Besaran Tunjagan Profesi Guru November 2025: Rp2 Juta hingga Setara Gaji Pokok, Ini Syarat Pencairannya
Besaran Tunjagan Profesi Guru November 2025: Rp2 Juta hingga Setara Gaji Pokok, Ini Syarat Pencairannya
Lingkaran.id -Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mulai menyalurkan Tunjangan Profesi Guru (TPG) triwulan IV tahun 2025. Pencairan dilakukan secara bertahap di seluruh daerah mulai 12 November 2025. Tunjangan ini diberikan kepada guru ASN dan non-ASN yang telah memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan administratif sesuai ketentuan.Detik-Detik Jembatan Hongqi di Sichuan Ambruk: Rekaman Video Viral di Media SosialBerdasarkan informasi resmi Kemendikbudristek, besaran TPG untuk guru ASN setara satu kali gaji pokok per bulan dan dibayarkan untuk periode Oktober hingga Desember 2025. Sementara guru non-ASN menerima tunjangan tetap sebesar Rp2 juta per bulan atau sesuai hasil in-passing yang telah ditetapkan.Proses penyaluran dilakukan melalui sistem daring dan disalurkan langsung ke rekening guru penerima setelah data dinyatakan valid dalam sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan Info GTK. Hingga 11 November 2025, sebanyak 27 daerah telah menyalurkan TPG bagi guru non-ASN. Untuk guru ASN, pencairan dimulai sejak 12 November dan dilanjutkan secara bertahap hingga akhir bulan.Viral! Jerami Bisa Jadi Bahan Bakar Kompor dan Kendaraan, Begini Cara KerjanyaSyarat pencairan TPG mencakup kepemilikan sertifikat pendidik aktif, terbitnya Surat Keputusan Tunjangan Profesi (SKTP) triwulan IV, pemenuhan beban mengajar minimal 24 jam pelajaran per minggu, dan data valid di Dapodik. Guru yang tidak memenuhi persyaratan tersebut akan mengalami penundaan pencairan hingga proses verifikasi data selesai.Kemendikbudristek menargetkan seluruh penyaluran TPG triwulan IV selesai sebelum 30 November 2025. Guru dapat memantau status pencairan melalui laman resmi info.gtk.kemdikbud.go.id menggunakan akun PTK masing-masing.***
Read More
Aksi Tak Patut di Atas Panggung, Pendakwah Muda Kediri Dikecam Publik dan PBNU
Aksi Tak Patut di Atas Panggung, Pendakwah Muda Kediri Dikecam Publik dan PBNU
Lingkaran.id - Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan beredarnya potongan video yang memicu perdebatan sengit. Rekaman tersebut memperlihatkan seorang pendakwah muda asal Kediri, Gus Elham Yahya, yang tampak mencium seorang anak perempuan di atas panggung saat kegiatan dakwah berlangsung.Video berdurasi singkat itu pertama kali muncul di berbagai platform seperti Instagram dan X (Twitter), lalu dengan cepat menyebar luas dan mengundang reaksi keras dari publik. Banyak warganet menilai tindakan tersebut sebagai perilaku yang tidak pantas dilakukan di ruang publik, terlebih oleh seorang figur agama yang seharusnya menjadi panutan moral.Detik-Detik Jembatan Hongqi di Sichuan Ambruk: Rekaman Video Viral di Media SosialDalam cuplikan yang viral itu, gestur dan gerak tubuh Gus Elham dinilai terlalu intim terhadap anak kecil, memunculkan gelombang kecaman di kolom komentar. Banyak pengguna media sosial menilai peristiwa tersebut telah melewati batas kewajaran dan mencederai nilai-nilai kesantunan dalam berdakwah.Menanggapi derasnya kritik yang mengarah padanya, akun resmi Instagram Gus Elham Yahya mengambil langkah tegas dengan menutup seluruh kolom komentar di unggahan terbaru. Keputusan tersebut dinilai sebagai upaya meredam lonjakan komentar negatif dan menjaga stabilitas citra publik di tengah badai opini yang berkembang.Bagi sebagian orang, langkah ini dianggap sebagai bentuk pengendalian situasi agar tidak menimbulkan perpecahan lebih luas di kalangan pengikutnya. Namun, tidak sedikit pula yang menilai tindakan menonaktifkan kolom komentar itu sebagai bentuk penghindaran dari tanggung jawab moral dan refleksi diri yang semestinya dilakukan oleh seorang tokoh agama.Reaksi publik yang meluas akhirnya juga menarik perhatian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Melalui pernyataan resmi, PBNU menyampaikan keprihatinan mendalam atas perilaku Gus Elham Yahya yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai dakwah Islam. Ketua PBNU, Alissa Wahid, menegaskan bahwa apa yang dilakukan Gus Elham tidak mencerminkan akhlakul karimah dan jelas bertolak belakang dengan prinsip Islam rahmatan lil ‘alamin.