Hoaks! Video Mesum di Pakansari Dibuat untuk Konten, Pelaku Minta Maaf
Wulan _ 4 jam yang lalu
Lingkaran.id - Dunia maya sempat dibuat geger dengan beredarnya sebuah video yang menunjukkan dua orang diduga melakukan tindakan tidak senonoh di area publik kawasan Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor. Namun setelah diselidiki, video tersebut dipastikan hanyalah konten rekayasa atau settingan, bukan kejadian sebenarnya.Kepastian itu disampaikan langsung oleh pemilik akun Instagram @_bemskuy, yang sebelumnya mengunggah video tersebut ke media sosial. Dalam pertemuan resmi yang digelar di ruang VVIP Stadion Pakansari, Senin (22/7/2025), bersama pihak UPT Pakansari, Satpol PP, dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bogor, pihak pembuat konten mengaku bahwa video tersebut dibuat semata-mata untuk kebutuhan hiburan digital.Modus Minta Tolong, Pria di Bintaro Bunuh Korban dan Curi Motornya“Video itu memang sepenuhnya hasil rekayasa dan tidak menggambarkan kejadian yang sesungguhnya. Kami memohon maaf kepada masyarakat atas keresahan yang telah ditimbulkan,” ujar perwakilan akun @_bemskuy, seperti dikutip dari unggahan akun resmi @kabupatenbogor.id.Dalam pertemuan tersebut, mereka juga menyatakan komitmen untuk tidak lagi membuat konten yang menimbulkan kegaduhan, kesalahpahaman, maupun keresahan publik di masa mendatang.Menanggapi kejadian ini, Plh Kasatpol PP Kabupaten Bogor, Anwar Anggana, menegaskan bahwa video tersebut merupakan hoaks dan pihaknya telah mengambil tindakan dengan berkoordinasi bersama Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) serta Diskominfo.“Kami sudah konfirmasi bahwa ini bukan kejadian nyata, tetapi konten yang dibuat-buat. Namun, kami tetap akan memanggil pembuat akun untuk dilakukan pendalaman lebih lanjut. Apalagi, yang bersangkutan diketahui sudah dua kali membuat konten serupa,” tegas Anwar.Kades Diciduk Polisi saat Pesta Narkoba Bareng TemanSementara itu, Kepala Dispora Kabupaten Bogor, Asnan AP, menyampaikan keprihatinannya dan menegaskan bahwa kawasan Pakansari tidak boleh dijadikan tempat pembuatan konten yang menyesatkan atau menimbulkan keresahan publik.“Kami akan menindak tegas segala bentuk penyalahgunaan fasilitas umum untuk kepentingan konten yang tidak pantas. Ini kawasan publik, bukan tempat untuk membuat konten yang berpotensi merusak citra daerah,” ungkap Asnan.Pemerintah Kabupaten Bogor juga mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial, serta segera melapor kepada petugas Satpol PP jika menemukan aktivitas mencurigakan atau tindakan yang mengganggu ketertiban di area publik seperti Stadion Pakansari.***
Read More Lesti Kejora Bersaksi di Sidang MA, Soroti Ketimpangan Perlindungan Hak Pelaku Pertunjukan
Wulan _ 4 jam yang lalu
Lingkaran.id - Dua penyanyi ternama, Lesti Kejora dan Sammy Simorangkir, hadir sebagai saksi dalam sidang uji materi terhadap Undang-Undang Hak Cipta yang digelar di Mahkamah Agung (MA). Sidang tersebut membahas polemik ketentuan hak cipta yang dinilai berpotensi merugikan pelaku pertunjukan.Dalam keterangannya di hadapan majelis hakim, Lesti Kejora mengungkapkan keresahannya sebagai penyanyi yang kerap tampil membawakan lagu milik orang lain. Ia menilai ketentuan dalam UU Hak Cipta tidak memberikan perlindungan hukum yang memadai bagi pelaku pertunjukan seperti dirinya.Terseret Isu Kehamilan Erika Carlina, DJ Panda Angkat Bicara dan Tunjukkan Bukti“Terjadi ketidakseimbangan posisi hukum antara pencipta lagu dan pelaku pertunjukan. Hal ini menunjukkan lemahnya perlindungan terhadap hak terkait yang seharusnya juga dilindungi,” ujar Lesti dengan suara bergetar.Istri dari Rizky Billar itu mengaku selama ini selalu berusaha bersikap profesional dalam setiap penampilannya. Lagu-lagu yang dibawakan pun, menurutnya, kerap ditentukan oleh pihak penyelenggara, bukan atas inisiatif pribadi. Ia pun mengaku tidak begitu memahami secara rinci soal prosedur komersialisasi lagu yang harus dilalui saat tampil di atas panggung.“Sebagai penyanyi yang diundang untuk tampil, saya hanya berusaha memenuhi permintaan penyelenggara. Kadang mereka minta lagu tertentu, dan itu bukan karya saya sendiri,” jelasnya.Lesti menekankan bahwa dengan kondisi seperti itu, tidak adil jika pelaku pertunjukan justru dihadapkan pada ancaman pidana karena dianggap melanggar hak cipta. Ia menyebut, hal tersebut bisa membuka celah kriminalisasi sepihak terhadap para pelaku pertunjukan di industri hiburan.“Jika ancaman pidana digunakan secara sepihak, ini bisa memicu persoalan yang lebih besar dalam dunia pertunjukan dan memengaruhi iklim industri musik nasional,” tuturnya sambil menahan tangis.Viral Video Syur Diduga Selebgram Ambon, Chasandra Thenu Bersama Anggota PolisiSidang ini merupakan bagian dari permohonan uji materi yang diajukan oleh VISI (Visualisasi Industri Seni Indonesia) ke Mahkamah Konstitusi. VISI menilai beberapa pasal dalam UU Hak Cipta memiliki tafsir ganda yang berpotensi menimbulkan ketegangan antara pemilik hak cipta lagu dengan para pelaku pertunjukan.Polemik ini pun membuka diskusi luas soal perlindungan yang setara bagi seluruh pihak dalam ekosistem industri musik, agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau terancam saat menjalankan profesinya.***
Read More Viral! Siswa SMP Dikeroyok Saat MPLS, 12 Anak Diduga Terlibat
Wulan _ 4 jam yang lalu
