Finalis 10 Besar Duta GDI, Nathasya Pernidya Ashari Padukan Kreativitas dan Teknologi
Finalis 10 Besar Duta GDI, Nathasya Pernidya Ashari Padukan Kreativitas dan Teknologi
Lingkaran.id - Nathasya Pernidya Ashari adalah representasi generasi muda yang berdiri di persimpangan krusial dunia digital. Sebagai mahasiswi Informatika di Universitas Multi Data Palembang, ia memadukan ketajaman logika pemrograman dan seni bercerita visual  dua hal yang jarang berjalan berdampingan, tapi justru menjadi kekuatannya.Perjalanannya bermula di SMA Negeri 1 Palembang. Nathasya dikenal karena prestasi dan kepemimpinannya di ranah kreatif. Puncak prestasinya terukit saat berhasil meraih Juara 1 FLS2N 2021 Kategori Film Pendek Tingkat Provinsi melalui film ’Dua Sisi’.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifIa juga mengantongi Juara 1 Lomba Video Tingkat SMA yang diselenggarakan oleh Lembaga Edukasi Maranatha pada tahun 2021 dan penghargaan Best Scriptwriter di ajang Sonic Linguistic 2022 Short Movie. Sebagai Ketua Umum Perfilman SMANSA PRODUCTION (2021-2022), Nathasya memimpin produksi sejumlah film pendek, termasuk Friksi, Dua Sisi, Kala, dan Timpang, yang ditayangkan melalui kanal YouTube DEAD L1NE, di mana ia merangkap sebagai Director, Scriptwriter, dan DoP. Karya-karya tersebut membuktikan kemampuannya mengolah pesan menjadi konten yang berdampak melalui film.Saat ini, ia sedang mendalami bidang Backend, komponen krusial yang memastikan sistem digital dapat berjalan efisien. Kemampuannya merangkai cerita visual kini dilengkapi dengan kemampuan merangkai logika dan data di balik layar, menjadikannya talenta digital yang utuh—mampu membangun sekaligus mengemas.Pengalaman di Balik Panggung Duta GDI 2025Perjalanan Nathasya di ajang Pemilihan Duta Digital GDI 2025 menjadi lembaran kedua pengalaman di ranah yang baru, dunia pageantry dan kepemimpinan publik. Pengalaman ini dipandang sebagai tantangan yang berharga.”Pemilihan Duta GDI 2025 ini pertama kalinya saya terjun ke ranah pageantry. Saya menyadari ada banyak hal baru yang harus dipelajari selama masa karantina, dan saya melihat ini sebagai kesempatan untuk terus mengeksplorasi diri. Meskipun latar belakang saya lebih kuat di ranah teknis dan bisnis membuat penyesuaian dengan tuntutan pageantry menjadi tantangan yang berharga,” ujarnya.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025”Meskipun begitu, saya telah bertekad untuk memberikan upaya terbaik dan menjadikan GDI 2025 sebagai langkah awal yangg inspiratif untuk saya terus mengembangkan diri di berbagai bidang, termasuk advokasi digital.”Bagi Nathasya, Pemilihan Duta GDI 2025 bukan sekadar kompetisi, melainkan sebuah langkah awal penting untuk melanjutkan eksplorasi dirinya ke dunia pageantry dan kepemimpinan publik. Sebagai finalis Duta GDI 2025, Ia ingin menjembatani kompleksitas teknologi dengan narasi yang mudah dipahami, menginspirasi generasi muda untuk tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga menciptakannya.***
Read More
TOP 10 Inovasi GDI Chatbot AI Penempa Jati Diri dan Emosi Generasi Muda
TOP 10 Inovasi GDI Chatbot AI Penempa Jati Diri dan Emosi Generasi Muda
Lingkaran.id -  Tim inovator muda dari SMAN 1 Belitang yakni tim EmoVisionaries, pencipta RASA, yang berkomitmen menghadirkan solusi teknologi untuk mendukung kesehatan mental dan kecerdasan emosional teman sebaya mereka. Yang terdiri atas Fathur Ndika Astyawan sebagai ketua tim dan Septiana Ramadhani, Ajeng Lintangsari, dan Yohana Devi Setiawati  sebagai anggota tim dengan guru pembimbing bapak Bagus Pancawiratama S,Pd.,M.Pd. serta bapak Nur Rohmad Safarrudin, M.Pd.Latar Belakang dan Inspirasi Inovasi Chatbot AI RASAMasa remaja adalah fase di mana seseorang mulai mencari makna diri, jati diri, serta arah hidupnya. Namun, banyak siswa yang merasa kesulitan dalam mengenal diri sendiri akibat tekanan akademik, lingkungan sosial yang kompetitif, dan kurangnya ruang aman untuk bercerita.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Tim EmoVisionaries menyadari fenomena ini di lingkungan sekolah mereka. “Banyak teman kami merasa tidak percaya diri, bahkan takut untuk berbicara tentang perasaannya,” ujar Fathur Ndika Astyawan, ketua tim. Dari kegelisahan itu, lahirlah ide menghadirkan sebuah ruang digital yang bisa menjadi teman refleksi dan pendamping emosional bagi siswa — yang kemudian dikenal sebagai RASA.Deskripsi Produk: RASA, Chatbot AI untuk Jati DiriRASA merupakan sebuah website interaktif berbasis Chatbot AI yang dirancang untuk membantu siswa mengenali jati diri, mengasah kecerdasan emosional (EQ), dan melakukan refleksi diri secara mandiri. Melalui teknologi kecerdasan buatan (AI), RASA menyediakan ruang aman bagi siswa untuk bercerita, menulis jurnal harian, serta menjawab pertanyaan reflektif seputar minat, kepribadian, dan cita-cita. Semua data bersifat pribadi, sehingga pengguna dapat berbagi tanpa rasa takut dihakimi. RASA memiliki beberapa fitur utama diantaranya:Tes Minat & Cita-Cita: serangkaian pertanyaan interaktif untuk mengenali potensi diri.Jurnal Harian: tempat menulis pengalaman dan refleksi diri. Manfaat dan DampakInovasi ini tidak hanya menjadi solusi teknologi, tapi juga gerakan empati digital. Melalui RASA, siswa dapat: Mengenal diri dan emosi mereka lebih baik, meningkatkan kepercayaan diri dalam menentukan arah masa depan, menemukan dukungan emosional meskipun tanpa bimbingan langsung dari guru BK. Dengan kemudahan akses melalui mobile maupun laptop, RASA diharapkan menjadi teman belajar dan refleksi bagi seluruh pelajar di Indonesia.Proses Kreatif dan Kolaborasi TimTim EmoVisionaries yang terdiri dari Fathur Ndika Astyawan, Septiana Ramadhani, Ajeng Lintangsari, dan Yohana Devi Setiawati berkolaborasi dalam setiap tahap pembuatan inovasi ini. Dalam prosesnya, mereka memanfaatkan berbagai platform digital seperti Cursor AI, GitHub, dan Railway.app untuk merancang, mengembangkan, dan mempublikasikan web RASA. Mereka juga banyak berdiskusi dengan guru BK serta teman-teman sekelas untuk memahami kebutuhan emosional remaja saat ini.“Kerja tim ini tidak hanya tentang membuat produk, tapi juga tentang memahami manusia,” tutur Ajeng, salah satu anggota tim.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriPesan dan HarapanTim EmoVisionaries berharap RASA dapat menjadi ruang refleksi digital yang ramah dan bermanfaat bagi semua pelajar. Mereka percaya, kecerdasan emosional dan kemampuan refleksi diri adalah fondasi penting untuk membangun generasi muda yang tangguh, sadar diri, dan berkarakter.“Semoga RASA bisa membantu banyak siswa mengenal siapa dirinya, bukan hanya apa yang orang lain lihat,” tutup Yohana penuh harap.Dengan inovasi ini, mereka membuktikan bahwa teknologi tidak hanya tentang kecerdasan mesin, tapi juga tentang menghidupkan rasa kemanusiaan di era digital.*** 
Read More
TOP 10 Inovasi GDI Sistem Market Dan Digital Edukasi Tumbuhan (SMARDETU)
TOP 10 Inovasi GDI Sistem Market Dan Digital Edukasi Tumbuhan (SMARDETU)
Lingkaran.id -  Di tengah pesatnya penebangan hutan liar dan pembangunan kota, menyebabkan keseimbangan ekosistem dapat terganggu. Dampaknya terlihat pada menurunnya kualitas udara dan meningkatnya suhu kota. Sayangnya, banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan, sehingga upaya pelestarian sering kali terabaikan. Di sisi lain, pelaku usaha tanaman lokal (UMKM) juga menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan era digital, terutama dalam hal edukasi dan perluasan pasar secara online.Dari permasalahan tersebut lahirlah SMARDETU (Sistem Market & Digital Edukasi Tumbuhan), sebuah inovasi karya mahasiswa yang menggabungkan edukasi, marketplace, dan komunitas dalam satu platform terpadu untuk memberikan solusi terhadap berbagai tantangan yang ada. Inspirasi muncul dari keinginan untuk menghadirkan solusi digital yang mampu menumbuhkan kepedulian lingkungan sekaligus memberdayakan pelaku UMKM tanaman. Melalui SMARDETU, tim berharap masyarakat dapat lebih mudah mengenal, merawat, dan membeli tanaman secara digital.Team SMARDETU:Nyoman KusumaEka PertiwiPutri Agustina10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025SMARDETU (Sistem Market & Digital Edukasi Tumbuhan) adalah platform digital terpadu yang menggabungkan edukasi, marketplace, dan komunitas hijau dalam satu sistem berbasis website. Melalui fitur unggulan PlantsScanAI, pengguna dapat mengenali jenis tanaman