“Tindakan itu menodai esensi dakwah yang seharusnya menebarkan keteladanan melalui sikap dan perilaku, bukan sebaliknya,” tegas Alissa di Jakarta.Ia menambahkan, segala bentuk perilaku yang merendahkan martabat manusia terlebih anak-anak merupakan pelanggaran serius terhadap ajaran Islam dan nilai kemanusiaan universal. PBNU, lanjut Alissa, berpegang teguh pada prinsip Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah, yang menekankan keseimbangan antara syariah dan kemanusiaan.“Oleh karena itu, setiap bentuk praktik dakwah yang melanggar maqashid syariah khususnya dalam hal perlindungan kehormatan manusia (hifdz al-‘irdh) tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun,” jelasnya.Ia menekankan pentingnya para pendakwah untuk memahami bahwa penghormatan masyarakat terhadap kiai, nyai, dan ustaz bukanlah tanpa syarat, melainkan karena keteladanan dan kebijaksanaan mereka dalam membimbing umat.“Seorang pendakwah adalah guru yang digugu dan ditiru. Maka, perilaku dan ucapannya harus sejalan dengan nilai-nilai dakwah yang luhur,” imbuhnya.Sebagai tindak lanjut atas maraknya kasus serupa di lingkungan dakwah dan pesantren, PBNU telah membentuk Satuan Tugas Penanggulangan Kekerasan di Pesantren (SAKA). Tim khusus ini bertugas untuk mencegah dan menangani praktik kekerasan, pelecehan, serta penyimpangan moral di lembaga pendidikan Islam.“Pembentukan SAKA merupakan komitmen nyata PBNU untuk menjaga marwah pesantren serta memastikan lingkungan dakwah tetap berlandaskan kasih sayang, akhlak mulia, dan penghormatan terhadap kemanusiaan,” ujar Alissa.PBNU juga menegaskan bahwa tidak ada ruang bagi kekerasan, pelecehan, atau penyalahgunaan otoritas dalam dakwah Islam.“Dakwah harus menumbuhkan kemuliaan, bukan menistakan martabat manusia,” tutupnya dengan nada tegas.Viral! Jerami Bisa Jadi Bahan Bakar Kompor dan Kendaraan, Begini Cara KerjanyaViralnya video tersebut juga melahirkan beragam gerakan kampanye sosial di dunia maya. Sejumlah warganet membuat kolase foto Gus Elham dengan anak-anak perempuan disertai berbagai narasi kecaman, sebagian menyebut tindakannya menjijikkan dan mencoreng citra pendakwah.Kendati demikian, segelintir pihak mencoba memberikan pembelaan dengan alasan bahwa tindakan itu merupakan bentuk kasih sayang kepada anak-anak. Namun, sebagian besar publik menilai bahwa sebagai figur publik, seorang pendakwah memiliki tanggung jawab moral yang tinggi, dan setiap gerak-geriknya di atas panggung akan selalu menjadi sorotan serta memiliki konsekuensi sosial.***
Read More
Viral! Jerami Bisa Jadi Bahan Bakar Kompor dan Kendaraan, Begini Cara Kerjanya
Viral! Jerami Bisa Jadi Bahan Bakar Kompor dan Kendaraan, Begini Cara Kerjanya
Lingkaran.id -Siapa sangka jerami yang selama ini dianggap limbah pertanian ternyata bisa menjadi sumber energi masa depan. Inovasi bahan bakar dari jerami kini viral di media sosial setelah sejumlah video memperlihatkan bagaimana limbah padi diubah menjadi pelet bahan bakar yang bisa menyalakan kompor dan bahkan menggerakkan mesin kendaraan ringan. Video yang diunggah oleh akun teknologi hijau asal Jerman dan India menunjukkan proses sederhana mengubah jerami menjadi bahan bakar padat melalui teknologi gasifikasi biomassa. Dalam video berdurasi 45 detik itu, terlihat jerami dikeringkan, digiling, lalu dipadatkan menjadi pelet berwarna cokelat muda. Ketika dibakar, pelet jerami menghasilkan nyala api stabil dengan panas tinggi dan nyaris tanpa asap. Proses ini membuat banyak warganet penasaran karena hasilnya bisa menyalakan kompor rumah tangga hingga generator listrik kecil.Fenomena ini bukan sekadar viral, tapi juga menandai langkah besar dalam inovasi energi hijau dunia. Negara-negara seperti Denmark, Jerman, dan India telah mengembangkan proyek besar untuk mengonversi jerami menjadi bioetanol dan biomassa padat. Bahkan di Jerman, fasilitas produksi biofuel dari jerami mampu menghasilkan lebih dari 10 juta liter bioetanol per tahun, yang digunakan sebagai campuran bahan bakar transportasi berat.Detik-Detik Jembatan Hongqi di Sichuan Ambruk: Rekaman Video Viral di Media SosialMenurut laporan State of Green Denmark, jerami memiliki kandungan lignoselulosa yang tinggi  senyawa kompleks yang bisa diolah menjadi bahan bakar cair melalui proses fermentasi. Dengan teknologi ini, limbah jerami yang biasanya dibakar dapat diubah menjadi energi bersih tanpa mencemari udara. “Jerami adalah emas hijau pertanian. Ia menyimpan energi yang bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan,” tulis