Lingkaran.id - Jagat media sosial dihebohkan dengan beredarnya video seorang siswa laki-laki yang menjadi korban pengeroyokan oleh beberapa teman sekelasnya di salah satu sekolah menengah pertama negeri di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Kejadian tersebut diduga terjadi akibat saling ejek antar siswa saat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Adi Andaka, membenarkan insiden yang terekam dalam video tersebut. Menurutnya, peristiwa itu terjadi pada Jumat, 18 Juli 2025, di salah satu SMP negeri yang berada di Kecamatan Doko. Saat itu, para siswa sedang mengikuti kegiatan kerja bakti dalam rangka penutupan MPLS.Terseret Isu Kehamilan Erika Carlina, DJ Panda Angkat Bicara dan Tunjukkan Bukti"Betul, insiden itu terjadi pada hari Jumat kemarin. Waktu itu anak-anak sedang bersih-bersih lingkungan sekolah. Baik korban maupun para terduga pelaku merupakan siswa baru kelas 7 dan berasal dari kelas yang sama," ujar Adi saat dikonfirmasi pada Senin (21/7/2025).Adi menjelaskan, kejadian bermula dari aksi saling mengejek antar siswa, yang kemudian berujung pada dugaan pemukulan oleh salah satu siswa. Aksi tersebut bahkan disaksikan oleh sejumlah teman sekelas lainnya."Dari hasil penelusuran yang dilakukan pihak sekolah, diketahui ada sekitar 12 siswa yang terlibat. Terdiri dari satu korban, tiga siswa yang diduga menjadi pelaku utama, dan sisanya adalah mereka yang menyaksikan tanpa mencegah," jelasnya lebih lanjut.Menindaklanjuti kejadian ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar telah mengirimkan tim dari Bidang Pembinaan SMP untuk turun langsung ke lokasi sekolah. Meski demikian, Adi menyebut telah ada komunikasi antara pihak sekolah, keluarga korban, dan keluarga siswa yang diduga terlibat, dengan kesepakatan untuk menempuh jalur mediasi.Viral Video Syur Diduga Selebgram Ambon, Chasandra Thenu Bersama Anggota Polisi"Kami sudah tugaskan tim untuk mendalami lebih lanjut kasus ini, meski sudah ada upaya penyelesaian secara kekeluargaan," tegasnya.Peristiwa ini menjadi kekhawatiran terhadap keamanan serta pembinaan karakter siswa selama masa orientasi sekolah. Dinas Pendidikan mengimbau pihak sekolah untuk lebih ketat dalam pengawasan dan pembinaan terhadap interaksi antar siswa, khususnya dalam kegiatan yang melibatkan seluruh siswa baru.***
Read More MK Tolak Gugatan Syarat Pendidikan Presiden, Tetap Boleh Lulusan SMA
Wulan _ 4 jam yang lalu
Lingkaran.id - Mahkamah Konstitusi (MK) resmi menolak permohonan uji materi terhadap Pasal 169 huruf r dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), yang mengatur batas minimal pendidikan calon presiden dan wakil presiden. Putusan ini disampaikan dalam sidang pembacaan amar putusan pada Kamis, 17 Juli 2025.Permohonan uji materi ini diajukan oleh dua warga negara, Hanter Oriko Siregar dan Horison Sibarani, melalui perkara nomor 87/PUU-XXIII/2025. Dalam gugatannya, mereka meminta agar syarat pendidikan minimal calon presiden dan wakil presiden yang selama ini cukup lulusan sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat, dinaikkan menjadi minimal lulusan strata satu (S1) atau setara.Kades Diciduk Polisi saat Pesta Narkoba Bareng TemanNamun, permintaan tersebut tidak dikabulkan oleh majelis hakim MK. Dalam putusannya, MK menyatakan bahwa ketentuan yang ada saat ini masih relevan dan tidak bertentangan dengan konstitusi.“Menolak permohonan para pemohon untuk seluruhnya,” tegas Hakim Konstitusi Suhartoyo saat membacakan amar putusan di ruang sidang Mahkamah Konstitusi.Viral Video 2 Menit Andini Permata Bersama Bocah Laki-LakiDengan putusan ini, Pasal 169 huruf r UU Pemilu tetap berlaku, sehingga seseorang yang ingin mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden cukup memenuhi syarat pendidikan minimal lulusan SMA atau yang sederajat.MK menilai bahwa kualitas kepemimpinan tidak semata-mata ditentukan oleh tingkat pendidikan formal, melainkan juga pengalaman, integritas, dan kemampuan dalam memimpin negara.Putusan ini sekaligus mempertegas bahwa hak politik warga negara untuk dipilih tidak dapat dibatasi hanya karena tingkat pendidikan formal, selama syarat lain yang ditetapkan undang-undang telah dipenuhi.***
Read More Aksi Protes Alumni dan Mahasiswa Terkait Dugaan Pelecehan oleh Oknum Guru SMAN
Wulan _ 5 jam yang lalu
Lingkaran.id - Dugaan kasus pelecehan seksual yang melibatkan oknum guru di SMAN 4 Kota Serang, Banten, menuai kecaman luas dan memicu aksi protes. Sejumlah alumni dan mahasiswa turun ke jalan menuntut pengusutan tuntas terhadap dugaan tindakan tak senonoh yang disebut telah menimpa sejumlah siswa, bahkan hingga alumni sekolah.Peristiwa ini awalnya mencuat di media sosial dan langsung menyedot perhatian publik. Unggahan dari sejumlah pihak yang mengaku sebagai korban menyebutkan bahwa tindakan tidak pantas tersebut telah berlangsung cukup lama dan melibatkan lebih dari satu angkatan.Tragis! Wanita Muda Ditemukan Tewas Terborgol, Ternyata Dibunuh Mantan Kekasih karena Masalah UtangPuluhan massa menggelar unjuk rasa pada Senin pagi (21/7/2025) sekitar pukul 09.30 WIB di depan gerbang SMAN 4 Kota Serang. Mereka membawa berbagai spanduk tuntutan, menyerukan agar kasus ini segera ditindaklanjuti secara serius.Koordinator BEM Banten, Bagus Yulianto, menjelaskan bahwa informasi awal diperoleh dari sejumlah siswa dan alumni yang merasa menjadi korban.“Kami mendapatkan informasi dari para siswa dan alumni SMAN 4 Kota Serang. Korbannya tidak hanya satu, bahkan ada yang sudah menjadi alumni,” ujarnya pada Selasa (22/7/2025).Ia menambahkan bahwa meskipun kronologi detail belum diungkap sepenuhnya, tindakan pelecehan itu diduga terjadi dalam konteks kegiatan olahraga maupun saat sesi pembelajaran privat yang difasilitasi guru bersangkutan. Menurut Bagus, saat ini pihaknya masih melakukan pengumpulan data dan pendalaman kasus.“Kami terus menginvestigasi. Hingga saat ini, setidaknya sudah ada tiga laporan yang masuk, namun satu di antaranya telah dicabut tanpa penjelasan yang jelas,” ujarnya.Para demonstran menegaskan bahwa mereka menuntut penyelesaian hukum yang adil dan transparan terhadap kasus ini. Mereka juga mendesak pihak sekolah maupun instansi terkait untuk segera menonaktifkan guru yang diduga menjadi pelaku, serta memastikan yang bersangkutan tidak lagi memiliki akses untuk mengajar di lingkungan pendidikan.***
Read More Pendaftaran GDI FEST 2025 Resmi Dibuka! Wujudkan Mimpi Digitalmu di Festival Teknologi Terbesar Tahun Ini
