Jumlah Tersangka Pembakaran Gedung DPRD di Makassar dan Sulsel Bertambah Jadi 29 Orang
Wulan _ 13 jam yang lalu
Lingkaran.id -Jumlah tersangka dalam kasus kericuhan yang berujung pada pembakaran Gedung DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) dan DPRD Kota Makassar pada 29 Agustus lalu terus bertambah. Insiden yang menelan tiga korban jiwa itu kini menyeret 29 orang sebagai tersangka, meningkat dari sebelumnya 11 orang.Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Didik Supranoto, saat konferensi pers pada Kamis (4/9) sore, mengungkapkan bahwa dari total tersangka, 14 orang terkait dengan peristiwa pembakaran Gedung DPRD Sulsel, sementara 15 lainnya berkaitan dengan kasus di Gedung DPRD Makassar.Berbagai Dampak Demo Ricuh di Makassar Gedung, Bangunan di bakar oleh Warga“Untuk Gedung DPRD Sulsel, ada 13 orang dewasa dan 1 anak di bawah umur yang ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan di DPRD Makassar, ada 10 orang dewasa dan 5 anak di bawah umur,” jelas Kombes Pol Didik Supranoto.Ia merinci, para tersangka berasal dari berbagai latar belakang. Terdapat 10 mahasiswa, 6 pelajar SMA, serta sejumlah pekerja lepas, buruh bangunan, hingga pengangguran. Mereka diduga terlibat dalam aksi perusakan dan pembakaran dengan cara melemparkan bom molotov.Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan sejumlah pasal, di antaranya Pasal 187 KUHP tentang pembakaran, Pasal 170 KUHP tentang kekerasan bersama, Pasal 406 KUHP tentang perusakan, serta pasal lain yang berkaitan dengan pencurian, penadahan, hingga UU ITE terkait ujaran kebencian.“Proses penyidikan masih berjalan dan pendalaman terus dilakukan. Tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan kembali bertambah,” tegas Kombes Pol Didik Supranoto.Daftar TersangkaKasus Gedung DPRD Sulsel: 14 orang tersangka, terdiri dari mahasiswa, pelajar, buruh, dan pengangguran.Kasus Gedung DPRD Makassar: 15 orang tersangka dengan latar belakang beragam, termasuk mahasiswa, buruh bangunan, pekerja harian, hingga pelajar di bawah umur.Suami Istri Provokator Aksi Penjarahan Rumah Sahroni Ditangkap PolisiPolda Sulsel juga membeberkan identitas para tersangka, mulai dari RN (19), seorang buruh harian lepas, hingga sejumlah mahasiswa dan pelajar yang masih berusia 15–17 tahun.Hingga kini, aparat kepolisian masih melakukan pengembangan untuk menelusuri kemungkinan adanya aktor lain yang terlibat dalam kerusuhan besar tersebut.***
Read More Jumlah Korban Dugaan Keracunan MBG Meningkat, Capai 80 Siswa
Wulan _ 13 jam yang lalu
Lingkaran.id - Kasus dugaan keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, terus mengalami peningkatan. Hingga Rabu (3/9/2025) siang, tercatat sebanyak 80 siswa dari tingkat SD hingga SMP dilaporkan mengalami gejala gangguan kesehatan setelah mengonsumsi makanan dalam program tersebut.Kepala Puskesmas Pedamaran, Hasanul, mengungkapkan pihaknya terus melakukan pemantauan intensif terhadap kondisi para siswa yang terdampak. Menurutnya, sebagian anak masih menjalani perawatan dan proses pemulihan, sementara beberapa lainnya sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya berangsur membaik.Siswi SMP Jadi Korban Keracunan Usai Santap Makanan Bergizi Gratis“Per siang tadi, ada 80 siswa yang dilaporkan mengalami keluhan kesehatan. Kami memberikan penanganan medis di Puskesmas, baik berupa pemeriksaan maupun pengobatan. Semua perkembangan pasien akan terus dipantau untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi lanjutan,” jelas Hasanul.Menanggapi kejadian ini, Sekretaris Daerah (Sekda) OKI, Asmar Wijaya, menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten bergerak cepat memastikan keselamatan seluruh siswa. Menurutnya, meskipun program MBG memiliki tujuan positif dalam mendukung gizi anak-anak, aspek keamanan dan kesehatan peserta didik tetap menjadi prioritas utama.Kompol Cosmas Resmi Dipecat Tidak Hormat, Kasus Rantis Brimob Lindas Ojol Affan Jadi Sorotan Nasional“Program makanan bergizi ini memang baik untuk mendukung tumbuh kembang anak, tetapi yang lebih penting adalah keselamatan mereka. Oleh karena itu, kami memastikan semua siswa yang terdampak memperoleh layanan medis terbaik. Kami juga sudah meninjau langsung Puskesmas dan Posko SPPG di Desa Menang Raya, Pedamaran,” ujar Asmar.Saat ini, Pemkab OKI bersama tenaga medis dan pihak terkait terus melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.***
Read More Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim sebagai Tersangka Dugaan Korupsi Laptop Chromebook
Wulan _ 13 jam yang lalu
Lingkaran.id - Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi menetapkan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook.Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Anang Supriatna, menyampaikan penetapan status tersangka ini dilakukan setelah melalui proses panjang pemeriksaan saksi, pengumpulan alat bukti, hingga ekspose perkara.Kapolri Tanggapi Isu Keterlibatan Riza Chalid dalam Pendanaan Kerusuhan Demo Nasional“Dari hasil pendalaman, keterangan saksi-saksi, serta alat bukti yang ada, pada sore ini setelah dilakukan ekspose, penyidik menetapkan tersangka baru dengan inisial NAM,” ujar Anang dalam konferensi pers, Kamis (4/9/2025).Menurut Anang, penyidik telah memeriksa sekitar 120 orang saksi dan menghadirkan 4 orang ahli sebelum menetapkan Nadiem sebagai tersangka. Pemeriksaan tersebut mencakup keterangan dari pejabat terkait, pihak vendor, hingga ahli pengadaan dan akuntansi.“Penyidik melakukan pendalaman, pemeriksaan, dan pemanggilan terhadap saksi kurang lebih 120 orang dan juga 4 ahli,” jelasnya.Suami Istri Provokator Aksi Penjarahan Rumah Sahroni Ditangkap PolisiKasus dugaan korupsi laptop Chromebook ini sebelumnya menjadi sorotan publik karena nilainya yang fantastis serta menyangkut kepentingan dunia pendidikan. Penetapan Nadiem sebagai tersangka menambah daftar pihak yang telah terjerat dalam perkara tersebut.Kejagung menegaskan proses penyidikan akan terus berlanjut, termasuk kemungkinan adanya tersangka lain jika ditemukan bukti yang cukup.***