dari foto dan mendapatkan panduan perawatan secara otomatis. Selain itu, SMARDETU juga menghadirkan artikel seputar tumbuhan, ruang komunitas untuk berbagi pengalaman antar pecinta tanaman, serta marketplace yang terhubung langsung dengan Shopee dan Tokopedia guna membantu pelaku UMKM memperluas pasar mereka. Dengan konsep ini, SMARDETU tidak hanya menjadi tempat jual beli tanaman, tetapi juga ruang belajar dan kolaborasi.SMARDETU memberikan dampak yang nyata di berbagai sisi:Sosial dan Lingkungan, SMARDETU meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan mendorong partisipasi aktif dalam gerakan penghijauan, baik secara digital maupun melalui aksi nyata di lapangan.Ekonomi, SMARDETU membuka peluang bagi pelaku UMKM tanaman untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan melalui sistem digital yang efisien dan mudah diakses.Proses pengembangan SMARDETU tidak lepas dari berbagai tantangan yang justru menjadi ruang pembelajaran bagi tim. Kami berasal dari latar belakang yang berbeda, namun disatukan oleh visi yang sama, yaitu mengubah kecintaan terhadap tumbuhan menjadi sebuah inovasi digital yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriKerja sama tim dibangun melalui riset sederhana, diskusi terbuka, dan pengembangan prototipe yang dilakukan secara bertahap. Dengan semangat gotong royong, setiap anggota berkontribusi sesuai keahliannya mulai dari perancangan desain, penerapan teknologi, hingga penyusunan strategi komunikasi. Hasilnya, tercipta sebuah platform yang tidak hanya fungsional dan mudah digunakan, tetapi juga memiliki nilai edukatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.Tim SMARDETU berharap inovasi ini tidak berhenti sampai sini saja, tetapi terus berkembang menjadi gerakan nyata dalam membangun ekonomi hijau berbasis digital. Kami meyakini bahwa masa depan Indonesia ada di tangan generasi muda yang mampu memadukan teknologi, kreativitas, dan kepedulian terhadap lingkungan. “Kami ingin membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi jembatan antara manusia dan lingkungan. Melalui SMARDETU, kami menanam harapan baru untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.***
Read More
Synapse Team Lolos 10 Besar GDI Fest 2025 dengan Inovasi Website Escape Room Edukatif
Synapse Team Lolos 10 Besar GDI Fest 2025 dengan Inovasi Website Escape Room Edukatif
Lingkaran.id - Synapse Team berhasil menembus 10 besar finalis Inovasi Generasi Digital Intelektual (GDI) Fest 2025 dengan membawa konsep inovatif yang menggabungkan dunia pendidikan dan teknologi game. Website Escape Room Pembelajaran Interaktif mereka menjadi sorotan sebagai solusi kreatif menghadapi rendahnya minat belajar siswa Indonesia.Kompetisi GDI Fest 2025 yang diprakarsai oleh Ketua Umum Prof. Dr. Edi Surya Negara, S.Kom., M.Kom., menjadi ajang bagi para inovator muda untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam menciptakan solusi digital yang bermanfaat bagi masyarakat.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifBerangkat dari Keresahan Nyata"Kami melihat minat belajar siswa Indonesia masih rendah. Tapi saat bermain game, mereka bisa betah berjam-jam. Dari situ kami berpikir, kenapa tidak digabungkan saja?", ungkap tim Synapse saat menjelaskan ide di balik inovasi mereka.Website Escape Room ini menghadirkan pengalaman belajar yang sama sekali berbeda dari metode konvensional. Siswa harus memecahkan soal-soal pelajaran untuk mendapatkan kunci yang membuka pintu ruangan berikutnya, seolah-olah mereka sedang bermain game petualangan.Konsep Game yang Menantang dan EdukatifDalam website ini, pemain akan menjelajahi berbagai ruangan virtual. Setiap ruangan memiliki tantangan edukatif yang harus diselesaikan. Misalnya soal matematika seperti "Jika f(x) = 2x² – 3x + 1, hitung f(2)". Jawaban benar akan memberikan kunci untuk membuka pintu berikutnya.Yang membuat platform ini semakin menarik adalah berbagai elemen gamifikasi. Selain kunci, pemain juga bisa mendapatkan koin sebagai reward tambahan yang dapat ditukar di Shop untuk membeli item, pakaian, atau karakter baru. Ikon jam pengejar waktu yang muncul secara acak menambah ketegangan dan mengasah kemampuan berpikir cepat siswa."Pemain bebas memilih urutan ruangan, yang memengaruhi strategi waktu dan progres mereka. Ini melatih kemampuan berpikir strategis," jelas tim.Fitur Lengkap untuk Pengalaman MaksimalWebsite Escape Room Synapse dilengkapi dengan tiga fitur utama:Shop, tempat pemain menukar koin hasil permainan untuk membeli item, pakaian, atau karakter baru yang membuat pengalaman bermain lebih personal.Leaderboard, menampilkan peringkat berdasarkan kecepatan dan ketepatan pemain, mendorong kompetisi sehat dan memotivasi siswa untuk terus meningkatkan performa mereka.Gallery Shop, menyediakan variasi latar tempat seperti ruang kelas atau laboratorium untuk memperkaya suasana visual tanpa mengubah mekanik utama permainan.Dampak untuk Ekosistem Pendidikan DigitalInovasi Synapse Team memberikan manfaat ganda. Bagi siswa, website ini menjadi alternatif belajar yang tidak membosankan dan mendorong mereka untuk aktif berpikir kritis serta memecahkan masalah. Bagi guru, platform ini menawarkan model pembelajaran digital yang relevan dengan karakteristik generasi Z yang tumbuh bersama teknologi."Website Escape Room Synapse menghadirkan solusi inovatif untuk pembelajaran digital yang lebih interaktif, menantang, dan menyenangkan," tutur tim dengan antusias.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriHarapan untuk Masa Depan Digital IndonesiaSebagai finalis 10 besar GDI Fest 2025, tim Synapse memiliki harapan besar untuk kontribusi mereka terhadap pendidikan Indonesia. "Kami berharap platform ini bisa digunakan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia. Bayangkan kalau guru memberikan tugas dalam bentuk escape room seperti ini, pasti siswa lebih semangat belajar."Tim juga menyampaikan pesan kepada sesama inovator muda. "Jangan takut memulai dari ide kecil. Dari keresahan sederhana tentang sistem pendidikan, kami coba wujudkan solusi nyata. Indonesia butuh lebih banyak inovator yang berani berpikir berbeda."Dengan lolos sebagai finalis 10 besar, Synapse Team kini siap menunjukkan karya mereka di panggung yang lebih besar, membuktikan bahwa pembelajaran digital bisa menjadi petualangan yang menyenangkan sekaligus bermakna (Tim Synapse – Finalis TOP 10 Inovasi Generasi Digital Intelektual (GDI) Fest 2025. Mengubah Pembelajaran Menjadi Petualangan Digital).***
Read More
Top 10 Inovasi GDI SAFIRA: Sistem Penyiraman dan Monitoring Tanaman Berbasis IoT dan AI untuk Pertanian Lebih Efisien
Top 10 Inovasi GDI SAFIRA: Sistem Penyiraman dan Monitoring Tanaman Berbasis IoT dan AI untuk Pertanian Lebih Efisien
Lingkaran.id - Empat siswa SMA Negeri 1 Belitang, Sumatera Selatan, berhasil menghadirkan sebuah inovasi yang menarik di bidang pertanian modern. Mereka adalah Fahri Joan Carlos, Trisno Hadi Putranto, Ubaid Yafi Hanzah, dan Shabita Alfa Oktaviani, yang bersama-sama mengembangkan SAFIRA (Smart Farming Prima) yaitu sebuah sistem monitoring dan penyiraman tanaman otomatis berbasis IoT dan Artificial Intelligence (AI).Inovasi ini lahir dari permasalahan nyata di lapangan. Di greenhouse sekolah, penyiraman tanaman masih dilakukan secara manual dan sangat bergantung pada ketersediaan tenaga manusia. Akibatnya, tidak jarang tanaman menjadi layu bahkan mati, terutama saat hari libur panjang ketika tidak ada yang bisa melakukan penyiraman rutin.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriMasalah tersebut menjadi titik awal munculnya ide besar dari keempat siswa ini. Mereka menyadari bahwa untuk mendukung program ketahanan pangan lokal seperti Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP), dibutuhkan sistem yang efisien, cerdas, dan berkelanjutan.