, sekaligus menjadi ruang edukasi bagi generasi digital untuk lebih mengenal akar sejarah Palembang.
Read More
Dr. Sulaiman Helmi SE.,M.M.,C.M.A. Siap Bangun KKSS Sumsel Yang Inklusif Dan Adaptif, Minta Restu Ketua Umum Amran Sulaiman
Dr. Sulaiman Helmi SE.,M.M.,C.M.A. Siap Bangun KKSS Sumsel Yang Inklusif Dan Adaptif, Minta Restu Ketua Umum Amran Sulaiman
Lingkaran.id -Menjelang pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Muswil) Ke-X Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Provinsi Sumatera Selatan, Dr. Sulaiman Helmi, SE., M.M., C.M.A., resmi mendeklarasikan diri sebagai calon Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) KKSS Sumsel periode 2025–2030. Dalam langkah awal pencalonannya, Sulaiman menjadi pendaftar pertama sekaligus membuka secara resmi proses penjaringan calon ketua. Tidak berhenti di situ, Sulaiman juga menjadi calon pertama yang menemui langsung Ketua Umum KKSS, Dr. Amran Sulaiman, untuk memohon restu dan menyampaikan visi besar kepemimpinannya. Pertemuan tersebut menjadi simbol keseriusan dan penghormatan terhadap mekanisme organisasi yang menjunjung nilai kekeluargaan dan etika Bugis-Makassar.Dalam kesempatan itu, Sulaiman Helmi menegaskan komitmennya untuk membawa KKSS Sumsel menjadi organisasi yang inklusif, adaptif, dan berorientasi pada kemajuan bersama. Ia menilai bahwa KKSS memiliki potensi besar untuk menjadi wadah strategis dalam memperkuat solidaritas dan kontribusi warga Sulawesi Selatan di tanah perantauan.Detik-Detik Jembatan Hongqi di Sichuan Ambruk: Rekaman Video Viral di Media Sosial“KKSS harus menjadi rumah besar yang memperkuat nilai siri’ na pacce, mempererat silaturahmi, serta menumbuhkan kemandirian dan kontribusi nyata warga Sulawesi Selatan di Sumatera Selatan,” ujar Sulaiman Helmi.Ia juga menekankan bahwa pencalonannya bukan semata soal jabatan, melainkan panggilan untuk memperkuat kebersamaan dan menggerakkan potensi yang dimiliki anggota KKSS di berbagai bidang.Viral! Jerami Bisa Jadi Bahan Bakar Kompor dan Kendaraan, Begini Cara Kerjanya“Ini adalah bentuk komitmen dan keseriusan saya dalam mencalonkan diri sebagai Ketua BPW KKSS Sumsel, dengan keyakinan dan semangat untuk membangun organisasi secara lebih baik, profesional, dan bermanfaat bagi masyarakat,” tambahnya.Musyawarah Wilayah Ke-X KKSS Sumsel dijadwalkan berlangsung pada November 2025. Agenda lima tahunan ini diharapkan menjadi momentum penting dalam melahirkan kepemimpinan baru yang visioner, berintegritas, dan mampu membawa semangat siri’ na pacce ke dalam langkah nyata membangun solidaritas warga Sulawesi Selatan di Sumatera Selatan.****
Read More
Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda Digital
Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda Digital
Lingkaran.id - Suasana Atrium OPI Mall Palembang dipenuhi semangat generasi muda dalam Grand Final GDI Fest 2025 yang berlangsung pada 11 November 2025. Ajang digital terbesar di Sumatera Selatan ini menjadi puncak dari rangkaian kegiatan Pemilihan Duta GDI 2025, Lomba Poster, Lomba Videografi, dan Lomba Inovasi Digital. Kegiatan ini menjadi wadah bagi pelajar dan mahasiswa untuk menampilkan kreativitas, inovasi, serta meningkatkan literasi digital di tengah pesatnya transformasi teknologi. Ketua Pelaksana GDI Fest 2025, Muhammad Fajri Riki, S.Kom., dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini telah berlangsung sejak tahap penyisihan dan berhasil menjaring peserta dari berbagai daerah di Sumatera Selatan. Dari seluruh peserta, terpilih 20 besar (Top 20), disusul 10 besar (Top 10), hingga akhirnya melahirkan para juara terbaik di masing-masing kategori.“GDI Fest 2025 merupakan bentuk nyata komitmen kami untuk mendorong literasi digital, kolaborasi, dan inovasi anak muda Sumatera Selatan. Melalui ajang ini, kami ingin mencetak talenta-talenta muda yang siap menghadapi tantangan era digital,” ujar Fajri.Acara bergengsi ini turut dihadiri oleh Ketua Umum Generasi Digital Intelektual (GDI), Prof. Dr. Edi Surya Negara Harahap, S.Kom., M.Kom., serta perwakilan dari Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Kominfo Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Bupati Banyuasin yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Infrastruktur, Ekonomi, dan SDA, serta Dinas Kominfo Kabupaten Banyuasin.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Deretan Pemenang Lomba GDI Fest 2025Lomba VideografiJuara 1: Pinkora – Dinda HumairohJuara 2: Aulia Pradista RahmanisaJuara 3: M. Aid HabibiJuara Favorit: SatyaLomba PosterJuara 1: WhimsyShrimpJuara 2: StarlightJuara 3: Tim WistoriaJuara Favorit: Anandito Pasca Artsono PutraLomba Inovasi DigitalJuara 1: EmoVisionaries – “Rasa”Juara 2: Innovision – “Siwer”Juara 3: SynapseJuara Favorit: SafiraAjang ini juga menghadirkan dua narasumber inspiratif, Muttaqin Noviandy Shariff, M.Kom., dan Hardi Saputra, S.Kom., yang membagikan wawasan mengenai inovasi digital, kecerdasan buatan, serta peluang karier di dunia teknologi.Jajaran dewan juri berasal dari kalangan akademisi dan profesional berpengalaman, di antaranya:Prof. Dr. Edi Surya Negara Harahap, S.Kom., M.Kom.Ria Andryani, M.M., M.Kom.Muttaqin Noviandy Shariff, M.Kom.Dedek Julian, M.Kom.Fikri Imam Nugraha, S.H. (Putra Batik Nusantara)Puncak acara ditandai dengan Pemilihan Duta GDI 2025, yang menjadi simbol lahirnya generasi muda digital berkarakter dan berdaya saing. Adapun para pemenang terpilih sebagai berikut:Juara 1: Nathasya Pernidya AshariJuara 2: Elak EnggrainiJuara 3: Khalillah Adelia LuvyTerfavorit: Anita Cindhy MaulaniAudiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriDalam sambutannya, Prof. Edi Surya Negara Harahap menegaskan bahwa GDI Fest bukan sekadar kompetisi, melainkan gerakan untuk membangun ekosistem digital yang beretika dan berkelanjutan di Sumatera Selatan.“GDI Fest adalah wujud semangat kolaborasi dan literasi digital di kalangan generasi muda. Kita ingin anak muda Sumsel menjadi motor penggerak ekosistem digital yang adaptif, inovatif, dan berdampak positif,” tuturnya.Penutupan Grand Final GDI Fest 2025 berlangsung meriah dengan penyerahan trofi, beasiswa, uang pembinaan, merchandise, dan sertifikat penghargaan kepada seluruh pemenang. Kegiatan ini juga menjadi momentum penting bagi GDI dalam memperkuat jaringan kolaborasi lintas sektor dan menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk berkontribusi melalui dunia digital.Dengan semangat “Berinovasi, Berkarya, dan Berdampak,” GDI Fest 2025 menegaskan posisinya sebagai ajang digital terbesar di Sumatera Selatan yang melahirkan duta dan inovator muda digital masa depan.****
Read More
Top 10 Duta GDI Amanda Marsa Aurellia: Menjadi Cerdas, Bijak, dan Berdampak di Dunia Digital
Top 10 Duta GDI Amanda Marsa Aurellia: Menjadi Cerdas, Bijak, dan Berdampak di Dunia Digital