Read More Tragis! Pria ini Jagal Kucing dan Jual Dagingnya Rp100 Ribu/Kg
Wulan _ 13 jam yang lalu
Lingkaran.id - Warga Pagar Alam digegerkan dengan kasus tragis penjualan daging kucing. Seorang pria bernama Sujady ditangkap polisi setelah diduga kuat telah membantai ratusan kucing selama beberapa bulan terakhir.Kapolres Pagar Alam, AKBP Januar Kencana Setia, mengungkapkan bahwa dari hasil pemeriksaan, pelaku mengaku telah melakukan praktik keji itu sejak sekitar empat bulan lalu, tepatnya setelah Lebaran.Siswi SMP Jadi Korban Keracunan Usai Santap Makanan Bergizi Gratis“Menurut keterangan pelaku, sudah lebih dari 100 ekor kucing yang dipotong selama empat bulan terakhir. Motifnya karena desakan ekonomi, ia butuh uang,” jelas AKBP Januar.Dalam pengakuannya, Sujady mendapatkan kucing-kucing tersebut dengan cara menangkap hewan liar yang berkeliaran di jalan maupun di sekitar perumahan warga. Setelah disembelih, dagingnya kemudian dijual secara berkeliling di kawasan Pagar Alam.Pelaku mengaku menjual daging tersebut dengan harga Rp 100 ribu per kilogram, meski awalnya menawarkan Rp 120 ribu. Dari satu ekor kucing, biasanya ia bisa mendapatkan sekitar 1,5 kilogram daging.Geger! Penemuan Bayi Perempuan Dimutilasi di Dalam Lemari Indekos“Saya jual keliling, biasanya ditawar jadi Rp 100 ribu per kilo. Untuk isi dalamnya tidak saya jual. Saya minta maaf,” kata Sujady saat dimintai keterangan.Polisi masih mendalami kasus ini, termasuk kemungkinan adanya pihak lain yang mengetahui atau terlibat dalam peredaran daging kucing tersebut. Sementara itu, masyarakat setempat menyuarakan rasa prihatin sekaligus marah atas perbuatan pelaku yang dinilai kejam dan meresahkan.***
Read More Rumah Uya Kuya Dibanjiri Karangan Bunga Usai Penjarahan
Wulan _ 13 jam yang lalu
Lingkaran.id - Rumah artis sekaligus politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Surya Utama alias Uya Kuya, mendadak ramai dipenuhi karangan bunga berisi ungkapan dukungan dan simpati. Karangan bunga itu berdatangan setelah kediamannya menjadi sasaran penjarahan oleh sekelompok massa beberapa waktu lalu.Ungkapan dukungan tersebut datang dari berbagai kalangan, mulai dari rekan sesama artis, penggemar, hingga masyarakat yang pernah merasakan kebaikan Uya. Salah satunya datang dari selebgram Denise Chariesta, yang bahkan mengirim lebih dari satu karangan bunga.Uya Kuya Ajukan Restorative Justice untuk Salah Satu Terduga Pelaku Penjarahan Rumahnya: Pelaku Lain Tetap Diproses"Kami tidak akan terprovokasi dengan video lama yang beredar dan diedit. Terima kasih telah jadi orang baik dan membantu banyak orang," Salah satu karangan bunga.Selain itu, ada juga kiriman dari pihak yang menuliskan identitasnya sebagai “Hamba Allah” serta dari komunitas yang menamakan diri “Kami yang Pernah Ditolong Uya Kuya. Dukungan serupa juga datang dari warga Jakarta Selatan, yang menulis pesan penuh makna.“Di setiap luka ada daya, di setiap ujian ada makna. Tetaplah kuat Bang Uya Kuya. Doa terbaik kami untuk Abang & keluarga, ” ucapan dalam karangan bunga.Meski menjadi korban penjarahan, Uya Kuya menegaskan bahwa dirinya sudah mengikhlaskan kejadian tersebut. Namun, ia tak menampik merasa sedih karena sejumlah kucing peliharaannya turut dibawa oleh massa.“Aku ikhlas saja, enggak apa-apa. Cuma yang bikin sedih itu karena kucing-kucingku juga ikut dijarah. Itu makhluk hidup, bukan barang,” ungkapnya.Di tengah proses hukum, Uya sempat bertemu langsung dengan salah satu terduga pelaku, seorang ibu paruh baya yang tertangkap membawa unit AC dari rumahnya. Pertemuan itu terjadi di kawasan Matraman, Jakarta Timur, bersama aparat kepolisian. Uya kemudian menceritakan latar belakang sang ibu yang membuatnya terenyuh.“Ibu ini kesehariannya tukang parkir. Suaminya juga tukang parkir. Dia tinggal dengan anak dan cucunya, di mana cucunya adalah penyandang disabilitas,” jelas Uya.Angelina Sondakh Beberkan Sisi Gelap DPR, Singgung Permainan KekuasaanMendengar kondisi keluarga tersebut, Uya Kuya memilih untuk memaafkan dan tidak melanjutkan laporan hukum. Ia bahkan mengajukan langkah restorative justice agar kasus tersebut bisa diselesaikan tanpa proses pengadilan.“Saya sendiri yang mengajukan restorative justice. Jadi untuk ibu ini, saya minta kasusnya cukup sampai di sini saja, tidak usah dibawa ke tahap berikutnya,” tegas Uya.Keputusan Uya ini menuai apresiasi publik yang menilai sikapnya sebagai bentuk empati dan kebesaran hati, meski dirinya menjadi korban penjarahan.***
Read More Angelina Sondakh Beberkan Sisi Gelap DPR, Singgung Permainan Kekuasaan
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) sekaligus artis, Angelina Sondakh, kembali menjadi sorotan publik usai mengungkap pengalaman kelamnya saat duduk di kursi parlemen. Dalam pernyataannya, ia secara terbuka menyinggung adanya praktik permainan kekuasaan yang mewarnai dinamika DPR pada eranya.Isu ini mencuat di tengah gelombang demonstrasi besar-besaran masyarakat terhadap DPR RI yang belakangan marak terjadi. Publik menyoroti besarnya tunjangan anggota dewan yang mencapai Rp100 juta per bulan serta gaya komunikasi sejumlah anggota DPR yang dinilai arogan. Akumulasi kekecewaan itu bahkan memunculkan narasi ekstrem terkait desakan “pembubaran DPR”.Kompol Cosmas Resmi Dipecat Tidak Hormat, Kasus Rantis Brimob Lindas Ojol Affan Jadi Sorotan NasionalDi tengah polemik tersebut, Angelina berbicara blak-blakan dalam program Rumpi No Secret yang tayang di akun resmi Trans TV pada Jumat (29/8/2025). Menjawab pertanyaan Feni Rose mengenai pernyataannya yang pernah menyebut DPR “sangat kotor,” Angelina menguraikan pengalamannya sebagai wakil rakyat.Menurutnya, suasana politik kala itu sarat dengan kepentingan pribadi maupun kelompok. Kondisi ini membuat fungsi DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat kerap terabaikan.