Viral Ojol Bertemu Wapres Gibran, Sepatu Air Jordan Merah Putih Jadi Soroton!
Viral Ojol Bertemu Wapres Gibran, Sepatu Air Jordan Merah Putih Jadi Soroton!
Lingkaran.id - Pertemuan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan perwakilan pengemudi ojek online (ojol) di Istana Wakil Presiden, Jakarta, pada Minggu (31/8), mendadak menyedot perhatian publik. Bukan hanya isi dialog mengenai aspirasi para driver yang menjadi topik, melainkan juga penampilan salah satu pengemudi yang mencuri sorotan karena sepatu yang dikenakannya diduga bermerek Air Jordan.Acara yang berlangsung dalam suasana santai itu dihadiri oleh perwakilan pengemudi dari sejumlah platform besar, antara lain Gojek, Grab, Maxim, dan InDrive. Gibran tampak hadir dengan balutan batik, sementara para ojol duduk melingkar mengenakan jaket identitas khas masing-masing perusahaan. Pertemuan kemudian ditutup dengan sesi berjabat tangan dan foto bersama.Gabungan Mahasiswa Se-Sumsel Gelar Aksi Hari ini, Tuntut Reformasi Polri hingga Tolak Kenaikan Tunjangan DPRMeski demikian, perhatian warganet justru teralihkan pada detail sepatu merah putih yang dikenakan salah seorang driver. Foto sepatu tersebut tersebar luas di media sosial X dan menuai beragam komentar.“Nech kelakuhan nyamar tp ga cermat lha masa abang ojol sepatune harganya 2 jutaan? Fokus sebelah kanan,” tulis akun @e****** di platform X.Selain dugaan sepatu Air Jordan itu, gaya seorang pengemudi lain juga tak kalah menjadi pembahasan. Driver tersebut tampil rapi dengan mengenakan sepatu pantofel hitam berbahan kulit. Penampilan para pengemudi ini terekam jelas dalam video pertemuan yang diunggah langsung oleh Gibran maupun sejumlah peserta yang hadir.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniPertemuan ini sendiri berlangsung pasca-demonstrasi besar di depan Gedung DPR pada Kamis (28/8). Aksi tersebut meninggalkan duka mendalam setelah seorang pengemudi ojol, Affan Kurniawan, meninggal dunia akibat terlindas mobil rantis Brimob. Selain Affan, beberapa pengemudi lain turut mengalami luka-luka.Tragedi itu memicu gelombang protes lanjutan ke Mako Brimob Kwitang, di mana para pengemudi mendesak agar kasus kematian Affan diusut secara transparan dan pelakunya dijatuhi hukuman sesuai ketentuan hukum.***
Read More
Delapan Korban Unjuk Rasa Masih Dirawat di RS, Wali Kota Tegaskan Mayoritas Bukan Warga Lokal
Delapan Korban Unjuk Rasa Masih Dirawat di RS, Wali Kota Tegaskan Mayoritas Bukan Warga Lokal
Lingkaran.id - Sejumlah korban dari aksi unjuk rasa yang berlangsung di Kota Solo masih menjalani perawatan medis di rumah sakit. Wali Kota Solo, Respati Ardi, menyampaikan bahwa hingga Senin (1/9/2025), terdapat delapan orang korban yang masih dirawat intensif. Mereka berasal dari kalangan masyarakat umum, peserta aksi, maupun aparat keamanan. Respati menegaskan bahwa sebagian besar korban yang masih menjalani perawatan bukan merupakan warga asli Solo.“Bukan warga Solo, hanya ada beberapa saja yang berasal dari Solo,” ujarnya.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniIa menjelaskan, sejak awal tercatat ada 19 orang korban yang sempat dilarikan ke rumah sakit pasca kericuhan unjuk rasa. Namun, sebagian besar hanya mengalami luka ringan sehingga diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan jalan. Sementara itu, delapan korban yang masih dirawat membutuhkan penanganan lebih lanjut karena kondisi mereka cukup serius.“Harapan kami, mereka yang kini masih dirawat bisa segera pulih dan kembali berkumpul dengan keluarganya,” tutur Respati.Suasana Haru Iringi Pemakaman Mahasiswa Amikom, Rheza Sendy PratamaSelain memberikan perhatian pada korban, pihak Pemkot Solo juga mengambil langkah antisipatif untuk menjaga keamanan kota. Respati mengungkapkan bahwa pihaknya telah membentuk Gerakan Warga Solo (GWS) dengan menggandeng pemuda karang taruna di setiap kelurahan.Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan suasana Solo yang kondusif serta mencegah aksi-aksi anarkis dari pihak luar yang kerap menimbulkan kerusuhan. Menurut Respati, massa yang melakukan aksi hingga berujung pada perusakan fasilitas umum sebagian besar bukan warga Solo.“Kami ingin Solo tetap aman dan damai, dimulai dari akar rumput,” tegasnya.***
Read More
Rumah di Bintaro yang Dijarah Massa Ternyata Dihuni Mantan Suami Nafa Urbach, Bukan Milik Pribadi
Rumah di Bintaro yang Dijarah Massa Ternyata Dihuni Mantan Suami Nafa Urbach, Bukan Milik Pribadi
Lingkaran.id - Kejadian penjarahan rumah di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, pada Minggu (31/8), sempat dikaitkan dengan artis Nafa Urbach. Namun, informasi tersebut akhirnya diluruskan. Petugas keamanan perumahan, Syamsul, menegaskan bahwa rumah yang menjadi sasaran massa bukan milik Nafa, melainkan dihuni oleh mantan suaminya, aktor Zack Lee. Syamsul menambahkan, rumah yang ditempati Zack bukanlah kepemilikan pribadi, melainkan rumah kontrakan.“Ini rumah Pak Zack Lee, mantan suaminya Ibu Nafa. Beliau tinggal di sini,” jelas Syamsul saat ditemui.“Rumahnya bukan milik sendiri, hanya kontrakan,” tambahnya.NasDem dan PAN Kompak Nonaktifkan Legislator, Sahroni–Nafa Urbach dan Eko Patrio–Uya Kuya Dicopot dari DPRMenurut keterangan Syamsul, Nafa Urbach memang sesekali mendatangi rumah tersebut, namun bukan untuk menetap. Kehadirannya biasanya hanya untuk bertemu dengan anak mereka.“Kalau Bu Nafa jarang ke sini, paling sehari atau seminggu sekali datang, hanya untuk menjenguk anaknya,” sambungnya.Pasca-penjarahan, sejumlah barang di rumah itu masih sempat diselamatkan. Syamsul menyebut ada mobil boks yang datang untuk mengangkut sisa perabotan.“Sepertinya kasur atau lemari yang masih tertinggal dibawa menggunakan mobil boks. Barang-barang lain sudah habis saat penjarahan kemarin,” ungkapnya.Di tengah sorotan publik, Nafa Urbach juga menuai kritik atas pernyataannya yang dianggap tidak peka terhadap situasi sulit yang dihadapi masyarakat. Menanggapi hal tersebut, Nafa menyampaikan permintaan maaf terbuka melalui akun Instagram pribadinya pada Sabtu (30/8) malam.“Assalamualaikum wr wb, salam sejahtera. Dengan segala kerendahan hati, saya Nafa Indria Urbach, memohon maaf atas setiap perkataan saya yang mungkin menyakiti hati masyarakat Indonesia,” tulisnya. Ia pun berharap kesalahannya dapat dimaafkan.Berbagai Dampak Demo Ricuh di Makassar Gedung, Bangunan di bakar oleh Warga“Kiranya saya diberi pintu maaf yang besar. Sekali lagi, saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia,” lanjutnya.Imbas dari polemik ini, Partai NasDem telah resmi menonaktifkan Nafa Urbach dari keanggotaannya sebagai anggota DPR RI Fraksi NasDem.***
Read More
Kontras Catat 23 Orang Hilang dalam Sepekan Aksi Unjuk Rasa, Buka Posko Pengaduan Daring