Lingkaran.id - Dalam diri seorang Amanda Marsa Aurellia, tersimpan semangat muda yang berpadu dengan kecerdasan dan empati. Mahasiswi Fakultas Teknologi dan Informasi Universitas ‘Aisyiyah Palembang ini meyakini bahwa perubahan besar selalu berawal dari langkah kecil, terutama di dunia digital yang penuh dengan peluang dan tantangan. Sebagai peserta Duta Generasi Digital Intelektual (GDI), Amanda tampil sebagai sosok yang tidak hanya berani bermimpi, tetapi juga berani berproses untuk mewujudkannya.Mengikuti kegiatan Generasi Digital Intelektual (GDI) menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi Amanda. Ia merasakan bahwa program ini bukan sekadar ajang pembelajaran, tetapi juga ruang untuk bertumbuh, berkreasi, dan menemukan jati diri. Melalui berbagai pelatihan dan kegiatan yang diikuti, Amanda belajar memahami bagaimana teknologi dapat menjadi alat untuk membangun masa depan yang lebih baik.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Setiap sesi yang dijalani menghadirkan pelajaran baru: tentang kepemimpinan, komunikasi digital, dan pentingnya kolaborasi. Ia menyadari bahwa menjadi generasi digital berarti mampu berpikir kritis, adaptif terhadap perubahan, dan tetap berpegang pada nilai-nilai moral. Bagi Amanda, GDI bukan hanya wadah berbagi ilmu, tetapi juga tempat menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat untuk memberikan dampak positif bagi sesama.Dari perjalanan ini, Amanda belajar arti ketekunan dan konsistensi. Ia menemukan bahwa setiap tantangan adalah peluang untuk melangkah lebih jauh, dan setiap pengalaman adalah guru yang mengajarkan makna perjuangan. Melalui GDI, ia tumbuh menjadi pribadi yang lebih terbuka, berani mengemukakan pendapat, dan percaya bahwa suara generasi muda memiliki kekuatan besar untuk membawa perubahan di dunia digital.Amanda percaya bahwa dunia digital adalah ruang tanpa batas bagi generasi muda untuk berkreasi dan memberikan manfaat. Cita-citanya tidak berhenti pada penguasaan teknologi, tetapi bagaimana menggunakannya sebagai jembatan kebaikan dan kemajuan masyarakat. Ia ingin menjadi bagian dari generasi yang cerdas secara intelektual, bijak secara digital, dan berintegritas dalam setiap langkah.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriMotivasi terbesarnya muncul dari keinginan untuk terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi di tengah pesatnya perubahan zaman. Bagi Amanda, menjadi bagian dari ekosistem digital bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang menanamkan nilai tanggung jawab dan etika di setiap tindakan. Ia ingin turut berkontribusi dalam membangun lingkungan digital yang sehat, edukatif, dan inspiratif terutama bagi generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa.Baginya, setiap ide kecil yang dikelola dengan niat besar dapat menjadi awal dari perubahan besar. Dengan semangat kolaboratif dan tekad untuk terus berkembang, Amanda berkomitmen untuk menjadi insan digital yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berdampak.***
Read More
TOP 10 Besar Inovasi GDI Prima Air (Smart Air Purifier Prima): Inovasi Air Purifier Cerdas Berbasis IoT
TOP 10 Besar Inovasi GDI Prima Air (Smart Air Purifier Prima): Inovasi Air Purifier Cerdas Berbasis IoT
Lingkaran.id - Di tengah meningkatnya tingkat polusi udara di berbagai daerah Indonesia, sekelompok siswa SMA Negeri 1 Belitang menghadirkan inovasi menarik bernama PRIMA AIR, sebuah alat penyaring udara cerdas berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu mendeteksi dan membersihkan udara kotor secara otomatis.Inovasi ini digagas oleh M. Rizqi Mubarok, Adly Fiyarensa, M. Gathan Al-Furqon Deru, dan Reky Tegar Permana. Mereka tergabung dalam tim yang menamakan diri Tim PRIMA AIR. Dengan semangat muda dan kepedulian terhadap lingkungan, mereka berharap karya ini dapat menjadi solusi nyata bagi masyarakat Sumatra Selatan yang selama ini kerap menghadapi masalah kualitas udara yang buruk.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Berawal dari Kepedulian terhadap Udara yang Tidak Sehat. Menurut data aplikasi IQ Air Visual pada tahun 2023, Sumatra Selatan sempat mencatat angka AQI 179,2 PM2.5, yang berarti berada dalam kategori “tidak sehat”. Kondisi ini diperburuk oleh aktivitas pembakaran hutan, kendaraan bermotor, dan asap industri.“Polusi udara ini tidak hanya mengganggu kesehatan, tapi juga merusak lingkungan dalam jangka panjang. Kami ingin berbuat sesuatu, meski dari skala kecil, tapi berdampak,” ujar Rizqi selaku ketua tim, serta Adly menjelaskan.Berawal dari kondisi tersebut, tim ini kemudian mengembangkan PRIMA AIR sebuah air purifier pintar yang bisa memantau dan menyaring udara secara otomatis. Melalui kombinasi sensor gas, sensor suhu, dan sistem kendali berbasis IoT, alat ini mampu beroperasi secara mandiri dan efisien.PRIMA AIR dirancang dengan sistem sensor yang mendeteksi kadar polutan dan kelembaban udara di sekitarnya. Bila terdeteksi udara kotor, alat akan otomatis mengaktifkan kipas penyaring yang menyedot dan membersihkan udara sebelum mengeluarkannya kembali dalam kondisi bersih. Alat ini juga terhubung dengan aplikasi Blink di smartphone, sehingga pengguna dapat memantau kualitas udara secara real time.“Kami ingin teknologi ini mudah digunakan siapa pun. Prinsipnya sederhana: cukup sambungkan ke listrik dan koneksi Wi-Fi, maka alat akan bekerja otomatis,” tambah Reky dan Gathan menjelaskan.Kehadiran PRIMA AIR memberikan banyak manfaat yang dirasakan, baik dari sisi kesehatan, lingkungan, maupun kesadaran masyarakat. Alat ini bekerja dengan sistem penyaringan udara otomatis yang mampu membersihkan udara dari berbagai partikel kotor, debu, dan gas berbahaya. Dengan demikian, lingkungan sekitar menjadi lebih bersih dan sehat untuk dihirup. Udara yang bersih secara langsung berdampak pada meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat. Berbagai penyakit pernapasan seperti ISPA, asma, dan gangguan paru-paru yang sering muncul akibat paparan udara kotor dapat diminimalisir dengan penggunaan alat ini.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Selain itu, PRIMA AIR dirancang dengan teknologi hemat energi dan bebas CFC, sehingga tidak menambah beban pencemaran terhadap lingkungan. Sistem otomatis berbasis IoT yang dimilikinya membuat alat ini dapat menyesuaikan daya dan kinerja sesuai kondisi udara di sekitarnya. Inovasi ini bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga efisien dan ekonomis dalam penggunaannyaMelalui PRIMA AIR, tim berharap dapat berkontribusi nyata dalam menjaga kualitas udara di Sumatra Selatan. Mereka percaya bahwa teknologi ramah lingkungan buatan anak bangsa dapat menjadi bagian penting dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan sehat.Kini, PRIMA AIR tidak hanya menjadi karya ilmiah sekolah, tetapi juga simbol semangat inovasi generasi muda Indonesia dalam menjawab tantangan lingkungan melalui teknologi yang bermanfaat dan berkelanjutan.***
Read More
TOP 10 Inovasi GDI Atm (Automatic Water Pump) Pemanfaatan Ai (Artificial Intelligence) Untuk Mengatasi Masalah Pada Toilet Dan Penampungan Air Sekolah
TOP 10 Inovasi GDI Atm (Automatic Water Pump) Pemanfaatan Ai (Artificial Intelligence) Untuk Mengatasi Masalah Pada Toilet Dan Penampungan Air Sekolah
Lingkaran.id - Di era digital saat ini, inovasi teknologi semakin dibutuhkan untuk menjawab permasalahan nyata di lingkungan sekitar. Sekelompok pelajar dari SMA Negeri 1 Belitang, OKU Timur, Sumatera Selatan menghadirkan solusi bernama ATM (Automatic Water Pump) sistem pompa air otomatis berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk mengatasi kekurangan air bersih di sekolah.Masalah seperti toilet sulit digunakan dan tandon sering kosong membuat warga sekolah tidak nyaman. Dari permasalahan itulah muncul ide, seperti yang disampaikan Fakhri, ketua tim:“Kalau lampu bisa otomatis nyala, kenapa pompa air tidak bisa otomatis?”10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Dari pemikiran sederhana tersebut, tim menciptakan sistem yang mampu mengatur ketersediaan air secara otomatis, efisien, dan berkelanjutan, sehingga tercipta lingkungan belajar yang lebih bersih dan nyaman.Produk ATM (Automatic Water Pump) dirancang untuk bekerja otomatis dengan memanfaatkan berbagai komponen teknologi berikut:ESP32 Wemos D1 R32 :Berfungsi sebagai otak sistem yang menerima data sensor dan mengontrol pompa melalui relay.Sensor Ultrasonik          :Mendeteksi ketinggian air di dalam tandon. Ketika air