Finalis 10 Besar Duta GDI Anita Cindhy Maulani Menyalakan Semangat Inovasi di Era Digital
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Di tengah arus perkembangan teknologi yang semakin cepat, Anita Cindhy Maulani hadir sebagai salah satu sosok muda yang berkomitmen untuk menjadi bagian dari perubahan digital Indonesia Anita Cindhy Maulani Mahasiswa Kelahiran 03 Februari 2006 ini Berasal dari Palembang Yang Sedang Berkuliah di Sekolah tinggi ilmu kesehatan bina Husada Palembang Dengan jurusan S1 Kebidanan ia dikenal sebagai pribadi yang visioner, kreatif, dan memiliki semangat tinggi untuk terus belajar serta berbagi pengetahuan di dunia digital.Sejak awal, ketertarikan Anita Cindhy Maulani terhadap dunia teknologi dan inovasi digital tumbuh dari rasa ingin tahu tentang bagaimana teknologi bisa menyelesaikan berbagai tantangan di masyarakat. Dari situ, ia mulai aktif mengikuti berbagai pelatihan, kompetisi, dan proyek digital yang mengasah kemampuan berpikir kritis dan kolaboratifnya.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Menjadi bagian dari Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025 menjadi salah satu pengalaman paling berkesan dalam perjalanan pengembangan dirinya. Selama mengikuti kegiatan GDI,Cindhy merasakan suasana yang penuh semangat kolaborasi, inspirasi, dan pembelajaran lintas bidang.“Saya belajar bahwa menjadi intelektual digital bukan hanya soal kemampuan teknologi, tapi juga tentang empati, nilai, dan keberanian untuk berbagi manfaat bagi sesama,” ungkapnya.Melalui berbagai sesi pelatihan dan tantangan yang diberikan, Cindhy semakin memahami pentingnya inovasi yang berlandaskan nilai kemanusiaan dan keberlanjutan. Ia berharap, melalui GDI, ia dapat menjadi bagian dari generasi muda yang tidak hanya melek digital, tetapi juga berdaya saing dan beretika dalam memanfaatkan teknologi.Dengan semangat “Digital for Humanity”, Cindhy terus melangkah menyalakan obor perubahan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk terus berinovasi, berkolaborasi, dan memberi dampak nyata bagi bangsa.Perjalanan Akademik dan Kepemimpinan Anita Cindhy MaulaniPerjalanan akademik Anita Cindhy Maulani menjadi bukti nyata bahwa kecerdasan dan kreativitas dapat berjalan beriringan. Mahasiswi Program Studi S1 Kebidanan Universitas STIK BINA HUSADA ini dikenal sebagai sosok yang aktif, disiplin, dan berprestasi tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga di dunia seni dan organisasi kemahasiswaan.Sejak awal menempuh pendidikan tinggi, Cindhy menunjukkan kecintaannya terhadap dunia tari. Baginya, menari bukan sekadar gerak ritmis, melainkan media untuk mengekspresikan nilai, budaya, dan semangat muda. Melalui berbagai penampilan dan kegiatan seni, ia belajar tentang makna kerja keras, disiplin, serta kemampuan untuk menyalurkan emosi dan pesan positif kepada orang lain. Dunia tari mengajarkannya bahwa keindahan tidak lahir dari kesempurnaan, melainkan dari ketulusan dalam berkarya Pada ajang Unjuk bakat Duta Gdi 2025 ,Cindhy Menampilkan Sebuah Tarian Kipas Dengan Lagu Layar Batuta Dengan anggun dan memukau PerhatianKegiatan sehari hari nya pun menjadi content kreator di media sosial tiktok dan InstagramSelain aktif dalam seni, Cindhy juga menyalurkan potensinya melalui organisasi kampus. Ia dipercaya memegang jabatan penting sebagai Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), di mana ia berperan dalam mengelola administrasi, menjaga koordinasi, serta memastikan setiap program berjalan dengan baik. Kemampuannya dalam berkomunikasi dan mengatur strategi menjadikannya sosok yang andal dalam tim.Tak berhenti di situ, Cindhy kemudian diamanahkan sebagai Menteri Luar Kampus, posisi yang memberinya kesempatan untuk menjalin relasi dan kerja sama dengan berbagai lembaga di luar kampus. Melalui peran ini, ia belajar arti diplomasi, jejaring, dan kepemimpinan yang berpihak pada kolaborasi. Ia percaya bahwa menjadi pemimpin bukan tentang posisi, tetapi tentang memberi dampak dan inspirasi bagi orang lain.Di luar dunia akademik dan organisasi, Cindhy juga aktif mengikuti berbagai kompetisi dan ajang bergengsi. Salah satu pencapaiannya yang membanggakan adalah terpilih sebagai "Putri Modeling Nusantara 2025 " Dengan Kategori Modesty end elegance Mendapatkan Juara Ke 2 sebuah penghargaan yang mencerminkan keanggunan, kecerdasan, serta kemampuan berbicara dan berpenampilan yang memancarkan nilai-nilai generasi muda Indonesia.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriBagi Anita Cindhy Maulani semua pengalaman tersebut bukan sekadar deretan aktivitas, tetapi perjalanan pembentukan karakter. Ia percaya bahwa menjadi mahasiswa di era digital menuntut keseimbangan antara akademik, kreativitas, dan kepemimpinan. Setiap langkah yang diambilnya adalah bentuk komitmen untuk terus belajar, berinovasi, dan membawa nilai positif bagi lingkungan sekitar.Dengan semangat itu, Anita Cindhy Maulani terus melangkah maju menari di atas panggung kehidupan, memimpin dengan hati, dan bersinar sebagai sosok inspiratif yang membuktikan bahwa intelektualitas dan keindahan bisa berjalan seiring dalam diri seorang generasi digital Indonesia.***