Kontras Catat 23 Orang Hilang dalam Sepekan Aksi Unjuk Rasa, Buka Posko Pengaduan Daring
Lingkaran.id - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengumumkan adanya puluhan orang yang hingga kini masih belum diketahui keberadaannya usai gelombang aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak 25–31 Agustus 2025. Untuk menindaklanjuti banyaknya laporan tersebut, KontraS membuka posko pengaduan orang hilang secara daring.Koordinator Kontras, Dimas Bagus Arya, menyampaikan bahwa berdasarkan catatan sementara per Senin (1/9) pukul 18.10 WIB, setidaknya 23 orang masih berstatus hilang.“Terdapat sekitar 23 orang yang belum bisa dilacak keberadaannya hingga saat ini,” ujar Dimas.Mencekam! Konvoi Massa di Palembang Bakar Pos Polisi Hingga Kantor DPRD Sumsel Dirusak, 42 Pemuda DiamankanMenurut Dimas, data yang dikumpulkan mencakup identitas korban, termasuk nama lengkap serta daerah asal terakhir kali mereka terlihat. Dari sebaran wilayah, tercatat 1 orang dari Bandung, 1 orang dari Depok, 15 orang dari Jakarta Pusat, 2 orang dari Jakarta Timur, 2 orang dari Jakarta Utara, sementara 1 orang lainnya belum diketahui asalnya.Kontras juga meminta bantuan media untuk mempublikasikan daftar nama-nama tersebut agar peluang identifikasi maupun pencarian semakin terbuka. “Kami berharap informasi ini bisa diperluas, sehingga keluarga dan masyarakat dapat turut membantu proses penelusuran,” kata Dimas. Berikut daftar 23 orang yang hingga kini masih dinyatakan hilang menurut data Kontras:Muhammad Restu Agustin (Bandung)Alfi Zahad Adzami (Depok)Muhammad Nagieb Abdillah (Depok)Aang Sabela (Jakarta Pusat)Ade Sahrudin (Jakarta Pusat)Afri Koes Aryanto (Jakarta Pusat)Ahmad Baihaqi (Jakarta Pusat)Akmal Auzar Satria (Jakarta Pusat)Alif Rizky Alhafiz (Jakarta Pusat)Chandra Pratama Wijaya (Jakarta Pusat)Joko Prasetyo (Jakarta Pusat)M. Didik Afrianto (Jakarta Pusat)Muhammad Daud Ibrohim (Jakarta Pusat)Ratih Fitri Setyosari (Jakarta Pusat)Reno Syahputradewo (Jakarta Pusat)Romi Putra Prawibowo (Jakarta Pusat)Ruby Akmal Azizi (Jakarta Pusat)Surya Alkaf Susanto (Jakarta Pusat)Muhammad Hasan Malik (Jakarta Timur)Syamsul Bahri (Jakarta Timur)Andi Muksin (Jakarta Utara)Nirmala Tasya (Jakarta Utara)Rama Sugiyarto (Tidak diketahui)Suasana Haru Iringi Pemakaman Mahasiswa Amikom, Rheza Sendy PratamaKontras menegaskan, daftar tersebut masih bersifat sementara dan akan terus diperbarui sesuai dengan laporan terbaru yang masuk ke posko pengaduan.***
Read More
Komdigi Ungkap Aliran Dana Besar di Platform Digital Saat Demo
Komdigi Ungkap Aliran Dana Besar di Platform Digital Saat Demo
Lingkaran.id - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkap adanya pergerakan dana dalam jumlah besar di berbagai platform digital selama berlangsungnya aksi demonstrasi beberapa hari terakhir. Temuan tersebut menyoroti sejumlah akun yang diduga terhubung dengan jaringan judi online (judol).Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Senin (1/9), menjelaskan bahwa beberapa akun memanfaatkan situasi kericuhan dengan melakukan siaran langsung (live streaming) yang menampilkan aksi kekerasan dan tindakan anarkis. Konten semacam itu, kata Meutya, dimonetisasi melalui fitur donasi dan pemberian hadiah virtual (gifts) bernilai besar.Viral! Netizen Nilai Isu Anarkis dan Penjarahan Hanya Upaya Mengalihkan Sorotan Publik“Sejak beberapa hari terakhir, kami memantau adanya aliran dana signifikan melalui platform digital. Konten kekerasan dan anarkisme disiarkan secara langsung dan dimonetisasi lewat fitur donasi maupun gifts bernilai tinggi. Beberapa akun yang terlibat juga terhubung dengan jaringan judi online,” ungkap Meutya.Selain itu, Komdigi juga menerima banyak laporan masyarakat mengenai maraknya penyebaran informasi yang menyesatkan (hoaks), provokasi, hingga ajakan untuk melakukan tindak kriminal seperti penjarahan, penyerangan, serta isu yang memicu konflik SARA. Gelombang laporan tersebut meningkat pesat selama berlangsungnya aksi demonstrasi.Gabungan Mahasiswa Se-Sumsel Gelar Aksi Hari ini, Tuntut Reformasi Polri hingga Tolak Kenaikan Tunjangan DPRMenurut Meutya, banjir konten provokatif tersebut justru menutupi arus informasi positif yang seharusnya berkembang di ruang digital, termasuk kritik yang membangun, diskusi sehat, kegiatan pembelajaran, hingga aktivitas produktif seperti promosi UMKM.“Indikasi awal menunjukkan adanya upaya yang terorganisir untuk menjadikan media sosial sebagai sarana provokasi,” tegasnya.***
Read More
Viral! Netizen Nilai Isu Anarkis dan Penjarahan Hanya Upaya Mengalihkan Sorotan Publik
Viral! Netizen Nilai Isu Anarkis dan Penjarahan Hanya Upaya Mengalihkan Sorotan Publik
Lingkaran.id - Perbincangan hangat soal dugaan pengalihan isu kembali mencuat di jagat maya setelah seorang pengguna X (Twitter) menuliskan keresahannya terkait kabar penjarahan yang dinilai janggal. Dalam unggahannya, ia menyinggung kemungkinan adanya skenario untuk mengalihkan perhatian publik dari isu-isu besar lain.“Netizen di X speak up tentang penjarahan yang terjadi, pengalihan isu ada yang janggal,” tulis akun tersebut dalam keterangan unggahannya.Cuitan itu sontak memicu diskusi panjang. Warganet ramai-ramai memberikan komentar, sebagian menuding ada upaya dari elit politik maupun elit global untuk mengaburkan persoalan serius dengan menonjolkan isu-isu receh.Gabungan Mahasiswa Se-Sumsel Gelar Aksi Hari ini, Tuntut Reformasi Polri hingga Tolak Kenaikan Tunjangan DPRFenomena ini makin ramai setelah akun TikTok @nolahariadi mengunggah video pada 24 Mei 2025 yang menyoroti paradoks isu publik. Dalam videonya, Nola mempertanyakan mengapa masyarakat Indonesia lebih sibuk membicarakan keaslian ijazah Presiden Joko Widodo dibandingkan membahas hal yang lebih krusial, seperti skandal korupsi, peredaran narkoba, hingga gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.“Jangan sampai kita masyarakat Indonesia hanya terfokus dalam hal-hal yang sebenarnya tidak ada keuntungannya untuk negara kita,” tegas Nola.Ia menambahkan, sekalipun ijazah presiden terbukti asli atau palsu, hal itu tidak mengubah fakta bahwa syarat pencalonan presiden hanya minimal lulusan SMA. Menurutnya, isu besar yang menyangkut masa depan bangsa jauh lebih layak menjadi perhatian.Tak berhenti di situ, video lain dari Nola yang diunggah pada 22 Mei 2025 kembali memantik diskusi publik. Dalam tayangan itu, ia menyinggung soal lemahnya pemberitaan terkait pengamanan peredaran narkoba, yang bahkan tidak muncul di lini FYP (For You Page) TikTok. Nola menyesalkan bagaimana isu sebesar narkoba justru kalah populer dibandingkan kabar seputar konflik artis atau drama rumah tangga selebriti.Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di Pejompongan“Jangan munafik, jangan naif. Kalau memang di Indonesia masih ada pengalihan isu, jangan terbawa arus,” ujar Nola dalam videonya.Unggahan-unggahan tersebut segera memancing reaksi netizen. Banyak yang sepakat bahwa perhatian masyarakat memang sering dialihkan ke topik-topik dangkal, sementara kasus serius seperti korupsi, narkoba, hingga pelanggaran hukum besar lainnya kurang mendapatkan sorotan. Media sosial dan media arus utama juga dinilai ikut membentuk persepsi publik dengan cara menonjolkan isu-isu ringan ketimbang persoalan yang menyentuh kepentingan bangsa.***
