Di era digital, kecemasan sosial tidak hanya terjadi dalam interaksi tatap muka, tetapi juga di platform online. Beberapa dampak kecemasan sosial di dunia digital meliputi:
Overthinking saat mengunggah konten: Banyak individu merasa cemas apakah konten yang mereka unggah akan diterima atau mendapat kritik dari pengikutnya.
Menghindari interaksi online: Orang dengan kecemasan sosial cenderung menghindari berkomentar, menyukai, atau mengunggah karena takut disalahpahami.
Perasaan minder akibat perbandingan sosial: Media sosial sering menjadi ladang perbandingan, di mana seseorang merasa tidak cukup baik saat melihat pencapaian atau kehidupan orang lain yang terlihat sempurna.
Ketergantungan pada validasi digital: Ketergantungan pada jumlah "likes" atau komentar positif dapat memperparah rasa tidak percaya diri.
Kabar baiknya, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi kecemasan sosial, baik di dunia nyata maupun digital. Berikut beberapa tips yang dapat membantu:
1. Menetapkan Batasan dalam Menggunakan Media SosialKurangi waktu layar: Batasi durasi penggunaan media sosial agar tidak terjebak dalam perbandingan sosial.
Unfollow atau mute akun yang membuat tidak nyaman: Fokuslah pada konten yang memberi inspirasi, bukan yang memicu rasa cemas.
Jeda sebelum mengunggah: Pikirkan dengan tenang apakah konten yang akan Anda unggah benar-benar mencerminkan diri Anda dan tidak hanya demi validasi orang lain.
Curhat kepada teman atau keluarga: Mendiskusikan perasaan Anda dengan orang yang dipercaya dapat membantu mengurangi beban emosi.
Cari komunitas yang mendukung: Terlibat dalam kelompok yang memiliki minat yang sama dapat membantu membangun rasa percaya diri.
Latih keterampilan baru: Menguasai sesuatu yang baru dapat membantu Anda merasa lebih kompeten dan percaya diri.
Latihan mindfulness: Teknik seperti meditasi dan pernapasan dalam dapat membantu menenangkan pikiran.
Jika kecemasan sosial mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau terapis yang berpengalaman. Pendekatan seperti terapi perilaku kognitif (CBT) terbukti efektif dalam mengelola kecemasan sosial.
Kecemasan sosial adalah masalah yang semakin umum di kalangan generasi muda, terutama dalam konteks media sosial. Media sosial memang memiliki manfaat besar dalam menghubungkan orang, tetapi juga membawa tantangan baru dalam bentuk perbandingan sosial, kecemasan, dan stres digital. Untuk menghadapinya, kita perlu menetapkan batasan yang sehat dalam menggunakan teknologi, berbicara dengan orang terdekat untuk mendapatkan dukungan emosional, dan melibatkan praktik seperti mindfulness dan olahraga untuk mengurangi kecemasan.
Jika anda merasa kecemasan sosial mengganggu kehidupan sehari-hari, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional yang dapat membantu kamu.***
ReferensiAmerican Psychological Association. (2023). Social Anxiety Disorder
Duhigg, C. (2012). The Power of Habit: Why We Do What We Do in Life and Business
Smith, A., & Anderson, M. (2021). Social Media Use in 2021