berkurang, sensor mengirim sinyal ke mikrokontroler untuk menyalakan pompa, dan otomatis mematikannya saat penuh.Relay 5V 3 Channel :Menghubungkan mikrokontroler dengan pompa, mengatur arus listrik secara otomatis.Pompa Submersible :Memompa air dari tandon bawah ke penampungan atas secara cepat dan efisien.Breadboard & Kabel Jumper :Digunakan untuk merangkai komponen elektronik agar mudah diuji dan dikembangkan.Dika, anggota tim, menjelaskan: “Alat ini bekerja tanpa dijaga terus. Begitu sensor membaca air habis, pompa langsung nyala. Jadi tidak ada lagi air terbuang atau toilet yang kekurangan air.”Sejak diuji coba, ATM terbukti menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekolah. Pasokan air menjadi stabil, efisiensi meningkat, dan tidak ada lagi keluhan toilet kering atau air meluap dari tandon. Lebih dari sekadar alat otomatis, ATM menjadi contoh nyata bahwa teknologi sederhana pun bisa memberikan dampak besar. Inovasi ini juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan air berbasis teknologi di kalangan pelajar.Aisyah, salah satu anggota tim, mengatakan: “Kami ingin alat ini menjadi bukti bahwa teknologi bukan hanya milik industri besar, tapi juga bisa dibuat oleh pelajar untuk kebutuhan nyata.” Sistem ini berpotensi dikembangkan untuk skala lebih luas seperti rumah tangga, masjid, dan fasilitas umum lainnya yang memerlukan pengendalian air otomatis.Dalam proses pengembangan, tim menghadapi banyak tantangan mulai dari perakitan, pengkabelan, hingga pemrograman mikrokontroler. Namun semangat belajar dan kerja sama membuat mereka berhasil menyatukan ide menjadi solusi nyata.Reyhan, anggota tim, menuturkan: “Yang paling menantang adalah memastikan sistem benar-benar otomatis. Tapi kami belajar bahwa inovasi tidak harus besar yang penting memberi manfaat.”Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriMelalui inovasi ini, tim berharap generasi muda Indonesia semakin berani menciptakan solusi digital untuk kebaikan bersama. Mereka percaya bahwa AI bukan hanya soal kecerdasan mesin, tetapi juga kecerdasan manusia dalam menciptakan solusi.Fakhri menambahkan: “Harapan kami, inovasi kecil ini menjadi langkah awal menuju Indonesia yang lebih cerdas dalam mengelola sumber daya alam. Semoga semakin banyak pelajar yang berani berinovasi dan berpikir solutif.”ATM (Automatic Water Pump) bukan sekadar alat, tetapi simbol kepedulian anak muda terhadap lingkungan dan masa depan. Dari sekolah di OKU Timur, inovasi ini membuktikan bahwa semangat dan ide sederhana dapat membawa perubahan besar satu tetes inovasi, sejuta manfaat untuk negeri.***
Read More
Finalis 10 Besar Duta GDI Raynor Sagraha: Transformasi Diri, Menempa Mental Tangguh Generasi Muda
Finalis 10 Besar Duta GDI Raynor Sagraha: Transformasi Diri, Menempa Mental Tangguh Generasi Muda
Lingkaran.id - Raynor Sagraha lahir di Kota Bengkulu pada 30 Maret 2004, sebagai anak sulung dari dua bersaudara. Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang penuh rasa ingin tahu dan memiliki semangat tinggi untuk terus berkembang. Pendidikan dasarnya ditempuh di SDN 66 Kota Bengkulu, kemudian dilanjutkan di SMP Negeri 8 dan SMA Negeri 3 Kota Bengkulu. Saat ini, Raynor sedang melanjutkan studi di Universitas Bina Darma Palembang, sambil mengasah bakatnya di bidang olahraga.Sebagai seorang atlet sekaligus pelatih Taekwondo, Raynor terbiasa hidup dalam disiplin dan kerja keras. Dunia olahraga telah membentuknya menjadi pribadi yang pantang menyerah dan fokus pada pencapaian tujuan. Baginya, olahraga tidak hanya melatih fisik, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai ketekunan, sportivitas, serta keseimbangan antara tubuh dan pikiran.Selain menjadi atlet, Raynor juga berperan sebagai pelatih bagi para atlet muda. Dalam setiap sesi latihan, ia selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak didiknya.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Baginya, tanggung jawab sebagai pelatih bukan hanya membentuk kemampuan fisik, tetapi juga menanamkan mental juang dan semangat pantang menyerah. Raynor percaya bahwa “mereka yang bersungguh-sungguh akan berhasil,” dan keyakinan itu menjadi prinsip utama dalam setiap langkahnya melatih dan membimbing generasi penerus.Prestasinya di dunia olahraga pun membanggakan. Raynor pernah meraih Juara 2 dalam ajang nasional Taekwondo MOKS Championship, sebuah pencapaian yang menjadi bukti nyata dari kerja keras dan dedikasinya selama bertahun-tahun berlatih. Selain itu, ia juga menorehkan prestasi di berbagai event kejuaraan lainnya, yang semakin memperkuat posisinya sebagai atlet muda berpotensi dan pelatih berpengaruh di lingkungannya.Raynor juga merupakan pribadi yang senang mencari tahu hal-hal baru. Ia selalu terdorong untuk memahami sesuatu secara lebih dalam dan memiliki keinginan kuat untuk terus berkembang. Sifat inilah yang membawanya aktif mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri di luar kampus. Salah satu pengalaman berharga yang memperluas wawasannya adalah ketika ia mengikuti program Generasi Digital Intelektual (GDI).Dalam kegiatan GDI tersebut, Raynor mendapatkan banyak wawasan baru, mulai dari materi yang diberikan hingga interaksi dengan peserta lain yang memiliki gaya dan kemampuan unik masing-masing. Ia merasa kagum dengan semangat dan keterampilan para peserta lain yang menginspirasi dirinya untuk terus berkembang. Pengalaman itu menjadi titik penting bagi Raynor untuk memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan yang bisa saling melengkapi dan menguatkan.Bagi Raynor, mengikuti GDI bukan sekadar pengalaman belajar, melainkan kesempatan untuk melihat potensi diri dari perspektif yang lebih luas. Ia kini semakin yakin bahwa untuk menjadi pemimpin dan pribadi yang bermanfaat, seseorang harus terus membuka diri terhadap pengetahuan baru dan belajar dari orang-orang di sekitarnya.Dengan semangat itu, Raynor memegang teguh motto hidupnya:“Jadilah seseorang yang tidak dapat diperintah oleh orang lain.”Serta kata-kata yang menjadi pedoman dalam setiap langkahnya:“Rawatlah kebunmu dengan indah, maka kupu-kupu akan datang dengan sendirinya.”Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriBaginya, makna kalimat tersebut adalah bahwa jika seseorang terus memperbaiki diri dan menumbuhkan hal-hal baik dalam kehidupannya, maka kesuksesan dan kebahagiaan akan datang dengan sendirinya tanpa harus dikejar. Dengan nilai-nilai ini, Raynor bertekad untuk menjadi pribadi yang tidak hanya tangguh dan mandiri, tetapi juga mampu menginspirasi banyak orang melalui tindakan nyata dan ketulusan dalam berkembang.Di dalam dirinya, selalu ada satu keyakinan sederhana yang menjadi pengingat setiap kali ia melangkah:“Berkembang, berkembang, berkembang sampai akhir.”Kalimat itu bukan sekadar kata motivasi, tetapi prinsip hidup yang menuntunnya untuk terus bertumbuh, tidak berhenti belajar, dan terus berproses menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.*** 
Read More
TOP 10 Besar Duta GDI Elak Enggraini: Menggenggam Mikrofon, Menyuarakan Inklusi, dan Menginspirasi Generasi Digital
TOP 10 Besar Duta GDI Elak Enggraini: Menggenggam Mikrofon, Menyuarakan Inklusi, dan Menginspirasi Generasi Digital