Read More Annisa Rizky Utami TOP 10 Duta GDI "Menyalakan Semangat Percaya Diri Dari Zona Nyaman Menuju Dunia Digital"
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Di tengah semangat generasi muda Indonesia yang kian aktif beradaptasi dengan perkembangan teknologi, muncul sosok inspiratif bernama Annisa Rizky Utami. Gadis kelahiran Palembang, 9 September 2005 ini merupakan salah satu Finalis Duta Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025, yang hadir membawa semangat baru bagi anak muda untuk terus tumbuh, belajar, dan berani keluar dari zona nyaman.Kini, di usianya yang baru menginjak 20 tahun, Annisa tengah menempuh pendidikan Strata-1 di Universitas Bina Darma Palembang, dengan memilih jurusan Manajemen. Pilihan jurusan ini bukan tanpa alasan baginya, manajemen bukan sekadar ilmu tentang mengatur sumber daya, tetapi juga tentang bagaimana seseorang dapat mengelola diri sendiri, waktu, dan potensi yang dimiliki agar menjadi pribadi yang lebih produktif dan berdampak.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifPerjalanan Annisa menuju titik ini bukanlah sesuatu yang datang dengan mudah. Ia tumbuh sebagai pribadi yang percaya bahwa keberhasilan tidak selalu diukur dari prestasi akademik semata. “Saya bukan tipe orang yang menonjol di bidang akademik,” ungkap Annisa dengan jujur. Namun, keterbatasan itu tidak membuatnya berhenti berjuang. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Annisa telah aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan non-akademik, mulai dari lomba seni, kepemimpinan, hingga kegiatan organisasi yang menumbuhkan rasa tanggung jawab dan percaya diri.Dari sanalah semangatnya tumbuh. Ia belajar bahwa pengalaman adalah guru terbaik, dan setiap kesempatan yang datang merupakan ruang untuk berkembang. Keikut sertaannya dalam ajang Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025 menjadi salah satu titik penting dalam perjalanan pengembangan dirinya. Annisa mengaku bahwa selama mengikuti kegiatan GDI, ia menemukan begitu banyak hal baru yang membuka cara pandangnya terhadap dunia digital dan peran generasi muda di dalamnya.“Bagi saya, GDI bukan hanya tentang kompetisi. Ini adalah wadah untuk belajar menjadi pribadi yang berani, berpikir kritis, dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Melalui berbagai kegiatan dan pelatihan di GDI, saya memahami bahwa dunia digital tidak hanya membutuhkan kemampuan teknis, tetapi juga karakter yang kuat, komunikasi yang baik, dan empati terhadap sesama,” tutur Annisa dengan penuh semangat.Selama proses kegiatan GDI, Annisa juga mendapatkan banyak pengalaman berharga, mulai dari bertukar ide dengan peserta lain dari berbagai Instansi, belajar memahami perbedaan, hingga mengasah kemampuan berbicara di depan publik. Semua itu menjadi pengalaman berharga yang menumbuhkan kepercayaan dirinya untuk terus melangkah maju. Ia juga merasa bangga dapat menjadi bagian dari Anggota GDI yang inspiratif dan kolaboratif, di mana setiap individu didorong untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta inovasi dan perubahan positif di masyarakat.Bagi Annisa, mengikuti GDI merupakan bentuk pembuktian kepada dirinya sendiri bahwa keberanian untuk mencoba hal baru bisa mengubah banyak hal. “Saya belajar untuk tidak takut gagal, karena setiap kegagalan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya membangun mental tangguh dan rasa percaya diri, dua hal yang menurutnya sangat dibutuhkan di era digital yang serba cepat dan kompetitif.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Kini, Annisa terus melangkah dengan semangat yang sama, semangat untuk belajar dan memberi dampak. Ia ingin menjadi contoh bagi anak muda lainnya, terutama bagi mereka yang mungkin pernah merasa kurang percaya diri atau tidak cukup unggul di bidang akademik. Melalui kisahnya, Annisa ingin menyampaikan pesan bahwa setiap orang memiliki keistimewaan dan jalannya masing-masing untuk bersinar, selama mereka berani berusaha dan konsisten memperjuangkan apa yang mereka yakini.Dengan tekad dan keyakinan yang kuat, Annisa Rizky Utami membuktikan bahwa keluar dari zona nyaman bukanlah hal yang menakutkan, melainkan langkah awal untuk menemukan versi terbaik dari diri sendiri. Sosoknya menjadi cerminan generasi muda yang tidak hanya adaptif terhadap teknologi, tetapi juga berintegritas, kreatif, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi, nilai-nilai yang sejalan dengan semangat Generasi Digital Intelektual 2025.***