Read More
Suasana Haru Iringi Pemakaman Mahasiswa Amikom, Rheza Sendy Pratama
Suasana Haru Iringi Pemakaman Mahasiswa Amikom, Rheza Sendy Pratama
Lingkaran.id - Ratusan pelayat mengiringi kepergian almarhum Rheza Sendy Pratama, mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Pemakaman berlangsung di Sasanalaya Jatisari, Dusun Jaten, Sendangadi, Mlati, Sleman, pada Minggu (31/8/2025).Jenazah Rheza, yang baru berusia 21 tahun, dimakamkan dengan suasana penuh duka. Mayoritas pengantar merupakan anak muda, teman sebaya, serta rekan-rekan kampus almarhum. Isak tangis dan wajah sendu tampak menyelimuti prosesi pemakaman.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniRheza tercatat sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta angkatan 2023. Ia dinyatakan meninggal dunia pada Minggu pagi. Kabar duka ini segera menyebar di kalangan civitas akademika Amikom dan menimbulkan gelombang belasungkawa.Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Amikom Yogyakarta, Ahmad Fauzi, membenarkan bahwa Rheza merupakan salah satu mahasiswa aktif kampus tersebut. Ia juga menyampaikan rasa duka mendalam atas berpulangnya almarhum.“Betul, dia (Rheza) mahasiswa kami. Informasi yang kami terima, yang bersangkutan ikut dalam aksi unjuk rasa di Mapolda DIY,” kata Fauzi saat dikonfirmasi, Minggu (31/8/2025).Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di PejomponganLebih lanjut, Fauzi menjelaskan bahwa pihak kampus mendapatkan informasi terkait meninggalnya Rheza dari rekan-rekan almarhum pada siang harinya. Namun, hingga kini pihak kampus masih menunggu informasi lebih jelas mengenai penyebab kematian mahasiswa tersebut.“Kalau soal kronologi atau penyebab pastinya, kami belum bisa memastikan. Informasi yang beredar memang ada video, tetapi kami masih menunggu keterangan lebih lanjut. Jadi sementara hanya itu yang bisa kami sampaikan,” ujarnya menegaskan.***
Read More
Gabungan Mahasiswa Se-Sumsel Gelar Aksi Hari ini, Tuntut Reformasi Polri hingga Tolak Kenaikan Tunjangan DPR
Gabungan Mahasiswa Se-Sumsel Gelar Aksi Hari ini, Tuntut Reformasi Polri hingga Tolak Kenaikan Tunjangan DPR
Lingkaran.id - Aksi unjuk rasa besar-besaran digelar oleh gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Sumatera Selatan pada Senin, 1 September 2025. Massa aksi yang diperkirakan mencapai ratusan orang mulai berkumpul sejak pukul 13.00 WIB di Taman Simpang Lima DPRD Sumsel, sebelum bergerak menuju Gedung DPRD Provinsi.Aksi tersebut melibatkan lebih dari 20 organisasi mahasiswa dan elemen masyarakat, di antaranya BEM Unsri, Polsri, Poltekkes Kemenkes, UIGM, Universitas Bina Darma, Universitas Muhammadiyah Palembang, UIN Raden Fatah, STIE Musi, Universitas MDP, hingga organisasi ekstra seperti HMI, GMNI, dan PMII. Koordinator aksi ditunjuk Adrian dari BEM STIHPADA, sementara koordinator lapangan dipimpin oleh perwakilan BEM masing-masing perguruan tinggi.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniDalam aksinya, mahasiswa mengajukan empat tuntutan utama:Mendesak Presiden agar mencopot Kapolri sekaligus mereformasi institusi kepolisian.Mendorong pengesahan RUU Perampasan Aset.Menghentikan proses pembahasan RUU KUHAP.Menolak kenaikan tunjangan anggota DPR RI.Massa aksi datang dari berbagai titik di Palembang. Dari arah Plaju, mahasiswa UMP, Universitas Bina Darma, UIN Raden Fatah, Universitas PGRI, dan UM-AD bergerak melintasi Jembatan Ampera menuju lokasi unjuk rasa. Sementara itu, mahasiswa dari Universitas IBA, Universitas Tamsis, STIE Musi, dan Universitas MDP melalui Jl. Veteran – Jl. A. Rivai. Dari arah Bukit, massa Unsri, Polsri, dan Serikat Hijau Indonesia langsung menuju Simpang Lima DPRD. Sedangkan kelompok mahasiswa Poltekkes Kemenkes dan STIKES Bina Husada berangkat dari Jl. Merdeka – Jl. A. Rivai.Tidak ketinggalan, mahasiswa UIGM dan STIK Siti Khadijah bergerak melalui Simpang Polda – Jl. Jend. Sudirman – Jl. A. Rivai. Adapun massa HMI dan GMNI bergerak dari Jl. Radial, sementara PMII serta STIHPADA melalui Jl. Sukabangun – Jl. Sudirman – Jl. A. Rivai.Berbagai Dampak Demo Ricuh di Makassar Gedung, Bangunan di bakar oleh WargaDengan adanya konsentrasi massa di sejumlah titik, aparat keamanan mengimbau masyarakat untuk menghindari jalur-jalur yang dilalui demonstran, meningkatkan kewaspadaan, serta mengantisipasi kemungkinan kemacetan maupun penutupan jalan. Masyarakat juga diminta untuk tidak mudah terprovokasi informasi bohong (hoaks) dan segera mencari tempat aman jika menemukan indikasi gangguan keamanan.Diketahui aksi unjuk rasa yang dilakukan BEM se-Sumsel ini tidak melibatkan asosiasi driver maupun ojek online (Ojol) di Kota Palembang, sehingga dipastikan murni digerakkan oleh elemen mahasiswa. Situasi di sekitar Gedung DPRD Sumsel pagi ini dipantau dalam pengawalan ketat aparat kepolisian dilengkapi dengan pagar kawat disepanjang gedung.***
Read More
Mencekam! Konvoi Massa di Palembang Bakar Pos Polisi Hingga Kantor DPRD Sumsel Dirusak, 42 Pemuda Diamankan
Mencekam! Konvoi Massa di Palembang Bakar Pos Polisi Hingga Kantor DPRD Sumsel Dirusak, 42 Pemuda Diamankan
Lingkaran.id - Palembang diguncang aksi anarkis pada Minggu dini hari, 31 Agustus 2025. Sejumlah pos polisi di beberapa titik strategis kota dirusak, bahkan ada yang dibakar massa yang diduga melakukan konvoi sepeda motor. Tidak hanya itu, pagar gedung DPRD Sumatera Selatan juga menjadi sasaran amukan kelompok tersebut.Berdasarkan informasi yang dihimpun, fasilitas kepolisian yang dirusak meliputi pos polisi Simpang 5 DPRD, pos Simpang Sekip Pangkal, pos dekat Palembang Indah Mall (PIM), pos Simpang Polda, hingga pos polisi Pasar 16 di sekitar Jembatan Ampera. Dari sejumlah lokasi itu, kerusakan paling parah terjadi di pos Simpang Polda, pos Simpang 5 DPRD, serta pos Radial dekat PIM.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniDi pos polisi Simpang Polda, kaca-kaca pecah berantakan dan bangunan tampak gosong akibat dibakar. Fasilitas umum di sekitar lokasi, termasuk pot tanaman, juga tidak luput dari perusakan.Kapolda Sumsel, Irjen Pol Andi Rian R. Djajadi, membenarkan adanya penangkapan puluhan pemuda yang diduga terlibat dalam aksi brutal tersebut.