Lingkaran.id - Elak Enggraini: Menggenggam Mikrofon, Menyuarakan Inklusi, dan Menginspirasi Generasi DigitalDi tengah cepatnya perkembangan teknologi dan informasi, Indonesia membutuhkan sosok muda yang tidak hanya cerdas beradaptasi, tetapi juga mampu menjadi jembatan komunikasi dan inspirasi.Sosok itu hadir dalam diri Elak Enggraini, mahasiswi berprestasi Ilmu Komunikasi dari Universitas Bina Darma, yang kini telah resmi melangkah sebagai finalis Duta Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025. Dengan label dirinya sebagai Communication & Digital Ambassador, Elak fokus mengedukasi publik melalui media, didukung oleh rekam jejak kepemimpinan dan kontribusi digital yang terbukti kuat di panggung nasional maupun internasional.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Perjalanan Elak adalah cerminan ambisi yang melampaui batas kampus. Ia dipercaya menjadi Delegasi Indonesia dalam program International Student Mobility di UPSI Malaysia pada tahun 2025, sebuah kesempatan emas yang memperluas wawasannya tentang keragaman budaya dan akademik global.Kecakapannya di bidang akademik pun diakui dengan raihan penghargaan Best Presenter dalam ajang International Conference (Joint Seminar IV) di Malaysia di tahun yang sama. Menariknya, kecerdasan digital ini berjalan beriringan dengan talenta seni; Elak juga bersinar sebagai Performer Bernyanyi pada Event Internasional 2025, membuktikan bahwa seorang intelektual digital juga wajib memiliki jiwa yang multi-talenta, diperkuat pula dengan pengalamannya sebagai Crew Miracom Entertainment (2023-2024).Di dalam negeri, dedikasi Elak sangat kentara dalam dunia komunikasi publik dan literasi. Keahliannya dalam Public Speaking dan Master of Ceremony (MC) telah membawanya mengemban peran sebagai Penanggung Jawab Administrasi sekaligus MC untuk program Literasi Digital. Ia juga dipercaya untuk memandu acara formal penting seperti Bimtek bersama DISKOMINFO Sumsel. Gairah Elak dalam mencerdaskan publik juga tercurah melalui perannya sebagai aktivis Literasi Digital Tular Nalar dan sering tampil sebagai Pembicara/Narasumber di Podcast RRI Palembang. Melalui platform ini, Elak memastikan pesan-pesan cerdas dan inklusif tersampaikan kepada masyarakat luas, menjadikannya suara yang dapat dipercaya di tengah kebisingan digital.Pengalaman dan Tanggapan Pribadi Selama GDI:Mengikuti rangkaian kegiatan Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025 merupakan sebuah titik balik yang sangat berharga. Saya menyadari bahwa menjadi duta digital adalah sebuah amanah, bukan sekadar membawa gelar, tetapi mengemban tanggung jawab besar untuk memastikan ruang digital kita menjadi tempat yang sehat, beretika, dan produktif.GDI memberikan saya kesempatan langka untuk berjejaring dengan para pemuda visioner dari berbagai latar belakang, sekaligus mempertajam fokus saya pada isu kritis seperti inklusi digital dan penanggulangan misinformasi. Meskipun tantangan untuk menyeimbangkan peran kepemimpinan dan aktivisme digital terasa berat, bimbingan para mentor dan semangat kolaborasi dari sesama finalis membuat saya semakin termotivasi. Saya bertekad menjadikan setiap unggahan, siaran, dan proyek sebagai upaya nyata yang berkelanjutan untuk mencerdaskan dan memberdayakan bangsa.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriVisi kepemimpinan Elak tidak hanya berhenti pada ranah media, melainkan diwujudkan dalam aksi nyata dengan dampak sosial yang inklusif. Ia memimpin inisiatif krusial sebagai Ketua Pelaksana Kelas Sertifikasi Bahasa Isyarat 2025. Proyek ini adalah manifestasi komitmen Elak untuk menjembatani komunikasi bagi komunitas Tuli, membuktikan bahwa teknologi dan komunikasi harus mampu menciptakan ruang digital yang lebih ramah bagi semua kalangan. Komitmennya pada kepemimpinan juga terlihat jelas sebagai Penanggung Jawab Divisi Humas Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (2023-2024) dan Wakil Ketua Divisi Syiar LDK Al-Qorib (2024-2025).Dengan gabungan prestasi akademik, keterampilan komunikasi, dan kepedulian sosial yang kuat diperkaya pula dengan skill non-akademik seperti Juara 2 Kejuaraan Karate (2018) dan keaktifan dalam kegiatan tilawah Elak Enggraini adalah representasi utuh dari generasi muda yang cerdas dan berintegritas. Sebagai finalis Duta GDI 2025, Elak siap menjadi inspirasi, mengangkat standar intelektual dan mencerdaskan generasi digital Indonesia.*** 
Read More
TOP 10 Besar Duta GDI Petronella Awom Membangun Harapan dan Kesehatan dari Indonesia
TOP 10 Besar Duta GDI Petronella Awom Membangun Harapan dan Kesehatan dari Indonesia
Lingkaran.id - Petronela Awom lahir di Raja Ampat, Papua Barat Daya, pada 13 Juli 2003. Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang ramah, bersemangat, dan memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama. Perjalanan pendidikannya membawanya merantau ke Palembang, Sumatera Selatan, setelah berhasil lolos melalui program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) pada tahun 2023.Ditengah arus perkembangan teknologi yang begitu cepat ,muncul sosok muda yang inspiratif yang membuktikan bahwa semangat belajar belajar dan kenginan untuk berkontribusi dapat membawa perubahan besar.Ia adalah (petronela awom ) ,finalis Duta Digital GDi 2025 ,yang hadir dengan tekat yang kuat untuk menjadi bagian dari generasi digital yang cerdas ,beretika ,dan berdampak bagi masyaratakat .10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Sejak awal ,(petronela awom ) percaya bahwa dunia digital bukan hanya tentang media sosial atau teknologi canggih,tetapi tentang bagaimana kita bisa menggunakan teknologi untuk menebar manfaat.Dalam perjalanan memngikuti ajang Duta Digital (petronela awom) mendapatkan pengalamaan berharga .saya belajar tentang pentingnya literasi digital,etika bermedia sosial ,dan bagaimana menjadi pribadi yang kreatif dan bertanggung jawab  di dunia maya.Tak hanya itu (petronela awom) juga menilai bahwa kegiatan ini membuka ruang untuk bertemu dengan banyak individu hebat dari berbagai daerah .Bagi (petronela awom ) ,menjadi Duta digital berati menjadi jembatan antra pengetahuan dan Tindakan .ia ingin terus mengispirasi anak muda agar bijak dalam penggunaaan teknologi ,berani berinovasi ,dan selalau menjaga identidas serta nilai-nilai positif bangsa di dunia digital.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriPERJALANAN AKDEMIK PETRONELA AWOMLahir di tanah yang Indah nan kaya budaya ,RAJA AMPAT ,PAPUA BARAT DAYA ,(petronela awom) tumbuh dengan semangat pantang menyerah dan tekad kuat untuk menggapai Pendidikan tinggi.sejak kecil ,ia percaya bahwa pendidikann adalah jalan untuk membawa perubahan bagi diri sendiri dan daerah asanya .Pada tahun 2023,(petronela ) berhasil lulus seleksi BEASISWA AFIRMASI PENDIDIKAN TINGGI (ADIK) ,sebuah program pemerintah yang memberikan kesempatan kepada putra -putri daerah 3T (terdepan ,terluar ,tertinggal ) untuk melanjutkan studi ke perguruan  tinggi ternama di Indonesia melalui beasiswa tersebut ,ia di terima di UNIVERSITA SRIWIJAYA ,PALEMBANG ,SUMATRA SELATAN , dan kini tengah menempuh pendiidkan sebagai mahsiswa program studi S1 GIZI .*** 
Read More
Finalis 10 Besar Duta GDI Anita Cindhy Maulani Menyalakan Semangat Inovasi di Era Digital
Finalis 10 Besar Duta GDI Anita Cindhy Maulani Menyalakan Semangat Inovasi di Era Digital