“Kami ingin menghadirkan solusi yang bukan hanya mengatasi kekurangan tenaga penyiram, tapi juga memastikan setiap tetes air benar-benar dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk tanaman,” jelas Fahri Joan Carlos, ketua tim SAFIRA.Prototipe yang mereka buat menggabungkan berbagai komponen teknologi secara terpadu. Sistem SAFIRA dilengkapi sensor kelembapan tanah untuk membaca kadar air, sensor suhu dan kelembapan udara, serta mikrokontroler ESP32 sebagai pusat pengendali yang mengolah seluruh data. Ketika sensor mendeteksi tanah dalam kondisi kering, pompa air akan otomatis aktif melalui modul relay, dan berhenti setelah kelembapan kembali ideal.Menariknya, seluruh kondisi tanaman dapat dipantau secara real-time oleh siswa maupun guru melalui platform Blynk, sehingga pengawasan bisa dilakukan dari mana pun.Manfaat SAFIRA terasa nyata, baik bagi sekolah maupun masyarakat. Bagi SMA Negeri 1 Belitang, sistem ini bukan hanya menjaga keberlangsungan tanaman di greenhouse, tetapi juga menjadi sarana belajar yang aplikatif tentang penerapan IoT dan AI di bidang pertanian. Sementara bagi masyarakat luas, SAFIRA membuktikan bahwa teknologi tidak harus rumit atau mahal. SAFIRA hadir sebagai solusi sederhana, efektif, dan relevan bagi kebutuhan tanaman, sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah. Keberhasilan SAFIRA tidak lepas dari kerja sama dan kekompakan tim.“Kami membagi tugas sesuai kemampuan masing-masing ada yang fokus pada pemrograman, ada yang merakit perangkat keras, dan ada pula yang menganalisis sistem. Setiap kendala kami hadapi bersama sampai menemukan solusi terbaik,” tutur Trisno Hadi Putranto, menggambarkan solidnya kerja tim mereka.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifMelalui SAFIRA, keempat siswa ini ingin menyampaikan pesan penting: anak muda di daerah pun bisa ikut berkontribusi dalam transformasi digital Indonesia. Mereka berharap karya ini dapat memicu semangat generasi muda lainnya untuk terus bereksperimen dan menciptakan solusi digital yang nyata guna menjawab masalah di sekitar mereka.“Kami yakin, perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Dari sekolah, dari daerah, dan dari ide sederhana yang diwujudkan dengan tekad,” pungkas mereka berempat.Ke depan, tim SAFIRA berencana terus menyempurnakan sistem ini agar dapat diterapkan lebih luas dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi dunia pertanian Indonesia.***
Read More
Top 10 Duta GDI Senia, Jejak Mimpi Orang Tua di Jalan Hidupku
Top 10 Duta GDI Senia, Jejak Mimpi Orang Tua di Jalan Hidupku
Lingkaran.id -Senia Aprinia Sari, lahir pada 5 April 2004, usianya menginjak 21 tahun. Gadis ceria ini memiliki mimpi yang besar, dalam perjalanan pendidikannya senia menempuh pendidikan dasar di SDN 40 palembang, Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah 1 Palembang, SMAN 11 Palembang dan kini ia sudah berstatus Mahasiswi Program Studi Jurnalistik, di perguruan tinggi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.Senia memiliki cita cita untuk menggapai impian kedua orangtuanya, kedua orangtuanya memiliki cita cita agar semua anak anaknya dapat mencapai gelar sarjana karna orangtua memiliki kerbatasan ekonomi dalam menempuh pendidikan tinggi.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Sementara itu, selain sebagai mahasiswa, senia juga seorang presenter di stasiun televisi lokal kota palembang “ Sriwijaya Televisi “ dalam perjalanan karir dan pendidikannya senia berhasil meraih kejuaraan nasional :1) Meraih Grand Finalis Presenter PALTV, pada 17 Mei 2023.2) Juara 1 Lomba News Anchor Hunt Tribun Sumsel pada 23 Oktober 2023.3) Meraih juara 2 lomba News Anchor Universitas Sriwijaya pada 03 November 2023.4) Juara 1 lomba News Anchor PKPK Universitas Islam Negeri Sriwijaya pada 15 Oktober 20245) Meraih Juara 3 Lomba News Anchor WPS Fair Politeknik Negeri Sriwijaya pada 24 Oktober 2025.Senia terdaftar mengikuti uji kompetensi Public Relation Perhumas Pada Lembaga Sertifikasi Profesi Public Relation ( LSPPR) dan dinyatakan lulus pada 24 Agustus 2024 lalu.Senia, mengaku “ Bahwa mengejar mimpi yang besar harus memiliki usaha dan perjuangan yang besar sekalipun ia seorang perempuan “ Ujarnya. usut punya cerita bahwa seorang Presenter adalah cita cita ibunya pada masa muda, namun dengan keterbatasan ekonomi ibunya sulit untuk menggapai cita cita tersebut dan menekadkan bahwa salah anaknya dapat menggapai impian tersebut.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifDisisilain untuk menambahkan perjuangan dalam mendapatkan ilmu serta dapat memberikan ilmu yang bermanfaat untuk semua orang, kini Senia sedang menjalankan Pemilihan Duta Generasi  Digital Intelektual (GDI), ia mengatakan “ Kali ini saya memiliki pengalaman yang luar biasa, bisa berjuang di Pemilihan Duta GDI, mulai dari relasi, pertemanan dan memaknai sebuah perjuangan, karna saya juga sedang skripsian jadi ini merupakan titik perjuangan yang menantang untuk saya, saya berharap visi dan misi saya bisa terealisasikan jika saya terpilih sebagai Duta GDI” Tegasnya.Senia mengatakan, Dalam gagal adalah goresan indah dari Allah bahwa, kita harus kembali berdiri untuk kembali berjuang dalam menggapai impian, dalam keberhasilan adalah goresan indah dari Allah bahwa semua keberhasilan harus diiringin rasa tanggung jawab, intinya semua yang terjadi memiliki resiko masing masing bahwa kita memaknai takdir adalah semua anugrah yang indah.***
Read More
Top 10 Inovasi GDI SIWER: Langkah Awal Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional dengan Inovasi Digital
Top 10 Inovasi GDI SIWER: Langkah Awal Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional dengan Inovasi Digital
Lingkaran.id - Kami percaya bahwa ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga panggilan generasi muda untuk berkontribusi. Dari keyakinan itu, kami Mikhail Alexander, Vincent Joe, dan Aurelia Jessica merancang SIWER (Sistem Intelijen Wereng), inovasi digital berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) yang berfokus pada deteksi dini hama wereng batang coklat di lahan padi.Kami menemukan bahwa serangan hama wereng batang coklat telah menjadi salah satu penyebab utama turunnya produktivitas padi di Indonesia. Melalui berbagai data dan pengamatan lapangan, kami melihat bahwa deteksi manual sering terlambat, sehingga penanganan menjadi tidak efisien. Dari keresahan itu muncul gagasan:“Bagaimana jika petani memiliki ‘mata digital’ yang mampu mengenali ancaman hama sejak dini?”Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriPertanyaan sederhana ini menjadi awal lahirnya SIWER, yang kami harapkan dapat membantu petani sekaligus mendorong transformasi digital di sektor pertanian. SIWER bekerja sebagai sistem cerdas pemantauan hama yang menggabungkan perangkat keras di lapangan dan aplikasi mobile. Komponen utamanya meliputi:1. Lampu untuk pencahayaan optimal ketika pengambilan gambar malam hari.2. Kamera berteknologi AI dan IoT untuk mendeteksi serta mengirim data real-time.3. Baterai yang tahan cuaca dan aman di lingkungan terbuka.4. Torsi vertikal untuk memudahkan pemasangan perangkat.Melalui aplikasi SIWER, petani dapat memantau kondisi lahan, melihat persentase serangan hama, dan menerima rekomendasi penanganan dari AI Chatbot. Desain antarmuka dibuat sederhana dan ramah pengguna, sehingga mudah dioperasikan bahkan oleh petani yang belum terbiasa dengan teknologi digital.SIWER bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi langkah menuju pertanian cerdas dan berkelanjutan. Sistem ini membantu petani mendeteksi hama secara cepat dan akurat, menekan risiko gagal panen, serta meningkatkan efisiensi kerja.Bagi pemerintah, SIWER mendukung ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor beras.Sementara itu, bagi masyarakat, ketersediaan beras menjadi lebih stabil dan ramah lingkungan karena penggunaan pestisida kimia dapat diminimalkan. Dengan begitu, SIWER berkontribusi pada keseimbangan ekosistem pertanian sekaligus menjaga kesehatan pangan.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Sebagai tim yang terdiri dari tiga orang, kami membagi peran secara proporsional, mulai dari merancang antarmuka dan ilustrasi visual, menyusun proposal serta mengembangkan prototype perangkat dan integrasi sistem. Kami melakukan riset langsung serta data yang telah kami kumpulkan untuk memahami kebutuhan mereka. Dari situ, kami belajar bahwa inovasi yang baik harus sederhana, relevan, dan mudah diterapkan.Melalui SIWER, kami ingin menjadi bagian dari generasi muda yang membangun masa depan pertanian Indonesia yang modern dan inklusif. Kami percaya bahwa teknologi bukan hanya alat, tetapi jembatan menuju ketahanan pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.“Kami ingin SIWER menjadi simbol bahwa inovasi lahir dari kepedulian terhadap pangan, terhadap petani, dan terhadap masa depan negeri.” Dengan kolaborasi, kreativitas, dan empati, kami yakin Indonesia mampu mewujudkan pertanian yang tangguh di era digital. 