laporan tersebut.Indonesia sendiri sebenarnya memiliki potensi luar biasa dalam pengembangan bahan bakar jerami. Data Kementerian Pertanian mencatat produksi jerami padi nasional mencapai lebih dari 70 juta ton per tahun. Sayangnya, sekitar 60 persen di antaranya masih dibakar di lahan usai panen, menyebabkan polusi udara dan emisi karbon yang tinggi.Selamat Hari Ayah Nasional 2025: Sejarah, Makna, dan Cara Merayakannya yang Bikin HaruSelain ramah lingkungan, bahan bakar jerami juga jauh lebih ekonomis. Berdasarkan studi energi hijau Asia 2025, biomassa jerami menghasilkan panas hingga 4.200 kkal/kg, setara dengan batu bara kualitas menengah, tetapi dengan emisi karbon 70% lebih rendah. Jika dikembangkan massal, bahan bakar jerami bisa menggantikan sebagian konsumsi LPG di pedesaan dan menekan impor energi.Pemerintah Indonesia disebut sedang meninjau potensi penggunaan jerami dalam program Bioenergi 2030, yang menargetkan kontribusi energi baru terbarukan mencapai 20% dari total kebutuhan nasional. Jika berjalan sesuai rencana, jerami bisa menjadi sumber bahan bakar hijau baru yang membantu petani sekaligus menjaga lingkungan.Inovasi bahan bakar jerami bukan sekadar tren sementara. Ia adalah simbol perubahan menuju masa depan energi bersih dan mandiri. Dari sawah hingga dapur, dari limbah hingga bahan bakar jerami kini membuktikan bahwa energi hijau bisa dimulai dari hal yang sederhana.****
Read More
Detik-Detik Jembatan Hongqi di Sichuan Ambruk: Rekaman Video Viral di Media Sosial
Detik-Detik Jembatan Hongqi di Sichuan Ambruk: Rekaman Video Viral di Media Sosial
Lingkaran.id -Dunia dikejutkan oleh insiden runtuhnya Jembatan Hongqi di Provinsi Sichuan, China, yang baru diresmikan beberapa bulan lalu. Video detik-detik ambruknya jembatan megah tersebut kini viral di media sosial, menampilkan momen dramatis ketika struktur besar itu patah dan jatuh ke lembah di bawahnya akibat longsor hebat. Rekaman berdurasi 27 detik itu pertama kali diunggah oleh pengguna media sosial China melalui platform Weibo pada Selasa (11/11) malam waktu setempat. Dalam video tersebut terlihat bagian tengah jembatan perlahan retak sebelum akhirnya terputus dan jatuh ke sungai di bawahnya, disertai suara gemuruh besar dan debu tebal yang menutupi pandangan. Ribuan warganet membagikan ulang video tersebut, menjadikannya trending dengan tagar #HongqiBridgeCollapse di berbagai platform internasional.Menurut laporan CCTV News dan Reuters, otoritas setempat sebelumnya telah menutup akses ke jembatan sejak Senin (10/11) setelah muncul retakan di permukaan jalan dan pergeseran tanah di area lereng sekitar. Langkah cepat ini diduga menyelamatkan banyak nyawa, sebab saat runtuh, tidak ada kendaraan maupun pekerja di area jembatan.Gol Menit Akhir Caroline Weir Selamatkan Real Madrid Femenino dari Kekalahan Lawan Paris FCJembatan Hongqi memiliki panjang sekitar 758 meter dan dibangun untuk menghubungkan Sichuan dengan Tibet. Proyek ini merupakan bagian dari jalur strategis ekonomi barat daya China dan menelan biaya miliaran yuan. Namun, hanya dalam hitungan bulan setelah peresmian, bencana alam menghancurkan sebagian besar struktur yang dibangun dengan teknologi tinggi tersebut.Diduga faktor cuaca ekstrem dan kondisi tanah di wilayah pegunungan Sichuan yang dikenal tidak stabil. Wilayah ini memiliki curah hujan tinggi dan lapisan tanah yang rentan terhadap pergerakan. Getaran kecil saja dapat memicu longsor besar.Meskipun tidak ada korban jiwa, pemerintah China langsung membentuk tim investigasi khusus untuk menelusuri penyebab pasti keruntuhan dan mengevaluasi keamanan jembatan-jembatan lain di wilayah pegunungan.Selamat Hari Ayah Nasional 2025: Sejarah, Makna, dan Cara Merayakannya yang Bikin HaruInsiden ini menjadi pengingat serius bagi banyak negara yang tengah gencar membangun jembatan dan jalan di wilayah pegunungan. Pengawasan terhadap faktor geoteknik dan cuaca ekstrem menjadi hal penting agar tragedi serupa tak terulang di tempat lain.****
Read More
Selamat Hari Ayah Nasional 2025: Sejarah, Makna, dan Cara Merayakannya yang Bikin Haru
Selamat Hari Ayah Nasional 2025: Sejarah, Makna, dan Cara Merayakannya yang Bikin Haru