Lingkaran.id - Di tengah arus perkembangan teknologi yang semakin cepat, Anita Cindhy Maulani hadir sebagai salah satu sosok muda yang berkomitmen untuk menjadi bagian dari perubahan digital Indonesia Anita Cindhy Maulani Mahasiswa Kelahiran 03 Februari 2006 ini Berasal dari Palembang Yang Sedang Berkuliah di Sekolah tinggi ilmu kesehatan bina Husada Palembang Dengan jurusan S1 Kebidanan ia dikenal sebagai pribadi yang visioner, kreatif, dan memiliki semangat tinggi untuk terus belajar serta berbagi pengetahuan di dunia digital.Sejak awal, ketertarikan Anita Cindhy Maulani terhadap dunia teknologi dan inovasi digital tumbuh dari rasa ingin tahu tentang bagaimana teknologi bisa menyelesaikan berbagai tantangan di masyarakat. Dari situ, ia mulai aktif mengikuti berbagai pelatihan, kompetisi, dan proyek digital yang mengasah kemampuan berpikir kritis dan kolaboratifnya.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Menjadi bagian dari Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025 menjadi salah satu pengalaman paling berkesan dalam perjalanan pengembangan dirinya. Selama mengikuti kegiatan GDI,Cindhy merasakan suasana yang penuh semangat kolaborasi, inspirasi, dan pembelajaran lintas bidang.“Saya belajar bahwa menjadi intelektual digital bukan hanya soal kemampuan teknologi, tapi juga tentang empati, nilai, dan keberanian untuk berbagi manfaat bagi sesama,” ungkapnya.Melalui berbagai sesi pelatihan dan tantangan yang diberikan, Cindhy semakin memahami pentingnya inovasi yang berlandaskan nilai kemanusiaan dan keberlanjutan. Ia berharap, melalui GDI, ia dapat menjadi bagian dari generasi muda yang tidak hanya melek digital, tetapi juga berdaya saing dan beretika dalam memanfaatkan teknologi.Dengan semangat “Digital for Humanity”, Cindhy terus melangkah menyalakan obor perubahan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk terus berinovasi, berkolaborasi, dan memberi dampak nyata bagi bangsa.Perjalanan Akademik dan Kepemimpinan Anita Cindhy MaulaniPerjalanan akademik Anita Cindhy Maulani  menjadi bukti nyata bahwa kecerdasan dan kreativitas dapat berjalan beriringan. Mahasiswi Program Studi S1 Kebidanan Universitas STIK BINA HUSADA ini dikenal sebagai sosok yang aktif, disiplin, dan berprestasi tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga di dunia seni dan organisasi kemahasiswaan.Sejak awal menempuh pendidikan tinggi, Cindhy menunjukkan kecintaannya terhadap dunia tari. Baginya, menari bukan sekadar gerak ritmis, melainkan media untuk mengekspresikan nilai, budaya, dan semangat muda. Melalui berbagai penampilan dan kegiatan seni, ia belajar tentang makna kerja keras, disiplin, serta kemampuan untuk menyalurkan emosi dan pesan positif kepada orang lain. Dunia tari mengajarkannya bahwa keindahan tidak lahir dari kesempurnaan, melainkan dari ketulusan dalam berkarya Pada ajang Unjuk bakat Duta Gdi 2025 ,Cindhy Menampilkan Sebuah Tarian Kipas Dengan Lagu Layar Batuta Dengan anggun dan memukau PerhatianKegiatan sehari hari nya pun menjadi content kreator di media sosial tiktok dan InstagramSelain aktif dalam seni, Cindhy juga menyalurkan potensinya melalui organisasi kampus. Ia dipercaya memegang jabatan penting sebagai Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), di mana ia berperan dalam mengelola administrasi, menjaga koordinasi, serta memastikan setiap program berjalan dengan baik. Kemampuannya dalam berkomunikasi dan mengatur strategi menjadikannya sosok yang andal dalam tim.Tak berhenti di situ, Cindhy kemudian diamanahkan sebagai Menteri Luar Kampus, posisi yang memberinya kesempatan untuk menjalin relasi dan kerja sama dengan berbagai lembaga di luar kampus. Melalui peran ini, ia belajar arti diplomasi, jejaring, dan kepemimpinan yang berpihak pada kolaborasi. Ia percaya bahwa menjadi pemimpin bukan tentang posisi, tetapi tentang memberi dampak dan inspirasi bagi orang lain.Di luar dunia akademik dan organisasi, Cindhy juga aktif mengikuti berbagai kompetisi dan ajang bergengsi. Salah satu pencapaiannya yang membanggakan adalah terpilih sebagai "Putri Modeling Nusantara 2025 " Dengan Kategori Modesty end elegance Mendapatkan Juara Ke 2  sebuah penghargaan yang mencerminkan keanggunan, kecerdasan, serta kemampuan berbicara dan berpenampilan yang memancarkan nilai-nilai generasi muda Indonesia.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriBagi Anita Cindhy Maulani semua pengalaman tersebut bukan sekadar deretan aktivitas, tetapi perjalanan pembentukan karakter. Ia percaya bahwa menjadi mahasiswa di era digital menuntut keseimbangan antara akademik, kreativitas, dan kepemimpinan. Setiap langkah yang diambilnya adalah bentuk komitmen untuk terus belajar, berinovasi, dan membawa nilai positif bagi lingkungan sekitar.Dengan semangat itu, Anita Cindhy Maulani terus melangkah maju menari di atas panggung kehidupan, memimpin dengan hati, dan bersinar sebagai sosok inspiratif yang membuktikan bahwa intelektualitas dan keindahan bisa berjalan seiring dalam diri seorang generasi digital Indonesia.***
Read More
Annisa Rizky Utami TOP 10 Duta GDI "Menyalakan Semangat Percaya Diri Dari Zona Nyaman Menuju Dunia Digital"
Annisa Rizky Utami TOP 10 Duta GDI "Menyalakan Semangat Percaya Diri Dari Zona Nyaman Menuju Dunia Digital"
Lingkaran.id -  Di tengah semangat generasi muda Indonesia yang kian aktif beradaptasi dengan perkembangan teknologi, muncul sosok inspiratif bernama Annisa Rizky Utami. Gadis kelahiran Palembang, 9 September 2005 ini merupakan salah satu Finalis Duta Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025, yang hadir membawa semangat baru bagi anak muda untuk terus tumbuh, belajar, dan berani keluar dari zona nyaman.Kini, di usianya yang baru menginjak 20 tahun, Annisa tengah menempuh pendidikan Strata-1 di Universitas Bina Darma Palembang, dengan memilih jurusan Manajemen. Pilihan jurusan ini bukan tanpa alasan baginya, manajemen bukan sekadar ilmu tentang mengatur sumber daya, tetapi juga tentang bagaimana seseorang dapat mengelola diri sendiri, waktu, dan potensi yang dimiliki agar menjadi pribadi yang lebih produktif dan berdampak.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifPerjalanan Annisa menuju titik ini bukanlah sesuatu yang datang dengan mudah. Ia tumbuh sebagai pribadi yang percaya bahwa keberhasilan tidak selalu diukur dari prestasi akademik semata. “Saya bukan tipe orang yang menonjol di bidang akademik,” ungkap Annisa dengan jujur. Namun, keterbatasan itu tidak membuatnya berhenti berjuang. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Annisa telah aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan non-akademik, mulai dari lomba seni, kepemimpinan, hingga kegiatan organisasi yang menumbuhkan rasa tanggung jawab dan percaya diri.Dari sanalah semangatnya tumbuh. Ia belajar bahwa pengalaman adalah guru terbaik, dan setiap kesempatan yang datang merupakan ruang untuk berkembang. Keikut sertaannya dalam ajang Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025 menjadi salah satu titik penting dalam perjalanan pengembangan dirinya. Annisa mengaku bahwa selama mengikuti kegiatan GDI, ia menemukan begitu banyak hal baru yang membuka cara pandangnya terhadap dunia digital dan peran generasi muda di dalamnya.“Bagi saya, GDI bukan hanya tentang kompetisi. Ini adalah wadah untuk belajar menjadi pribadi yang berani, berpikir kritis, dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Melalui berbagai kegiatan dan pelatihan di GDI, saya memahami bahwa dunia digital tidak hanya membutuhkan kemampuan teknis, tetapi juga karakter yang kuat, komunikasi yang baik, dan empati terhadap sesama,” tutur Annisa dengan penuh semangat.Selama proses kegiatan GDI, Annisa juga mendapatkan banyak pengalaman berharga, mulai dari bertukar ide dengan peserta lain dari berbagai Instansi, belajar memahami perbedaan, hingga mengasah kemampuan berbicara di depan publik. Semua itu menjadi pengalaman berharga yang menumbuhkan kepercayaan dirinya untuk terus melangkah maju. Ia juga merasa bangga dapat menjadi bagian dari Anggota GDI yang inspiratif dan kolaboratif, di mana setiap individu didorong untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta inovasi dan perubahan positif di masyarakat.Bagi Annisa, mengikuti GDI merupakan bentuk pembuktian kepada dirinya sendiri bahwa keberanian untuk mencoba hal baru bisa mengubah banyak hal. “Saya belajar untuk tidak takut gagal, karena setiap kegagalan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya membangun mental tangguh dan rasa percaya diri, dua hal yang menurutnya sangat dibutuhkan di era digital yang serba cepat dan kompetitif.