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Generasi muda yang siap berinovasi dan berkolaborasi di era kecerdasan buatan, saatnya bersiap! GDI FEST 2025 resmi membuka pendaftaran. Festival digital tahunan ini kembali hadir sebagai ruang eksplorasi dan inspirasi dengan tema “Gen Level Up! Bersinergi Bersama AI, Genggam Masa Depan Dunia.”Diselenggarakan oleh komunitas Generasi Digital Intelektual (GDI), di bawah naungan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Selatan, GDI FEST 2025 bertujuan menjadi ruang kolaboratif dan inspiratif bagi para pemuda Indonesia yang siap mengambil peran strategis dalam masa depan berbasis teknologi. Komunitas GDI sendiri telah dikenal aktif sebagai penggerak ekosistem digital daerah, sejalan dengan visi besar menuju Indonesia Emas 2045.Pemkot Palembang Gelar Job Fair, Tawarkan Ribuan Lowongan KerjaTahun ini, GDI FEST kembali menghadirkan deretan kompetisi menarik yang tidak hanya memacu kreativitas, tetapi juga mengedepankan pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan. Rangkaian kegiatan yang dapat diikuti oleh peserta dari seluruh Indonesia ini meliputi:Pemilihan Duta Digital GDI, ajang pencarian sosok inspiratif dan komunikatif yang mampu menjadi wajah generasi digital.Lomba Inovasi Digital, tantangan bagi para pemikir kreatif untuk menghadirkan solusi berbasis teknologi.Lomba Videografi, platform untuk menyalurkan bakat visual storytelling dengan sentuhan digital.Lomba Desain Poster, ruang ekspresi bagi desainer muda untuk menyampaikan pesan melalui visual yang kuat dan bermakna.Pendaftaran telah dibuka sejak 1 Juni 2025 dan akan berlangsung hingga 31 Agustus 2025. Masyarakat digital dari berbagai latar belakang diundang untuk ikut ambil bagian dalam ajang yang akan menjadi pusat perhatian kalangan muda digital tahun ini.Setiap perlombaan dirancang tidak hanya untuk mengasah kemampuan teknis peserta, tetapi juga untuk memperkuat pemahaman terhadap perkembangan teknologi terkini, khususnya dalam hal literasi digital dan pemanfaatan AI (Artificial Intelligence)."Melalui GDI FEST 2025, kami ingin menciptakan ruang yang mendorong sinergi antara kreativitas anak muda dengan teknologi, demi mendorong lahirnya inovator digital yang siap menyongsong masa depan," ujar Fajri Riki selaku Ketua Pelaksana.The People’s Cafe & Djournal Coffee Hadir di Palembang Icon Mall, Yuk Serbu Promo dan Icip Menu AndalannyaSelain rangkaian kompetisi, GDI Fest 2025 turut menghadirkan Talk Show interaktif yang menghadirkan para pakar dan praktisi untuk berbagi wawasan seputar transformasi digital dan inovasi masa depan. Bagi para pemuda yang ingin menunjukkan bakat, membangun koneksi, dan menjadi bagian dari perubahan digital di Indonesia, inilah saatnya!Jangan sampai terlewat!Periode Pendaftaran : 1 Juni – 31 Agustus 2025Pendaftaran : https://gdi.or.id/events/gdi-fest-2025#daftarInstagram : @generasi.digital.intelektualMari bergabung bersama Generasi Digital Intelektual dan ambil peranmu sebagai bagian dari Gen Level Up! Bersinergi Bersama AI, Genggam Masa Depan Dunia!.***
Read More Tragis, Bocah 12 Tahun di Pekalongan Meninggal Setelah Digigit Ular Weling dan Diduga Alami Penanganan Medis Lambat
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Kabar duka datang dari Desa Bukur, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan. Seorang bocah laki-laki bernama Rafa Ramadhani Suwondho (12) menghembuskan napas terakhirnya setelah hampir sebulan berjuang melawan efek gigitan ular berbisa.Ia meninggal dunia pada Minggu dini hari, 20 Juli 2025, di ruang ICU RSUP Dr Kariadi, Semarang. Kabar meninggalnya Rafa dibenarkan oleh salah satu anggota keluarganya.“Betul, Mas. Dek Rafa meninggal dini hari tadi di RSUP Kariadi,” ujar Ning, kerabat korban.Terseret Isu Kehamilan Erika Carlina, DJ Panda Angkat Bicara dan Tunjukkan BuktiInsiden bermula pada Senin, 16 Juni 2025, sekitar pukul 04.00 WIB, saat Rafa diduga digigit ular weling, spesies berbisa dengan motif belang hitam-putih, di dalam kamar tidurnya. Sang orang tua sempat melihat ular tersebut, namun tidak berhasil menangkapnya.Segera setelah kejadian, Rafa dibawa ke seorang tenaga medis di desa sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Kajen. Sayangnya, penanganan medis awal dinilai kurang memadai. Di rumah sakit tersebut, Rafa hanya menerima tiga suntikan, pengambilan sampel darah, dan oksigen sesaat.Karena tidak terlihat adanya pembengkakan di lokasi gigitan, dokter menyimpulkan bahwa luka tersebut bukan berasal dari ular berbisa dan memutuskan untuk memulangkan Rafa. Padahal saat itu keluarga telah menyampaikan kondisi Rafa yang lemas, sesak napas, serta mengalami gangguan penglihatan.“Waktu itu kami minta dirawat karena kondisi Rafa tidak stabil, tapi permintaan itu tidak dikabulkan,” ucap salah satu anggota keluarga.Sekitar pukul 07.30 WIB, Rafa dibawa pulang. Namun, dalam perjalanan, kondisinya semakin memburuk. Ia mengalami kejang-kejang dan kehilangan kesadaran. Pihak keluarga segera melarikannya ke RSI Pekajangan, di mana ia langsung dirawat intensif di ruang ICU. Beberapa waktu kemudian, Rafa dirujuk ke RSUP Dr Kariadi di Semarang.Rafa menjalani perawatan intensif dalam kondisi koma selama hampir satu bulan. Sayangnya, upaya medis tidak mampu menyelamatkan nyawanya. Ia dinyatakan meninggal dunia pada Minggu dini hari. Jenazah Rafa tiba di rumah duka pukul 04.00 WIB dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Bukur pukul 10.00 WIB.Kakek Rafa, Datur (56), mengungkapkan penyesalannya atas keputusan awal membawa cucunya ke fasilitas kesehatan yang dinilai kurang tanggap terhadap kasus gigitan ular.“Waktu itu dokternya bilang ‘anak baru bangun tidur, jadi pusing’. Tapi cucu saya sudah mengeluh matanya gelap dan nggak bisa melihat,” ujarnya pilu.Viral Video Syur Diduga Selebgram Ambon, Chasandra Thenu Bersama Anggota PolisiPeristiwa ini menjadi perhatian publik setelah viral di media sosial melalui unggahan akun @Pekalonganinfo. Dalam unggahan tersebut, banyak warganet menyampaikan rasa duka, keprihatinan, dan kritik terhadap dugaan minimnya kesadaran akan bahaya gigitan ular berbisa, terutama jika dialami anak-anak.Pihak RSI Pekajangan menyatakan bahwa seharusnya setiap gigitan ular baik yang tampak ringan maupun tidak menunjukkan gejala awal tetap perlu ditangani dengan serius, sebab racun bisa berkembang secara sistemik dan menyerang sistem saraf maupun organ vital.***
Read More Dikritik Food Vlogger, Pinkan Mambo Emosi Bela Usaha Donatnya: “Kau Tutup Rezeki Anak Saya!”