Read More Finalis 10 Besar Duta GDI, Nathasya Pernidya Ashari Padukan Kreativitas dan Teknologi
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Nathasya Pernidya Ashari adalah representasi generasi muda yang berdiri di persimpangan krusial dunia digital. Sebagai mahasiswi Informatika di Universitas Multi Data Palembang, ia memadukan ketajaman logika pemrograman dan seni bercerita visual dua hal yang jarang berjalan berdampingan, tapi justru menjadi kekuatannya.Perjalanannya bermula di SMA Negeri 1 Palembang. Nathasya dikenal karena prestasi dan kepemimpinannya di ranah kreatif. Puncak prestasinya terukit saat berhasil meraih Juara 1 FLS2N 2021 Kategori Film Pendek Tingkat Provinsi melalui film ’Dua Sisi’.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifIa juga mengantongi Juara 1 Lomba Video Tingkat SMA yang diselenggarakan oleh Lembaga Edukasi Maranatha pada tahun 2021 dan penghargaan Best Scriptwriter di ajang Sonic Linguistic 2022 Short Movie. Sebagai Ketua Umum Perfilman SMANSA PRODUCTION (2021-2022), Nathasya memimpin produksi sejumlah film pendek, termasuk Friksi, Dua Sisi, Kala, dan Timpang, yang ditayangkan melalui kanal YouTube DEAD L1NE, di mana ia merangkap sebagai Director, Scriptwriter, dan DoP. Karya-karya tersebut membuktikan kemampuannya mengolah pesan menjadi konten yang berdampak melalui film.Saat ini, ia sedang mendalami bidang Backend, komponen krusial yang memastikan sistem digital dapat berjalan efisien. Kemampuannya merangkai cerita visual kini dilengkapi dengan kemampuan merangkai logika dan data di balik layar, menjadikannya talenta digital yang utuh—mampu membangun sekaligus mengemas.Pengalaman di Balik Panggung Duta GDI 2025Perjalanan Nathasya di ajang Pemilihan Duta Digital GDI 2025 menjadi lembaran kedua pengalaman di ranah yang baru, dunia pageantry dan kepemimpinan publik. Pengalaman ini dipandang sebagai tantangan yang berharga.”Pemilihan Duta GDI 2025 ini pertama kalinya saya terjun ke ranah pageantry. Saya menyadari ada banyak hal baru yang harus dipelajari selama masa karantina, dan saya melihat ini sebagai kesempatan untuk terus mengeksplorasi diri. Meskipun latar belakang saya lebih kuat di ranah teknis dan bisnis membuat penyesuaian dengan tuntutan pageantry menjadi tantangan yang berharga,” ujarnya.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025”Meskipun begitu, saya telah bertekad untuk memberikan upaya terbaik dan menjadikan GDI 2025 sebagai langkah awal yangg inspiratif untuk saya terus mengembangkan diri di berbagai bidang, termasuk advokasi digital.”Bagi Nathasya, Pemilihan Duta GDI 2025 bukan sekadar kompetisi, melainkan sebuah langkah awal penting untuk melanjutkan eksplorasi dirinya ke dunia pageantry dan kepemimpinan publik. Sebagai finalis Duta GDI 2025, Ia ingin menjembatani kompleksitas teknologi dengan narasi yang mudah dipahami, menginspirasi generasi muda untuk tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga menciptakannya.***
Read More TOP 10 Inovasi GDI Chatbot AI Penempa Jati Diri dan Emosi Generasi Muda
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Tim inovator muda dari SMAN 1 Belitang yakni tim EmoVisionaries, pencipta RASA, yang berkomitmen menghadirkan solusi teknologi untuk mendukung kesehatan mental dan kecerdasan emosional teman sebaya mereka. Yang terdiri atas Fathur Ndika Astyawan sebagai ketua tim dan Septiana Ramadhani, Ajeng Lintangsari, dan Yohana Devi Setiawati sebagai anggota tim dengan guru pembimbing bapak Bagus Pancawiratama S,Pd.,M.Pd. serta bapak Nur Rohmad Safarrudin, M.Pd.Latar Belakang dan Inspirasi Inovasi Chatbot AI RASAMasa remaja adalah fase di mana seseorang mulai mencari makna diri, jati diri, serta arah hidupnya. Namun, banyak siswa yang merasa kesulitan dalam mengenal diri sendiri akibat tekanan akademik, lingkungan sosial yang kompetitif, dan kurangnya ruang aman untuk bercerita.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Tim EmoVisionaries menyadari fenomena ini di lingkungan sekolah mereka. “Banyak teman kami merasa tidak percaya diri, bahkan takut untuk berbicara tentang perasaannya,” ujar Fathur Ndika Astyawan, ketua tim. Dari kegelisahan itu, lahirlah ide menghadirkan sebuah ruang digital yang bisa menjadi teman refleksi dan pendamping emosional bagi siswa — yang kemudian dikenal sebagai RASA.Deskripsi Produk: RASA, Chatbot AI untuk Jati DiriRASA merupakan sebuah website interaktif berbasis Chatbot AI yang dirancang untuk membantu siswa mengenali jati diri, mengasah kecerdasan emosional (EQ), dan melakukan refleksi diri secara mandiri. Melalui teknologi kecerdasan buatan (AI), RASA menyediakan ruang aman bagi siswa untuk bercerita, menulis jurnal harian, serta menjawab pertanyaan reflektif seputar minat, kepribadian, dan cita-cita. Semua data bersifat pribadi, sehingga pengguna dapat berbagi tanpa rasa takut