
Resmi! Gubernur Gratiskan Transportasi Umum bagi 15 Kelompok Masyarakat, Berikut Golongannya
“Saya langsung panik dan bertanya kepada guru di kelasnya tentang apa yang terjadi. Tapi jawabannya hanya, ‘bukan saya,’ dan guru lain bilang tidak tahu,” ungkapnya.
Beberapa guru bahkan sempat memberikan dugaan bahwa kondisi itu disebabkan oleh efek main handphone. Namun, menurut Bi Erna, penjelasan tersebut tidak masuk akal karena Fatiyah sangat jarang menggunakan ponsel.
“Lukanya jelas seperti kena benda tumpul, bukan karena mata lelah,” ujarnya.
Saat hendak melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak berwajib, Bi Erna justru menerima respons yang membuatnya gentar. Salah satu guru, kata dia, menasihati agar tidak menuduh sembarangan karena bisa berujung pada laporan balik. Ketakutan itu diperparah oleh ketiadaan bukti seperti rekaman CCTV maupun saksi dari para murid, yang seluruhnya mengaku tidak tahu-menahu tentang kejadian yang menimpa Fatiyah.
Lebih memilukan lagi, sejak kejadian itu, Fatiyah mengalami trauma berat. Setiap kali ditanya siapa yang memukul atau bagaimana matanya bisa terluka, gadis kecil itu hanya diam, lalu menangis atau berlari ketakutan.
Keesokan harinya, Selasa 28 Oktober 2025, Fatiyah dibawa ke Rumah Sakit Bunda untuk menjalani pemeriksaan medis. Berdasarkan hasil diagnosis dokter, pembuluh darah di area sekitar mata Fatiyah pecah diduga akibat benturan keras atau pukulan benda tumpul. Hingga 2 November, kedua matanya masih tampak merah dan terasa nyeri meskipun telah diberi obat.
“Kalau siang dia masih bisa bermain, tapi setiap malam selalu menangis kesakitan,” tutur Bi Erna dengan mata berkaca-kaca. Pihak keluarga kini berharap agar kasus ini mendapat perhatian serius dari pihak berwenang.
Karyawan Universitas Tewas Diduga Bunuh Diri dengan Melompat dari Lantai 6 Gedung Kampus
“Saya cuma ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada anak saya. Saya hanya orang kecil, tapi saya mohon keadilan,” ucap Bi Erna lirih.
Sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pihak sekolah maupun dinas pendidikan terkait dugaan kekerasan terhadap siswi SD tersebut.***