“Ya karena ini saya ngomongin di zamannya saya ya. Politik itu ibarat sekolah, ada yang elit, ada yang jadi pengambil keputusan, ada yang bagian merumuskan. Intinya, banyak permainan kekuasaan di dalamnya,” ujar Angelina.Lebih jauh, perempuan yang akrab disapa Angie itu mengaku baru menyadari sepenuhnya praktik tersebut ketika dirinya menjalani hukuman penjara akibat kasus korupsi. Dari balik jeruji, ia bisa melihat gambaran besar mengenai bagaimana sistem di DPR bekerja.“Oh, ini ternyata soal permainan, soal akrobatik orang. Aku baru sadar ketika masuk penjara, ternyata ada setingan-setingan yang dulu membuat aku terjebak,” ungkapnya.Angelina menegaskan, budaya permainan kekuasaan sudah mengakar dalam sistem. Idealnya, jabatan publik dijalankan demi kepentingan rakyat, namun menurutnya, kenyataan di masanya justru lebih condong untuk menguntungkan segelintir orang.Selain itu, Angelina juga menyinggung faktor uang dan jabatan yang membuat dirinya terlena. Ia menggambarkan bagaimana kekuasaan bisa menimbulkan candu.“Semakin banyak orang memberi respek, kita jadi merasa butuh lebih. Dari awalnya hanya jadi anggota, naik jadi ketua, lalu wakil sekjen. Ambisi itu membuat aku dulu kehilangan kepekaan terhadap rakyat,” jelasnya.The Conjuring: Last Rites Resmi Tayang, Akhiri Kisah Ed dan Lorraine Warren dengan Penuh MisteriAngelina mengakui, usianya yang masih muda kala itu 27 tahun membuatnya mudah terjebak dalam ambisi dan mimpi besar, hingga akhirnya kehilangan empati. Ia menekankan, pengakuan tersebut adalah refleksi pribadinya, meskipun setiap orang bisa memiliki pengalaman dan perspektif berbeda.Sebagai catatan, Angelina Sondakh pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2004–2009 dan terpilih kembali untuk periode 2009–2014 dari Fraksi Partai Demokrat. Namun, karier politiknya terhenti setelah ia terbukti bersalah dalam kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games 2011 di Palembang. Atas kasus itu, mantan Puteri Indonesia ini dijatuhi hukuman penjara selama 10 tahun.***
Read More Geger! Penemuan Bayi Perempuan Dimutilasi di Dalam Lemari Indekos
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Suasana duka sekaligus kepanikan menyelimuti warga Desa Arjasa, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, setelah penemuan jenazah bayi perempuan bernama Syifa (1) dalam kondisi mengenaskan. Bayi malang itu ditemukan sudah tidak bernyawa dengan tubuh yang dimutilasi dan disimpan di dalam lemari terkunci di sebuah kamar indekos, Senin malam (1/9/2025).Jenazah Syifa dibungkus berlapis, mulai dari kain, plastik, hingga dimasukkan ke dalam tas, kemudian dilapisi plastik kembali untuk menutupi tubuhnya. Penemuan ini sontak menggemparkan warga sekitar yang tidak menyangka tragedi memilukan tersebut terjadi di lingkungan mereka.Wapres Gibran Digugat Rp125 Triliun, PN Jakpus Gelar Sidang Perdana 8 September 2025Kakek korban, Moh Rofiq (54), mengaku tidak mengetahui siapa pelaku yang tega menghabisi cucunya. Ia menjelaskan, beberapa hari sebelumnya, tepatnya Sabtu pagi (30/8/2025), kakak korban, Azril (3), ditemukan sendirian di teras rumah neneknya di Desa Duko, Kecamatan Arjasa. Saat itu, Syifa dan ibunya, Ila, tidak berada di sana.“Kami menduga Azril sengaja dititipkan ke rumah orang tua bapaknya, sedangkan korban dan ibunya tetap di kamar kos di Desa Arjasa,” tutur Rofiq, Rabu (3/9/2025).Beberapa hari kemudian, pemilik indekos mendatangi keluarga korban. Ia meminta agar barang-barang milik Ila dan anak-anaknya diambil karena kamar sudah beberapa hari tidak menunjukkan aktivitas. Selain terkunci, kamar itu mulai mengeluarkan bau menyengat.“Pihak kos datang dan bilang supaya barang-barang dibawa pulang. Karena kamar sudah lama tidak dibuka dan bau mulai tercium,” lanjut Rofiq.Keluarga kemudian mendatangi indekos pada Senin malam (1/9/2025). Saat tiba, seluruh barang milik korban sudah dikeluarkan dari kamar. Aroma busuk semakin terasa, hingga akhirnya keluarga menemukan potongan tubuh bayi di dalam kamar tersebut, yang kemudian dipastikan sebagai jasad Syifa.“Benar, saat kami cari sumber bau itu, ternyata ditemukan jasad bayi. Kamar kosnya ada di lantai satu,” jelasnya dengan suara bergetar.Jenazah Syifa kemudian dibawa ke rumah neneknya di Desa Duko sebelum diserahkan ke pihak kepolisian. Saat ini, jasad korban berada di Rumah Sakit Abuya untuk pemeriksaan lebih lanjut.Sementara itu, keberadaan sang ibu, Ila, hingga kini masih misterius. Keluarga sempat mendengar kabar bahwa ia menanyakan jadwal kapal dari Pulau Kangean menuju Sumenep. Kebetulan, pada Sabtu (30/8/2025) pagi—saat Azril ditemukan di teras rumah neneknya—ada kapal Hulalo yang berangkat dari Pelabuhan Batu Guluk Arjasa menuju Pelabuhan Kalianget.“Ibunya sempat menanyakan jadwal kapal. Dan hari itu memang ada jadwal keberangkatan kapal,” ungkap Rofiq.Kompol Cosmas Resmi Dipecat Tidak Hormat, Kasus Rantis Brimob Lindas Ojol Affan Jadi Sorotan NasionalDari informasi yang dihimpun, Syifa merupakan anak kedua dari pasangan Mat Sirri dan Ila, warga Kecamatan Arjasa, Sumenep, yang sebelumnya merantau ke Malaysia. Pasangan ini dikaruniai dua anak, yakni Azril yang lahir di Malaysia dan Syifa yang lahir setelah kepulangan Ila ke kampung halaman.Namun, sebelum Syifa lahir, sang ayah, Mat Sirri, sudah lebih dulu kembali ke Malaysia untuk bekerja, meninggalkan Ila bersama kedua anaknya di indekos. Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan intensif terkait kasus tragis yang menimpa bayi Syifa.***
Read More Siswi SMP Jadi Korban Keracunan Usai Santap Makanan Bergizi Gratis