dihakimi. RASA memiliki beberapa fitur utama diantaranya:Tes Minat & Cita-Cita: serangkaian pertanyaan interaktif untuk mengenali potensi diri.Jurnal Harian: tempat menulis pengalaman dan refleksi diri. Manfaat dan DampakInovasi ini tidak hanya menjadi solusi teknologi, tapi juga gerakan empati digital. Melalui RASA, siswa dapat: Mengenal diri dan emosi mereka lebih baik, meningkatkan kepercayaan diri dalam menentukan arah masa depan, menemukan dukungan emosional meskipun tanpa bimbingan langsung dari guru BK. Dengan kemudahan akses melalui mobile maupun laptop, RASA diharapkan menjadi teman belajar dan refleksi bagi seluruh pelajar di Indonesia.Proses Kreatif dan Kolaborasi TimTim EmoVisionaries yang terdiri dari Fathur Ndika Astyawan, Septiana Ramadhani, Ajeng Lintangsari, dan Yohana Devi Setiawati berkolaborasi dalam setiap tahap pembuatan inovasi ini. Dalam prosesnya, mereka memanfaatkan berbagai platform digital seperti Cursor AI, GitHub, dan Railway.app untuk merancang, mengembangkan, dan mempublikasikan web RASA. Mereka juga banyak berdiskusi dengan guru BK serta teman-teman sekelas untuk memahami kebutuhan emosional remaja saat ini.“Kerja tim ini tidak hanya tentang membuat produk, tapi juga tentang memahami manusia,” tutur Ajeng, salah satu anggota tim.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriPesan dan HarapanTim EmoVisionaries berharap RASA dapat menjadi ruang refleksi digital yang ramah dan bermanfaat bagi semua pelajar. Mereka percaya, kecerdasan emosional dan kemampuan refleksi diri adalah fondasi penting untuk membangun generasi muda yang tangguh, sadar diri, dan berkarakter.“Semoga RASA bisa membantu banyak siswa mengenal siapa dirinya, bukan hanya apa yang orang lain lihat,” tutup Yohana penuh harap.Dengan inovasi ini, mereka membuktikan bahwa teknologi tidak hanya tentang kecerdasan mesin, tapi juga tentang menghidupkan rasa kemanusiaan di era digital.***
Read More Synapse Team Lolos 10 Besar GDI Fest 2025 dengan Inovasi Website Escape Room Edukatif
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Synapse Team berhasil menembus 10 besar finalis Inovasi Generasi Digital Intelektual (GDI) Fest 2025 dengan membawa konsep inovatif yang menggabungkan dunia pendidikan dan teknologi game. Website Escape Room Pembelajaran Interaktif mereka menjadi sorotan sebagai solusi kreatif menghadapi rendahnya minat belajar siswa Indonesia.Kompetisi GDI Fest 2025 yang diprakarsai oleh Ketua Umum Prof. Dr. Edi Surya Negara, S.Kom., M.Kom., menjadi ajang bagi para inovator muda untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam menciptakan solusi digital yang bermanfaat bagi masyarakat.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifBerangkat dari Keresahan Nyata"Kami melihat minat belajar siswa Indonesia masih rendah. Tapi saat bermain game, mereka bisa betah berjam-jam. Dari situ kami berpikir, kenapa tidak digabungkan saja?", ungkap tim Synapse saat menjelaskan ide di balik inovasi mereka.Website Escape Room ini menghadirkan pengalaman belajar yang sama sekali berbeda dari metode konvensional. Siswa harus memecahkan soal-soal pelajaran untuk mendapatkan kunci yang membuka pintu ruangan berikutnya, seolah-olah mereka sedang bermain game petualangan.Konsep Game yang Menantang dan EdukatifDalam website ini, pemain akan menjelajahi berbagai ruangan virtual. Setiap ruangan memiliki tantangan edukatif yang harus diselesaikan. Misalnya soal matematika seperti "Jika f(x) = 2x² – 3x + 1, hitung f(2)". Jawaban benar akan memberikan kunci untuk membuka pintu berikutnya.Yang membuat platform ini semakin menarik adalah berbagai elemen gamifikasi. Selain kunci, pemain juga bisa mendapatkan koin sebagai reward tambahan yang dapat ditukar di Shop untuk membeli item, pakaian, atau karakter baru. Ikon jam pengejar waktu yang muncul secara acak menambah ketegangan dan mengasah kemampuan berpikir cepat siswa."Pemain bebas memilih urutan ruangan, yang memengaruhi strategi waktu dan progres mereka. Ini melatih kemampuan berpikir strategis," jelas tim.Fitur Lengkap untuk Pengalaman MaksimalWebsite Escape Room Synapse dilengkapi dengan tiga fitur utama:Shop, tempat pemain menukar koin hasil permainan untuk membeli item, pakaian, atau karakter baru yang membuat pengalaman bermain lebih personal.Leaderboard, menampilkan peringkat berdasarkan kecepatan dan ketepatan pemain, mendorong kompetisi sehat dan memotivasi siswa untuk terus meningkatkan performa mereka.Gallery Shop, menyediakan variasi latar tempat seperti ruang kelas atau laboratorium untuk memperkaya suasana visual tanpa mengubah mekanik utama permainan.Dampak untuk Ekosistem Pendidikan DigitalInovasi Synapse Team memberikan manfaat ganda. Bagi siswa, website ini menjadi alternatif belajar yang tidak membosankan dan mendorong mereka untuk aktif berpikir kritis serta memecahkan masalah. Bagi guru, platform ini menawarkan model pembelajaran digital yang relevan dengan karakteristik generasi Z yang tumbuh bersama teknologi."Website Escape Room Synapse menghadirkan solusi inovatif untuk pembelajaran digital yang lebih interaktif, menantang, dan menyenangkan," tutur tim dengan antusias.