“Ada 42 orang sedang kita lakukan pemeriksaan secara maraton oleh penyidik Ditreskrimum,” jelas Irjen Pol Andi Rian saat dikonfirmasi wartawan.Pantauan di Mapolda Sumsel memperlihatkan anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) bergantian menggiring para pemuda yang diamankan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Selain pos polisi, satu unit mobil juga dilaporkan ikut dibakar dalam insiden ini.Video yang beredar di media sosial memperlihatkan detik-detik massa dalam jumlah besar, mayoritas menggunakan sepeda motor, mendatangi pos polisi kontainer di Simpang Lima DPRD sebelum membakarnya. Aksi tersebut diduga bukan kejadian tunggal, melainkan bagian dari rangkaian peristiwa dengan pola serupa yang terjadi di beberapa daerah lain di Indonesia.Konvoi massa disebut bergerak dari kantor Samsat Palembang, kemudian menuju sejumlah pos lalu lintas, hingga akhirnya ke gedung DPRD Sumsel. Belum ada informasi resmi terkait kelompok atau pihak yang berada di balik aksi sporadis ini.Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di PejomponganPasca kejadian, aparat kepolisian tampak siaga penuh. Personel dengan perlengkapan lengkap, termasuk tim Jatanras, dikerahkan untuk mengamankan situasi dan mencegah kerusuhan meluas. Puluhan remaja yang ditengarai terlibat langsung dalam perusakan kini sudah berada dalam pengawasan pihak berwenang.Situasi di sekitar lokasi kejadian masih dijaga ketat, sementara masyarakat diminta tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya.***
Read More
NasDem dan PAN Kompak Nonaktifkan Legislator, Sahroni–Nafa Urbach dan Eko Patrio–Uya Kuya Dicopot dari DPR
NasDem dan PAN Kompak Nonaktifkan Legislator, Sahroni–Nafa Urbach dan Eko Patrio–Uya Kuya Dicopot dari DPR
Lingkaran.id - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem resmi menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari jabatannya sebagai anggota DPR RI Fraksi NasDem. Kebijakan itu berlaku efektif mulai 1 September 2025.Keputusan penting ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Hermawi Taslim, melalui keterangan tertulis pada Minggu, 30 Agustus 2025. Menurut Hermawi, langkah tegas ini diambil setelah munculnya pernyataan dari dua legislator tersebut yang dinilai telah menyinggung perasaan publik dan bertentangan dengan semangat perjuangan partai.Berbagai Dampak Demo Ricuh di Makassar Gedung, Bangunan di bakar oleh Warga“Partai NasDem turut menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban jiwa dalam demonstrasi. Kami menilai pernyataan yang dilontarkan oleh anggota DPR dari Fraksi NasDem telah mencederai perasaan rakyat dan merupakan penyimpangan dari nilai-nilai yang diperjuangkan partai,” ujar Hermawi.Sebelumnya, Ahmad Sahroni juga telah dimutasi dari posisinya sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI periode 2024–2029. Pergantian jabatan tersebut tertuang dalam surat resmi Fraksi NasDem DPR bernomor F. NasDem. 758/DPR-RI/VIII/2025 yang dikeluarkan pada 29 Agustus 2025.Dalam dokumen itu disebutkan bahwa Sahroni digeser menjadi anggota Komisi I DPR, komisi yang membidangi urusan luar negeri, pertahanan, serta intelijen. Dengan demikian, ia tidak lagi menjabat sebagai pimpinan di Komisi III yang berurusan dengan bidang hukum.Langkah ini diambil setelah pernyataan kontroversial Sahroni terkait wacana pembubaran DPR menuai reaksi keras publik. Pada 22 Agustus 2025, dalam kunjungan kerja ke Sumatera Utara, Sahroni menilai usulan pembubaran DPR sebagai hal yang berlebihan. Ia bahkan menyebut pihak yang menggulirkan gagasan tersebut sebagai “orang tolol”.Komentar itu memicu gelombang kemarahan masyarakat. Sehari setelahnya, kediaman Sahroni di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, digeruduk massa. Insiden itu berakhir dengan perusakan serta penjarahan mobil dan sejumlah isi rumah.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniLangkah NasDem ini bersamaan dengan keputusan serupa dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga menonaktifkan dua anggota Fraksinya, yakni Eko Patrio dan Uya Kuya. Menurut Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, kebijakan tersebut berlaku mulai 1 September 2025. Viva Yoga juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan mempercayakan penyelesaian situasi kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.Dengan penonaktifan ini, baik NasDem maupun PAN berupaya menunjukkan sikap tegas dan menjaga kepercayaan publik di tengah dinamika politik yang tengah memanas.***
Read More
Lama Hilang, Anggota Polisi Ditemukan Tewas dengan Leher Terikat Tali
Lama Hilang, Anggota Polisi Ditemukan Tewas dengan Leher Terikat Tali
Lingkaran.id -  Setelah beberapa hari menghilang secara misterius, Brigadir Polisi Esco Faska Rely (29), anggota Polres Lombok Barat, akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di area kebun yang terletak sekitar 10 meter di belakang rumahnya di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, pada Minggu (24/8/2025).Penemuan jasad Brigadir Esco sontak menggemparkan warga setempat. Pasalnya, almarhum sebelumnya sempat dikabarkan hilang tanpa jejak. Saat ditemukan, tubuhnya dalam posisi terlentang dengan leher terikat tali di bawah sebuah pohon di kawasan perbukitan. Selain itu, terdapat bekas luka akibat hantaman benda tumpul pada tubuh korban.Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di PejomponganDirektur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, menyampaikan bahwa dugaan awal menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan.“Memang ada indikasi luka akibat benda tumpul, namun detail penyebab kematian baru bisa dipastikan setelah hasil autopsi forensik dari RS Bhayangkara Mataram keluar,” ujarnya di Mataram, Senin (25/8/2025), dikutip dari Antara.Saat ini, kasus kematian Brigadir Esco masih dalam tahap penyelidikan. Penanganan perkara sementara berada di bawah kendali Satreskrim Polres Lombok Barat. Meski begitu, Polda NTB berencana untuk mengambil alih penanganan kasus ini setelah mendengarkan paparan lengkap dari tim penyidik Polres Lombok Barat dalam gelar perkara yang dijadwalkan hari ini.Jasad Brigadir Esco pertama kali ditemukan oleh warga sekitar pada Minggu (24/8) sekitar pukul 11.30 Wita. Informasi penemuan tersebut dengan cepat menyebar ke masyarakat hingga sampai ke aparat kepolisian. Tim kemudian melakukan evakuasi serta olah tempat kejadian perkara (TKP).Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari iniIdentitas korban dapat dipastikan melalui pakaian yang dikenakan serta sejumlah barang pribadi yang masih melekat di tubuhnya, seperti ponsel, jam tangan, dan kunci kendaraan roda dua di kantong celana.Hingga kini, keluarga dan masyarakat setempat masih menunggu kejelasan penyebab kematian Brigadir Esco, sementara pihak kepolisian terus mendalami kasus ini guna mengungkap fakta sebenarnya.***