Lingkaran.id -Setiap tanggal 12 November, masyarakat Indonesia memperingati Hari Ayah Nasional, sebuah momen penting untuk mengenang dan mengapresiasi sosok ayah yang selama ini menjadi tiang keluarga, pelindung, serta teladan bagi anak-anaknya. Tahun ini, peringatan Hari Ayah Nasional 2025 kembali menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial dan platform digital, dengan ribuan warganet membagikan kisah haru tentang peran ayah dalam kehidupan mereka. Hari Ayah Nasional pertama kali dideklarasikan di Surakarta, Jawa Tengah, pada tahun 2006 oleh Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP). Gagasan ini lahir dari kesadaran bahwa sosok ayah, seperti halnya ibu, juga memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak dan keharmonisan keluarga. Meski belum menjadi hari libur resmi nasional, peringatan ini mendapat dukungan luas dari berbagai lapisan masyarakat.Di tengah tantangan zaman modern, peran ayah mengalami pergeseran yang signifikan. Tak lagi hanya berfokus sebagai pencari nafkah, kini banyak ayah yang aktif terlibat dalam pengasuhan anak, pendidikan, dan kehidupan emosional keluarga. Sosok ayah modern di tahun 2025 menjadi contoh nyata bahwa cinta dan tanggung jawab tidak harus ditunjukkan lewat kata-kata, melainkan melalui tindakan kecil yang konsisten setiap hari.Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda DigitalUntuk merayakan Hari Ayah Nasional 2025, masyarakat Indonesia melakukan berbagai cara sederhana namun bermakna. Ada yang menulis surat untuk ayahnya, membuat video ucapan terima kasih di media sosial, hingga mengadakan kegiatan keluarga seperti makan malam bersama. TBagi sebagian orang, Hari Ayah juga menjadi momen refleksi. Banyak anak yang menyadari betapa besar pengorbanan seorang ayah yang mungkin tak selalu diungkapkan secara langsung. Dari bekerja keras tanpa lelah, menahan rindu demi keluarga, hingga memberikan nasihat yang kelak menjadi pedoman hidup.TOP 10 Besar Inovasi GDI Prima Air (Smart Air Purifier Prima): Inovasi Air Purifier Cerdas Berbasis IoTHari Ayah Nasional bukan hanya tentang ucapan dan hadiah, melainkan tentang menghargai sosok yang diam-diam menjadi fondasi kokoh dalam kehidupan kita. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, luangkan waktu sejenak untuk berkata:“Terima kasih, Ayah. Karena tanpa engkau, aku tak akan menjadi seperti hari ini.”Selamat Hari Ayah Nasional 2025 untuk setiap langkah, perjuangan, dan cinta yang selalu ada, meski sering tak terucap.****
Read More
Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda Digital
Semarak Grand Final GDI Fest 2025: Ajang Digital Terbesar Sumatera Selatan, Lahirkan Duta Dan Inovator Muda Digital
Lingkaran.id - Suasana Atrium OPI Mall Palembang dipenuhi semangat generasi muda dalam Grand Final GDI Fest 2025 yang berlangsung pada 11 November 2025. Ajang digital terbesar di Sumatera Selatan ini menjadi puncak dari rangkaian kegiatan Pemilihan Duta GDI 2025, Lomba Poster, Lomba Videografi, dan Lomba Inovasi Digital. Kegiatan ini menjadi wadah bagi pelajar dan mahasiswa untuk menampilkan kreativitas, inovasi, serta meningkatkan literasi digital di tengah pesatnya transformasi teknologi. Ketua Pelaksana GDI Fest 2025, Muhammad Fajri Riki, S.Kom., dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini telah berlangsung sejak tahap penyisihan dan berhasil menjaring peserta dari berbagai daerah di Sumatera Selatan. Dari seluruh peserta, terpilih 20 besar (Top 20), disusul 10 besar (Top 10), hingga akhirnya melahirkan para juara terbaik di masing-masing kategori.“GDI Fest 2025 merupakan bentuk nyata komitmen kami untuk mendorong literasi digital, kolaborasi, dan inovasi anak muda Sumatera Selatan. Melalui ajang ini, kami ingin mencetak talenta-talenta muda yang siap menghadapi tantangan era digital,” ujar Fajri.Acara bergengsi ini turut dihadiri oleh Ketua Umum Generasi Digital Intelektual (GDI), Prof. Dr. Edi Surya Negara Harahap, S.Kom., M.Kom., serta perwakilan dari Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Kominfo Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Bupati Banyuasin yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Infrastruktur, Ekonomi, dan SDA, serta Dinas Kominfo Kabupaten Banyuasin.