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriHarapan untuk Masa Depan Digital IndonesiaSebagai finalis 10 besar GDI Fest 2025, tim Synapse memiliki harapan besar untuk kontribusi mereka terhadap pendidikan Indonesia. "Kami berharap platform ini bisa digunakan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia. Bayangkan kalau guru memberikan tugas dalam bentuk escape room seperti ini, pasti siswa lebih semangat belajar."Tim juga menyampaikan pesan kepada sesama inovator muda. "Jangan takut memulai dari ide kecil. Dari keresahan sederhana tentang sistem pendidikan, kami coba wujudkan solusi nyata. Indonesia butuh lebih banyak inovator yang berani berpikir berbeda."Dengan lolos sebagai finalis 10 besar, Synapse Team kini siap menunjukkan karya mereka di panggung yang lebih besar, membuktikan bahwa pembelajaran digital bisa menjadi petualangan yang menyenangkan sekaligus bermakna (Tim Synapse – Finalis TOP 10 Inovasi Generasi Digital Intelektual (GDI) Fest 2025. Mengubah Pembelajaran Menjadi Petualangan Digital).***
Read More Top 10 Inovasi GDI SAFIRA: Sistem Penyiraman dan Monitoring Tanaman Berbasis IoT dan AI untuk Pertanian Lebih Efisien
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Empat siswa SMA Negeri 1 Belitang, Sumatera Selatan, berhasil menghadirkan sebuah inovasi yang menarik di bidang pertanian modern. Mereka adalah Fahri Joan Carlos, Trisno Hadi Putranto, Ubaid Yafi Hanzah, dan Shabita Alfa Oktaviani, yang bersama-sama mengembangkan SAFIRA (Smart Farming Prima) yaitu sebuah sistem monitoring dan penyiraman tanaman otomatis berbasis IoT dan Artificial Intelligence (AI).Inovasi ini lahir dari permasalahan nyata di lapangan. Di greenhouse sekolah, penyiraman tanaman masih dilakukan secara manual dan sangat bergantung pada ketersediaan tenaga manusia. Akibatnya, tidak jarang tanaman menjadi layu bahkan mati, terutama saat hari libur panjang ketika tidak ada yang bisa melakukan penyiraman rutin.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriMasalah tersebut menjadi titik awal munculnya ide besar dari keempat siswa ini. Mereka menyadari bahwa untuk mendukung program ketahanan pangan lokal seperti Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP), dibutuhkan sistem yang efisien, cerdas, dan berkelanjutan.“Kami ingin menghadirkan solusi yang bukan hanya mengatasi kekurangan tenaga penyiram, tapi juga memastikan setiap tetes air benar-benar dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk tanaman,” jelas Fahri Joan Carlos, ketua tim SAFIRA.Prototipe yang mereka buat menggabungkan berbagai komponen teknologi secara terpadu. Sistem SAFIRA dilengkapi sensor kelembapan tanah untuk membaca kadar air, sensor suhu dan kelembapan udara, serta mikrokontroler ESP32 sebagai pusat pengendali yang mengolah seluruh data. Ketika sensor mendeteksi tanah dalam kondisi kering, pompa air akan otomatis aktif melalui modul relay, dan berhenti setelah kelembapan kembali ideal.Menariknya, seluruh kondisi tanaman dapat dipantau secara real-time oleh siswa maupun guru melalui platform Blynk, sehingga pengawasan bisa dilakukan dari mana pun.Manfaat SAFIRA terasa nyata, baik bagi sekolah maupun masyarakat. Bagi SMA Negeri 1 Belitang, sistem ini bukan hanya menjaga keberlangsungan tanaman di greenhouse, tetapi juga menjadi sarana belajar yang aplikatif tentang penerapan IoT dan AI di bidang pertanian. Sementara bagi masyarakat luas, SAFIRA membuktikan bahwa teknologi tidak harus rumit atau mahal. SAFIRA hadir sebagai solusi sederhana, efektif, dan relevan bagi kebutuhan tanaman, sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah. Keberhasilan SAFIRA tidak lepas dari kerja sama dan kekompakan tim.“Kami membagi tugas sesuai kemampuan masing-masing ada yang fokus pada pemrograman, ada yang merakit perangkat keras, dan ada pula yang menganalisis sistem. Setiap kendala kami hadapi bersama sampai menemukan solusi terbaik,” tutur Trisno Hadi Putranto, menggambarkan solidnya kerja tim mereka.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifMelalui SAFIRA, keempat siswa ini ingin menyampaikan pesan penting: anak muda di daerah pun bisa ikut berkontribusi dalam transformasi digital Indonesia. Mereka berharap karya ini dapat memicu semangat generasi muda lainnya untuk terus bereksperimen dan menciptakan solusi digital yang nyata guna menjawab masalah di sekitar mereka.“Kami yakin, perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Dari sekolah, dari daerah, dan dari ide sederhana yang diwujudkan dengan tekad,” pungkas mereka berempat.Ke depan, tim SAFIRA berencana terus menyempurnakan sistem ini agar dapat diterapkan lebih luas dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi dunia pertanian Indonesia.***