Read More
Cara Cek Penerima Bansos PKH dengan KTP, Cair Tahap 3 September 2025
Cara Cek Penerima Bansos PKH dengan KTP, Cair Tahap 3 September 2025
Lingkaran.id - Kementerian Sosial (Kemensos) memastikan akan kembali menyalurkan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) pada bulan September 2025. Penyaluran kali ini masuk dalam tahap ketiga, mencakup periode Juli–September 2025.PKH menjadi salah satu program bantuan yang paling ditunggu masyarakat, khususnya keluarga kurang mampu. Bantuan ini bertujuan meringankan beban ekonomi penerima, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, serta kesejahteraan anak.Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari ini Agar penyaluran lebih tepat sasaran, Kemensos menyediakan fasilitas pengecekan mandiri bagi masyarakat. Cukup dengan menggunakan data sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP), warga bisa mengetahui apakah mereka termasuk penerima bansos PKH tahap 3. Berikut langkah-langkahnya:Akses situs resmi Kemensos di cekbansos.kemensos.go.id lewat ponsel atau komputer.Pilih Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, serta Desa/Kelurahan sesuai alamat di KTP.Masukkan nama lengkap sesuai KTP.Isi kode verifikasi (captcha) yang tertera.Klik tombol “Cari Data”.Sistem akan menampilkan informasi penerima manfaat sesuai data yang diinput. Jika hasil pencarian menunjukkan keterangan “Tidak Terdapat Peserta/PM”, artinya nama tersebut tidak masuk daftar penerima PKH tahap 3. Sebaliknya, bila muncul data lengkap berikut status “ya” pada kolom PKH, maka yang bersangkutan dipastikan menjadi penerima bantuan.Bantuan PKH diberikan dalam bentuk uang tunai maupun non-tunai. Pencairannya bisa dilakukan melalui bank-bank Himbara (BNI, Mandiri, BTN, dan BRI) atau kantor pos.Adapun rincian dana PKH 2025 yang diterima tiap kategori adalah sebagai berikut:Anak usia dini (0–6 tahun): Rp 750.000 setiap 3 bulan (Rp 3 juta per tahun).Anak sekolah:SD: Rp 225.000 setiap 3 bulan (Rp 900.000 per tahun).SMP: Rp 375.000 setiap 3 bulan (Rp 1,5 juta per tahun).Lansia (60 tahun ke atas): Rp 600.000 setiap 3 bulan (Rp 2,4 juta per tahun).Penyandang disabilitas: Rp 600.000 setiap 3 bulan (Rp 2,4 juta per tahun).Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di PejomponganDengan fasilitas pengecekan online ini, masyarakat diharapkan dapat segera mengetahui status mereka sebagai penerima. Langkah ini juga ditujukan agar bantuan benar-benar jatuh ke tangan keluarga yang berhak serta bisa langsung dimanfaatkan untuk kebutuhan pokok.***
Read More
Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari ini
Mahasiswa Bergerak! BEM UI dan BEM SI Siap Demo Besar Hari ini
Lingkaran.id -  Gelombang protes atas insiden tragis yang menimpa seorang pengemudi ojek online di Pejompongan, Jakarta Pusat, terus meluas. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan memastikan akan menggelar aksi demonstrasi pada Jumat (29/8/2025).Koordinator Pusat BEM SI Kerakyatan, Muhammad Ikram, menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk kegeraman mahasiswa terhadap tindakan aparat yang dianggap tidak manusiawi.“Kami akan turun menyikapi kondisi yang sama sekali tidak dapat dimaklumi,” ujar Ikram.Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di PejomponganMenurutnya, lokasi aksi masih dalam tahap pembahasan. Terdapat tiga opsi yang tengah dipertimbangkan, yaitu Mako Brimob, Mabes Polri, dan Polda Metro Jaya. “Masih kami diskusikan, target utama di antara tiga titik itu,” tambah Ikram.Unjuk rasa ini digelar setelah viralnya video amatir di media sosial yang memperlihatkan kendaraan taktis Brimob melaju kencang ke arah kerumunan warga saat terjadi kericuhan. Dalam rekaman tersebut, sebuah rantis tampak melindas seorang pengemudi ojek online yang berusaha menghindar.Aksi brutal itu memicu kemarahan massa yang semula bubar, kemudian kembali mengepung kendaraan Brimob. Sejumlah warga bahkan sempat memukul dan mengejar mobil lapis baja tersebut yang tetap melaju meninggalkan lokasi tanpa memperhatikan korban.Ketua BEM UI, Atan Zayyid Sulthan, mengonfirmasi bahwa pihaknya akan menggelar aksi di Polda Metro Jaya sekitar pukul 13.00 WIB.“Kami akan berkumpul di UI, lalu bergerak ke Polda Metro Jaya,” ungkap Atan.Secara terpisah, Koordinator Forum Perempuan BEM SI wilayah Jabodetabek-Banten (BSJB), Fatin Humairo, menyatakan bahwa BEM SI juga akan turun ke jalan pada 29 Agustus dengan mengusung tema “Indonesia Cemas 2025”, melanjutkan rangkaian aksi sebelumnya pada 28 Juli lalu.Menurut Fatin, meski ada kelompok buruh dan mahasiswa yang sudah aksi pada 28 Agustus, BEM SI tetap memilih konsisten dengan jadwal yang telah disepakati. “Kami tetap turun di hari yang sudah diputuskan, terlepas dari ada aliansi lain yang sudah bergerak sehari sebelumnya,” kata Fatin.Dalam aksinya, BEM SI akan membawa sembilan tuntutan lama yang ditambah dengan dua poin baru. Kesebelas tuntutan tersebut meliputi:Kaji ulang Inpres Nomor 1 Tahun 2025 terkait efisiensi belanja APBN dan APBD.Transparansi pembangunan nasional dan penggunaan pajak rakyat.Evaluasi program makan bergizi gratis secara menyeluruh.Menolak revisi UU Minerba yang dinilai bermasalah.Menolak dwifungsi TNI.Mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset.Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan nasional.Menolak praktik impunitas serta menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat.Menolak cawe-cawe Joko Widodo dalam pemerintahan Prabowo Subianto.Menolak praktik dwifungsi jabatan.Mendesak segera disahkannya RUU Perampasan Aset.Rutan KPK Penuh! Pemberantasan Korupsi Tetap Berjalan NormalSementara itu, pihak PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turut memberikan pernyataan resmi terkait insiden di Pejompongan. Direktur Public Affairs & Communications GOTO, Ade Mulya, mengungkapkan bahwa perusahaan tengah menelusuri identitas pengemudi ojol yang menjadi korban.“Saat ini kami masih melakukan investigasi dan berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk memastikan identitas korban,” kata Ade, Kamis (28/8/2025). Ade juga menyampaikan rasa duka cita dan simpati kepada keluarga korban.“Kami turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya dan prihatin atas musibah ini,” ujarnya.BEM SI menargetkan sedikitnya 500 mahasiswa turun ke jalan dalam aksi hari ini. Meski demikian, hingga kini belum ada kepastian aliansi lain yang akan bergabung.“Ada kabar sejumlah kampus di luar BEM SI tertarik ikut serta, termasuk UI, tapi belum final,” kata Fatin.***
Read More
Nikita Mirzani Semprot Melvina Daviena di Persidangan "Gara-Gara Anda Baca BAP Sekilas, Saya Dipenjara 7 Bulan!"