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Kini, Annisa terus melangkah dengan semangat yang sama, semangat untuk belajar dan memberi dampak. Ia ingin menjadi contoh bagi anak muda lainnya, terutama bagi mereka yang mungkin pernah merasa kurang percaya diri atau tidak cukup unggul di bidang akademik. Melalui kisahnya, Annisa ingin menyampaikan pesan bahwa setiap orang memiliki keistimewaan dan jalannya masing-masing untuk bersinar, selama mereka berani berusaha dan konsisten memperjuangkan apa yang mereka yakini.Dengan tekad dan keyakinan yang kuat, Annisa Rizky Utami membuktikan bahwa keluar dari zona nyaman bukanlah hal yang menakutkan, melainkan langkah awal untuk menemukan versi terbaik dari diri sendiri. Sosoknya menjadi cerminan generasi muda yang tidak hanya adaptif terhadap teknologi, tetapi juga berintegritas, kreatif, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi, nilai-nilai yang sejalan dengan semangat Generasi Digital Intelektual 2025.***
Read More
Finalis 10 Besar Duta GDI, Nathasya Pernidya Ashari Padukan Kreativitas dan Teknologi
Finalis 10 Besar Duta GDI, Nathasya Pernidya Ashari Padukan Kreativitas dan Teknologi
Lingkaran.id - Nathasya Pernidya Ashari adalah representasi generasi muda yang berdiri di persimpangan krusial dunia digital. Sebagai mahasiswi Informatika di Universitas Multi Data Palembang, ia memadukan ketajaman logika pemrograman dan seni bercerita visual  dua hal yang jarang berjalan berdampingan, tapi justru menjadi kekuatannya.Perjalanannya bermula di SMA Negeri 1 Palembang. Nathasya dikenal karena prestasi dan kepemimpinannya di ranah kreatif. Puncak prestasinya terukit saat berhasil meraih Juara 1 FLS2N 2021 Kategori Film Pendek Tingkat Provinsi melalui film ’Dua Sisi’.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifIa juga mengantongi Juara 1 Lomba Video Tingkat SMA yang diselenggarakan oleh Lembaga Edukasi Maranatha pada tahun 2021 dan penghargaan Best Scriptwriter di ajang Sonic Linguistic 2022 Short Movie. Sebagai Ketua Umum Perfilman SMANSA PRODUCTION (2021-2022), Nathasya memimpin produksi sejumlah film pendek, termasuk Friksi, Dua Sisi, Kala, dan Timpang, yang ditayangkan melalui kanal YouTube DEAD L1NE, di mana ia merangkap sebagai Director, Scriptwriter, dan DoP. Karya-karya tersebut membuktikan kemampuannya mengolah pesan menjadi konten yang berdampak melalui film.Saat ini, ia sedang mendalami bidang Backend, komponen krusial yang memastikan sistem digital dapat berjalan efisien. Kemampuannya merangkai cerita visual kini dilengkapi dengan kemampuan merangkai logika dan data di balik layar, menjadikannya talenta digital yang utuh—mampu membangun sekaligus mengemas.Pengalaman di Balik Panggung Duta GDI 2025Perjalanan Nathasya di ajang Pemilihan Duta Digital GDI 2025 menjadi lembaran kedua pengalaman di ranah yang baru, dunia pageantry dan kepemimpinan publik. Pengalaman ini dipandang sebagai tantangan yang berharga.”Pemilihan Duta GDI 2025 ini pertama kalinya saya terjun ke ranah pageantry. Saya menyadari ada banyak hal baru yang harus dipelajari selama masa karantina, dan saya melihat ini sebagai kesempatan untuk terus mengeksplorasi diri. Meskipun latar belakang saya lebih kuat di ranah teknis dan bisnis membuat penyesuaian dengan tuntutan pageantry menjadi tantangan yang berharga,” ujarnya.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025”Meskipun begitu, saya telah bertekad untuk memberikan upaya terbaik dan menjadikan GDI 2025 sebagai langkah awal yangg inspiratif untuk saya terus mengembangkan diri di berbagai bidang, termasuk advokasi digital.”Bagi Nathasya, Pemilihan Duta GDI 2025 bukan sekadar kompetisi, melainkan sebuah langkah awal penting untuk melanjutkan eksplorasi dirinya ke dunia pageantry dan kepemimpinan publik. Sebagai finalis Duta GDI 2025, Ia ingin menjembatani kompleksitas teknologi dengan narasi yang mudah dipahami, menginspirasi generasi muda untuk tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga menciptakannya.***
Read More
TOP 10 Inovasi GDI Chatbot AI Penempa Jati Diri dan Emosi Generasi Muda
TOP 10 Inovasi GDI Chatbot AI Penempa Jati Diri dan Emosi Generasi Muda
Lingkaran.id -  Tim inovator muda dari SMAN 1 Belitang yakni tim EmoVisionaries, pencipta RASA, yang berkomitmen menghadirkan solusi teknologi untuk mendukung kesehatan mental dan kecerdasan emosional teman sebaya mereka. Yang terdiri atas Fathur Ndika Astyawan sebagai ketua tim dan Septiana Ramadhani, Ajeng Lintangsari, dan Yohana Devi Setiawati  sebagai anggota tim dengan guru pembimbing bapak Bagus Pancawiratama S,Pd.,M.Pd. serta bapak Nur Rohmad Safarrudin, M.Pd.Latar Belakang dan Inspirasi Inovasi Chatbot AI RASAMasa remaja adalah fase di mana seseorang mulai mencari makna diri, jati diri, serta arah hidupnya. Namun, banyak siswa yang merasa kesulitan dalam mengenal diri sendiri akibat tekanan akademik, lingkungan sosial yang kompetitif, dan kurangnya ruang aman untuk bercerita.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Tim EmoVisionaries menyadari fenomena ini di lingkungan sekolah mereka. “Banyak teman kami merasa tidak percaya diri, bahkan takut untuk berbicara tentang perasaannya,” ujar Fathur Ndika Astyawan, ketua tim. Dari kegelisahan itu, lahirlah ide menghadirkan sebuah ruang digital yang bisa menjadi teman refleksi dan pendamping emosional bagi siswa — yang kemudian dikenal sebagai RASA.Deskripsi Produk: RASA, Chatbot AI untuk Jati DiriRASA merupakan sebuah website interaktif berbasis Chatbot AI yang dirancang untuk membantu siswa mengenali jati diri, mengasah kecerdasan emosional (EQ), dan melakukan refleksi diri secara mandiri. Melalui teknologi kecerdasan buatan (AI), RASA menyediakan ruang aman bagi siswa untuk bercerita, menulis jurnal harian, serta menjawab pertanyaan reflektif seputar minat, kepribadian, dan cita-cita. Semua data bersifat pribadi, sehingga pengguna dapat berbagi tanpa rasa takut dihakimi. RASA memiliki beberapa fitur utama diantaranya:Tes Minat & Cita-Cita: serangkaian pertanyaan interaktif untuk mengenali potensi diri.Jurnal Harian: tempat menulis pengalaman dan refleksi diri. Manfaat dan DampakInovasi ini tidak hanya menjadi solusi teknologi, tapi juga gerakan empati digital. Melalui RASA, siswa dapat: Mengenal diri dan emosi mereka lebih baik, meningkatkan kepercayaan diri dalam menentukan arah masa depan, menemukan dukungan emosional meskipun tanpa bimbingan langsung dari guru BK. Dengan kemudahan akses melalui mobile maupun laptop, RASA diharapkan menjadi teman belajar dan refleksi bagi seluruh pelajar di Indonesia.Proses Kreatif dan Kolaborasi TimTim EmoVisionaries yang terdiri dari Fathur Ndika Astyawan, Septiana Ramadhani, Ajeng Lintangsari, dan Yohana Devi Setiawati berkolaborasi dalam setiap tahap pembuatan inovasi ini. Dalam prosesnya, mereka memanfaatkan berbagai platform digital seperti Cursor AI, GitHub, dan Railway.app untuk merancang, mengembangkan, dan mempublikasikan web RASA. Mereka juga banyak berdiskusi dengan guru BK serta teman-teman sekelas untuk memahami kebutuhan emosional remaja saat ini.“Kerja tim ini tidak hanya tentang membuat produk, tapi juga tentang memahami manusia,” tutur Ajeng, salah satu anggota tim.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriPesan dan HarapanTim EmoVisionaries berharap RASA dapat menjadi ruang refleksi digital yang ramah dan bermanfaat bagi semua pelajar. Mereka percaya, kecerdasan emosional dan kemampuan refleksi diri adalah fondasi penting untuk membangun generasi muda yang tangguh, sadar diri, dan berkarakter.“Semoga RASA bisa membantu banyak siswa mengenal siapa dirinya, bukan hanya apa yang orang lain lihat,” tutup Yohana penuh harap.Dengan inovasi ini, mereka membuktikan bahwa teknologi tidak hanya tentang kecerdasan mesin, tapi juga tentang menghidupkan rasa kemanusiaan di era digital.*** 