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Nama Pinkan Mambo kembali menjadi sorotan publik, bukan karena musik, melainkan karena bisnis kuliner yang tengah ia geluti. Mantan personel duo Ratu itu kini mencoba peruntungan dengan menjual donat. Namun, langkah barunya ini justru mendapat sorotan tajam dari sejumlah food vlogger.Donat buatan Pinkan Mambo dijual seharga Rp 200.000 per kotak dengan isi sembilan buah, harga yang menuai kritik karena dianggap tidak sebanding dengan kualitas dan tampilan produk. Beberapa food vlogger menyampaikan pendapat mereka secara terang-terangan di media sosial, menyebut donat tersebut terlalu mahal, keras, dan tidak layak dari sisi kemasan.Diadopsi Lewat Medsos, Balita 4 Tahun Tewas Disiksa Pasangan PengamenMenanggapi komentar-komentar pedas tersebut, Pinkan tak tinggal diam. Ia menyampaikan kekecewaannya dengan nada emosional karena merasa usahanya mencari nafkah justru dijatuhkan oleh kritik yang menurutnya tidak membangun.“Orang-orang yang suka menjatuhkan biasanya hanya pandai bicara, tapi tidak bisa melakukan apa-apa,” ujar Pinkan.Ia melanjutkan bahwa kritik yang tidak disertai dengan empati ataupun solusi, justru menghancurkan semangat dan kondisi mentalnya. Pinkan menilai perbedaan antara komentar positif dan negatif sangat jelas. Ia mengaku lebih bisa menerima masukan yang mendorong dan memberi semangat.“Coba bandingkan kalau ada yang bilang, ‘Kak Pinkan keren, inspiratif banget, tetap semangat ya, semoga makin sukses.’ Nah, itu contoh komentar yang positif,” ungkapnya.Kronologi Mahasiswa KKN UGM Meninggal Di Maluku: Ombak Besar, Cuaca Buruk, dan Upaya EvakuasiNamun, Pinkan merasa tersakiti saat beberapa food vlogger justru memberikan penilaian yang merendahkan produk donatnya.“Kalau bilang donat saya busuk, keras, jelek, kemasannya nggak layak kamu sadar nggak sih, kamu itu sedang menutup pintu rezeki saya, bahkan rezeki untuk beli susu anak saya di rumah,” tegas Pinkan dengan suara gemetar menahan emosi.Meski menuai kontroversi, Pinkan tetap percaya diri dengan kualitas produknya. Ia menyebut bahwa donat miliknya punya cita rasa premium dan layak dicoba siapa pun.“Donat buatan saya itu enak banget, rasanya donat paling enak di muka bumi. Jadi cobain dulu, baru komentar,” pungkasnya.***
Read More Tragis! Wanita Muda Ditemukan Tewas Terborgol, Ternyata Dibunuh Mantan Kekasih karena Masalah Utang
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Sebuah temuan menggemparkan publik terjadi di Kampung Kedokan, Desa Cibogo, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang. Seorang wanita muda ditemukan tewas dalam kondisi membusuk dengan tangan terborgol di area semak belukar di belakang rumah warga. Korban diketahui bernama Amelia Putri Sari Devi, berusia 22 tahun.Fakta mengejutkan terungkap dalam penyelidikan polisi: pelaku utama pembunuhan tersebut adalah mantan kekasih korban sendiri, seorang pemuda berinisial RRP (19). Selain RRP, dua pelaku lainnya turut terlibat, yakni IF (21) dan AP (17). Ketiganya kini telah berhasil diamankan pihak kepolisian.Modus Minta Tolong, Pria di Bintaro Bunuh Korban dan Curi MotornyaMotif pembunuhan terkuak karena dendam pelaku RRP terhadap korban, yang menagih utang sebesar Rp 1,1 juta melalui unggahan status WhatsApp. Tak hanya menagih, korban juga mengunggah foto kekasih baru RRP tanpa izin, yang memicu amarah pelaku.“Pelaku merasa dipermalukan karena korban menagih utang dengan mengunggah status dan foto pacar barunya. Ini yang memicu kemarahan dan berujung pada aksi keji tersebut,” ujar Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak, dalam keterangannya, Jumat (18/7/2025).Insiden tragis ini bermula pada Senin malam, 7 Juli 2025, saat pelaku RRP mengajak Amelia datang ke rumahnya dengan dalih akan melunasi utang. Tanpa curiga, korban memenuhi undangan tersebut dan tiba sekitar pukul 23.30 WIB.Namun ternyata, RRP bersama dua temannya IF dan AP telah menyusun rencana jahat. Mereka telah menyiapkan pisau, gunting, dan borgol yang disembunyikan di teras rumah. Saat korban menyadari tidak ada uang yang diberikan, ia memutuskan untuk pergi. Tapi saat berada di atas motornya, RRP mendadak menyerangnya dari belakang, memiting leher, membekap mulut, dan menjatuhkannya ke tanah.Kemudian, pelaku AP memborgol tangan korban, sementara IF memegangi kakinya. Korban lantas diseret ke samping rumah, di mana perbuatan bejat dilakukan oleh ketiga pelaku secara bergantian. Setelah itu, korban dibawa ke area semak belukar berjarak sekitar 30 meter dari lokasi rumah, dalam kondisi masih terborgol.Diadopsi Lewat Medsos, Balita 4 Tahun Tewas Disiksa Pasangan PengamenAmelia kemudian dihabisi secara kejam. Untuk menyembunyikan kejahatan mereka, jasad korban ditutupi dengan tanaman sekitar agar tidak mudah ditemukan. Tak hanya membunuh, pelaku juga merampas barang-barang milik korban, seperti ponsel iPhone dan sepeda motor Vespa bernomor polisi B 6799 JKD.Warga sekitar baru menyadari kejadian ini ketika pada Rabu sore, 16 Juli 2025, sekitar pukul 17.30 WIB, jasad wanita tanpa identitas ditemukan dalam kondisi mengenaskan tubuh membusuk, tangan terborgol, dan penuh luka di semak-semak Kampung Kedokan.Penemuan ini langsung dilaporkan ke pihak berwajib. Setelah proses identifikasi dan penyelidikan intensif, identitas korban berhasil diketahui dan para pelaku berhasil ditangkap.***