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Kasus dugaan keracunan massal menimpa sejumlah siswa SMPN 1 Pedamaran setelah mengonsumsi program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (2/9/2025). Hingga Rabu pagi (3/9/2025), sedikitnya 11 pelajar masih menjalani perawatan intensif di Puskesmas Pedamaran maupun rumah sakit rujukan setempat.Salah satu korban, Cinta Mamora (12), siswi kelas VII, tampak masih lemah saat ditemui di ruang perawatan dengan selang infus terpasang di tangannya. Cinta mengaku mulai merasakan gejala mual, muntah, dan sakit perut beberapa jam setelah menyantap makanan yang dibagikan pihak sekolah.Kompol Cosmas Resmi Dipecat Tidak Hormat, Kasus Rantis Brimob Lindas Ojol Affan Jadi Sorotan NasionalMenurut penuturannya, makanan tersebut terdiri dari nasi, sop ayam, tahu, jeruk, serta susu. Ia memakan sebagian menu yang tersedia sekitar pukul 12.00 siang saat jam makan siang berlangsung.“Saya makan nasi sama sopnya saja. Ada juga jeruk dan susu, tapi saya tidak sempat makan semua,” ujar Cinta dengan suara lirih, Rabu pagi.Setelah pulang ke rumah, tepat sekitar pukul 14.00 WIB, kondisi tubuh Cinta mulai melemah. Awalnya hanya perut terasa sedikit sakit, namun dalam waktu singkat gejala semakin parah hingga ia terus-menerus muntah.“Tidak lama setelah sampai rumah, saya langsung muntah-muntah. Perutnya sakit sekali,” ungkapnya.Maulid Nabi 2025: Jatuh di 12 Rabiul Awal 1447 HSelain Cinta, belasan siswa lainnya juga mengalami gejala serupa dengan tingkat keparahan berbeda. Mereka mendapat penanganan medis berupa infus dan obat-obatan di Puskesmas Pedamaran serta rumah sakit terdekat.Pihak sekolah bersama tenaga kesehatan masih menelusuri penyebab keracunan ini, termasuk melakukan pemeriksaan sampel makanan yang dikonsumsi para siswa. Sementara itu, orang tua siswa berharap kasus ini segera ditangani agar tidak kembali terulang di kemudian hari.***
Read More Suami Istri Provokator Aksi Penjarahan Rumah Sahroni Ditangkap Polisi
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri berhasil menangkap pasangan suami istri yang diduga menjadi dalang penghasutan aksi geruduk rumah Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni serta Polsek di wilayah Jakarta Utara.Keduanya berinisial SB (35) dan G (20). Mereka ditangkap karena terbukti menggunakan media sosial secara aktif untuk menyebarkan ajakan provokatif. Berdasarkan hasil penyelidikan, SB menggunakan akun Facebook bernama Nanu, sementara istrinya memakai akun Bambu Runcing dalam menyebarkan konten bernuansa kebencian.Unmul Klarifikasi Temuan Lukisan Bergambar PKI, Tegaskan Hanya Alat Peraga Perkuliahan SejarahDirektur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Pol Himawan Bayu Aji, mengungkapkan modus operandi pasangan ini adalah dengan membuat sekaligus menyebarkan konten yang mengandung ujaran kebencian serta menghasut masyarakat agar melakukan aksi massa.“SB diketahui mengunggah ajakan geruduk rumah Ahmad Sahroni melalui grup Facebook Jual Beli Cilincing yang memiliki sekitar 86.900 anggota. Sementara istrinya, G, menyebarkan konten serupa di grup Loker Daerah Sunter Jakarta Utara dengan jumlah anggota aktif mencapai 9.100 orang,” jelas Himawan, Rabu (3/9/2025).Tidak berhenti di Facebook, SB juga mengelola sebuah grup WhatsApp bernama Kopi Hitam. Grup itu kemudian berganti nama menjadi BEM RI, lalu kembali diubah menjadi ACAB 1312. Grup tersebut dihuni oleh sekitar 192 anggota yang diduga ikut berperan dalam mobilisasi massa.“Grup WhatsApp itu dipakai untuk mengoordinasikan pergerakan massa yang kemudian mendatangi rumah Ahmad Sahroni,” tambah Himawan.Atas perbuatannya, pasangan ini dijerat dengan Pasal 45 ayat (2) jo Pasal 28 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 2024 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Selain itu, keduanya juga disangkakan Pasal 160 jo Pasal 161 ayat (1) KUHP terkait penghasutan masyarakat untuk melakukan aksi provokatif.Delapan Korban Unjuk Rasa Masih Dirawat di RS, Wali Kota Tegaskan Mayoritas Bukan Warga LokalPenangkapan pasangan tersebut merupakan hasil patroli siber yang digelar Dittipidsiber sejak 23 Agustus 2025. Dari patroli itu, polisi menemukan sedikitnya 592 akun dan konten provokatif yang berhasil diblokir dengan dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta Komdigi.Polri menegaskan akan terus menindak tegas pihak-pihak yang menyalahgunakan media sosial untuk menyebarkan provokasi maupun ujaran kebencian. Langkah ini sekaligus menjadi upaya menjaga ketertiban di ruang digital Indonesia agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah masyarakat.***
Read More Uya Kuya Ajukan Restorative Justice untuk Salah Satu Terduga Pelaku Penjarahan Rumahnya: Pelaku Lain Tetap Diproses
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Rumah milik presenter sekaligus anggota DPR RI, Uya Kuya, menjadi sasaran amuk massa ketika aksi unjuk rasa berakhir ricuh di kawasan Jakarta dan sekitarnya pada Sabtu malam (30/8/2025). Aksi tersebut menyebabkan kediamannya mengalami penjarahan hingga sejumlah barang berharga raib.Terbaru, Uya Kuya bersama sang istri mendatangi Polres Jakarta Timur untuk menyampaikan pengajuan restorative justice bagi salah satu terduga pelaku. Dalam keterangannya, Uya menuturkan bahwa ia bertemu langsung dengan seorang ibu yang diduga terlibat membawa barang curian dari rumahnya.17+8 Tuntutan Rakyat, 25 Desakan Mengguncang Pemerintah“Ternyata ada seorang ibu-ibu yang usianya lebih tua dari saya. Saat kejadian, dia kedapatan membawa unit AC indoor dari dalam rumah. Saya juga sempat bertemu langsung dengan ibu itu di Polres bersama pihak kepolisian,” ungkap Uya Kuya, Rabu (3/9/2025).Uya menjelaskan, kondisi kehidupan ibu tersebut cukup memprihatinkan. Berdasarkan informasi yang diterimanya, perempuan itu sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir, tinggal bersama anak dan cucunya yang menyandang disabilitas bisu. Bahkan, sang suami juga berprofesi sebagai tukang parkir.“Melihat kondisi yang ada, saya merasa tergerak. Maka dari itu, saya yang menginisiasi untuk mengajukan restorative justice. Saya sempat menanyakan kepada pihak kepolisian, apakah mekanisme ini memungkinkan. Ternyata bisa dilakukan, baik oleh korban maupun pelaku. Jadi saya langsung mengajukan permohonan agar kasus ibu ini tidak berlanjut ke tahap berikutnya,” jelasnya.Maulid Nabi 2025: Jatuh di 12 Rabiul Awal 1447 HMeski demikian, Uya menegaskan bahwa sikapnya ini hanya berlaku untuk ibu tersebut. Sementara terkait terduga pelaku lainnya, ia menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat kepolisian.“Kalau untuk yang lain, saya tidak tahu. Itu biar pihak kepolisian yang menangani. Saya sendiri juga baru pertama kali keluar rumah dan bertemu orang banyak lagi setelah kejadian itu. Sebelumnya sempat keluar, tapi secara diam-diam,” pungkasnya.***