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Deretan Pemenang Lomba GDI Fest 2025Lomba VideografiJuara 1: Pinkora – Dinda HumairohJuara 2: Aulia Pradista RahmanisaJuara 3: M. Aid HabibiJuara Favorit: SatyaLomba PosterJuara 1: WhimsyShrimpJuara 2: StarlightJuara 3: Tim WistoriaJuara Favorit: Anandito Pasca Artsono PutraLomba Inovasi DigitalJuara 1: EmoVisionaries – “Rasa”Juara 2: Innovision – “Siwer”Juara 3: SynapseJuara Favorit: SafiraAjang ini juga menghadirkan dua narasumber inspiratif, Muttaqin Noviandy Shariff, M.Kom., dan Hardi Saputra, S.Kom., yang membagikan wawasan mengenai inovasi digital, kecerdasan buatan, serta peluang karier di dunia teknologi.Jajaran dewan juri berasal dari kalangan akademisi dan profesional berpengalaman, di antaranya:Prof. Dr. Edi Surya Negara Harahap, S.Kom., M.Kom.Ria Andryani, M.M., M.Kom.Muttaqin Noviandy Shariff, M.Kom.Dedek Julian, M.Kom.Fikri Imam Nugraha, S.H. (Putra Batik Nusantara)Puncak acara ditandai dengan Pemilihan Duta GDI 2025, yang menjadi simbol lahirnya generasi muda digital berkarakter dan berdaya saing. Adapun para pemenang terpilih sebagai berikut:Juara 1: Nathasya Pernidya AshariJuara 2: Elak EnggrainiJuara 3: Khalillah Adelia LuvyTerfavorit: Anita Cindhy MaulaniAudiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriDalam sambutannya, Prof. Edi Surya Negara Harahap menegaskan bahwa GDI Fest bukan sekadar kompetisi, melainkan gerakan untuk membangun ekosistem digital yang beretika dan berkelanjutan di Sumatera Selatan.“GDI Fest adalah wujud semangat kolaborasi dan literasi digital di kalangan generasi muda. Kita ingin anak muda Sumsel menjadi motor penggerak ekosistem digital yang adaptif, inovatif, dan berdampak positif,” tuturnya.Penutupan Grand Final GDI Fest 2025 berlangsung meriah dengan penyerahan trofi, beasiswa, uang pembinaan, merchandise, dan sertifikat penghargaan kepada seluruh pemenang. Kegiatan ini juga menjadi momentum penting bagi GDI dalam memperkuat jaringan kolaborasi lintas sektor dan menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk berkontribusi melalui dunia digital.Dengan semangat “Berinovasi, Berkarya, dan Berdampak,” GDI Fest 2025 menegaskan posisinya sebagai ajang digital terbesar di Sumatera Selatan yang melahirkan duta dan inovator muda digital masa depan.****
Read More
Top 10 Duta GDI Amanda Marsa Aurellia: Menjadi Cerdas, Bijak, dan Berdampak di Dunia Digital
Top 10 Duta GDI Amanda Marsa Aurellia: Menjadi Cerdas, Bijak, dan Berdampak di Dunia Digital
Lingkaran.id - Dalam diri seorang Amanda Marsa Aurellia, tersimpan semangat muda yang berpadu dengan kecerdasan dan empati. Mahasiswi Fakultas Teknologi dan Informasi Universitas ‘Aisyiyah Palembang ini meyakini bahwa perubahan besar selalu berawal dari langkah kecil, terutama di dunia digital yang penuh dengan peluang dan tantangan. Sebagai peserta Duta Generasi Digital Intelektual (GDI), Amanda tampil sebagai sosok yang tidak hanya berani bermimpi, tetapi juga berani berproses untuk mewujudkannya.Mengikuti kegiatan Generasi Digital Intelektual (GDI) menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi Amanda. Ia merasakan bahwa program ini bukan sekadar ajang pembelajaran, tetapi juga ruang untuk bertumbuh, berkreasi, dan menemukan jati diri. Melalui berbagai pelatihan dan kegiatan yang diikuti, Amanda belajar memahami bagaimana teknologi dapat menjadi alat untuk membangun masa depan yang lebih baik.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Setiap sesi yang dijalani menghadirkan pelajaran baru: tentang kepemimpinan, komunikasi digital, dan pentingnya kolaborasi. Ia menyadari bahwa menjadi generasi digital berarti mampu berpikir kritis, adaptif terhadap perubahan, dan tetap berpegang pada nilai-nilai moral. Bagi Amanda, GDI bukan hanya wadah berbagi ilmu, tetapi juga tempat menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat untuk memberikan dampak positif bagi sesama.Dari perjalanan ini, Amanda belajar arti ketekunan dan konsistensi. Ia menemukan bahwa setiap tantangan adalah peluang untuk melangkah lebih jauh, dan setiap pengalaman adalah guru yang mengajarkan makna perjuangan. Melalui GDI, ia tumbuh menjadi pribadi yang lebih terbuka, berani mengemukakan pendapat, dan percaya bahwa suara generasi muda memiliki kekuatan besar untuk membawa perubahan di dunia digital.Amanda percaya bahwa dunia digital adalah ruang tanpa batas bagi generasi muda untuk berkreasi dan memberikan manfaat. Cita-citanya tidak berhenti pada penguasaan teknologi, tetapi bagaimana menggunakannya sebagai jembatan kebaikan dan kemajuan masyarakat. Ia ingin menjadi bagian dari generasi yang cerdas secara intelektual, bijak secara digital, dan berintegritas dalam setiap langkah.Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriMotivasi terbesarnya muncul dari keinginan untuk terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi di tengah pesatnya perubahan zaman. Bagi Amanda, menjadi bagian dari ekosistem digital bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang menanamkan nilai tanggung jawab dan etika di setiap tindakan. Ia ingin turut berkontribusi dalam membangun lingkungan digital yang sehat, edukatif, dan inspiratif terutama bagi generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa.Baginya, setiap ide kecil yang dikelola dengan niat besar dapat menjadi awal dari perubahan besar. Dengan semangat kolaboratif dan tekad untuk terus berkembang, Amanda berkomitmen untuk menjadi insan digital yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berdampak.***
Read More
TOP 10 Besar Inovasi GDI Prima Air (Smart Air Purifier Prima): Inovasi Air Purifier Cerdas Berbasis IoT
TOP 10 Besar Inovasi GDI Prima Air (Smart Air Purifier Prima): Inovasi Air Purifier Cerdas Berbasis IoT
Lingkaran.id - Di tengah meningkatnya tingkat polusi udara di berbagai daerah Indonesia, sekelompok siswa SMA Negeri 1 Belitang menghadirkan inovasi menarik bernama PRIMA AIR, sebuah alat penyaring udara cerdas berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu mendeteksi dan membersihkan udara kotor secara otomatis.Inovasi ini digagas oleh M. Rizqi Mubarok, Adly Fiyarensa, M. Gathan Al-Furqon Deru, dan Reky Tegar Permana. Mereka tergabung dalam tim yang menamakan diri Tim PRIMA AIR. Dengan semangat muda dan kepedulian terhadap lingkungan, mereka berharap karya ini dapat menjadi solusi nyata bagi masyarakat Sumatra Selatan yang selama ini kerap menghadapi masalah kualitas udara yang buruk.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Berawal dari Kepedulian terhadap Udara yang Tidak Sehat. Menurut data aplikasi IQ Air Visual pada tahun 2023, Sumatra Selatan sempat mencatat angka AQI 179,2 PM2.5, yang berarti berada dalam kategori “tidak sehat”. Kondisi ini diperburuk oleh aktivitas pembakaran hutan, kendaraan bermotor, dan asap industri.“Polusi udara ini tidak hanya mengganggu kesehatan, tapi juga merusak lingkungan dalam jangka panjang. Kami ingin berbuat sesuatu, meski dari skala kecil, tapi berdampak,” ujar Rizqi selaku ketua tim, serta Adly menjelaskan.Berawal dari kondisi tersebut, tim ini kemudian mengembangkan PRIMA AIR sebuah air purifier pintar yang bisa memantau dan menyaring udara secara otomatis. Melalui kombinasi sensor gas, sensor suhu, dan sistem kendali berbasis IoT, alat ini mampu beroperasi secara mandiri dan efisien.PRIMA AIR dirancang dengan sistem sensor yang mendeteksi kadar polutan dan kelembaban udara di sekitarnya. Bila terdeteksi udara kotor, alat akan otomatis mengaktifkan kipas penyaring yang menyedot dan membersihkan udara sebelum mengeluarkannya kembali dalam kondisi bersih. Alat ini juga terhubung dengan aplikasi Blink di smartphone, sehingga pengguna dapat memantau kualitas udara secara real time.“Kami ingin teknologi ini mudah digunakan siapa pun. Prinsipnya sederhana: cukup sambungkan ke listrik dan koneksi Wi-Fi, maka alat akan bekerja otomatis,” tambah Reky dan Gathan menjelaskan.Kehadiran PRIMA AIR memberikan banyak manfaat yang dirasakan, baik dari sisi kesehatan, lingkungan, maupun kesadaran masyarakat. Alat ini bekerja dengan sistem penyaringan udara otomatis yang mampu membersihkan udara dari berbagai partikel kotor, debu, dan gas berbahaya. Dengan demikian, lingkungan sekitar menjadi lebih bersih dan sehat untuk dihirup. Udara yang bersih secara langsung berdampak pada meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat. Berbagai penyakit pernapasan seperti ISPA, asma, dan gangguan paru-paru yang sering muncul akibat paparan udara kotor dapat diminimalisir dengan penggunaan alat ini.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Selain itu, PRIMA AIR dirancang dengan teknologi hemat energi dan bebas CFC, sehingga tidak menambah beban pencemaran terhadap lingkungan. Sistem otomatis berbasis IoT yang dimilikinya membuat alat ini dapat menyesuaikan daya dan kinerja sesuai kondisi udara di sekitarnya. Inovasi ini bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga efisien dan ekonomis dalam penggunaannyaMelalui PRIMA AIR, tim berharap dapat berkontribusi nyata dalam menjaga kualitas udara di Sumatra Selatan. Mereka percaya bahwa teknologi ramah lingkungan buatan anak bangsa dapat menjadi bagian penting dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan sehat.Kini, PRIMA AIR tidak hanya menjadi karya ilmiah sekolah, tetapi juga simbol semangat inovasi generasi muda Indonesia dalam menjawab tantangan lingkungan melalui teknologi yang bermanfaat dan berkelanjutan.***