Read More Beri Racun ke Adik Suami, Rika Amalia Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Tangis Rika Amalia pecah sesaat setelah palu hakim diketuk. Dari balik layar monitor ruang sidang virtual, air mata perempuan muda itu mengalir deras, menandai akhir dari harapannya untuk bebas dari jerat hukum.Pada Kamis, 17 Juli 2025, Pengadilan Negeri Palembang menjatuhkan vonis hukuman penjara seumur hidup kepada Rika Amalia. Ia dinyatakan bersalah dalam kasus pembunuhan berencana terhadap ANF (13), adik dari suaminya sendiri.Diadopsi Lewat Medsos, Balita 4 Tahun Tewas Disiksa Pasangan PengamenKetua Majelis Hakim, Kristanto Sahat Sianipar, dengan suara lantang membacakan putusan tersebut. Dalam amar putusannya, hakim menyebut bahwa Rika terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pembunuhan berencana dengan cara menyuruh korban menenggak cairan beracun.Tindakan keji tersebut dinilai sebagai pelanggaran berat terhadap Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).“Menjatuhkan pidana penjara seumur hidup,” ucap Hakim Kristanto dengan tegas.Kronologi Mahasiswa KKN UGM Meninggal Di Maluku: Ombak Besar, Cuaca Buruk, dan Upaya EvakuasiMeskipun vonis yang dijatuhkan lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum yang mengajukan hukuman mati, keputusan ini tetap menjadi pukulan berat bagi Rika.Dalam ruang sidang virtual, ia hanya bisa tertunduk lesu, tak kuasa membendung air matanya, seolah belum siap menerima kenyataan bahwa sisa hidupnya akan dijalani di balik jeruji besi.***
Read More Pemkot Palembang Gelar Job Fair, Tawarkan Ribuan Lowongan Kerja
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang terus menunjukkan komitmennya dalam mengurangi tingkat pengangguran di wilayahnya. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan job fair atau bursa kerja yang digagas oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Palembang.Kepala Disnaker Palembang, Ikhsan Tosni, menyampaikan bahwa kegiatan bursa kerja ini akan melibatkan sebanyak 40 perusahaan terkemuka yang siap merekrut tenaga kerja dari berbagai latar belakang. Acara ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari, yaitu pada tanggal 22 hingga 23 Juli 2025, bertempat di Ballroom Hotel Aryaduta Palembang.The People’s Cafe & Djournal Coffee Hadir di Palembang Icon Mall, Yuk Serbu Promo dan Icip Menu Andalannya“Total ada 2.912 posisi yang tersedia dan dapat diakses oleh para pencari kerja selama pelaksanaan job fair,” ujar Ikhsan pada Jumat, 18 Juli 2025.Ia menambahkan, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang bagi perusahaan untuk menemukan talenta terbaik, tetapi juga menjadi kesempatan emas bagi para pencari kerja, khususnya generasi muda Palembang, untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi mereka.Labirin Sriwijaya 2025 Sukses Digelar: PCMI Sumsel Dorong Ekosistem Wirausaha Muda SumselJob fair ini terbuka untuk umum dan diharapkan mampu menjadi salah satu solusi strategis dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan di Kota Palembang.***
Read More Kades Diciduk Polisi saat Pesta Narkoba Bareng Teman
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Seorang Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, berinisial L, yang menjabat di Desa Pandansari, Kecamatan Kajoran, harus berurusan dengan hukum setelah tertangkap menggunakan narkoba jenis sabu bersama tiga rekannya. Kabar penangkapan ini dikonfirmasi langsung oleh Kepala Satuan Narkoba Polresta Magelang, AKP Tri Widaryanto. Ia membenarkan bahwa salah satu dari empat orang yang diamankan adalah seorang kepala desa yang masih aktif menjabat.Sindikat Penjualan Bayi Terungkap, Total 13 Tersangka Ditangkap, 6 Bayi Diselamatkan"Benar, yang kami amankan adalah Kades Pandansari, Kecamatan Kajoran," ujar Tri saat dikonfirmasi pada Jumat (19/7/2025).Tri menjelaskan, pengungkapan kasus ini bermula dari informasi warga yang mencurigai aktivitas sekelompok orang yang kerap berkumpul di daerah tersebut. Dari hasil penyelidikan, petugas akhirnya mengamankan empat orang, termasuk Kades L, yang sedang berada di lokasi."Awalnya mereka kumpul untuk membahas transaksi ruko. Tapi dalam pertemuan itu, mereka justru sepakat untuk membeli sabu secara patungan. Ada yang disuruh membeli sedikit sabu, lalu digunakan bersama di tempat itu," ungkap Tri.Hasil Otopsi Dokter Forensik Brasil Ungkap Kematian Juliana di RinjaniPolisi menyita barang bukti berupa sabu seberat 10 gram dari keempat pelaku. Meski kepemilikan barang haram tersebut diklaim terpisah, Kades L diketahui ikut mengonsumsi sabu hasil urunan bersama, dengan kontribusi sekitar Rp 200 ribu."Hasil tes urinenya positif. Jadi walaupun dia tidak memiliki sabu secara utuh, tetap kami tahan karena terlibat langsung dalam penggunaan," tambahnya.Kades L kini ditahan bersama tiga rekannya untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Penangkapan terhadap pejabat desa ini menjadi pukulan keras dalam upaya pemberantasan narkoba, khususnya di lingkungan pemerintahan desa.***
Read More Terseret Isu Kehamilan Erika Carlina, DJ Panda Angkat Bicara dan Tunjukkan Bukti
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Nama DJ Panda tiba-tiba menjadi perbincangan hangat publik setelah aktris Erika Carlina membuat pengakuan mengejutkan bahwa dirinya kini tengah mengandung anak dari hasil hubungan di luar pernikahan. Erika mengungkapkan bahwa kehamilannya telah memasuki usia sembilan bulan, tanpa menyebut siapa sosok pria yang bertanggung jawab.Pernyataan tersebut langsung memicu spekulasi luas di kalangan warganet. Banyak yang kemudian menuding DJ Panda sebagai pria yang dimaksud, lantaran keduanya diketahui pernah menjalin hubungan asmara di masa lalu.Viral Video Syur Diduga Selebgram Ambon, Chasandra Thenu Bersama Anggota PolisiDesakan publik yang terus mengarah padanya membuat DJ Panda akhirnya buka suara. Melalui akun media sosialnya, ia membantah tegas tuduhan bahwa dirinya adalah ayah dari anak yang dikandung Erika Carlina. Tak hanya itu, DJ Panda juga melampirkan bukti untuk memperkuat pernyataannya.Dalam sebuah unggahan, DJ Panda memperlihatkan tangkapan layar dari grup penggemar miliknya. Unggahan tersebut menjadi respons atas pernyataan Erika yang sebelumnya