Read More Unmul Klarifikasi Temuan Lukisan Bergambar PKI, Tegaskan Hanya Alat Peraga Perkuliahan Sejarah
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Universitas Mulawarman (Unmul) akhirnya angkat bicara terkait penemuan lukisan bergambar lambang Partai Komunis Indonesia (PKI) di Kampus 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Jalan Banggeris, Samarinda. Pihak kampus memastikan bahwa keberadaan lukisan tersebut tidak berkaitan dengan upaya penyebaran ideologi terlarang, melainkan semata-mata untuk kebutuhan pembelajaran sejarah.“Lukisan itu murni alat peraga perkuliahan, bukan bentuk gerakan ideologi. Mahasiswa sejarah harus memahami konstelasi politik Indonesia pada masa lalu, termasuk keberadaan PKI,” jelas Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unmul, Prof. Moh Bahzar, Selasa (2/9).Delapan Korban Unjuk Rasa Masih Dirawat di RS, Wali Kota Tegaskan Mayoritas Bukan Warga LokalIa menerangkan bahwa lukisan tersebut merupakan bagian dari materi perkuliahan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah. Dalam kajiannya, mahasiswa tengah membahas dinamika politik era Presiden Soekarno, ketika sejumlah partai besar termasuk PKI menjadi bagian penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia.Pihak rektorat, kata Prof. Bahzar, telah memanggil pengelola program studi terkait untuk meminta klarifikasi. Hasilnya menegaskan bahwa gambar itu dibuat sebagai sarana visualisasi agar mahasiswa lebih mudah memahami konteks sejarah politik nasional.“Menjadi kewajiban akademik bagi mahasiswa sejarah untuk mempelajari berbagai peristiwa secara objektif. Itu mencakup semua partai politik pada masanya, tanpa terkecuali. Kami tegaskan kembali, ini tidak ada hubungannya dengan penyebaran paham komunisme maupun aktivitas terorisme,” tambahnya.Sebelumnya, lukisan bergambar PKI tersebut ditemukan aparat kepolisian saat melakukan penggerebekan di salah satu gedung FKIP Unmul. Dalam penggerebekan itu, polisi juga menyita 27 bom molotov, yang diduga akan digunakan dalam aksi demonstrasi pada 1 September 2025.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniTerkait kasus bom molotov, kepolisian telah menetapkan empat mahasiswa sebagai terduga perakit. Sementara itu, pihak universitas menegaskan akan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tersebut kepada aparat hukum.“Unmul tetap memastikan seluruh kegiatan akademik berjalan sesuai koridor keilmuan, termasuk pembelajaran sejarah yang memang mengharuskan mahasiswa mengenal berbagai dinamika masa lalu,” tutup Prof. Bahzar.***
Read More Kapolri Tanggapi Isu Keterlibatan Riza Chalid dalam Pendanaan Kerusuhan Demo Nasional
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo akhirnya buka suara menanggapi merebaknya isu yang menyeret nama pengusaha migas Riza Chalid, yang kerap dijuluki “mafia migas”, terkait dugaan pendanaan dalam aksi demonstrasi nasional yang berujung kerusuhan di sejumlah daerah.Dalam keterangannya, Kapolri menegaskan bahwa aparat kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap secara jelas siapa saja pihak yang terlibat. Proses hukum, kata dia, mencakup penelusuran terhadap pelaku langsung di lapangan maupun pihak yang diduga menjadi penyandang dana aksi rusuh tersebut.“Penyelidikan dilakukan berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan oleh tim di lapangan,” ujar Listyo Sigit dalam pernyataannya.Berbagai Dampak Demo Ricuh di Makassar Gedung, Bangunan di bakar oleh WargaSejauh ini, sejumlah orang telah diamankan terkait insiden kerusuhan. Namun, jumlah pasti individu yang terlibat masih dalam tahap pendataan dan verifikasi.Nama Riza Chalid sendiri bukan kali pertama dikaitkan dengan peristiwa kerusuhan. Ia sebelumnya pernah disebut-sebut berhubungan dengan insiden pembakaran serta penjarahan di beberapa daerah. Meski begitu, hingga kini belum ada bukti kuat yang dapat memastikan dugaan perannya dalam pendanaan ataupun penggerakan massa.Mencekam! Konvoi Massa di Palembang Bakar Pos Polisi Hingga Kantor DPRD Sumsel Dirusak, 42 Pemuda DiamankanKapolri kembali menegaskan bahwa Polri berkomitmen bekerja secara transparan dan profesional, serta akan mengusut tuntas siapa saja yang terbukti terlibat, termasuk pihak-pihak yang menjadi aktor finansial di balik kerusuhan.“Polri akan bertindak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Kami tidak akan berspekulasi, melainkan bergerak berdasarkan data dan bukti,” tegasnya.Lebih lanjut, masyarakat juga diminta untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang belum terverifikasi. Kapolri mengimbau agar publik menunggu hasil resmi dari penyelidikan yang masih berjalan, guna menghindari kesimpangsiuran informasi di tengah situasi yang memanas.***
Read More GoTo, Grab, Maxim, hingga inDrive Pastikan Perwakilan Ojol Bukan Settingan Saat Pertemuan Wapres Gibran
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Pertemuan antara Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan delapan perwakilan pengemudi ojek online (ojol) di Istana Wakil Presiden, pada Minggu (31/8/2025), masih menjadi topik hangat di ruang publik. Polemik mencuat setelah beredar tudingan di media sosial bahwa pertemuan tersebut hanya sekadar “settingan”.Namun, empat aplikator besar GoTo, Grab, Maxim, dan inDrive serentak memberikan klarifikasi dan memastikan bahwa para pengemudi yang hadir adalah mitra resmi sekaligus masih aktif mencari nafkah di lapangan.Viral Ojol Bertemu Wapres Gibran, Sepatu Air Jordan Merah Putih Jadi Soroton!Direktur Public Affairs & Communications GoTo, Ade Mulya, menegaskan bahwa undangan dialog datang langsung dari pihak Kantor Wakil Presiden.