Read More
TOP 10 Inovasi GDI Sistem Market Dan Digital Edukasi Tumbuhan (SMARDETU)
TOP 10 Inovasi GDI Sistem Market Dan Digital Edukasi Tumbuhan (SMARDETU)
Lingkaran.id -  Di tengah pesatnya penebangan hutan liar dan pembangunan kota, menyebabkan keseimbangan ekosistem dapat terganggu. Dampaknya terlihat pada menurunnya kualitas udara dan meningkatnya suhu kota. Sayangnya, banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan, sehingga upaya pelestarian sering kali terabaikan. Di sisi lain, pelaku usaha tanaman lokal (UMKM) juga menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan era digital, terutama dalam hal edukasi dan perluasan pasar secara online.Dari permasalahan tersebut lahirlah SMARDETU (Sistem Market & Digital Edukasi Tumbuhan), sebuah inovasi karya mahasiswa yang menggabungkan edukasi, marketplace, dan komunitas dalam satu platform terpadu untuk memberikan solusi terhadap berbagai tantangan yang ada. Inspirasi muncul dari keinginan untuk menghadirkan solusi digital yang mampu menumbuhkan kepedulian lingkungan sekaligus memberdayakan pelaku UMKM tanaman. Melalui SMARDETU, tim berharap masyarakat dapat lebih mudah mengenal, merawat, dan membeli tanaman secara digital.Team SMARDETU:Nyoman KusumaEka PertiwiPutri Agustina10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025SMARDETU (Sistem Market & Digital Edukasi Tumbuhan) adalah platform digital terpadu yang menggabungkan edukasi, marketplace, dan komunitas hijau dalam satu sistem berbasis website. Melalui fitur unggulan PlantsScanAI, pengguna dapat mengenali jenis tanaman dari foto dan mendapatkan panduan perawatan secara otomatis. Selain itu, SMARDETU juga menghadirkan artikel seputar tumbuhan, ruang komunitas untuk berbagi pengalaman antar pecinta tanaman, serta marketplace yang terhubung langsung dengan Shopee dan Tokopedia guna membantu pelaku UMKM memperluas pasar mereka. Dengan konsep ini, SMARDETU tidak hanya menjadi tempat jual beli tanaman, tetapi juga ruang belajar dan kolaborasi.SMARDETU memberikan dampak yang nyata di berbagai sisi:Sosial dan Lingkungan, SMARDETU meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan mendorong partisipasi aktif dalam gerakan penghijauan, baik secara digital maupun melalui aksi nyata di lapangan.Ekonomi, SMARDETU membuka peluang bagi pelaku UMKM tanaman untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan melalui sistem digital yang efisien dan mudah diakses.Proses pengembangan SMARDETU tidak lepas dari berbagai tantangan yang justru menjadi ruang pembelajaran bagi tim. Kami berasal dari latar belakang yang berbeda, namun disatukan oleh visi yang sama, yaitu mengubah kecintaan terhadap tumbuhan menjadi sebuah inovasi digital yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriKerja sama tim dibangun melalui riset sederhana, diskusi terbuka, dan pengembangan prototipe yang dilakukan secara bertahap. Dengan semangat gotong royong, setiap anggota berkontribusi sesuai keahliannya mulai dari perancangan desain, penerapan teknologi, hingga penyusunan strategi komunikasi. Hasilnya, tercipta sebuah platform yang tidak hanya fungsional dan mudah digunakan, tetapi juga memiliki nilai edukatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.Tim SMARDETU berharap inovasi ini tidak berhenti sampai sini saja, tetapi terus berkembang menjadi gerakan nyata dalam membangun ekonomi hijau berbasis digital. Kami meyakini bahwa masa depan Indonesia ada di tangan generasi muda yang mampu memadukan teknologi, kreativitas, dan kepedulian terhadap lingkungan. “Kami ingin membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi jembatan antara manusia dan lingkungan. Melalui SMARDETU, kami menanam harapan baru untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.***
Read More
Synapse Team Lolos 10 Besar GDI Fest 2025 dengan Inovasi Website Escape Room Edukatif
Synapse Team Lolos 10 Besar GDI Fest 2025 dengan Inovasi Website Escape Room Edukatif
Lingkaran.id - Synapse Team berhasil menembus 10 besar finalis Inovasi Generasi Digital Intelektual (GDI) Fest 2025 dengan membawa konsep inovatif yang menggabungkan dunia pendidikan dan teknologi game. Website Escape Room Pembelajaran Interaktif mereka menjadi sorotan sebagai solusi kreatif menghadapi rendahnya minat belajar siswa Indonesia.Kompetisi GDI Fest 2025 yang diprakarsai oleh Ketua Umum Prof. Dr. Edi Surya Negara, S.Kom., M.Kom., menjadi ajang bagi para inovator muda untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam menciptakan solusi digital yang bermanfaat bagi masyarakat.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifBerangkat dari Keresahan Nyata"Kami melihat minat belajar siswa Indonesia masih rendah. Tapi saat bermain game, mereka bisa betah berjam-jam. Dari situ kami berpikir, kenapa tidak digabungkan saja?", ungkap tim Synapse saat menjelaskan ide di balik inovasi mereka.Website Escape Room ini menghadirkan pengalaman belajar yang sama sekali berbeda dari metode konvensional. Siswa harus memecahkan soal-soal pelajaran untuk mendapatkan kunci yang membuka pintu ruangan berikutnya, seolah-olah mereka sedang bermain game petualangan.Konsep Game yang Menantang dan EdukatifDalam website ini, pemain akan menjelajahi berbagai ruangan virtual. Setiap ruangan memiliki tantangan edukatif yang harus diselesaikan. Misalnya soal matematika seperti "Jika f(x) = 2x² – 3x + 1, hitung f(2)". Jawaban benar akan memberikan kunci untuk membuka pintu berikutnya.Yang membuat platform ini semakin menarik adalah berbagai elemen gamifikasi. Selain kunci, pemain juga bisa mendapatkan koin sebagai reward tambahan yang dapat ditukar di Shop untuk membeli item, pakaian, atau karakter baru. Ikon jam pengejar waktu yang muncul secara acak menambah ketegangan dan mengasah kemampuan berpikir cepat siswa."Pemain bebas memilih urutan ruangan, yang memengaruhi strategi waktu dan progres mereka. Ini melatih kemampuan berpikir strategis," jelas tim.Fitur Lengkap untuk Pengalaman MaksimalWebsite Escape Room Synapse dilengkapi dengan tiga fitur utama:Shop, tempat pemain menukar koin hasil permainan untuk membeli item, pakaian, atau karakter baru yang membuat pengalaman bermain lebih personal.Leaderboard, menampilkan peringkat berdasarkan kecepatan dan ketepatan pemain, mendorong kompetisi sehat dan memotivasi siswa untuk terus meningkatkan performa mereka.Gallery Shop, menyediakan variasi latar tempat seperti ruang kelas atau laboratorium untuk memperkaya suasana visual tanpa mengubah mekanik utama permainan.Dampak untuk Ekosistem Pendidikan DigitalInovasi Synapse Team memberikan manfaat ganda. Bagi siswa, website ini menjadi alternatif belajar yang tidak membosankan dan mendorong mereka untuk aktif berpikir kritis serta memecahkan masalah. Bagi guru, platform ini menawarkan model pembelajaran digital yang relevan dengan karakteristik generasi Z yang tumbuh bersama teknologi."Website Escape Room Synapse menghadirkan solusi inovatif untuk pembelajaran digital yang lebih interaktif, menantang, dan menyenangkan," tutur tim dengan antusias.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriHarapan untuk Masa Depan Digital IndonesiaSebagai finalis 10 besar GDI Fest 2025, tim Synapse memiliki harapan besar untuk kontribusi mereka terhadap pendidikan Indonesia. "Kami berharap platform ini bisa digunakan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia. Bayangkan kalau guru memberikan tugas dalam bentuk escape room seperti ini, pasti siswa lebih semangat belajar."Tim juga menyampaikan pesan kepada sesama inovator muda. "Jangan takut memulai dari ide kecil. Dari keresahan sederhana tentang sistem pendidikan, kami coba wujudkan solusi nyata. Indonesia butuh lebih banyak inovator yang berani berpikir berbeda."Dengan lolos sebagai finalis 10 besar, Synapse Team kini siap menunjukkan karya mereka di panggung yang lebih besar, membuktikan bahwa pembelajaran digital bisa menjadi petualangan yang menyenangkan sekaligus bermakna (Tim Synapse – Finalis TOP 10 Inovasi Generasi Digital Intelektual (GDI) Fest 2025. Mengubah Pembelajaran Menjadi Petualangan Digital).***