Read More
Top 10 Finalis Duta GDI Khalillah Adelia Luvy Menumbuhkan Semangat dan Integritas di Era Digital
Top 10 Finalis Duta GDI Khalillah Adelia Luvy Menumbuhkan Semangat dan Integritas di Era Digital
Lingkaran.id - Khalillah Adelia Luvy, sosok anak muda yang dikenal karena semangatnya dalam belajar dan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai tantangan. Siswi SMA Negeri 06 Palembang ini menunjukkan bahwa usia muda bukanlah batas untuk menjadi pribadi yang berkompeten dan berdaya saing. Khalillah sudah menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap banyak hal.Ia tidak puas hanya dengan memahami teori di kelas, tetapi selalu mencari kesempatan untuk mengaplikasikannya dalam kegiatan nyata. Ketika teman-temannya banyak menghabiskan waktu luang untuk bersantai, Khalillah justru memanfaatkannya untuk mengasah kemampuan baru mulai dari belajar mengedit video, merancang poster, hingga menulis proposal kegiatan. Kegigihannya membuat banyak orang kagum karena di usianya yang muda, ia sudah memiliki pola pikir yang matang dan terarah.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Bagi Khalillah, setiap tantangan adalah peluang untuk belajar. Ia percaya bahwa kesuksesan tidak datang begitu saja, melainkan hasil dari keberanian untuk mencoba dan konsistensi dalam berproses. Prinsip itulah yang membawanya pada berbagai pengalaman berharga, termasuk ketika ia bergabung sebagai anggota TPPK SMAN 6 dan kemudian dipercaya menjadi sekretaris. Dalam peran tersebut, Khalillah tidak hanya belajar tentang administrasi dan manajemen waktu, tetapi juga tentang kepemimpinan, komunikasi efektif, dan kerja sama tim.Salah satu momen paling berkesan dalam perjalanan Khalillah adalah ketika ia mengikuti program Generasi Digital Intelektual (GDI). Program ini mempertemukannya dengan banyak anak muda dari berbagai daerah yang memiliki semangat serupa untuk menjadi generasi yang cerdas, bijak, dan berintegritas di dunia digital. Selama mengikuti kegiatan ini, Khalillah belajar banyak tentang literasi digital, etika bermedia sosial, serta bagaimana membangun citra positif di ruang digital yang sering kali penuh tantangan.Dalam kegiatan, ia menyadari betapa pentingnya peran generasi muda dalam menjaga ekosistem digital yang sehat. Ia belajar bahwa teknologi tidak hanya alat untuk bersenang-senang atau mencari informasi, tetapi juga sarana untuk berkontribusi pada perubahan sosial. Dari situlah muncul tekad kuat dalam dirinya untuk menjadi contoh generasi muda yang beretika di dunia maya dengan menggunakan media sosial bukan untuk menyebar kebencian, melainkan untuk menyebarkan inspirasi dan kebaikan.“Bergabung dengan GDI benar-benar membuka mata saya. Saya belajar bahwa menjadi generasi digital berarti harus cerdas sekaligus bertanggung jawab. Dunia maya adalah cerminan dunia nyata, dan setiap tindakan kita di sana membawa dampak,” ungkapnya dengan penuh keyakinan. Pengalaman tersebut membuat Khalillah semakin percaya diri dan semakin matang dalam berpikir. Ia kini berusaha menerapkan nilai-nilai yang dipelajari dari GDI dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam berinteraksi, belajar, maupun berkarya.Selain aktif di sekolah, Khalillah juga gemar berkarya di dunia digital. Ia senang membuat konten kreatif seperti video pendek, poster edukatif dan materi presentasi yang menarik. Baginya, kemampuan desain dan komunikasi visual adalah bekal penting untuk bersaing di masa depan yang semakin terhubung dengan teknologi. Ia percaya bahwa kombinasi antara kreativitas dan integritas adalah kunci untuk tetap relevan di tengah pesatnya perkembangan dunia digital.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriBagi Khalillah, masa depan bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba tetapi harus dirancang dan dipersiapkan. Setiap pengalaman baik itu kecil maupun besar adalah bagian dari proses membangun versi terbaik dari dirinya. Ia ingin terus belajar dan berkontribusi, bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan untuk lingkungan sekitar. Ia berharap suatu hari nanti dapat bekerja di bidang yang menggabungkan komunikasi, teknologi dan pelayanan publik tempat di mana ia bisa membantu orang lain tumbuh melalui informasi dan inspirasi.Khalillah Adelia Luvy adalah potret generasi muda yang tumbuh dengan semangat, integritas dan rasa ingin tahu yang tinggi. Di tengah derasnya arus digitalisasi, ia hadir sebagai pengingat bahwa kemajuan teknologi harus berjalan seiring dengan kematangan moral dan karakter. Dengan langkahnya yang mantap dan visi yang jelas, Khalillah terus menumbuhkan semangat untuk menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berintegritas di era digital yang penuh peluang ini.***
Read More
Top 10 Finalis Duta GDI M. Daffa Taufiqurrahman Wajah Muda Perubahan Digital dari Sumatera Selatan
Top 10 Finalis Duta GDI M. Daffa Taufiqurrahman Wajah Muda Perubahan Digital dari Sumatera Selatan
Lingkaran.id - Di tengah derasnya arus digitalisasi, muncul sosok muda yang tidak hanya adaptif terhadap teknologi, tetapi juga memiliki visi sosial yang kuat untuk memanfaatkannya secara bijak. Dialah M. Daffa Taufiqurrahman, pelajar SMA Az Zahra Palembang, kelahiran 13 November 2008, yang dikenal karena perpaduan antara kecerdasan, kepedulian sosial, dan semangat berinovasi.Daffa bukan sekadar remaja dengan kemampuan akademik dan artistik, tetapi seorang pembelajar aktif yang memahami bahwa transformasi digital harus disertai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Melalui keikutsertaannya dalam program Duta Generasi Digital Intelektual (GDI) 2025, Daffa hadir membawa semangat baru: menjadikan teknologi sebagai sarana perubahan sosial, bukan sekadar tren modern.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifPada ajang Unjuk Bakat Duta GDI 2025, Daffa menampilkan lagu “Aku Milikmu” dari Dewa 19 sebuah penampilan yang merefleksikan ketulusan, kepercayaan diri, dan karakter autentik seorang pemuda yang tahu bagaimana mengomunikasikan nilai melalui ekspresi seni. Aksi panggungnya bukan hanya hiburan, tetapi juga bentuk ekspresi diri yang menunjukkan keseimbangan antara intelektualitas dan kepekaan emosional.Sebagai siswa yang berprestasi, Daffa telah menorehkan pencapaian luar biasa di bidang akademik: Juara 3 Olimpiade Sains Nusantara 2023 bidang Sosiologi dan Juara 1 Kompetisi Pelajar 2025 bidang Sosiologi. Prestasi tersebut mencerminkan kemampuannya membaca fenomena sosial dan memformulasikan gagasan kritis yang relevan dengan dinamika zaman. Bagi Daffa, sosiologi bukan hanya disiplin ilmu, tetapi juga jendela untuk memahami manusia dan perubahan sosial di era digital.Selain berprestasi di bidang akademik, Daffa juga dipercaya oleh SMA Az Zahra Palembang untuk menjadi representasi siswa dalam media publikasi resmi sekolah. Kepercayaan tersebut mencerminkan pengakuan terhadap kepribadian, integritas, serta citra positif yang ia tunjukkan sebagai pelajar. Melalui peran ini, Daffa turut memperkuat komunikasi publik sekolah dan menjadi contoh nyata pelajar yang mampu membawa nilai-nilai sekolahnya ke ruang digital dengan bijak.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Cita-citanya untuk menjadi Gubernur Sumatera Selatan bukan sekadar impian besar, tetapi arah yang terukur dari komitmennya terhadap perubahan sosial dan kemajuan daerah. Ia meyakini bahwa kemajuan digital harus berpihak pada kesejahteraan manusia, bukan sekadar efisiensi teknologi. Bagi Daffa, digitalisasi adalah ruang baru untuk menanamkan nilai-nilai kolaborasi, literasi, dan tanggung jawab sosial.Melalui dedikasi, disiplin, dan ketulusan dalam berkarya, M. Daffa Taufiqurrahman membuktikan bahwa generasi muda bukan hanya pengguna teknologi, tetapi juga penggerak perubahan. Karena dirinya bukan hanya melek digital, tetapi juga melek makna pelajar yang berpikir, beraksi, dan berkontribusi untuk masa depan Indonesia yang lebih beradab dan berdaya.***
Read More
Tak Terima Cintanya Ditolak, Pria Sleman Habisi Hidup Mantan dengan Cara Sadis
Tak Terima Cintanya Ditolak, Pria Sleman Habisi Hidup Mantan dengan Cara Sadis