“Pada Sabtu, kami bersama aplikator lain diminta untuk menghadirkan perwakilan mitra ojol dari seluruh platform. Agenda ini memang dirancang agar Wapres dapat mendengar langsung aspirasi dan harapan dari para pengemudi,” jelas Ade dalam keterangan tertulisnya.Menurutnya, berbagai masukan yang disampaikan benar-benar berasal dari pengemudi, bukan rekayasa. Aspirasi yang muncul mencakup permintaan dukungan bagi keluarga rekan ojol yang sudah meninggal, ungkapan solidaritas antar pengemudi, hingga harapan agar kondisi kerja tetap aman, nyaman, dan kondusif di tengah dinamika sosial yang ada.Hal senada juga disampaikan oleh Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza R. Munusamy. Ia menekankan bahwa Grab secara khusus memilih mitra aktif yang dinilai vokal agar dapat mewakili suara komunitas ojol dengan lebih tepat.“Kami mencari perwakilan di kawasan Jakarta Pusat yang aktif dan terbiasa menyuarakan pendapat. Tidak ada persyaratan khusus dari pihak Wapres, inisiatif ini sepenuhnya dari kami agar aspirasi yang disampaikan benar-benar relevan,” ujar Tirza saat memberikan pernyataan di Makassar, Senin (1/9/2025).Sementara itu, dari pihak Maxim, Public Relations Specialist, Arkam Suprapto, juga memastikan bahwa pertemuan tersebut tidak melibatkan sosok fiktif atau perwakilan palsu.“Mitra yang hadir adalah pengemudi resmi yang terdaftar di aplikasi Maxim dan hingga kini masih aktif melayani penumpang,” tegas Arkam.Rumah di Bintaro yang Dijarah Massa Ternyata Dihuni Mantan Suami Nafa Urbach, Bukan Milik PribadiTak ketinggalan, inDrive juga memberikan klarifikasi serupa. Public Relations Manager inDrive Indonesia, Wahyu Ramadhan, menyampaikan bahwa mitra yang hadir sudah lama menjadi bagian dari platform tersebut.“Benar, pengemudi inDrive yang ikut dalam pertemuan dengan Wapres adalah mitra aktif yang telah bergabung sejak 2020 dan masih terus melayani masyarakat sampai saat ini,” ungkap Wahyu.Dengan adanya pernyataan tegas dari keempat aplikator besar itu, diharapkan spekulasi soal “settingan” bisa ditepis. Pertemuan ini diyakini sebagai upaya pemerintah untuk membuka ruang dialog langsung dengan para pengemudi, sehingga aspirasi mereka dapat tersampaikan secara jujur dan transparan.***
Read More Pemerintah Tetapkan 3 Kategori Penerima Bansos Seumur Hidup, Ini Daftarnya
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Pemerintah memastikan program bantuan sosial (bansos) tetap berlanjut pada tahun 2025. Bahkan, terdapat tiga kelompok masyarakat yang dipastikan akan menerima bansos seumur hidup sesuai dengan kebijakan terbaru yang diumumkan.Bansos yang akan terus dicairkan terbagi dalam dua bentuk, yaitu bansos reguler dan bansos tambahan. Program reguler yang dikelola oleh Kementerian Sosial mencakup Program Keluarga Harapan (PKH) serta Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).Cara Cek Penerima Bansos PKH dengan KTP, Cair Tahap 3 September 2025Adapun tiga kategori masyarakat yang ditetapkan sebagai penerima bansos seumur hidup adalah:Lansia berusia 60 tahun ke atasPenyandang disabilitas, termasuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)Warga rentan non-produktif secara permanen Dalam program PKH, bantuan diberikan dengan nominal berbeda sesuai dengan kategori penerima:Ibu hamil dan anak usia dini: Rp 750.000Siswa SD: Rp 225.000Siswa SMP: Rp 375.000Siswa SMA: Rp 500.000Lansia dan penyandang disabilitas berat: Rp 600.000Korban pelanggaran HAM berat: Rp 2.700.000Viral Ojol Bertemu Wapres Gibran, Sepatu Air Jordan Merah Putih Jadi Soroton! Selain PKH, masyarakat juga menerima bantuan pangan melalui program BPNT senilai Rp 200.000 per bulan. Dana ini dicairkan setiap tiga bulan sekali.Jadwal Penyaluran Bansos 2025PKH dan BPNT akan disalurkan dalam empat tahap selama tahun 2025:Tahap 1: Januari – MaretTahap 2: April – JuniTahap 3: Juli – SeptemberTahap 4: Oktober – Desember Program PKH dihadirkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama melalui pemenuhan kebutuhan gizi, pendidikan, dan kesehatan keluarga miskin, sekaligus mendorong kemandirian ekonomi.Sementara itu, BPNT difokuskan untuk meringankan beban pengeluaran rumah tangga miskin, khususnya dalam hal pangan, agar keluarga penerima dapat memperoleh nutrisi yang lebih baik dan seimbang.***
Read More Mahasiswa Unnes Meninggal Usai Demo di Mapolda Jateng, Keluarga Pertanyakan Kejanggalan
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Duka menyelimuti keluarga besar Universitas Negeri Semarang (Unnes). Seorang mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2024, bernama Iko Juliant Junior, dilaporkan meninggal dunia usai mengikuti aksi demonstrasi di depan Mapolda Jawa Tengah.Berdasarkan keterangan resmi kepolisian, Iko dinyatakan meninggal akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jalan Dr. Cipto, Semarang, pada Minggu dini hari (31/8/2025) sekitar pukul 02.30 WIB. Namun, kabar tersebut menimbulkan tanda tanya besar bagi pihak keluarga, lantaran kondisi jasad korban ditemukan penuh luka yang menimbulkan dugaan adanya kejanggalan.Viral Ojol Bertemu Wapres Gibran, Sepatu Air Jordan Merah Putih Jadi Soroton!Dari informasi yang dihimpun, sehari sebelum kejadian, Sabtu (30/8/2025) sore, Iko berpamitan kepada sang ibu. Ia menyampaikan akan pergi ke kampus mengenakan baju PDH DPM dan membawa sebuah ransel berwarna biru yang berisi jas almamater. Ia berangkat menggunakan sepeda motor sekitar pukul 17.00 WIB.Menjelang tengah malam, Iko sempat pulang ke rumah sebelum akhirnya dijemput seorang rekannya. Mereka menuju kawasan Jalan Pahlawan, Semarang. Dalam komunikasi melalui pesan WhatsApp kepada temannya yang lain, Iko menyebut bahwa dirinya akan bergerak ke Mapolda Jateng sekitar pukul 23.00 WIB. Sejak saat itu, kabarnya terputus.Suasana Haru Iringi Pemakaman Mahasiswa Amikom, Rheza Sendy PratamaKeluarga baru mendapat informasi mengejutkan pada Minggu (31/8/2025) bahwa Iko dalam kondisi kritis dan sedang dirawat di RSUP dr. Kariadi Semarang. Seorang petugas keamanan rumah sakit memberikan keterangan bahwa Iko dibawa oleh anggota Brimob Polda Jawa Tengah sekitar pukul 11.00 WIB. Tak lama setelah itu, nyawanya tidak tertolong.Hingga kini, keluarga masih mempertanyakan penyebab pasti meninggalnya Iko. Mereka berharap ada kejelasan mengenai peristiwa tragis yang menimpa mahasiswa muda tersebut.***
Read More Viral Ojol Bertemu Wapres Gibran, Sepatu Air Jordan Merah Putih Jadi Soroton!