Read More
TOP 10 Inovasi GDI Atm (Automatic Water Pump) Pemanfaatan Ai (Artificial Intelligence) Untuk Mengatasi Masalah Pada Toilet Dan Penampungan Air Sekolah
TOP 10 Inovasi GDI Atm (Automatic Water Pump) Pemanfaatan Ai (Artificial Intelligence) Untuk Mengatasi Masalah Pada Toilet Dan Penampungan Air Sekolah
Lingkaran.id - Di era digital saat ini, inovasi teknologi semakin dibutuhkan untuk menjawab permasalahan nyata di lingkungan sekitar. Sekelompok pelajar dari SMA Negeri 1 Belitang, OKU Timur, Sumatera Selatan menghadirkan solusi bernama ATM (Automatic Water Pump) sistem pompa air otomatis berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk mengatasi kekurangan air bersih di sekolah.Masalah seperti toilet sulit digunakan dan tandon sering kosong membuat warga sekolah tidak nyaman. Dari permasalahan itulah muncul ide, seperti yang disampaikan Fakhri, ketua tim:“Kalau lampu bisa otomatis nyala, kenapa pompa air tidak bisa otomatis?”10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Dari pemikiran sederhana tersebut, tim menciptakan sistem yang mampu mengatur ketersediaan air secara otomatis, efisien, dan berkelanjutan, sehingga tercipta lingkungan belajar yang lebih bersih dan nyaman.Produk ATM (Automatic Water Pump) dirancang untuk bekerja otomatis dengan memanfaatkan berbagai komponen teknologi berikut:ESP32 Wemos D1 R32 :Berfungsi sebagai otak sistem yang menerima data sensor dan mengontrol pompa melalui relay.Sensor Ultrasonik          :Mendeteksi ketinggian air di dalam tandon. Ketika air berkurang, sensor mengirim sinyal ke mikrokontroler untuk menyalakan pompa, dan otomatis mematikannya saat penuh.Relay 5V 3 Channel :Menghubungkan mikrokontroler dengan pompa, mengatur arus listrik secara otomatis.Pompa Submersible :Memompa air dari tandon bawah ke penampungan atas secara cepat dan efisien.Breadboard & Kabel Jumper :Digunakan untuk merangkai komponen elektronik agar mudah diuji dan dikembangkan.Dika, anggota tim, menjelaskan: “Alat ini bekerja tanpa dijaga terus. Begitu sensor membaca air habis, pompa langsung nyala. Jadi tidak ada lagi air terbuang atau toilet yang kekurangan air.”Sejak diuji coba, ATM terbukti menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekolah. Pasokan air menjadi stabil, efisiensi meningkat, dan tidak ada lagi keluhan toilet kering atau air meluap dari tandon. Lebih dari sekadar alat otomatis, ATM menjadi contoh nyata bahwa teknologi sederhana pun bisa memberikan dampak besar. Inovasi ini juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan air berbasis teknologi di kalangan pelajar.Aisyah, salah satu anggota tim, mengatakan: “Kami ingin alat ini menjadi bukti bahwa teknologi bukan hanya milik industri besar, tapi juga bisa dibuat oleh pelajar untuk kebutuhan nyata.” Sistem ini berpotensi dikembangkan untuk skala lebih luas seperti rumah tangga, masjid, dan fasilitas umum lainnya yang memerlukan pengendalian air otomatis.Dalam proses pengembangan, tim menghadapi banyak tantangan mulai dari perakitan, pengkabelan, hingga pemrograman mikrokontroler. Namun semangat belajar dan kerja sama membuat mereka berhasil menyatukan ide menjadi solusi nyata.Reyhan, anggota tim, menuturkan: “Yang paling menantang adalah memastikan sistem benar-benar otomatis. Tapi kami belajar bahwa inovasi tidak harus besar yang penting memberi manfaat.”Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriMelalui inovasi ini, tim berharap generasi muda Indonesia semakin berani menciptakan solusi digital untuk kebaikan bersama. Mereka percaya bahwa AI bukan hanya soal kecerdasan mesin, tetapi juga kecerdasan manusia dalam menciptakan solusi.Fakhri menambahkan: “Harapan kami, inovasi kecil ini menjadi langkah awal menuju Indonesia yang lebih cerdas dalam mengelola sumber daya alam. Semoga semakin banyak pelajar yang berani berinovasi dan berpikir solutif.”ATM (Automatic Water Pump) bukan sekadar alat, tetapi simbol kepedulian anak muda terhadap lingkungan dan masa depan. Dari sekolah di OKU Timur, inovasi ini membuktikan bahwa semangat dan ide sederhana dapat membawa perubahan besar satu tetes inovasi, sejuta manfaat untuk negeri.***
Read More
Finalis 10 Besar Duta GDI Raynor Sagraha: Transformasi Diri, Menempa Mental Tangguh Generasi Muda