menyebut bahwa pria yang menghamilinya aktif melakukan siaran langsung (live) dan memiliki grup penggemar di WhatsApp yang hanya berisi 19 orang anggota.Terungkap Pesinetron Pria Peras Pacar Sesama Jenis adalah Muhammad Rayyan AlkadrieNamun, tangkapan layar yang dibagikan DJ Panda memperlihatkan fakta berbeda. Grup WhatsApp penggemar yang ia miliki ternyata berisi 531 anggota, jumlah yang sangat jauh dari yang disebutkan Erika. DJ Panda juga menyisipkan isi percakapan dalam grup tersebut, yang menunjukkan reaksi kaget dan pembelaan dari para penggemarnya terhadap isu yang menimpa sang DJ.Lewat unggahan tersebut, DJ Panda seakan ingin menegaskan bahwa ia bukanlah sosok pria yang dimaksud oleh Erika dalam pernyataannya di podcast bersama Deddy Corbuzier.Hingga saat ini, Erika Carlina belum memberikan klarifikasi lanjutan terkait siapa sebenarnya ayah dari bayi yang dikandungnya. Sementara itu, publik terus menantikan perkembangan terbaru dari polemik yang tengah menjadi sorotan ini.***
Read More Pengamanan Resepsi Pernikahan Anak Gubernur Jabar Makan Korban Jiwa
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Insiden duka mewarnai acara pesta rakyat dalam rangka resepsi pernikahan Maula Akbar Mulyadi Putra, putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Wakil Bupati Garut Putri Karlina. Seorang anggota kepolisian dilaporkan meninggal dunia saat bertugas mengamankan kegiatan yang digelar di Lapangan Oto Iskandar Dinata, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Jumat (18/7/2025).Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Hendra Rochmawan, membenarkan bahwa anggota yang gugur adalah Bripka Cecep, seorang Bhabinkamtibmas yang berdinas di Polsek jajaran Polres Garut.Kepala SMA Dinonaktifkan Usai Siswa Bunuh Diri karena Tak Naik Kelas"Ya, benar. Anggota kami, atas nama Bripka Cecep, meninggal dunia saat menjalankan tugas pengamanan acara resepsi," ujar Hendra saat dikonfirmasi oleh awak media.Bripka Cecep diketahui turut mengatur jalannya kerumunan warga dan membantu mengevakuasi beberapa pengunjung yang pingsan akibat berdesak-desakan saat berupaya masuk ke Pendopo tempat berlangsungnya resepsi pernikahan."Setelah situasi mulai kondusif dan acara berjalan dengan tertib, almarhum sempat duduk untuk beristirahat. Saat itu, beliau tiba-tiba pingsan dan kemudian dinyatakan meninggal dunia. Proses evakuasi langsung dilakukan oleh petugas medis yang membawanya ke rumah sakit menggunakan ambulans," jelas Hendra.Viral! Perempuan Diduga Jadi Korban Jambret, Terseret Beberapa MeterTak hanya Cecep, dua orang warga sipil juga dilaporkan meninggal dunia dalam kejadian yang sama. Namun, hingga saat ini identitas kedua korban tersebut masih dalam proses konfirmasi pihak kepolisian."Menurut laporan yang kami terima dari Polres Garut, terdapat dua warga sipil lainnya yang turut menjadi korban jiwa. Kami masih menunggu kepastian identitas dari kedua orang tersebut," sambungnya.Pihak kepolisian juga tengah melakukan evaluasi bersama pihak event organizer (EO) untuk meninjau kembali proses perencanaan dan pelaksanaan pengamanan dalam kegiatan berskala besar seperti ini, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.***
Read More Viral Guru Madrasah Didenda Rp 25 Juta karena Tampar Murid
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Sebuah rekaman video beredar luas di media sosial memperlihatkan seorang guru madrasah diniyah (madin) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang dikenai denda puluhan juta rupiah usai menampar seorang murid. Kejadian ini langsung menyita perhatian warganet dan memicu berbagai reaksi.Dalam video yang viral tersebut, terlihat momen ketika guru madin diduga menandatangani sebuah surat pernyataan atau kesepakatan bersama dengan pihak wali murid. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa guru tersebut diwajibkan membayar denda sebesar Rp 25 juta sebagai bentuk pertanggungjawaban atas insiden penamparan tersebut.Viral! Cewek Nemplok di Kap Mobil Gegara Mantan"Guru madin di wilayah Ngampel, Desa Jatirejo, Kecamatan Karanganyar, didenda Rp 25 juta karena menampar muridnya. Tindakan ini membuat wali murid tidak menerima perlakuan tersebut," demikian bunyi narasi dalam unggahan.Menanggapi kabar tersebut, Perangkat Desa Jatirejo, Latif, membenarkan bahwa peristiwa tersebut memang benar terjadi. Namun, ia enggan memberikan penjelasan secara rinci karena kasus tersebut ditangani langsung oleh pihak madrasah.Diadopsi Lewat Medsos, Balita 4 Tahun Tewas Disiksa Pasangan Pengamen"Memang benar ada kejadian seperti itu, namun penanganannya sepenuhnya diserahkan kepada pihak madin," ujar Latif singkat.Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak madrasah maupun otoritas pendidikan setempat terkait sanksi tersebut dan kronologi lengkap insiden penamparan yang dimaksud.***
Read More Viral! Cewek Nemplok di Kap Mobil Gegara Mantan
Wulan _ 4 hari yang lalu
Lingkaran.id - Media sosial tengah dihebohkan oleh aksi ekstrem seorang perempuan yang terlihat menempel di atas kap mobil yang sedang melaju. Video aksi nekat tersebut viral setelah diunggah oleh sejumlah akun TikTok dan Instagram, seperti @isputrantsp dan @ultanih, sejak 12 Juli 2025.Dalam rekaman berdurasi pendek itu, tampak seorang wanita mengenakan kaos dan celana jeans berpegangan erat di kap mobil sambil meneriakkan sesuatu yang tidak terdengar jelas. Identitas maupun lokasi kejadian belum dapat dipastikan hingga kini, namun peristiwa tersebut sudah menjadi bahan perbincangan hangat di berbagai platform media sosial.Kronologi Mahasiswa KKN UGM Meninggal Di Maluku: Ombak Besar, Cuaca Buruk, dan Upaya EvakuasiKisah di balik kejadian ini mulai terkuak setelah akun TikTok @mira yang mengaku berada di dalam mobil saat insiden berlangsung memberikan klarifikasi melalui kolom komentar. Mira menjelaskan bahwa insiden tersebut dipicu oleh urusan pribadi terkait telepon genggam antara wanita yang menempel di kap mobil dan mantan kekasihnya, yang diketahui merupakan teman dari suami Mira.