Read More Top 10 Duta GDI Senia, Jejak Mimpi Orang Tua di Jalan Hidupku
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id -Senia Aprinia Sari, lahir pada 5 April 2004, usianya menginjak 21 tahun. Gadis ceria ini memiliki mimpi yang besar, dalam perjalanan pendidikannya senia menempuh pendidikan dasar di SDN 40 palembang, Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah 1 Palembang, SMAN 11 Palembang dan kini ia sudah berstatus Mahasiswi Program Studi Jurnalistik, di perguruan tinggi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.Senia memiliki cita cita untuk menggapai impian kedua orangtuanya, kedua orangtuanya memiliki cita cita agar semua anak anaknya dapat mencapai gelar sarjana karna orangtua memiliki kerbatasan ekonomi dalam menempuh pendidikan tinggi.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Sementara itu, selain sebagai mahasiswa, senia juga seorang presenter di stasiun televisi lokal kota palembang “ Sriwijaya Televisi “ dalam perjalanan karir dan pendidikannya senia berhasil meraih kejuaraan nasional :1) Meraih Grand Finalis Presenter PALTV, pada 17 Mei 2023.2) Juara 1 Lomba News Anchor Hunt Tribun Sumsel pada 23 Oktober 2023.3) Meraih juara 2 lomba News Anchor Universitas Sriwijaya pada 03 November 2023.4) Juara 1 lomba News Anchor PKPK Universitas Islam Negeri Sriwijaya pada 15 Oktober 20245) Meraih Juara 3 Lomba News Anchor WPS Fair Politeknik Negeri Sriwijaya pada 24 Oktober 2025.Senia terdaftar mengikuti uji kompetensi Public Relation Perhumas Pada Lembaga Sertifikasi Profesi Public Relation ( LSPPR) dan dinyatakan lulus pada 24 Agustus 2024 lalu.Senia, mengaku “ Bahwa mengejar mimpi yang besar harus memiliki usaha dan perjuangan yang besar sekalipun ia seorang perempuan “ Ujarnya. usut punya cerita bahwa seorang Presenter adalah cita cita ibunya pada masa muda, namun dengan keterbatasan ekonomi ibunya sulit untuk menggapai cita cita tersebut dan menekadkan bahwa salah anaknya dapat menggapai impian tersebut.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifDisisilain untuk menambahkan perjuangan dalam mendapatkan ilmu serta dapat memberikan ilmu yang bermanfaat untuk semua orang, kini Senia sedang menjalankan Pemilihan Duta Generasi Digital Intelektual (GDI), ia mengatakan “ Kali ini saya memiliki pengalaman yang luar biasa, bisa berjuang di Pemilihan Duta GDI, mulai dari relasi, pertemanan dan memaknai sebuah perjuangan, karna saya juga sedang skripsian jadi ini merupakan titik perjuangan yang menantang untuk saya, saya berharap visi dan misi saya bisa terealisasikan jika saya terpilih sebagai Duta GDI” Tegasnya.Senia mengatakan, Dalam gagal adalah goresan indah dari Allah bahwa, kita harus kembali berdiri untuk kembali berjuang dalam menggapai impian, dalam keberhasilan adalah goresan indah dari Allah bahwa semua keberhasilan harus diiringin rasa tanggung jawab, intinya semua yang terjadi memiliki resiko masing masing bahwa kita memaknai takdir adalah semua anugrah yang indah.***
Read More Top 10 Inovasi GDI SIWER: Langkah Awal Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional dengan Inovasi Digital
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Kami percaya bahwa ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga panggilan generasi muda untuk berkontribusi. Dari keyakinan itu, kami Mikhail Alexander, Vincent Joe, dan Aurelia Jessica merancang SIWER (Sistem Intelijen Wereng), inovasi digital berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) yang berfokus pada deteksi dini hama wereng batang coklat di lahan padi.Kami menemukan bahwa serangan hama wereng batang coklat telah menjadi salah satu penyebab utama turunnya produktivitas padi di Indonesia. Melalui berbagai data dan pengamatan lapangan, kami melihat bahwa deteksi manual sering terlambat, sehingga penanganan menjadi tidak efisien. Dari keresahan itu muncul gagasan:“Bagaimana jika petani memiliki ‘mata digital’ yang mampu mengenali ancaman hama sejak dini?”Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriPertanyaan sederhana ini menjadi awal lahirnya SIWER, yang kami harapkan dapat membantu petani sekaligus mendorong transformasi digital di sektor pertanian. SIWER bekerja sebagai sistem cerdas pemantauan hama yang menggabungkan perangkat keras di lapangan dan aplikasi mobile. Komponen utamanya meliputi:1. Lampu untuk pencahayaan optimal ketika pengambilan gambar malam hari.2. Kamera berteknologi AI dan IoT untuk mendeteksi serta mengirim data real-time.3. Baterai yang tahan cuaca dan aman di lingkungan terbuka.4. Torsi vertikal untuk memudahkan pemasangan perangkat.Melalui aplikasi SIWER, petani dapat memantau kondisi lahan, melihat persentase serangan hama, dan menerima rekomendasi penanganan dari AI Chatbot. Desain antarmuka dibuat sederhana dan ramah pengguna, sehingga mudah dioperasikan bahkan oleh petani yang belum terbiasa dengan teknologi digital.SIWER bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi langkah menuju pertanian cerdas dan berkelanjutan. Sistem ini membantu petani mendeteksi hama secara cepat dan akurat, menekan risiko gagal panen, serta meningkatkan efisiensi kerja.Bagi pemerintah, SIWER mendukung ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor beras.Sementara itu, bagi masyarakat, ketersediaan beras menjadi lebih stabil dan ramah lingkungan karena penggunaan pestisida kimia dapat diminimalkan. Dengan begitu, SIWER berkontribusi pada keseimbangan ekosistem pertanian sekaligus menjaga kesehatan pangan.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Sebagai tim yang terdiri dari tiga orang, kami membagi peran secara proporsional, mulai dari merancang antarmuka dan ilustrasi visual, menyusun proposal serta mengembangkan prototype perangkat dan integrasi sistem. Kami melakukan riset langsung serta data yang telah kami kumpulkan untuk memahami kebutuhan mereka. Dari situ, kami belajar bahwa inovasi yang baik harus sederhana, relevan, dan mudah diterapkan.Melalui SIWER, kami ingin menjadi bagian dari generasi muda yang membangun masa depan pertanian Indonesia yang modern dan inklusif. Kami percaya bahwa teknologi bukan hanya alat, tetapi jembatan menuju ketahanan pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.“Kami ingin SIWER menjadi simbol bahwa inovasi lahir dari kepedulian terhadap pangan, terhadap petani, dan terhadap masa depan negeri.” Dengan kolaborasi, kreativitas, dan empati, kami yakin Indonesia mampu mewujudkan pertanian yang tangguh di era digital.
Read More Top 10 Finalis Duta GDI Khalillah Adelia Luvy Menumbuhkan Semangat dan Integritas di Era Digital
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Khalillah Adelia Luvy, sosok anak muda yang dikenal karena semangatnya dalam belajar dan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai tantangan. Siswi SMA Negeri 06 Palembang ini menunjukkan bahwa usia muda bukanlah batas untuk menjadi pribadi yang berkompeten dan berdaya saing. Khalillah sudah menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap banyak hal.Ia tidak puas hanya dengan memahami teori di kelas, tetapi selalu mencari kesempatan untuk mengaplikasikannya dalam kegiatan nyata. Ketika teman-temannya banyak menghabiskan waktu luang untuk bersantai, Khalillah justru memanfaatkannya untuk mengasah kemampuan baru mulai dari belajar mengedit video, merancang poster, hingga menulis proposal kegiatan. Kegigihannya membuat banyak orang kagum karena di usianya yang muda, ia sudah memiliki pola pikir yang matang dan terarah.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Bagi Khalillah, setiap tantangan adalah peluang untuk belajar. Ia percaya bahwa kesuksesan tidak datang begitu saja, melainkan hasil dari keberanian untuk mencoba dan konsistensi dalam berproses. Prinsip itulah yang membawanya pada berbagai pengalaman berharga, termasuk ketika ia bergabung sebagai anggota TPPK SMAN 6 dan kemudian dipercaya menjadi sekretaris. Dalam peran tersebut, Khalillah tidak hanya belajar tentang administrasi dan manajemen waktu, tetapi juga tentang kepemimpinan, komunikasi efektif, dan kerja sama tim.Salah satu momen paling berkesan dalam perjalanan Khalillah adalah ketika ia mengikuti program Generasi Digital Intelektual (GDI). Program ini mempertemukannya dengan banyak anak muda dari berbagai daerah yang memiliki semangat serupa untuk menjadi generasi yang cerdas, bijak, dan berintegritas di dunia digital. Selama mengikuti kegiatan ini, Khalillah belajar banyak tentang literasi digital, etika bermedia sosial, serta bagaimana membangun citra positif di ruang digital yang sering kali penuh tantangan.Dalam kegiatan, ia menyadari betapa pentingnya peran generasi muda dalam menjaga ekosistem digital yang sehat. Ia belajar bahwa teknologi tidak hanya alat untuk bersenang-senang atau mencari informasi, tetapi juga sarana untuk berkontribusi pada perubahan sosial. Dari situlah muncul tekad kuat dalam dirinya untuk menjadi contoh generasi muda yang beretika di dunia maya dengan menggunakan media sosial bukan untuk menyebar kebencian, melainkan untuk menyebarkan inspirasi dan kebaikan.