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Pertemuan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan perwakilan pengemudi ojek online (ojol) di Istana Wakil Presiden, Jakarta, pada Minggu (31/8), mendadak menyedot perhatian publik. Bukan hanya isi dialog mengenai aspirasi para driver yang menjadi topik, melainkan juga penampilan salah satu pengemudi yang mencuri sorotan karena sepatu yang dikenakannya diduga bermerek Air Jordan.Acara yang berlangsung dalam suasana santai itu dihadiri oleh perwakilan pengemudi dari sejumlah platform besar, antara lain Gojek, Grab, Maxim, dan InDrive. Gibran tampak hadir dengan balutan batik, sementara para ojol duduk melingkar mengenakan jaket identitas khas masing-masing perusahaan. Pertemuan kemudian ditutup dengan sesi berjabat tangan dan foto bersama.Gabungan Mahasiswa Se-Sumsel Gelar Aksi Hari ini, Tuntut Reformasi Polri hingga Tolak Kenaikan Tunjangan DPRMeski demikian, perhatian warganet justru teralihkan pada detail sepatu merah putih yang dikenakan salah seorang driver. Foto sepatu tersebut tersebar luas di media sosial X dan menuai beragam komentar.“Nech kelakuhan nyamar tp ga cermat lha masa abang ojol sepatune harganya 2 jutaan? Fokus sebelah kanan,” tulis akun @e****** di platform X.Selain dugaan sepatu Air Jordan itu, gaya seorang pengemudi lain juga tak kalah menjadi pembahasan. Driver tersebut tampil rapi dengan mengenakan sepatu pantofel hitam berbahan kulit. Penampilan para pengemudi ini terekam jelas dalam video pertemuan yang diunggah langsung oleh Gibran maupun sejumlah peserta yang hadir.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniPertemuan ini sendiri berlangsung pasca-demonstrasi besar di depan Gedung DPR pada Kamis (28/8). Aksi tersebut meninggalkan duka mendalam setelah seorang pengemudi ojol, Affan Kurniawan, meninggal dunia akibat terlindas mobil rantis Brimob. Selain Affan, beberapa pengemudi lain turut mengalami luka-luka.Tragedi itu memicu gelombang protes lanjutan ke Mako Brimob Kwitang, di mana para pengemudi mendesak agar kasus kematian Affan diusut secara transparan dan pelakunya dijatuhi hukuman sesuai ketentuan hukum.***
Read More Delapan Korban Unjuk Rasa Masih Dirawat di RS, Wali Kota Tegaskan Mayoritas Bukan Warga Lokal
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Sejumlah korban dari aksi unjuk rasa yang berlangsung di Kota Solo masih menjalani perawatan medis di rumah sakit. Wali Kota Solo, Respati Ardi, menyampaikan bahwa hingga Senin (1/9/2025), terdapat delapan orang korban yang masih dirawat intensif. Mereka berasal dari kalangan masyarakat umum, peserta aksi, maupun aparat keamanan. Respati menegaskan bahwa sebagian besar korban yang masih menjalani perawatan bukan merupakan warga asli Solo.“Bukan warga Solo, hanya ada beberapa saja yang berasal dari Solo,” ujarnya.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniIa menjelaskan, sejak awal tercatat ada 19 orang korban yang sempat dilarikan ke rumah sakit pasca kericuhan unjuk rasa. Namun, sebagian besar hanya mengalami luka ringan sehingga diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan jalan. Sementara itu, delapan korban yang masih dirawat membutuhkan penanganan lebih lanjut karena kondisi mereka cukup serius.“Harapan kami, mereka yang kini masih dirawat bisa segera pulih dan kembali berkumpul dengan keluarganya,” tutur Respati.Suasana Haru Iringi Pemakaman Mahasiswa Amikom, Rheza Sendy PratamaSelain memberikan perhatian pada korban, pihak Pemkot Solo juga mengambil langkah antisipatif untuk menjaga keamanan kota. Respati mengungkapkan bahwa pihaknya telah membentuk Gerakan Warga Solo (GWS) dengan menggandeng pemuda karang taruna di setiap kelurahan.Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan suasana Solo yang kondusif serta mencegah aksi-aksi anarkis dari pihak luar yang kerap menimbulkan kerusuhan. Menurut Respati, massa yang melakukan aksi hingga berujung pada perusakan fasilitas umum sebagian besar bukan warga Solo.“Kami ingin Solo tetap aman dan damai, dimulai dari akar rumput,” tegasnya.***
Read More Rumah di Bintaro yang Dijarah Massa Ternyata Dihuni Mantan Suami Nafa Urbach, Bukan Milik Pribadi
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Kejadian penjarahan rumah di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, pada Minggu (31/8), sempat dikaitkan dengan artis Nafa Urbach. Namun, informasi tersebut akhirnya diluruskan. Petugas keamanan perumahan, Syamsul, menegaskan bahwa rumah yang menjadi sasaran massa bukan milik Nafa, melainkan dihuni oleh mantan suaminya, aktor Zack Lee. Syamsul menambahkan, rumah yang ditempati Zack bukanlah kepemilikan pribadi, melainkan rumah kontrakan.“Ini rumah Pak Zack Lee, mantan suaminya Ibu Nafa. Beliau tinggal di sini,” jelas Syamsul saat ditemui.“Rumahnya bukan milik sendiri, hanya kontrakan,” tambahnya.NasDem dan PAN Kompak Nonaktifkan Legislator, Sahroni–Nafa Urbach dan Eko Patrio–Uya Kuya Dicopot dari DPRMenurut keterangan Syamsul, Nafa Urbach memang sesekali mendatangi rumah tersebut, namun bukan untuk menetap. Kehadirannya biasanya hanya untuk bertemu dengan anak mereka.“Kalau Bu Nafa jarang ke sini, paling sehari atau seminggu sekali datang, hanya untuk menjenguk anaknya,” sambungnya.Pasca-penjarahan, sejumlah barang di rumah itu masih sempat diselamatkan. Syamsul menyebut ada mobil boks yang datang untuk mengangkut sisa perabotan.