Lingkaran.id - Tragedi berdarah terjadi di wilayah Gamping, Kabupaten Sleman, pada Selasa (4/11/2025) pagi. Seorang pria berinisial LB (54) nekat mengakhiri hidup RI (38), perempuan yang diduga merupakan mantan kekasihnya, setelah cintanya ditolak.Aksi sadis itu berlangsung di rumah kontrakan korban yang terletak di Dusun Mejing Wetan, Kalurahan Ambarketawang, Kapanewon Gamping, Sleman sekitar pukul 07.30 WIB. Korban ditemukan tak bernyawa dengan luka parah di bagian leher, diduga akibat sabetan pisau dapur yang digunakan pelaku.Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Mateus Wiwit, membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, korban pertama kali ditemukan oleh kakaknya setelah menerima kabar dari saksi mata yang mengetahui kejadian tragis itu.Kasus Dugaan Kekerasan di Sekolah Dasar, Siswi Alami Pecah Pembuluh Darah di Mata“Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dalam rumah kontrakannya. Kakak korban datang ke lokasi setelah diberitahu saksi dan mendapati tempat kejadian sudah dipasangi garis polisi,” ungkap AKP Wiwit, Kamis (6/11/2025).Dari hasil penyelidikan sementara, polisi menduga kuat bahwa motif pembunuhan dilatarbelakangi rasa sakit hati pelaku karena cintanya tidak diterima. Pelaku dikabarkan sempat mengajak korban untuk kembali menjalin hubungan, namun ajakan tersebut ditolak mentah-mentah oleh korban hingga memicu pertengkaran hebat.“Pelaku marah besar setelah korban menolak ajakannya. Saat pertengkaran berlangsung, korban sempat memukul hingga gigi palsu pelaku terlepas,” jelas AKP Wiwit.Tersulut emosi, LB kemudian melampiaskan amarahnya secara brutal. Ia mendorong dan membanting tubuh korban ke lantai, menyebabkan kepala korban membentur keras. Tak berhenti di situ, pelaku membenturkan kepala korban berulang kali hingga korban tak sadarkan diri.Dalam kondisi itu, pelaku mengambil pisau dapur dan menggorok leher korban berkali-kali hingga meninggal dunia di tempat.Usai menghabisi nyawa korban, pelaku berupaya mengakhiri hidupnya dengan menenggak cairan pembasmi serangga. Namun upaya itu gagal. Berkat kerja cepat aparat gabungan dari Satreskrim Polresta Sleman dan Polsek Gamping, keberadaan pelaku terlacak di wilayah Magelang, Jawa Tengah, dan segera dievakuasi ke rumah sakit.“Pelaku ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri karena menelan cairan beracun. Setelah mendapatkan perawatan medis dan kondisinya membaik, pelaku kami amankan ke Rutan Polresta Sleman pada Rabu (5/11/2025),” tambahnya.Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya pisau dapur yang digunakan untuk membunuh korban, helm putih merek BMC, sepasang sepatu putih, jaket cokelat bermotif hitam, serta sepeda motor Yamaha Mio milik pelaku.Jangan Ketinggalan! MagangHub Kemnaker Batch 2 2025 Dibuka Hari Ini, Ada Uang Saku dan Sertifikat ResmiAtas perbuatannya, LB dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, atau Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.Kasus ini menambah daftar panjang tragedi akibat kekerasan yang dipicu oleh persoalan asmara dan emosi tak terkendali. Polisi mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menyelesaikan konflik pribadi tanpa harus menempuh jalan kekerasan.***
Read More
Misteri Kematian Prada HMN, Lulusan 2024 yang Ditemukan Tak Bernyawa di Barak Yonarhanud
Misteri Kematian Prada HMN, Lulusan 2024 yang Ditemukan Tak Bernyawa di Barak Yonarhanud
Lingkaran.id - Polisi Militer Kodam (Pomdam) XIV/Hasanuddin menahan tiga personel TNI Angkatan Darat atas dugaan keterlibatan dalam kasus penganiayaan yang menewaskan Prajurit Dua (Prada) HMN di Barak Baterai C Yonarhanud 4/Arakata Akasa Yudha (AAY), Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.Ketiga prajurit yang kini tengah diperiksa tersebut merupakan senior korban, masing-masing berinisial Prada AG, Prada WE, dan Prada FL. Mereka diduga terlibat dalam aksi kekerasan terhadap korban hingga menyebabkan meninggal dunia.Pasutri Saling Laporkan dan Sama-sama Dipenjara, Kisah Rumah Tangga Berujung Ironi“Sudah ada tiga orang yang diperiksa dan saat ini masih dalam tahap pendalaman penyelidikan. Statusnya masih sebagai saksi,” ujar Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIV/Hasanuddin, Kolonel (Kav) Budi Wirman, kepada wartawan, Kamis (6/11/2025).Budi menegaskan, meski ketiganya sudah ditahan di Pomdam Hasanuddin, belum ada penetapan tersangka karena proses pemeriksaan masih berjalan.“Belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka, mereka masih dalam masa pemeriksaan oleh penyidik POM,” jelasnya.Menurut Budi, penyidik Pomdam telah memeriksa sejumlah saksi yang mengetahui kejadian tersebut, termasuk tiga prajurit yang kini ditahan. Penyelidikan dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan kronologi, motif, dan tingkat keterlibatan masing-masing personel.“Tiga prajurit tersebut masih didalami keterlibatannya. Saat ini sudah diamankan di Pomdam untuk pemeriksaan lanjutan,” tambahnya.Mantan Atase Pertahanan RI di Islamabad, Pakistan, itu menyebut penyidikan masih berlangsung secara intensif. Ia enggan berspekulasi terkait kemungkinan penambahan tersangka maupun hasil otopsi korban.“Soal penetapan status dan hasil otopsi bukan kewenangan saya untuk menyampaikan. Semua masih dalam proses penyidikan Pomdam. Tapi penyidikan ini bisa berkembang sesuai temuan di lapangan,” ujarnya.Kapendam memastikan bahwa seluruh proses hukum akan berjalan secara profesional, transparan, dan sesuai aturan yang berlaku.“Apabila hasil penyelidikan menunjukkan adanya tindak pidana atau unsur penganiayaan, maka akan diproses secara hukum tanpa pengecualian,” tegas Budi.Lebih lanjut, Kodam XIV/Hasanuddin juga telah memberikan dukungan moril dan pendampingan kepada keluarga korban. Budi menegaskan pihaknya terus memantau perkembangan kasus ini agar proses hukum berjalan terbuka dan adil.Sebelumnya, Prada HMN ditemukan tidak sadarkan diri di kamar mandi barak Baterai C Yonarhanud 4/AAY pada Sabtu (11/10/2025) sore. Korban sempat mendapatkan pertolongan medis di klinik barak dan kemudian dirujuk ke RSUD Syekh Yusuf, namun nyawanya tidak tertolong.Diduga Tak Ada Petugas Jaga, Wanita Hamil Gagal Mendapat Pertolongan di PuskesmasPrada HMN diketahui baru lulus dari Sekolah Pendidikan Pertama (Dikmata) TNI AD tahun 2024 dan baru beberapa bulan bertugas di Yonarhanud 4/AAY. Keluarga korban merasa janggal dengan kematian tersebut dan melaporkan kasus ini ke Pomdam Hasanuddin dengan nomor laporan STLL/22/X/2025/Lidpamfik.“Kami sangat berharap pihak penyidik Pomdam bisa memberikan penjelasan terbuka mengenai penyebab kematian adik kami, termasuk hasil otopsi resminya,” ujar Talha, perwakilan keluarga korban, dalam keterangannya.Kasus ini kini tengah menjadi perhatian publik dan internal TNI AD, mengingat dugaan pelanggaran disiplin berat yang berujung pada hilangnya nyawa seorang prajurit muda. Pomdam XIV/Hasanuddin berkomitmen menuntaskan penyelidikan hingga tuntas dan memberikan kejelasan kepada keluarga korban. ***
Read More
10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025
10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025
Lingkaran.id - Dalam rangkaian kegiatan GDI Fest 2025, Generasi Digital Intelektual (GDI) sukses menggelar Talent Show 10 Finalis Pemilihan Duta GDI 2025 yang berlangsung meriah pada Kamis, 6 November 2025, di Gedung DPD RI Provinsi Sumatera Selatan.Acara yang dimulai pukul 13.00 WIB ini menjadi salah satu tahapan penting menuju Grand Final Duta GDI 2025 yang akan digelar pada Selasa, 11 November 2025 di OPI Mall Palembang. Dalam sesi ini, para finalis menampilkan beragam bakat kreatif dan inspiratif seperti menyanyi, menari, public speaking, hingga monolog, yang menggambarkan semangat generasi muda dalam berinovasi dan berkontribusi untuk negeri. Berikut adalah daftar 10 Finalis Duta GDI 2025:Annisa Rizky Utami      Nathasya Pernidya Ashari         Raynor SagrahaElak Enggraini Anita Cindhy MaulaniKhalillah Adelia LuvyM. Daffa Taufiqurrahman          Senia Aprinia Sari          Amanda Marsa Aurellia              Petronela Awom            Apresiasi Duta GenRe dan Jambore Ajang Kreativitas (ADUJAK) GenRe Sumatera Selatan Tahun 2025Kegiatan ini turut dihadiri oleh jajaran dewan juri dan pimpinan GDI, antara lain Ketua Umum GDI Prof. Dr. Edi Surya Negara, M.Kom, Dewan Pembina Ria Andryani, M.M., M.Kom, dan Rezki Syaputra, M.Kom, serta didukung oleh jajaran struktural GDI. Kehadiran para tokoh ini memberikan motivasi besar bagi para finalis untuk menunjukkan potensi terbaik mereka.Selain penampilan bakat, acara ini juga diwarnai dengan sesi pitch deck 10 besar Inovator GDI, di mana para peserta mempresentasikan ide dan proyek digital mereka secara hybrid sebagian tampil langsung di Gedung DPD RI Provinsi Sumatera Selatan, dan sebagian lainnya melalui Zoom Meeting.Menariknya, setelah sesi talent show, para finalis mengikuti sesi pertanyaan spontan di hadapan dewan juri dan seluruh tamu undangan. Dalam sesi ini, masing-masing finalis memilih nomor pertanyaan yang ditampilkan di layar slide, kemudian menjawab secara langsung di atas panggung. Pertanyaan seputar literasi digital, etika bermedia sosial, serta peran generasi muda di era kecerdasan buatan (AI) menjadi tantangan yang mengasah wawasan, kecerdasan berpikir, dan kemampuan komunikasi para finalis.Sorak-sorai supporter dari masing-masing finalis turut memeriahkan suasana acara. Mereka datang dengan membawa spanduk dan atribut dukungan yang menambah semangat para finalis di atas panggung. Kemeriahan tersebut menjadikan Talent Show GDI Fest 2025 bukan hanya ajang kompetisi, melainkan juga ruang ekspresi bagi generasi muda yang kreatif dan berdaya digital. Ketua Umum GDI, Prof. Dr. Edi Surya Negara, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta.“Acara ini membuktikan bahwa generasi muda kita memiliki potensi besar dalam hal kreativitas, kepemimpinan, dan pemanfaatan teknologi digital. Duta GDI bukan hanya simbol prestasi, tetapi juga inspirasi,” ujarnya.Pegadaian Gelar Penyerahan Hadiah Badai Emas 2025, 25 Nasabah Terima Emas hingga Paket UmrohSementara itu, Dewan Pembina GDI, Ria Andryani, M.M., M.Kom, menekankan pentingnya penguasaan soft skill dan literasi digital sebagai modal utama menghadapi era transformasi teknologi yang serba cepat.“Kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi adalah kunci agar generasi muda dapat terus beradaptasi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” ungkapnya.Talent Show ini menjadi salah satu rangkaian terakhir sebelum Grand Final Duta GDI 2025, di mana sepuluh finalis terbaik akan kembali tampil memperebutkan gelar Duta GDI 2025. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, GDI Fest 2025 menjadi bukti nyata komitmen GDI dalam membangun Generasi Digital yang Intelektual, Kreatif, dan Inspiratif.***
Read More
Viral Bocah Diduga Korban Pembacokan, Padahal ini Faktanya!