“HP yang dimaksud itu bukan milik perempuan itu, tapi milik teman saya. Mereka memang pernah tukar HP karena urusan pribadi, tapi HP teman saya malah rusak dibikin retak,” ujar Mira.Lebih lanjut, Mira menyebut bahwa perempuan tersebut terus berusaha menghubungi mantan kekasihnya, bahkan sampai melibatkan ibu mantan pacarnya untuk menuntut pengembalian ponsel.Namun karena pihak laki-laki sudah enggan berurusan lebih jauh, ponsel akhirnya dikembalikan melalui perantara suami Mira untuk menghindari konflik lebih lanjut. Meski telah berjanji tidak akan membuat keributan, perempuan itu justru bertindak di luar dugaan.“Katanya nggak mau ribut, tapi tiba-tiba nempel di mobil dan teriak-teriak bilang, ‘nggak mau, maunya ikut,’” tambah Mira.Tangis Mahasiswi Pecah di Bus Rosalia Indah, Laptop Berisi Skripsi Raib Digondol MalingAksi nekat ini sontak menuai berbagai reaksi dari netizen. Banyak yang mengecam tindakan tersebut sebagai aksi berbahaya dan tidak pantas untuk ditiru, terutama karena membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain. "Mantan emang paling bisa bikin hidup penuh drama, ya ges ya hahaha." ujar seorang warganet.***
Read More Viral! Garis Merah di Kepala ala Drakor “S Line” Jadi Tren, Netizen: Kayak Buka Aib Sendiri
Wulan _ 4 hari yang lalu
Lingkaran.id - Drama Korea terbaru berjudul S Line tengah menjadi buah bibir di berbagai platform media sosial, khususnya TikTok, sejak penayangan perdananya pada 11 Juli 2025. Serial ini menarik perhatian publik bukan hanya karena perpaduan genre thriller, fantasi, dan misteri yang ditawarkan, melainkan juga karena elemen visual yang tidak biasa dan penuh teka-teki.Salah satu daya tarik utama dari drama ini adalah keberadaan garis merah mencolok yang tampak di atas kepala para karakter dalam serial tersebut. Keberadaan garis ini menjadi sorotan tajam karena belum pernah diangkat dalam konsep drama Korea sebelumnya. Cuplikan-cuplikan dengan visual garis merah ini pun dengan cepat tersebar luas dan dibagikan ulang oleh pengguna TikTok, membuat penonton bertanya-tanya mengenai maknanya.Viral! Perempuan Diduga Jadi Korban Jambret, Terseret Beberapa MeterMenambah rasa penasaran, jumlah garis yang muncul di atas kepala setiap tokoh ternyata berbeda-beda ada yang memiliki satu, dua, bahkan banyak garis, sementara beberapa tokoh lainnya sama sekali tidak memilikinya. Perbedaan ini kemudian memunculkan teori dan diskusi di kalangan penonton tentang makna simbolik dari garis-garis tersebut.Drama S Line dibintangi oleh aktor dan aktris ternama Korea Selatan seperti Lee Soo Hyuk, Lee Da Hee, dan Lee Eun Saem. Mereka memerankan karakter yang berusaha mengungkap misteri di balik keberadaan garis merah tersebut, yang ternyata hanya bisa dilihat oleh orang tertentu atau dengan bantuan alat khusus.Salah satu penjelasan yang ramai diperbincangkan muncul dari akun TikTok @wahyuhasianta, yang mengungkap bahwa garis merah tersebut merupakan simbol bahwa seseorang pernah melakukan hubungan seksual.Lisa Mariana Diperiksa Terkait Video Syur, Akui Terlibat Tapi Klaim Sebagai Korban"Setiap orang punya jumlah garis yang berbeda bisa satu, dua, banyak, bahkan tidak ada sama sekali," tulis akun tersebut.Alur cerita S Line pun disebut memikat karena menampilkan sudut pandang sosial dan moral yang tidak biasa, dibalut dengan suasana misterius dan ketegangan yang terjaga di setiap episodenya. Penonton dibuat terus menebak-nebak apa sebenarnya makna dari simbol garis merah tersebut dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan para karakter di dalam cerita.***
Read More Diadopsi Lewat Medsos, Balita 4 Tahun Tewas Disiksa Pasangan Pengamen
Wulan _ 4 hari yang lalu
Lingkaran.id - Dua pengamen jalanan, Komarudin (31) dan Mariska Yulianasari (32), resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Grobogan dalam kasus penganiayaan terhadap seorang balita berusia 4 tahun, FAN, hingga meninggal dunia.Balita malang tersebut diketahui baru saja diadopsi beberapa minggu sebelumnya oleh pasangan tersebut. Proses adopsi dilakukan oleh Mariska melalui media sosial, setelah berkomunikasi dengan ibu kandung FAN yang berinisial DL, warga Kecamatan Toroh, Grobogan.Kronologi Mahasiswa KKN UGM Meninggal Di Maluku: Ombak Besar, Cuaca Buruk, dan Upaya EvakuasiDL disebut menyerahkan hak asuh anaknya kepada Mariska pada Juli 2025 karena tekanan ekonomi yang dihadapinya. Namun hanya berselang beberapa hari sejak proses pengasuhan berpindah, FAN justru meregang nyawa akibat perlakuan kejam dari orang tua angkatnya.Dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Grobogan, Rabu (16/7/2025), Kasat Reskrim Polres Grobogan AKP Agung Joko Haryono menyebutkan bahwa kedua pelaku merupakan pasangan pengamen jalanan.“Komarudin dan Mariska telah menjadi tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah sesama pengamen jalanan yang kini kami tahan,” ujar AKP Agung.Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Grobogan yang menangani penyelidikan mengungkap bahwa penganiayaan terhadap FAN berlangsung sejak 26 Juni hingga 1 Juli 2025. Kedua tersangka secara brutal memukul korban, bahkan disebut membenturkan kepala sang anak ke tembok serta menendang bagian dadanya.Dari pengakuan tersangka, kekerasan itu dipicu oleh kekesalan karena korban beberapa kali buang air besar di celana.“Motifnya, tersangka mengaku kesal karena korban sering buang air sembarangan. Namun itu sama sekali tidak dapat dibenarkan,” tegas Agung.Tragis! Sopir Ekspedisi Dikeroyok Hingga TewasSetelah mengalami luka serius, FAN akhirnya dilarikan ke RSUD Dr R Soedjati Soemodiardjo Purwodadi pada 2 Juli 2025. Sayangnya, nyawa anak itu tidak tertolong. Ironisnya, tanpa seizin dan tanpa memberi kabar kepada ibu kandungnya, jenazah FAN langsung dimakamkan oleh kedua tersangka di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lingkungan Palembahan, Purwodadi.“Pemakaman dilakukan secara diam-diam oleh kedua pelaku tanpa memberitahu ibu kandung korban,” tambah AKP Agung.Saat ini kedua tersangka telah diamankan dan akan dijerat dengan pasal berat terkait kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan kematian.***