“Bergabung dengan GDI benar-benar membuka mata saya. Saya belajar bahwa menjadi generasi digital berarti harus cerdas sekaligus bertanggung jawab. Dunia maya adalah cerminan dunia nyata, dan setiap tindakan kita di sana membawa dampak,” ungkapnya dengan penuh keyakinan. Pengalaman tersebut membuat Khalillah semakin percaya diri dan semakin matang dalam berpikir. Ia kini berusaha menerapkan nilai-nilai yang dipelajari dari GDI dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam berinteraksi, belajar, maupun berkarya.Selain aktif di sekolah, Khalillah juga gemar berkarya di dunia digital. Ia senang membuat konten kreatif seperti video pendek, poster edukatif dan materi presentasi yang menarik. Baginya, kemampuan desain dan komunikasi visual adalah bekal penting untuk bersaing di masa depan yang semakin terhubung dengan teknologi. Ia percaya bahwa kombinasi antara kreativitas dan integritas adalah kunci untuk tetap relevan di tengah pesatnya perkembangan dunia digital.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriBagi Khalillah, masa depan bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba tetapi harus dirancang dan dipersiapkan. Setiap pengalaman baik itu kecil maupun besar adalah bagian dari proses membangun versi terbaik dari dirinya. Ia ingin terus belajar dan berkontribusi, bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan untuk lingkungan sekitar. Ia berharap suatu hari nanti dapat bekerja di bidang yang menggabungkan komunikasi, teknologi dan pelayanan publik tempat di mana ia bisa membantu orang lain tumbuh melalui informasi dan inspirasi.Khalillah Adelia Luvy adalah potret generasi muda yang tumbuh dengan semangat, integritas dan rasa ingin tahu yang tinggi. Di tengah derasnya arus digitalisasi, ia hadir sebagai pengingat bahwa kemajuan teknologi harus berjalan seiring dengan kematangan moral dan karakter. Dengan langkahnya yang mantap dan visi yang jelas, Khalillah terus menumbuhkan semangat untuk menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berintegritas di era digital yang penuh peluang ini.***
Read More Top 10 Finalis Duta GDI M. Daffa Taufiqurrahman Wajah Muda Perubahan Digital dari Sumatera Selatan
Wulan _ 1 minggu yang lalu
Lingkaran.id - Di tengah derasnya arus digitalisasi, muncul sosok muda yang tidak hanya adaptif terhadap teknologi, tetapi juga memiliki visi sosial yang kuat untuk memanfaatkannya secara bijak. Dialah M. Daffa Taufiqurrahman, pelajar SMA Az Zahra Palembang, kelahiran 13 November 2008, yang dikenal karena perpaduan antara kecerdasan, kepedulian sosial, dan semangat berinovasi.Daffa bukan sekadar remaja dengan kemampuan akademik dan artistik, tetapi seorang pembelajar aktif yang memahami bahwa transformasi digital harus disertai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Melalui keikutsertaannya dalam program Duta Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025, Daffa hadir membawa semangat baru: menjadikan teknologi sebagai sarana perubahan sosial, bukan sekadar tren modern.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifPada ajang Unjuk Bakat Duta GDI 2025, Daffa menampilkan lagu “Aku Milikmu” dari Dewa 19 sebuah penampilan yang merefleksikan ketulusan, kepercayaan diri, dan karakter autentik seorang pemuda yang tahu bagaimana mengomunikasikan nilai melalui ekspresi seni. Aksi panggungnya bukan hanya hiburan, tetapi juga bentuk ekspresi diri yang menunjukkan keseimbangan antara intelektualitas dan kepekaan emosional.Sebagai siswa yang berprestasi, Daffa telah menorehkan pencapaian luar biasa di bidang akademik: Juara 3 Olimpiade Sains Nusantara 2023 bidang Sosiologi dan Juara 1 Kompetisi Pelajar 2025 bidang Sosiologi. Prestasi tersebut mencerminkan kemampuannya membaca fenomena sosial dan memformulasikan gagasan kritis yang relevan dengan dinamika zaman. Bagi Daffa, sosiologi bukan hanya disiplin ilmu, tetapi juga jendela untuk memahami manusia dan perubahan sosial di era digital.Selain berprestasi di bidang akademik, Daffa juga dipercaya oleh SMA Az Zahra Palembang untuk menjadi representasi siswa dalam media publikasi resmi sekolah. Kepercayaan tersebut mencerminkan pengakuan terhadap kepribadian, integritas, serta citra positif yang ia tunjukkan sebagai pelajar. Melalui peran ini, Daffa turut memperkuat komunikasi publik sekolah dan menjadi contoh nyata pelajar yang mampu membawa nilai-nilai sekolahnya ke ruang digital dengan bijak.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Cita-citanya untuk menjadi Gubernur Sumatera Selatan bukan sekadar impian besar, tetapi arah yang terukur dari komitmennya terhadap perubahan sosial dan kemajuan daerah. Ia meyakini bahwa kemajuan digital harus berpihak pada kesejahteraan manusia, bukan sekadar efisiensi teknologi. Bagi Daffa, digitalisasi adalah ruang baru untuk menanamkan nilai-nilai kolaborasi, literasi, dan tanggung jawab sosial.Melalui dedikasi, disiplin, dan ketulusan dalam berkarya, M. Daffa Taufiqurrahman membuktikan bahwa generasi muda bukan hanya pengguna teknologi, tetapi juga penggerak perubahan. Karena dirinya bukan hanya melek digital, tetapi juga melek makna pelajar yang berpikir, beraksi, dan berkontribusi untuk masa depan Indonesia yang lebih beradab dan berdaya.***
Read More 