Viral Bocah Diduga Korban Pembacokan, Padahal ini Faktanya!
Lingkaran.id - Kepolisian Resor (Polres) Pemalang akhirnya meluruskan kabar viral mengenai seorang anak yang sebelumnya disebut menjadi korban pembacokan oleh orang tak dikenal di Jalan Raya Desa Danasari. Setelah dilakukan penyelidikan mendalam, terungkap bahwa anak tersebut sebenarnya mengalami luka akibat tawuran antar pelajar di jalur Pantura, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, pada Sabtu sore (1/11/2025).Kapolres Pemalang AKBP Rendy Setia Permana menjelaskan bahwa keterangan awal anak korban sempat menyesatkan publik.“Dari hasil penyelidikan, diketahui anak tersebut mengaku dibacok oleh orang tak dikenal karena takut dimarahi orang tuanya bila ketahuan terlibat tawuran,” ujarnya pada Rabu (5/11/2025).Kasus Dugaan Kekerasan di Sekolah Dasar, Siswi Alami Pecah Pembuluh Darah di MataKasus ini sempat ramai di media sosial setelah beredar video memperlihatkan korban tengah dirawat di rumah sakit dengan narasi menjadi korban pembacokan misterius. Namun, Kapolres menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.“Faktanya, luka yang dialami korban berasal dari aksi tawuran dengan menggunakan senjata tajam,” jelasnya.Lebih lanjut, AKBP Rendy mengungkapkan kronologi awal peristiwa tersebut. Sebelum kejadian, anak korban bersama enam remaja lainnya berkumpul di rumah salah satu temannya di Kecamatan Taman untuk mempersiapkan aksi tawuran. Mereka diketahui menerima tantangan melalui grup media sosial dari sekelompok pelajar lain yang berasal dari salah satu sekolah di Kecamatan Petarukan.“Saat itu, korban bahkan dibekali senjata tajam jenis celurit berwarna merah oleh salah satu rekannya,” terang Kapolres. Setelah bersiap, kelompok tersebut kemudian mendatangi lokasi yang telah disepakati untuk melakukan tawuran melawan kelompok pelajar dari Petarukan. Dalam bentrokan itu, korban berhadapan langsung dengan salah satu lawan yang juga membawa senjata tajam.“Akibatnya, korban mengalami luka sabetan pada lengan kirinya,” tutur AKBP Rendy.Usai kejadian, korban kemudian dibawa oleh teman-temannya ke rumah sakit di wilayah Pemalang untuk mendapatkan perawatan medis. Sementara itu, polisi yang mendapat laporan langsung melakukan penyelidikan hingga akhirnya mengungkap fakta sebenarnya di balik peristiwa tersebut.Polres Pemalang kini telah mengamankan sejumlah saksi remaja dan menetapkan satu anak berstatus Anak yang Berkonflik dengan Hukum (ABH).“Kasus ini telah naik ke tahap penyidikan setelah dilakukan gelar perkara,” tegas Kapolres.Resmi! Pemerintah Umumkan Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan 2025, Begini Cara Dapat KeringananSatu ABH tersebut dijerat Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. Polisi juga menyita dua bilah celurit yang digunakan dalam aksi tawuran tersebut sebagai barang bukti.Menutup keterangannya, AKBP Rendy mengimbau para orang tua agar lebih aktif mengawasi aktivitas anak-anak mereka, baik di dunia nyata maupun di media sosial.“Peran orang tua sangat penting untuk mencegah anak terjerumus dalam tawuran dan kenakalan remaja lainnya,” pungkasnya. ***
Read More
Warga Amankan dan Arak Pria Penipu Lowongan Kerja PT Freeport Indonesia Keliling Kota
Warga Amankan dan Arak Pria Penipu Lowongan Kerja PT Freeport Indonesia Keliling Kota
Lingkaran.id - Seorang pria berinisial J diamankan oleh warga setelah diduga melakukan penipuan dengan modus menawarkan pekerjaan fiktif di PT Freeport Indonesia. Aksi tersebut sempat menghebohkan masyarakat setelah video penangkapan dan pengarakannya oleh warga beredar luas di media sosial pada Senin malam (3/11).Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Tegal Kota, AKP Eko Setiabudi Pardani, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima penyerahan pelaku dari warga.Kasus Dugaan Kekerasan di Sekolah Dasar, Siswi Alami Pecah Pembuluh Darah di Mata“Benar, pria berinisial J telah diamankan dan kini kami masih melakukan pendalaman terhadap dugaan penipuan yang dilakukan,” jelasnya.Dari hasil pemeriksaan awal, diketahui pelaku berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 4.750.000 dari sejumlah korban. Uang tersebut diklaim sebagai biaya administrasi agar korban bisa diterima bekerja di perusahaan tambang raksasa tersebut.“Seluruh uang diterima pelaku secara tunai,” tambah AKP Eko.Polisi juga telah memeriksa sekitar 40 orang korban yang mengaku telah menyerahkan sejumlah uang kepada pelaku dengan harapan dapat direkrut oleh PT Freeport Indonesia. Para korban rata-rata mengaku tergiur oleh iming-iming gaji tinggi dan proses penerimaan kerja yang diklaim pelaku cepat serta tanpa tes rumit.Hingga saat ini, penyidik masih terus melakukan pendalaman untuk memastikan apakah terdapat pihak lain yang ikut terlibat dalam aksi penipuan tersebut. Polisi juga tengah menelusuri apakah pelaku sudah pernah melakukan aksi serupa di wilayah lain.Resmi! Gubernur Gratiskan Transportasi Umum bagi 15 Kelompok Masyarakat, Berikut GolongannyaKasus ini menjadi perhatian publik lantaran memperlihatkan bagaimana masyarakat semakin berani bertindak cepat terhadap dugaan penipuan, meski tetap diimbau agar menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak berwenang.Pihak kepolisian mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap tawaran kerja yang meminta sejumlah uang atau mengatasnamakan perusahaan besar tanpa prosedur resmi. PT Freeport Indonesia sendiri selama ini hanya membuka lowongan melalui kanal resmi perusahaan dan tidak pernah menunjuk perorangan dalam proses rekrutmen.***
Read More
Pegadaian Gelar Penyerahan Hadiah Badai Emas 2025, 25 Nasabah Terima Emas hingga Paket Umroh
Pegadaian Gelar Penyerahan Hadiah Badai Emas 2025, 25 Nasabah Terima Emas hingga Paket Umroh
Lingkaran.id - PT Pegadaian kembali menggelar pengundian program loyalitas tahunannya melalui Badai Emas Pegadaian 2025. Untuk periode pengumpulan poin dari bulan Mei hingga Agustus lalu, pengundian Badai Emas Periode 1 resmi diselenggarakan di The Gade Tower Jakarta, pada Rabu (24/9).Pemimpin Wilayah III Sumbagsel Novryandi menyampaikan bahwa program Badai Emas dipersembahkan sebagai bentuk apresiasi Pegadaian kepada seluruh 'Sahabat Pegadaian', sebutan khusus bagi nasabah setia Pegadaian. Program ini sekaligus menjadi pendorong utama pemanfaatan layanan digital Pegadaian melalui aplikasi.Apresiasi Duta GenRe dan Jambore Ajang Kreativitas (ADUJAK) GenRe Sumatera Selatan Tahun 2025"Bagi kami kepuasan dan kenyamanan Sahabat Pegadaian adalah prioritas. Sebagai apresiasi atas loyalitas dan kepercayaan yang diberikan, kami kembali menghadirkan Badai Emas Pegadaian 2025 dengan total 25 pemenang sudah di dapatkan untuk 1 Periode yang berhak menerima hadiah, mulai dari smartphone, emas batangan, kendaraan niaga, tablet hingga paket umroh. Dan tidak hanya itu, untuk periode 2 nanti juga akan diundi grand prize berupa Tabungan Emas 1 kilogram dan paket Haji Plus," ujar Novryandi dalam keterangan, Minggu, (2/11/2025).Lebih lanjut, Novryandi memaparkan bahwa nasabah dapat mengikuti program Badai Emas Pegadaian 2025 dengan menukar poin pada aplikasi Pegadaian Digital menjadi kupon undian berdasarkan hadiah yang dipilih, sementara khusus bagi nasabah Pegadaian Syariah bisa langsung mendapatkan tiket hadiah setelah bertransaksi."Program ini berlaku secara nasional, jadi nasabah Pegadaian di seluruh Indonesia berhak untuk mengikuti program ini sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, " ujar Novryandi.Penyerahan hadiah di serahkan langsung oleh Pemimpin Wilayah III Sumbagsel pada minggu 2 November 2025 di PTC Mall Palembang yang bertepatan dengan penutupan Festival Tring! Dan dalam sambutan nya Novryandi mengungkapkan bahwa seluruh proses pengundian Badai Emas 2025 dilakukan secara sah dan terverifikasi dan pada hari ini kita lakukan penyerahan secara langsung kepada nasabah yang berhak menerima Badai Emas Tahap I Tahun 2025. Pengundian tersebut disaksikan langsung oleh Kementerian Sosial, Dinas Sosial, dan notaris. Selain itu, dia menegaskan bahwa program ini tidak memungut biaya apapun.Jangan Ketinggalan! MagangHub Kemnaker Batch 2 2025 Dibuka Hari Ini, Ada Uang Saku dan Sertifikat Resmi"Program Badai Emas Pegadaian ini tidak memungut biaya apapun, termasuk pajak dan biaya pengiriman menjadi tanggung jawab Pegadaian, jadi kami mohon agar seluruh masyarakat hati-hati terhadap penipuan yang mengatasnamakan Pegadaian, atau mengaku sebagai perwakilan Pegadaian dan meminta biaya. Pengumuman pemenang badai emas dapat dilihat di instagram resmi @sahabatpegadaian," sambungnya.Informasi lengkap seputar program Badai Emas Pegadaian 2025 dapat diakses melalui situs https://sahabat.pegadaian.co.id, dan media sosial resmi Pegadaian.Dengan demikian, Program Badai Emas Pegadaian Tahun 2025 diharapkan dapat memberikan semangat baru bagi seluruh nasabah untuk terus meningkatkan transaksi digital, sekaligus menjadi bentuk apresiasi atas kepercayaan memanfaatkan produk gadai, pembiayaan non-gadai dan layanan Bank Emas dari PT Pegadaian.***