Nikita Mirzani Semprot Melvina Daviena di Persidangan "Gara-Gara Anda Baca BAP Sekilas, Saya Dipenjara 7 Bulan!"
Lingkaran.id - Artis kontroversial Nikita Mirzani kembali menjalani sidang lanjutan terkait kasus dugaan pengancaman dan pemerasan terhadap Reza Gladys. Persidangan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (28/8/2025), dengan agenda mendengarkan keterangan saksi.Dalam sidang tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan Melvina Husyanti, pemilik Daviena Skincare, sebagai saksi. Saat diberi kesempatan untuk bertanya, Nikita terlihat emosi ketika mendengar jawaban Melvina. Awalnya, Nikita menanyakan apakah Melvina mengetahui dugaan kasus pemerasan yang menyeret namanya. Dengan singkat, Melvina menjawab, “Tahu.”DJ Panda Belum Buka Suara Terkait Pengakuan Sintia yang Mengaku Hamil Anak DarinyaLebih lanjut, Melvina mengaku pernah dimintai keterangan dan menjalani Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Namun, ia mengaku hanya membaca dokumen tersebut secara sekilas. Pernyataan itu langsung membuat Nikita naik pitam.“Sekilas? Ini gara-gara Anda baca BAP sekilas, saya dipenjara 7 bulan loh,” ucap Nikita dengan nada tinggi.Dalam persidangan, Nikita juga membantah tudingan bahwa dirinya memeras Melvina dengan nilai fantastis hingga Rp 15 miliar. Ia menegaskan tidak pernah menerima uang dari pemilik skincare tersebut. Menurutnya, obrolan melalui pesan yang sempat dijadikan bukti hanyalah candaan semata.“Tentang chat yang katanya saya minta Rp 15 M, di situ jelas ada emotikon ketawa. JPU pun tidak menegaskan kalau itu serius. Itu cuma bercanda,” tegas Nikita. Nikita bahkan menuding balik Melvina dan mempertanyakan alasan sang saksi bersikeras soal pemberian uang.“Kenapa Anda kok seperti ingin sekali memberi uang ke saya? Jangan-jangan Anda mau menjebak saya, sama seperti yang dilakukan Reza Gladys?,” sindirnya.Terungkap Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha, Rumah Tangga Retak Sejak Awal 2024Namun, Melvina menampik tuduhan tersebut. Ia mengatakan tidak pernah berniat menjebak Nikita dan menegaskan bahwa dirinya lebih fokus pada pembenahan untuk usahanya.“Tidak ada niat menjebak. Waktu itu saya hanya ingin fokus berbenah supaya tidak terus diganggu,” jawab Melvina.Dalam perkara ini, Nikita Mirzani didakwa melakukan tindak pidana pemerasan dan pengancaman secara elektronik terhadap Reza Gladys. Selain itu, ia juga dijerat dengan pasal tindak pidana pencucian uang atas sejumlah dana yang diterimanya dari Reza.Tidak hanya sendiri, Nikita disebut melakukan aksinya bersama asistennya, Ismail Marzuki, yang kini juga ikut terseret dalam kasus hukum tersebut.***
Read More
Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di Pejompongan
Sosok Affan Kurniawan, Driver Ojol Muda yang Meninggal Dilindas Rantis Brimob di Pejompongan
Lingkaran.id -  Insiden memilukan terjadi di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam. Seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan meninggal dunia setelah tertabrak dan dilindas kendaraan taktis (Rantis) milik Brimob Polri saat terjadi kericuhan pasca demonstrasi di sekitar Gedung DPR RI.Berdasarkan data yang dihimpun, Affan masih berusia sangat muda. Ia lahir di Jakarta pada 18 Juli 2004 dan tinggal di kawasan Jatipulo, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Sebelum peristiwa tragis itu, Affan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), namun nyawanya tidak dapat diselamatkan.Rutan KPK Penuh! Pemberantasan Korupsi Tetap Berjalan NormalAffan dikenal sebagai anak yang pekerja keras. Menurut keterangan Muri, pemilik kontrakan tempat keluarga Affan tinggal di Jalan Tayu, Menteng, Jakarta Pusat, almarhum sehari-hari menjadi andalan keluarganya.“Dia benar-benar tulang punggung keluarga, terutama bagi ibunya,” kata Muri, Jumat (29/8/2025).Di kontrakan berukuran 3x11 meter itu, Affan tinggal bersama tujuh orang anggota keluarga lainnya. Sehari-hari, ia bekerja sebagai driver ojek online untuk membantu menopang kebutuhan keluarga. Sebelumnya, Affan juga pernah bekerja sebagai satpam. Affan dikenal disiplin dan rajin.“Biasanya pagi jam 05.30 sudah berangkat, siang pulang sebentar untuk istirahat, lalu sore jalan lagi,” tambah Muri.Orang tuanya bekerja serabutan, sementara adik perempuannya masih duduk di bangku SMP. Karena itu, Affan menjadi sosok yang paling diandalkan dalam mencari nafkah.Saksi mata bernama Abdul (29) menyebut, saat kejadian Affan tengah mengantarkan pesanan ke kawasan Bendungan Hilir. Namun akibat situasi jalan macet karena kericuhan, ia berhenti di sekitar Pejompongan. Tak lama kemudian, sebuah mobil rantis Brimob melaju kencang ke arah kerumunan sambil menyalakan sirine.“Orang-orang berlarian menghindar, tapi dia (Affan) tidak sempat mengelak. Mobil itu benar-benar ugal-ugalan, kanan kiri dihajar semua,” ungkap Abdul.Dalam rekaman video yang beredar, mobil rantis terlihat sempat berhenti setelah menabrak, namun kemudian kembali melaju meninggalkan korban yang terkapar. Peristiwa ini langsung menyulut kemarahan massa yang berusaha mengejar kendaraan tersebut dengan lemparan batu.Insiden diperkirakan terjadi antara pukul 18.30–19.00 WIB, sesaat setelah aparat membubarkan aksi demonstrasi di sekitar DPR RI. Kabar meninggalnya Affan mengundang perhatian banyak pihak. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung hadir langsung di rumah duka dan menyampaikan belasungkawa. Pemprov Jakarta juga memfasilitasi prosesi pemakaman di TPU Karet Bivak pada Jumat pagi pukul 09.00 WIB.“Atas nama Pemerintah Provinsi Jakarta, kami turut berdukacita atas wafatnya saudara Affan Kurniawan bin Zulkifli. Semoga almarhum husnul khatimah dan keluarga diberi ketabahan,” kata Pramono.Kasus Sadis Pembunuhan Kacab Bank BUMN, UGM Nonaktifkan Dwi HartonoHal senada juga disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang datang menemui keluarga almarhum di RSCM. Ia menyampaikan permohonan maaf langsung kepada keluarga dan komunitas ojek online.“Saya mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya saudara Affan. Kami mohon maaf atas musibah ini, dan kami pastikan kasus ini akan diusut tuntas. Anggota yang terbukti bersalah akan ditindak tegas,” tegas Kapolri.Hingga kini, Propam Polri bersama Kompolnas masih melakukan penyelidikan terkait insiden ini. Sebanyak 7 anggota Brimob telah diamankan untuk menjalani pemeriksaan internal. Sementara itu, publik menanti transparansi penyelidikan agar keluarga korban mendapatkan keadilan.*** 