Read More Kepala SMA Dinonaktifkan Usai Siswa Bunuh Diri karena Tak Naik Kelas
Wulan _ 4 hari yang lalu
Lingkaran.id - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan Kepala Sekolah SMAN 6 Garut menyusul kasus tragis meninggalnya seorang siswa kelas 10 yang diduga bunuh diri karena tidak naik kelas. Keputusan ini diumumkan usai pertemuan antara pihak sekolah dan keluarga korban pada Kamis, 17 Juli 2025.Pertemuan tersebut dihadiri sejumlah pihak terkait, termasuk kepala sekolah, wali kelas, guru bimbingan konseling (BK), guru mata pelajaran, dan perwakilan keluarga. Dalam pertemuan tersebut, menurut Gubernur Dedi, masing-masing pihak merasa berada di posisi yang benar sehingga belum memungkinkan adanya rekonsiliasi langsung.Viral! Perempuan Diduga Jadi Korban Jambret, Terseret Beberapa Meter“Karena belum ada titik temu dan demi keadilan, kami memilih untuk membuka jalur investigasi,” ujar Dedi Mulyadi dalam pernyataan video resmi.Gubernur Dedi juga menugaskan langsung Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi, untuk memimpin investigasi internal. Tujuannya adalah menyelidiki potensi kelalaian dari berbagai pihak di lingkungan sekolah, mulai dari kepala sekolah, wali kelas, guru BK, hingga guru mata pelajaran.“Saya ingin mengetahui secara jelas apakah ada tanggung jawab yang diabaikan dalam kasus ini,” tegas Dedi.Sebagai bentuk komitmen terhadap transparansi dan independensi pemeriksaan, Kepala SMAN 6 Garut resmi dinonaktifkan sementara hingga proses penyelidikan tuntas. Dedi berharap, dengan langkah ini, investigasi bisa berjalan objektif dan tanpa tekanan.Tragedi ini mencuat ke publik setelah seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada Senin pagi, 14 Juli 2025, bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah pascalibur. Polisi memastikan penyebab kematian adalah bunuh diri berdasarkan hasil pemeriksaan tim Inafis dan medis.Kejadian ini menyedot perhatian luas setelah ibunda korban menyampaikan kisah pilu anaknya melalui media sosial. Dalam unggahan Instagram sejak Juni lalu, sang ibu menuturkan bahwa anaknya sempat mengalami tekanan mental karena dituduh sebagai pelapor teman-teman yang menggunakan vape di kelas, sehingga menjadi sasaran perundungan. Ia juga menyebut bahwa anaknya tidak naik kelas dan disarankan untuk pindah sekolah.Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, menyatakan bahwa pihaknya telah mengikuti perkembangan kasus tersebut sejak tiga minggu sebelumnya. Ia juga telah menginstruksikan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk mendampingi korban, namun tragisnya, remaja tersebut keburu meninggal dunia sebelum pendampingan lanjutan dilakukan.Viral Video Syur Diduga Selebgram Ambon, Chasandra Thenu Bersama Anggota PolisiSementara itu, Kepala SMAN 6 Garut, Dadang Mulyadi, membantah bahwa kasus tersebut terkait dengan tindakan bullying. Ia menjelaskan bahwa isu bullying baru mencuat setelah siswa dinyatakan tidak naik kelas karena nilai tujuh mata pelajaran yang belum memenuhi kriteria.Menurut Dadang, pihak sekolah sudah lebih dulu memanggil orang tua siswa sebelum rapat pleno penentuan kenaikan kelas digelar. Kasus ini masih dalam penyelidikan dan menjadi sorotan publik yang mendesak adanya perubahan dalam sistem pendidikan, terutama terkait aspek psikologis dan perlindungan siswa di lingkungan sekolah.***
Read More Kelompok Berjubah Putih Gelar Aktivitas Spiritual di Puncak Gunung Lawu, Ada Prosesi Seperti Tawaf
Wulan _ 4 hari yang lalu
Lingkaran.id - Gunung Lawu kembali menjadi perbincangan hangat setelah sebuah video berdurasi 23 detik beredar luas di media sosial, menampilkan sekelompok orang mengenakan pakaian serba putih yang diduga tengah melangsungkan ritual di kawasan Tugu Hargo Dumilah, titik tertinggi di puncak Gunung Lawu.Dalam cuplikan video tersebut, tampak puluhan individu duduk bersila dengan gerakan tubuh yang menyerupai kegiatan zikir. Tak lama kemudian, mereka berdiri dan mengitari tugu berbentuk persegi empat dengan arah searah jarum jam. Aksi tersebut pun memunculkan beragam tanggapan dari warganet karena mirip dengan prosesi tawaf yang dilakukan di Ka'bah.Hasil Otopsi Dokter Forensik Brasil Ungkap Kematian Juliana di RinjaniInformasi yang dihimpun menyebutkan bahwa kelompok tersebut berjumlah kurang lebih 100 orang. Mereka diketahui mulai mendaki Gunung Lawu melalui jalur pendakian Cemoro Sewu pada Kamis pagi. Setelah menempuh perjalanan menuju puncak, rombongan itu bermalam di kawasan tertinggi gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut.Keesokan harinya, menjelang waktu salat Jumat, rombongan itu terlihat melaksanakan kegiatan doa bersama dan menunaikan salat berjamaah di area puncak.Viral! Direktur Operasional PT G70 Asia Diduga Selingkuh dengan Istri Orang di AncolHingga saat ini, belum diketahui secara pasti identitas maupun latar belakang kelompok tersebut, namun keberadaan mereka memicu perdebatan di media sosial ada yang menyebutnya sebagai bagian dari komunitas spiritual, sementara sebagian lain mempertanyakan motif dan ajaran yang mereka anut.Pihak berwenang maupun pengelola kawasan Gunung Lawu belum memberikan keterangan resmi terkait aktivitas yang terekam dalam video viral tersebut.***
Read More