Read More
Top 10 Inovasi GDI SAFIRA: Sistem Penyiraman dan Monitoring Tanaman Berbasis IoT dan AI untuk Pertanian Lebih Efisien
Top 10 Inovasi GDI SAFIRA: Sistem Penyiraman dan Monitoring Tanaman Berbasis IoT dan AI untuk Pertanian Lebih Efisien
Lingkaran.id - Empat siswa SMA Negeri 1 Belitang, Sumatera Selatan, berhasil menghadirkan sebuah inovasi yang menarik di bidang pertanian modern. Mereka adalah Fahri Joan Carlos, Trisno Hadi Putranto, Ubaid Yafi Hanzah, dan Shabita Alfa Oktaviani, yang bersama-sama mengembangkan SAFIRA (Smart Farming Prima) yaitu sebuah sistem monitoring dan penyiraman tanaman otomatis berbasis IoT dan Artificial Intelligence (AI).Inovasi ini lahir dari permasalahan nyata di lapangan. Di greenhouse sekolah, penyiraman tanaman masih dilakukan secara manual dan sangat bergantung pada ketersediaan tenaga manusia. Akibatnya, tidak jarang tanaman menjadi layu bahkan mati, terutama saat hari libur panjang ketika tidak ada yang bisa melakukan penyiraman rutin.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriMasalah tersebut menjadi titik awal munculnya ide besar dari keempat siswa ini. Mereka menyadari bahwa untuk mendukung program ketahanan pangan lokal seperti Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP), dibutuhkan sistem yang efisien, cerdas, dan berkelanjutan.“Kami ingin menghadirkan solusi yang bukan hanya mengatasi kekurangan tenaga penyiram, tapi juga memastikan setiap tetes air benar-benar dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk tanaman,” jelas Fahri Joan Carlos, ketua tim SAFIRA.Prototipe yang mereka buat menggabungkan berbagai komponen teknologi secara terpadu. Sistem SAFIRA dilengkapi sensor kelembapan tanah untuk membaca kadar air, sensor suhu dan kelembapan udara, serta mikrokontroler ESP32 sebagai pusat pengendali yang mengolah seluruh data. Ketika sensor mendeteksi tanah dalam kondisi kering, pompa air akan otomatis aktif melalui modul relay, dan berhenti setelah kelembapan kembali ideal.Menariknya, seluruh kondisi tanaman dapat dipantau secara real-time oleh siswa maupun guru melalui platform Blynk, sehingga pengawasan bisa dilakukan dari mana pun.Manfaat SAFIRA terasa nyata, baik bagi sekolah maupun masyarakat. Bagi SMA Negeri 1 Belitang, sistem ini bukan hanya menjaga keberlangsungan tanaman di greenhouse, tetapi juga menjadi sarana belajar yang aplikatif tentang penerapan IoT dan AI di bidang pertanian. Sementara bagi masyarakat luas, SAFIRA membuktikan bahwa teknologi tidak harus rumit atau mahal. SAFIRA hadir sebagai solusi sederhana, efektif, dan relevan bagi kebutuhan tanaman, sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah. Keberhasilan SAFIRA tidak lepas dari kerja sama dan kekompakan tim.“Kami membagi tugas sesuai kemampuan masing-masing ada yang fokus pada pemrograman, ada yang merakit perangkat keras, dan ada pula yang menganalisis sistem. Setiap kendala kami hadapi bersama sampai menemukan solusi terbaik,” tutur Trisno Hadi Putranto, menggambarkan solidnya kerja tim mereka.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifMelalui SAFIRA, keempat siswa ini ingin menyampaikan pesan penting: anak muda di daerah pun bisa ikut berkontribusi dalam transformasi digital Indonesia. Mereka berharap karya ini dapat memicu semangat generasi muda lainnya untuk terus bereksperimen dan menciptakan solusi digital yang nyata guna menjawab masalah di sekitar mereka.“Kami yakin, perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Dari sekolah, dari daerah, dan dari ide sederhana yang diwujudkan dengan tekad,” pungkas mereka berempat.Ke depan, tim SAFIRA berencana terus menyempurnakan sistem ini agar dapat diterapkan lebih luas dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi dunia pertanian Indonesia.***
Read More
Top 10 Duta GDI Senia, Jejak Mimpi Orang Tua di Jalan Hidupku
Top 10 Duta GDI Senia, Jejak Mimpi Orang Tua di Jalan Hidupku
Lingkaran.id -Senia Aprinia Sari, lahir pada 5 April 2004, usianya menginjak 21 tahun. Gadis ceria ini memiliki mimpi yang besar, dalam perjalanan pendidikannya senia menempuh pendidikan dasar di SDN 40 palembang, Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah 1 Palembang, SMAN 11 Palembang dan kini ia sudah berstatus Mahasiswi Program Studi Jurnalistik, di perguruan tinggi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.Senia memiliki cita cita untuk menggapai impian kedua orangtuanya, kedua orangtuanya memiliki cita cita agar semua anak anaknya dapat mencapai gelar sarjana karna orangtua memiliki kerbatasan ekonomi dalam menempuh pendidikan tinggi.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Sementara itu, selain sebagai mahasiswa, senia juga seorang presenter di stasiun televisi lokal kota palembang “ Sriwijaya Televisi “ dalam perjalanan karir dan pendidikannya senia berhasil meraih kejuaraan nasional :1) Meraih Grand Finalis Presenter PALTV, pada 17 Mei 2023.2) Juara 1 Lomba News Anchor Hunt Tribun Sumsel pada 23 Oktober 2023.3) Meraih juara 2 lomba News Anchor Universitas Sriwijaya pada 03 November 2023.4) Juara 1 lomba News Anchor PKPK Universitas Islam Negeri Sriwijaya pada 15 Oktober 20245) Meraih Juara 3 Lomba News Anchor WPS Fair Politeknik Negeri Sriwijaya pada 24 Oktober 2025.Senia terdaftar mengikuti uji kompetensi Public Relation Perhumas Pada Lembaga Sertifikasi Profesi Public Relation ( LSPPR) dan dinyatakan lulus pada 24 Agustus 2024 lalu.Senia, mengaku “ Bahwa mengejar mimpi yang besar harus memiliki usaha dan perjuangan yang besar sekalipun ia seorang perempuan “ Ujarnya. usut punya cerita bahwa seorang Presenter adalah cita cita ibunya pada masa muda, namun dengan keterbatasan ekonomi ibunya sulit untuk menggapai cita cita tersebut dan menekadkan bahwa salah anaknya dapat menggapai impian tersebut.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifDisisilain untuk menambahkan perjuangan dalam mendapatkan ilmu serta dapat memberikan ilmu yang bermanfaat untuk semua orang, kini Senia sedang menjalankan Pemilihan Duta Generasi  Digital Intelektual (GDI), ia mengatakan “ Kali ini saya memiliki pengalaman yang luar biasa, bisa berjuang di Pemilihan Duta GDI, mulai dari relasi, pertemanan dan memaknai sebuah perjuangan, karna saya juga sedang skripsian jadi ini merupakan titik perjuangan yang menantang untuk saya, saya berharap visi dan misi saya bisa terealisasikan jika saya terpilih sebagai Duta GDI” Tegasnya.Senia mengatakan, Dalam gagal adalah goresan indah dari Allah bahwa, kita harus kembali berdiri untuk kembali berjuang dalam menggapai impian, dalam keberhasilan adalah goresan indah dari Allah bahwa semua keberhasilan harus diiringin rasa tanggung jawab, intinya semua yang terjadi memiliki resiko masing masing bahwa kita memaknai takdir adalah semua anugrah yang indah.***
Read More
Berita Populer Bulan ini
Elearning Course Thinkedu
Berita Terbaru
Pilih yang terbaik