“Sepertinya kasur atau lemari yang masih tertinggal dibawa menggunakan mobil boks. Barang-barang lain sudah habis saat penjarahan kemarin,” ungkapnya.Di tengah sorotan publik, Nafa Urbach juga menuai kritik atas pernyataannya yang dianggap tidak peka terhadap situasi sulit yang dihadapi masyarakat. Menanggapi hal tersebut, Nafa menyampaikan permintaan maaf terbuka melalui akun Instagram pribadinya pada Sabtu (30/8) malam.“Assalamualaikum wr wb, salam sejahtera. Dengan segala kerendahan hati, saya Nafa Indria Urbach, memohon maaf atas setiap perkataan saya yang mungkin menyakiti hati masyarakat Indonesia,” tulisnya. Ia pun berharap kesalahannya dapat dimaafkan.Berbagai Dampak Demo Ricuh di Makassar Gedung, Bangunan di bakar oleh Warga“Kiranya saya diberi pintu maaf yang besar. Sekali lagi, saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia,” lanjutnya.Imbas dari polemik ini, Partai NasDem telah resmi menonaktifkan Nafa Urbach dari keanggotaannya sebagai anggota DPR RI Fraksi NasDem.***
Read More Kontras Catat 23 Orang Hilang dalam Sepekan Aksi Unjuk Rasa, Buka Posko Pengaduan Daring
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengumumkan adanya puluhan orang yang hingga kini masih belum diketahui keberadaannya usai gelombang aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak 25–31 Agustus 2025. Untuk menindaklanjuti banyaknya laporan tersebut, KontraS membuka posko pengaduan orang hilang secara daring.Koordinator Kontras, Dimas Bagus Arya, menyampaikan bahwa berdasarkan catatan sementara per Senin (1/9) pukul 18.10 WIB, setidaknya 23 orang masih berstatus hilang.“Terdapat sekitar 23 orang yang belum bisa dilacak keberadaannya hingga saat ini,” ujar Dimas.Mencekam! Konvoi Massa di Palembang Bakar Pos Polisi Hingga Kantor DPRD Sumsel Dirusak, 42 Pemuda DiamankanMenurut Dimas, data yang dikumpulkan mencakup identitas korban, termasuk nama lengkap serta daerah asal terakhir kali mereka terlihat. Dari sebaran wilayah, tercatat 1 orang dari Bandung, 1 orang dari Depok, 15 orang dari Jakarta Pusat, 2 orang dari Jakarta Timur, 2 orang dari Jakarta Utara, sementara 1 orang lainnya belum diketahui asalnya.Kontras juga meminta bantuan media untuk mempublikasikan daftar nama-nama tersebut agar peluang identifikasi maupun pencarian semakin terbuka. “Kami berharap informasi ini bisa diperluas, sehingga keluarga dan masyarakat dapat turut membantu proses penelusuran,” kata Dimas. Berikut daftar 23 orang yang hingga kini masih dinyatakan hilang menurut data Kontras:Muhammad Restu Agustin (Bandung)Alfi Zahad Adzami (Depok)Muhammad Nagieb Abdillah (Depok)Aang Sabela (Jakarta Pusat)Ade Sahrudin (Jakarta Pusat)Afri Koes Aryanto (Jakarta Pusat)Ahmad Baihaqi (Jakarta Pusat)Akmal Auzar Satria (Jakarta Pusat)Alif Rizky Alhafiz (Jakarta Pusat)Chandra Pratama Wijaya (Jakarta Pusat)Joko Prasetyo (Jakarta Pusat)M. Didik Afrianto (Jakarta Pusat)Muhammad Daud Ibrohim (Jakarta Pusat)Ratih Fitri Setyosari (Jakarta Pusat)Reno Syahputradewo (Jakarta Pusat)Romi Putra Prawibowo (Jakarta Pusat)Ruby Akmal Azizi (Jakarta Pusat)Surya Alkaf Susanto (Jakarta Pusat)Muhammad Hasan Malik (Jakarta Timur)Syamsul Bahri (Jakarta Timur)Andi Muksin (Jakarta Utara)Nirmala Tasya (Jakarta Utara)Rama Sugiyarto (Tidak diketahui)Suasana Haru Iringi Pemakaman Mahasiswa Amikom, Rheza Sendy PratamaKontras menegaskan, daftar tersebut masih bersifat sementara dan akan terus diperbarui sesuai dengan laporan terbaru yang masuk ke posko pengaduan.***
Read More Komdigi Ungkap Aliran Dana Besar di Platform Digital Saat Demo
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkap adanya pergerakan dana dalam jumlah besar di berbagai platform digital selama berlangsungnya aksi demonstrasi beberapa hari terakhir. Temuan tersebut menyoroti sejumlah akun yang diduga terhubung dengan jaringan judi online (judol).Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Senin (1/9), menjelaskan bahwa beberapa akun memanfaatkan situasi kericuhan dengan melakukan siaran langsung (live streaming) yang menampilkan aksi kekerasan dan tindakan anarkis. Konten semacam itu, kata Meutya, dimonetisasi melalui fitur donasi dan pemberian hadiah virtual (gifts) bernilai besar.Viral! Netizen Nilai Isu Anarkis dan Penjarahan Hanya Upaya Mengalihkan Sorotan Publik“Sejak beberapa hari terakhir, kami memantau adanya aliran dana signifikan melalui platform digital. Konten kekerasan dan anarkisme disiarkan secara langsung dan dimonetisasi lewat fitur donasi maupun gifts bernilai tinggi. Beberapa akun yang terlibat juga terhubung dengan jaringan judi online,” ungkap Meutya.Selain itu, Komdigi juga menerima banyak laporan masyarakat mengenai maraknya penyebaran informasi yang menyesatkan (hoaks), provokasi, hingga ajakan untuk melakukan tindak kriminal seperti penjarahan, penyerangan, serta isu yang memicu konflik SARA. Gelombang laporan tersebut meningkat pesat selama berlangsungnya aksi demonstrasi.Gabungan Mahasiswa Se-Sumsel Gelar Aksi Hari ini, Tuntut Reformasi Polri hingga Tolak Kenaikan Tunjangan DPRMenurut Meutya, banjir konten provokatif tersebut justru menutupi arus informasi positif yang seharusnya berkembang di ruang digital, termasuk kritik yang membangun, diskusi sehat, kegiatan pembelajaran, hingga aktivitas produktif seperti promosi UMKM.“Indikasi awal menunjukkan adanya upaya yang terorganisir untuk menjadikan media sosial sebagai sarana provokasi,” tegasnya.***
Read More