Read More
Rutan KPK Penuh! Pemberantasan Korupsi Tetap Berjalan Normal
Rutan KPK Penuh! Pemberantasan Korupsi Tetap Berjalan Normal
Lingkaran.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan bahwa kapasitas rumah tahanan (rutan) yang dimilikinya saat ini sudah penuh. Meski demikian, lembaga antirasuah tersebut menegaskan kondisi tersebut tidak memengaruhi jalannya proses pemberantasan korupsi.“Memang benar saat ini rutan KPK sudah dalam kondisi penuh. Namun, hal itu sama sekali tidak menghambat upaya pemberantasan korupsi yang sedang kami lakukan,” ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, saat memberikan keterangan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (27/8/2025).Adies Kadir Akui Salah Data, Tunjangan Beras DPR Rp 200 Ribu, Bukan Rp 12 JutaBudi menjelaskan, KPK memiliki sejumlah mekanisme untuk mengantisipasi keterbatasan kapasitas rutan. Salah satunya dengan menjalin koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga terkait, untuk memastikan penahanan tetap berjalan sesuai prosedur hukum.“Dalam situasi tertentu, KPK juga memiliki opsi untuk menitipkan tahanan ke lembaga lain. Hal ini tentu dilakukan berdasarkan aturan dan koordinasi yang berlaku,” tambahnya.Bocah 13 Tahun Tewas Dibunuh Teman Sendiri Karena Ejekan, Pelaku Rekayasa KecelakaanIa menekankan, penuh atau tidaknya kapasitas rutan tidak akan memengaruhi komitmen KPK dalam menjalankan fungsi penindakan terhadap kasus-kasus korupsi.“Yang terpenting, proses hukum dan pemberantasan korupsi tetap berjalan sebagaimana mestinya,” tutup Budi.***
Read More
Terungkap Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha, Rumah Tangga Retak Sejak Awal 2024
Terungkap Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha, Rumah Tangga Retak Sejak Awal 2024
Lingkaran.id - Kabar perceraian pesepakbola Timnas Indonesia, Pratama Arhan, dengan istrinya yang juga selebgram, Azizah Salsha, akhirnya terjawab. Sidang perceraian yang digelar di Pengadilan Agama (PA) Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (25/8/2025), memutuskan keduanya resmi bercerai secara verstek, lantaran Azizah tidak menghadiri persidangan.Majelis hakim menjatuhkan putusan setelah melalui dua kali sidang, yakni pada 11 Agustus dan 25 Agustus 2025. Putusan verstek ini sekaligus menandai berakhirnya rumah tangga Arhan dan Azizah yang baru seumur jagung.Awal Keretakan Rumah TanggaResmi! Pratama Arhan Ajukan Cerai, Rumah Tangga dengan Azizah Dua Tahun Pernikahan KandasBerdasarkan dokumen gugatan yang bocor ke publik dan beredar di media sosial, termasuk dari akun TikTok @eksstorydumps, keretakan rumah tangga pasangan ini sudah mulai terlihat sejak Januari 2024. Sejak saat itu, keduanya kerap berselisih paham hingga sering terlibat pertengkaran.“Sejak Januari 2024, rumah tangga pemohon dan termohon mulai goyah, sering sekali terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus-menerus yang sukar untuk diatasi hingga sekarang,” demikian bunyi keterangan dalam gugatan tersebut.Pertengkaran terbesar disebut terjadi pada September 2024, yang berujung pada keputusan keduanya untuk tidak lagi tinggal serumah. Bahkan, sejak saat itu mereka tak lagi menjalani hubungan layaknya pasangan suami-istri. Upaya keluarga untuk mendamaikan keduanya juga tidak berhasil.“Pada bulan September 2024 adalah puncak pertengkaran antara pemohon dan termohon yang menyebabkan keduanya berpisah rumah. Hingga kini pemohon meninggalkan termohon dan tidak lagi berhubungan layaknya suami-istri,” tulis isi gugatan.Alasan Perceraian dalam dokumen yang sama, terungkap tiga faktor utama penyebab perceraian Pratama Arhan dan Azizah Salsha, yakni:Komunikai yang tidak harmonis – Arhan menilai Azizah kerap tidak mendengarkan perkataannya, tidak patuh, serta sering bersikap berbeda arah, yang memicu pertengkaran terus-menerus.Perbedaan visi dan misi – Keduanya dinilai memiliki tujuan hidup dan arah rumah tangga yang berbeda dan tidak bisa dikompromikan.Ketidakpercayaan – Rasa saling percaya antara suami dan istri disebut sudah memudar, sehingga memperlebar jarak di antara keduanya.Viral! Dosen Lempar Skripsi Mahasiswa, “Jangan Dipersulit, Ibu ke Mana Satu Minggu?”Kabar perceraian ini sontak mengundang beragam reaksi dari warganet. Sebagian memberikan dukungan kepada Arhan, sementara sebagian lain merasa kecewa dan menyayangkan berakhirnya rumah tangga pasangan muda yang sempat menjadi sorotan publik sejak awal pernikahan mereka.Dengan putusan ini, Pratama Arhan dan Azizah Salsha resmi mengakhiri pernikahan mereka. Meski begitu, alasan di balik keretakan hubungan keduanya masih menjadi perbincangan hangat di media sosial.***
Read More
DPR Sahkan Revisi UU Haji dan Umrah, BP Haji Berubah Jadi Kementerian
DPR Sahkan Revisi UU Haji dan Umrah, BP Haji Berubah Jadi Kementerian