Read More
Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk Negeri
Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk Negeri
Lingkaran.id - Generasi Digital Intelektual (GDI) melakukan audiensi bersama dr. Hj. Ratu Tenny Leriva, M.M., pada 25 Oktober 2025. Dalam suasana penuh kehangatan dan semangat kolaborasi. Pertemuan tersebut menjadi momentum penting bagi GDI untuk memperkuat sinergi dalam upaya mewujudkan visi besar Digitalisasi untuk Negeri.Dalam audiensi itu, dr. Hj. Ratu Tenny Leriva menyambut hangat kehadiran tim GDI dan menyampaikan dukungannya terhadap berbagai program yang berfokus pada peningkatan literasi digital, literasi finansial, serta kesehatan mental di kalangan generasi muda.Generasi Digital Intelektual (GDI) Jalin Sinergi Bersama Polresta Palembang: Wujudkan Kolaborasi Digital PositifIa menilai ketiga aspek tersebut sangat relevan dengan tantangan era digital saat ini, di mana kemampuan mengelola informasi, keuangan, dan kesehatan mental menjadi kunci dalam membentuk masyarakat yang tangguh dan produktif.“Saya sangat mengapresiasi inisiatif GDI yang tidak hanya fokus pada teknologi, tetapi juga pada keseimbangan antara literasi digital, finansial, dan kesehatan mental. Ini adalah langkah nyata untuk membangun generasi yang cerdas secara digital dan kuat secara emosional,” ujar dr. Ratu Tenny Leriva.Duta Digital GDI Hadiri Talkshow RRI Palembang: Siap Wujudkan Ekosistem Digital yang Sehat dan BeretikaSementara itu, perwakilan dari GDI menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dan dukungan yang diberikan. Pihaknya menegaskan bahwa GDI akan terus mendorong berbagai kegiatan edukatif dan inovatif yang berorientasi pada pembangunan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan.Audiensi ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperluas jaringan kolaborasi antara GDI dan para pemangku kepentingan, baik dari sektor pemerintahan, akademisi, maupun komunitas, dalam menciptakan masa depan digital yang lebih cerdas dan berdaya saing tinggi.***
Read More
Oknum Polisi Bunuh Dosen, Gunakan Wig untuk Kelabui CCTV dan Curi Harta Korban
Oknum Polisi Bunuh Dosen, Gunakan Wig untuk Kelabui CCTV dan Curi Harta Korban
Lingkaran.id - Kasus pembunuhan terhadap seorang dosen perempuan di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, akhirnya terungkap. Pelakunya ternyata seorang anggota kepolisian aktif berinisial WLD alias Waldi (22), yang berdinas di Polres Tebo. Ia tega menghabisi nyawa Erni Yuniati (37), dosen di Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio (IAK SS) Muara Bungo, dalam aksi keji yang direncanakannya dengan licik.Berdasarkan hasil penyelidikan, Waldi menggunakan wig atau rambut palsu saat keluar masuk rumah korban untuk menyamarkan identitas dan mengelabui kamera CCTV di sekitar lokasi kejadian. Dengan penampilan gondrong palsu, ia berhasil menghindari kecurigaan warga.Viral Video Istri Kades Pamer Tumpukan Uang, Berikut Sumber Kekayaan Sang SuamiKapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono, mengungkapkan detail ini saat konferensi pers pada Minggu (2/11/2025), sebagaimana disiarkan melalui siaran langsung di media sosial.“Dari rekaman CCTV dan keterangan warga, pelaku tampak gondrong karena mengenakan wig. Ini menjadi petunjuk penting dalam proses penyelidikan,” jelas Natalena.AKBP Natalena menjelaskan, keberhasilan mengungkap kasus ini merupakan hasil kerja cepat tim gabungan Intel Polres Bungo, Polres Tebo, dan fungsi kepolisian lain di wilayah sekitar. Berkat koordinasi intensif, pelaku berhasil diidentifikasi hanya dalam waktu singkat setelah penemuan jasad korban.“Kami bergerak cepat dan berkoordinasi lintas satuan untuk memastikan pelaku segera terungkap. Ini hasil kerja keras seluruh tim,” ujarnya.Setelah diperiksa secara intensif, WLD mengakui perbuatannya. Dari hasil pemeriksaan sementara, motif pembunuhan diduga berkaitan dengan hubungan asmara. Waldi diketahui pernah menjalin kedekatan dengan korban, namun hubungan tersebut berakhir. Saat pelaku mencoba kembali mendekati korban, ajakannya ditolak hingga memicu emosi dan berujung tragis.Peristiwa ini pertama kali menggemparkan warga Perumahan Al-Kausar 7, Dusun Sungai Mengkuang, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, pada Sabtu (1/11/2025) sore.Korban ditemukan tak bernyawa di kamar tidurnya dalam kondisi tertutup sarung dan sebagian tubuhnya masih berpakaian. Penemuan itu berawal dari kekhawatiran rekan-rekan korban di kampus, lantaran EY tidak hadir mengajar selama dua hari dan tidak merespons panggilan telepon.Kepala kampung setempat, Madin Maulana, menuturkan bahwa rekan korban mendatangi rumahnya bersama warga sekitar. Setelah rumah dibuka paksa, mereka menemukan jasad korban terbujur kaku di atas tempat tidur.“Saat pintu dibuka, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia. Wajahnya tertutup bantal,” ungkap Madin.Warga langsung melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Tim Inafis Polres Bungo segera melakukan olah TKP dan mengevakuasi jenazah ke RSUD H. Hanafie untuk pemeriksaan forensik.Berdasarkan pemeriksaan dokter forensik dr. Sepriadi dari RSUD H. Hanafie, ditemukan sejumlah luka mencurigakan di tubuh korban.“Ada lebam di seluruh wajah, benjolan besar di kepala bagian belakang berukuran sekitar 13 x 10 sentimeter, serta memar di bahu kanan dan kiri,” jelasnya.Selain itu, terdapat luka di area leher yang diduga akibat benturan benda tumpul, serta indikasi adanya kekerasan seksual, ditandai dengan cairan pada area organ intim korban.Dari kondisi fisik dan tanda-tanda pembusukan, korban diperkirakan telah meninggal sekitar 12 jam sebelum ditemukan.Setelah membunuh korban, Waldi melarikan diri dengan membawa sejumlah barang milik korban, antara lain mobil Honda Jazz warna putih, motor Honda PCX, perhiasan emas, dan ponsel pribadi milik korban.Polisi kemudian menemukan mobil korban di wilayah Kabupaten Tebo, tak jauh dari tempat tinggal pelaku, lengkap dengan sebagian perhiasan di dalamnya. Sedangkan motor PCX korban ditemukan di RSUD H. Hanafie Muara Bungo.Barang-barang tersebut kini telah diamankan sebagai alat bukti untuk memperkuat proses penyidikan. Kapolres Bungo menegaskan, tidak ada perlakuan khusus terhadap pelaku meski ia merupakan anggota kepolisian.“Penegakan hukum tetap objektif dan profesional. Tidak ada yang ditutupi, semuanya kami proses sesuai hukum yang berlaku,” tegas AKBP Natalena.Ia juga meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan kabar yang belum terverifikasi dan menyerahkan seluruh informasi resmi kepada pihak kepolisian.“Kami terbuka, silakan media konfirmasi langsung kepada kepolisian agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi,” imbau Kapolres.Pegadaian Festival Tring! 2025 #mulaidaritring! Ajak Masyarakat Wujudkan Masa Depan Finansial CerdasDi mata warga sekitar, Erni Yuniati dikenal sebagai sosok pendiam dan ramah. Ia tinggal seorang diri di rumahnya di Perumahan Al-Kausar dan jarang berinteraksi dengan tetangga karena kesibukannya sebagai dosen. Ketua lingkungan, Madin Maulana, menuturkan bahwa korban tidak pernah memiliki masalah dengan warga.“Beliau orangnya sopan dan baik. Kami semua terkejut dengan kejadian ini,” ujarnya lirih.Kasus pembunuhan ini masih terus dikembangkan oleh penyidik Polres Bungo dan Polda Jambi untuk memastikan apakah ada pihak lain yang terlibat dalam peristiwa tragis tersebut.***