Finalis 10 Besar Duta GDI Raynor Sagraha: Transformasi Diri, Menempa Mental Tangguh Generasi Muda
Lingkaran.id - Raynor Sagraha lahir di Kota Bengkulu pada 30 Maret 2004, sebagai anak sulung dari dua bersaudara. Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang penuh rasa ingin tahu dan memiliki semangat tinggi untuk terus berkembang. Pendidikan dasarnya ditempuh di SDN 66 Kota Bengkulu, kemudian dilanjutkan di SMP Negeri 8 dan SMA Negeri 3 Kota Bengkulu. Saat ini, Raynor sedang melanjutkan studi di Universitas Bina Darma Palembang, sambil mengasah bakatnya di bidang olahraga.Sebagai seorang atlet sekaligus pelatih Taekwondo, Raynor terbiasa hidup dalam disiplin dan kerja keras. Dunia olahraga telah membentuknya menjadi pribadi yang pantang menyerah dan fokus pada pencapaian tujuan. Baginya, olahraga tidak hanya melatih fisik, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai ketekunan, sportivitas, serta keseimbangan antara tubuh dan pikiran.Selain menjadi atlet, Raynor juga berperan sebagai pelatih bagi para atlet muda. Dalam setiap sesi latihan, ia selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak didiknya.10 Finalis Duta GDI 2025 Unjuk Kemampuan Terbaik dalam Talent Show GDI Fest 2025Baginya, tanggung jawab sebagai pelatih bukan hanya membentuk kemampuan fisik, tetapi juga menanamkan mental juang dan semangat pantang menyerah. Raynor percaya bahwa “mereka yang bersungguh-sungguh akan berhasil,” dan keyakinan itu menjadi prinsip utama dalam setiap langkahnya melatih dan membimbing generasi penerus.Prestasinya di dunia olahraga pun membanggakan. Raynor pernah meraih Juara 2 dalam ajang nasional Taekwondo MOKS Championship, sebuah pencapaian yang menjadi bukti nyata dari kerja keras dan dedikasinya selama bertahun-tahun berlatih. Selain itu, ia juga menorehkan prestasi di berbagai event kejuaraan lainnya, yang semakin memperkuat posisinya sebagai atlet muda berpotensi dan pelatih berpengaruh di lingkungannya.Raynor juga merupakan pribadi yang senang mencari tahu hal-hal baru. Ia selalu terdorong untuk memahami sesuatu secara lebih dalam dan memiliki keinginan kuat untuk terus berkembang. Sifat inilah yang membawanya aktif mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri di luar kampus. Salah satu pengalaman berharga yang memperluas wawasannya adalah ketika ia mengikuti program Generasi Digital Intelektual (GDI).Dalam kegiatan GDI tersebut, Raynor mendapatkan banyak wawasan baru, mulai dari materi yang diberikan hingga interaksi dengan peserta lain yang memiliki gaya dan kemampuan unik masing-masing. Ia merasa kagum dengan semangat dan keterampilan para peserta lain yang menginspirasi dirinya untuk terus berkembang. Pengalaman itu menjadi titik penting bagi Raynor untuk memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan yang bisa saling melengkapi dan menguatkan.Bagi Raynor, mengikuti GDI bukan sekadar pengalaman belajar, melainkan kesempatan untuk melihat potensi diri dari perspektif yang lebih luas. Ia kini semakin yakin bahwa untuk menjadi pemimpin dan pribadi yang bermanfaat, seseorang harus terus membuka diri terhadap pengetahuan baru dan belajar dari orang-orang di sekitarnya.Dengan semangat itu, Raynor memegang teguh motto hidupnya:“Jadilah seseorang yang tidak dapat diperintah oleh orang lain.”Serta kata-kata yang menjadi pedoman dalam setiap langkahnya:“Rawatlah kebunmu dengan indah, maka kupu-kupu akan datang dengan sendirinya.”Audiensi GDI Bersama dr. Ratu Tenny Leriva Bahas Kolaborasi Menuju Digitalisasi untuk NegeriBaginya, makna kalimat tersebut adalah bahwa jika seseorang terus memperbaiki diri dan menumbuhkan hal-hal baik dalam kehidupannya, maka kesuksesan dan kebahagiaan akan datang dengan sendirinya tanpa harus dikejar. Dengan nilai-nilai ini, Raynor bertekad untuk menjadi pribadi yang tidak hanya tangguh dan mandiri, tetapi juga mampu menginspirasi banyak orang melalui tindakan nyata dan ketulusan dalam berkembang.Di dalam dirinya, selalu ada satu keyakinan sederhana yang menjadi pengingat setiap kali ia melangkah:“Berkembang, berkembang, berkembang sampai akhir.”Kalimat itu bukan sekadar kata motivasi, tetapi prinsip hidup yang menuntunnya untuk terus bertumbuh, tidak berhenti belajar, dan terus berproses menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.*** 
Read More
Berita Populer Bulan ini
Elearning Course Thinkedu
Berita Terbaru
Pilih yang terbaik