Lingkaran.id - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) resmi mengesahkan revisi Undang-Undang tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. Keputusan ini membawa perubahan signifikan, di antaranya pengalihan fungsi Badan Penyelenggara (BP) Haji menjadi Kementerian Haji dan Umrah.Pengesahan dilakukan dalam rapat paripurna ke-4 masa persidangan tahun 2025–2026 yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/8/2025). Rapat tersebut dipimpin Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, didampingi Cucun Ahmad Syamsurijal, serta Saan Mustopa.Tragis! Kepala KCP BRI Diduga Diculik dan Dibunuh, Kondisi Terikat dan Terlilit LakbanDalam jalannya sidang, Ketua Komisi VIII DPR, Marwan Dasopang, terlebih dahulu menyampaikan laporan mengenai hasil pembahasan revisi undang-undang tersebut. Ia menekankan bahwa perubahan regulasi ini memiliki tujuan utama untuk memperkuat tata kelola, transparansi, serta peningkatan kualitas layanan ibadah haji dan umrah bagi masyarakat Indonesia.Usai laporan dibacakan, pimpinan sidang Cucun Ahmad Syamsurijal menanyakan kepada seluruh anggota dewan apakah rancangan undang-undang dapat disetujui menjadi undang-undang. Pertanyaan itu langsung dijawab serentak oleh para anggota dengan kata “setuju”, yang kemudian diikuti ketukan palu sebagai tanda sahnya UU tersebut.Viral! Dosen Lempar Skripsi Mahasiswa, “Jangan Dipersulit, Ibu ke Mana Satu Minggu?”“Dengan ini, rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah resmi disetujui menjadi undang-undang,” tegas Cucun.Pengesahan revisi ini sekaligus menandai langkah baru pemerintah Indonesia dalam memperkuat sistem penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Transformasi BP Haji menjadi Kementerian Haji dan Umrah diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih optimal, modern, dan responsif terhadap kebutuhan jemaah di masa mendatang.***
Read More
Kasus Sadis Pembunuhan Kacab Bank BUMN, UGM Nonaktifkan Dwi Hartono
Kasus Sadis Pembunuhan Kacab Bank BUMN, UGM Nonaktifkan Dwi Hartono
Lingkaran.id - Universitas Gadjah Mada (UGM) mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan Dwi Hartono, mahasiswa program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Kebijakan ini diputuskan setelah Dwi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta.Wakil Rektor UGM, I Made Andi Arsana, menegaskan bahwa keputusan tersebut merupakan bentuk dukungan kampus terhadap proses penegakan hukum.“Yang bersangkutan telah dinonaktifkan dari seluruh kegiatan akademik pada semester gasal 2025/2026,” ujar Andi, Rabu (27/8/2025). Keputusan resmi dituangkan melalui surat yang ditandatangani Dekan FEB UGM, Prof. Didi Achjari.Terungkap! Crazy Rich Dwi Hartono Disebut Dalang Pembunuhan Kacab Bank BUMNPolrestabes Semarang mengungkapkan bahwa Dwi Hartono bukan orang baru dalam catatan kriminal. Sebelumnya, ia pernah divonis dua tahun penjara atas kasus pemalsuan ijazah Paket C. Kali ini, ia kembali terseret kasus besar yang mengejutkan publik.Peristiwa bermula pada 20 Agustus 2025 ketika Ilham Pradipta diculik di area parkir Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur. Aksi itu terekam kamera CCTV. Keesokan harinya, warga Desa Naga Sari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, menemukan jasad Ilham dalam kondisi mengenaskan. Tubuhnya terikat lakban di tangan, kaki, serta mata.Hasil autopsi menunjukkan adanya luka akibat benturan benda tumpul di dada dan leher, serta indikasi korban meninggal akibat kehabisan oksigen akibat tekanan pada tulang dada dan leher.Polisi bergerak cepat dan berhasil meringkus delapan tersangka. Empat orang, yakni AT, RS, RAH, dan RW diduga sebagai eksekutor penculikan. Sementara empat lainnya, berinisial DH, YJ, AA, dan C, disebut sebagai aktor intelektual. Dwi Hartono ditetapkan sebagai otak perencanaan aksi keji ini.Dwi dikenal publik sebagai pengusaha bimbingan belajar yang kerap menampilkan gaya hidup mewah melalui akun media sosial @klanhartono. Ia kerap membagikan momen liburan ke luar negeri bersama istrinya, Adreana Wulandari. Namun, belakangan beredar kabar bahwa kondisi finansialnya memburuk dalam tiga tahun terakhir.Seorang mantan karyawan bahkan menyebutkan bahwa Dwi dan istrinya telah bangkrut. Istrinya disebut-sebut kabur lebih dulu bersama anak mereka sebelum kasus ini terungkap. Meski demikian, informasi tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya karena belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang.Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN: Pelaku Akui Hanya Ikuti PerintahDirektorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menegaskan bahwa kasus ini masih terus didalami. Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim, menyampaikan bahwa empat tersangka aktor intelektual ditangkap di dua lokasi berbeda, yakni Solo dan Pantai Indah Kapuk, pada 23–24 Agustus 2025.Dengan penangkapan tersebut, total delapan tersangka kini sudah berada dalam tahanan untuk menjalani pemeriksaan intensif. Polisi juga mendalami kemungkinan adanya motif kredit fiktif di balik pembunuhan ini. Sementara itu, jenazah Mohamad Ilham Pradipta telah dimakamkan di TPU Situ Gede, Bogor Barat, pada 22 Agustus 2025.***
Read More
Aturan Baru, Pembelian LPG 3 Kg Wajib Gunakan NIK Mulai 2026
Aturan Baru, Pembelian LPG 3 Kg Wajib Gunakan NIK Mulai 2026
Lingkaran.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pemerintah akan memberlakukan aturan baru terkait pembelian Liquefied Petroleum Gas (LPG) subsidi 3 kilogram atau yang dikenal dengan sebutan gas melon. Mulai tahun 2026, setiap transaksi pembelian LPG 3 kg wajib menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK).Kebijakan ini dirancang untuk memastikan distribusi subsidi energi lebih tepat sasaran. Dengan sistem berbasis NIK, hanya masyarakat miskin dan kurang mampu yang tercatat dalam kelompok desil 1 hingga 4 yang berhak membeli LPG 3 kg.Adies Kadir Akui Salah Data, Tunjangan Beras DPR Rp 200 Ribu, Bukan Rp 12 Juta“Mulai tahun depan pembelian LPG 3 kilogram akan berdasarkan NIK,” ujar Bahlil usai mengikuti rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/8/2025).Bahlil juga menekankan agar kalangan menengah ke atas tidak lagi menggunakan gas melon tersebut. Menurutnya, masyarakat dengan kemampuan ekonomi lebih baik, terutama yang berada di desil 8 hingga 10, sudah seharusnya beralih menggunakan LPG nonsubsidi.“Yang kaya tidak perlu memakai LPG 3 kg. Saya kira mereka harus sadar diri, karena gas ini memang diprioritaskan bagi masyarakat kecil,” tegasnya.Bocah 13 Tahun Tewas Dibunuh Teman Sendiri Karena Ejekan, Pelaku Rekayasa KecelakaanMeski begitu, Bahlil belum merinci mekanisme teknis pembelian LPG dengan NIK. Ia menyebutkan bahwa detail pelaksanaan aturan masih dalam tahap pembahasan dan akan disusun lebih lanjut oleh tim teknis terkait.“Untuk teknisnya masih dalam pengaturan,” tambahnya.***
Read More
Berita Populer Bulan ini
Elearning Course Thinkedu
Berita Terbaru
Pilih yang terbaik