Read More
Pasutri Saling Laporkan dan Sama-sama Dipenjara, Kisah Rumah Tangga Berujung Ironi
Pasutri Saling Laporkan dan Sama-sama Dipenjara, Kisah Rumah Tangga Berujung Ironi
Lingkaran.id - Perselisihan rumah tangga antara pasangan suami istri (pasutri) di Kota Ternate, Maluku Utara, berakhir dengan kisah yang tak biasa. Setelah saling melaporkan atas dugaan perselingkuhan dan kekerasan, keduanya kini harus menjalani masa hukuman bersama di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Ternate.Pasangan tersebut masing-masing berinisial DG alias Dio, seorang pengusaha mini soccer di Ternate, dan FV alias Vivi, istrinya. Keduanya dieksekusi oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Ternate pada Jumat (31/10/2025), berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi Maluku Utara yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht). Kepala Seksi Intelijen Kejari Ternate, Aan Syaeful Anwar, membenarkan proses eksekusi tersebut.Diduga Tak Ada Petugas Jaga, Wanita Hamil Gagal Mendapat Pertolongan di Puskesmas“Benar, hari ini telah dilaksanakan eksekusi terhadap kedua terpidana berdasarkan putusan hakim yang sudah inkracht,” ujarnya.“Keduanya dijatuhi hukuman pidana penjara selama tiga bulan,” tambah Aan.Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Pengamanan Rutan Kelas IIB Ternate, Saifullah Fadel, yang memastikan kedua terpidana telah resmi ditahan di rutan tersebut.“Benar, mereka telah diserahkan oleh pihak Kejaksaan Negeri Ternate dan mulai menjalani masa tahanan hari ini,” kata Saifullah.Kisah hukum antara suami istri ini bermula pada tahun 2024, ketika Vivi (FV) melaporkan Dio (DG) ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Maluku Utara atas dugaan perselingkuhan pada Oktober 2024. Tak lama berselang, Dio pun membuat laporan balasan terhadap Vivi dengan tuduhan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).Heboh! Warung Bakso Ternyata Non Halal, Mengandung Daging BabiProses hukum berjalan panjang hingga akhirnya berujung pada putusan pengadilan yang menyatakan keduanya bersalah dan dijatuhi hukuman penjara selama tiga bulan.Kasus ini menjadi sorotan publik karena dinilai unik dan ironis  pasangan yang dulunya hidup bersama kini harus berbagi ruang tahanan, bukan sebagai suami istri, melainkan sebagai dua orang terpidana dalam kasus yang saling menjerat satu sama lain.***
Read More
Menkeu Purbaya Tegaskan Impor Ilegal Pakaian Tak Boleh Dibiarkan, Rugikan Industri Lokal
Menkeu Purbaya Tegaskan Impor Ilegal Pakaian Tak Boleh Dibiarkan, Rugikan Industri Lokal
Lingkaran.id -  Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa praktik impor pakaian ilegal harus diberantas karena dapat memberikan dampak serius terhadap keberlangsungan industri dalam negeri, terutama sektor tekstil dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).Purbaya menjelaskan, maraknya produk impor ilegal yang dijual dengan harga sangat murah bukan hanya mengancam pelaku usaha lokal, tetapi juga melemahkan daya saing industri nasional.Viral Video Istri Kades Pamer Tumpukan Uang, Berikut Sumber Kekayaan Sang Suami“Masuknya barang-barang ilegal dengan harga tak wajar dapat menekan produksi dalam negeri dan mengganggu ekosistem industri nasional,” ujarnya tegas.Pernyataan tersebut disampaikan Purbaya saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di area tempat penimbunan pabean Cikarang, Jawa Barat, pada Jumat (31/10/2025). Dalam kesempatan itu, ia secara langsung meninjau sejumlah kontainer berisi pakaian bekas yang sebelumnya berhasil diamankan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.Tak hanya memeriksa barang bukti, Menkeu juga berdialog dengan petugas Bea dan Cukai untuk mendapatkan penjelasan mendetail mengenai proses penindakan serta upaya pengawasan yang dilakukan di lapangan. Ia turut mengapresiasi langkah cepat aparat dalam menggagalkan upaya penyelundupan yang dinilai merugikan negara serta pelaku industri tekstil dalam negeri.Ribuan Buruh dan Guru Turun ke Jalan, Tuntut Kenaikan Upah dan Keadilan Profesi Demo Nasional Warnai Jakarta Hari Ini“Pemerintah akan terus memperketat pengawasan di jalur masuk barang impor agar praktik ilegal seperti ini tidak terus berulang,” kata Purbaya.Sidak tersebut merupakan bagian dari langkah strategis Kementerian Keuangan dalam memperkuat koordinasi lintas lembaga untuk menekan peredaran barang impor ilegal yang semakin marak di pasar domestik. Pemerintah berkomitmen menegakkan aturan demi menjaga iklim usaha yang sehat dan adil bagi seluruh pelaku industri nasional.***
Read More
Kasus Dugaan Kekerasan di Sekolah Dasar, Siswi Alami Pecah Pembuluh Darah di Mata
Kasus Dugaan Kekerasan di Sekolah Dasar, Siswi Alami Pecah Pembuluh Darah di Mata
Lingkaran.id - Seorang siswi Sekolah Dasar Negeri 150 Sungai Tenang, Kecamatan Gandus, Palembang, mengalami luka memar di area sekitar mata yang diduga akibat kekerasan fisik. Kejadian ini dialami oleh Fatiyah, siswi sekolah dasar tersebut, dan menjadi perhatian setelah ibunya, Erna yang akrab disapa Bi Erna menemukan kondisi sang anak dalam keadaan mengenaskan saat menjemputnya dari sekolah pada Senin, 27 Oktober 2025.Menurut penuturan Bi Erna, siang itu ia datang seperti biasa untuk menjemput putrinya. Namun, ia terkejut melihat kedua mata Fatiyah memerah dan tampak lebam di sekelilingnya.Resmi! Gubernur Gratiskan Transportasi Umum bagi 15 Kelompok Masyarakat, Berikut Golongannya“Saya langsung panik dan bertanya kepada guru di kelasnya tentang apa yang terjadi. Tapi jawabannya hanya, ‘bukan saya,’ dan guru lain bilang tidak tahu,” ungkapnya.Beberapa guru bahkan sempat memberikan dugaan bahwa kondisi itu disebabkan oleh efek main handphone. Namun, menurut Bi Erna, penjelasan tersebut tidak masuk akal karena Fatiyah sangat jarang menggunakan ponsel.“Lukanya jelas seperti kena benda tumpul, bukan karena mata lelah,” ujarnya.Saat hendak melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak berwajib, Bi Erna justru menerima respons yang membuatnya gentar. Salah satu guru, kata dia, menasihati agar tidak menuduh sembarangan karena bisa berujung pada laporan balik. Ketakutan itu diperparah oleh ketiadaan bukti seperti rekaman CCTV maupun saksi dari para murid, yang seluruhnya mengaku tidak tahu-menahu tentang kejadian yang menimpa Fatiyah.Lebih memilukan lagi, sejak kejadian itu, Fatiyah mengalami trauma berat. Setiap kali ditanya siapa yang memukul atau bagaimana matanya bisa terluka, gadis kecil itu hanya diam, lalu menangis atau berlari ketakutan.Keesokan harinya, Selasa 28 Oktober 2025, Fatiyah dibawa ke Rumah Sakit Bunda untuk menjalani pemeriksaan medis. Berdasarkan hasil diagnosis dokter, pembuluh darah di area sekitar mata Fatiyah pecah diduga akibat benturan keras atau pukulan benda tumpul. Hingga 2 November, kedua matanya masih tampak merah dan terasa nyeri meskipun telah diberi obat.“Kalau siang dia masih bisa bermain, tapi setiap malam selalu menangis kesakitan,” tutur Bi Erna dengan mata berkaca-kaca. Pihak keluarga kini berharap agar kasus ini mendapat perhatian serius dari pihak berwenang.Karyawan Universitas Tewas Diduga Bunuh Diri dengan Melompat dari Lantai 6 Gedung Kampus“Saya cuma ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada anak saya. Saya hanya orang kecil, tapi saya mohon keadilan,” ucap Bi Erna lirih.Sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pihak sekolah maupun dinas pendidikan terkait dugaan kekerasan terhadap siswi SD tersebut.***
Read More
Berita Populer Bulan ini
Elearning Course Thinkedu
Berita Terbaru
Pilih yang terbaik