Bocah 13 Tahun Tewas Dibunuh Teman Sendiri Karena Ejekan, Pelaku Rekayasa Kecelakaan
Wulan _ 4 jam yang lalu
Lingkaran.id - Kasus tragis menimpa Muhammad Ilham (13), bocah asal Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Ia ditemukan tewas pada Minggu (13/4/2025) dengan kondisi tubuh berada di parit, tertimpa sepeda motor miliknya.Awalnya, keluarga menduga Ilham meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Namun, hasil penyelidikan kepolisian mengungkap fakta mengejutkan: Ilham ternyata dibunuh oleh teman-temannya sendiri, lalu peristiwa itu disamarkan seolah-olah kecelakaan.Kasus Kematian Zara Qairina, Terungkap Unsur Perundungan, Penelantaran, dan Pelecehan SeksualMenurut keterangan kakaknya, Dicky, Ilham sempat meminjam sepeda motor Honda Supra X pada Sabtu (12/4/2025) sekitar pukul 18.00 WIB untuk membeli nasi. Namun hingga malam hari, ia tak kunjung pulang. Keluarga pun melakukan pencarian hingga larut malam, bahkan berkeliling kota.Keesokan paginya, ayah korban mendapati kerumunan warga di dekat parit sekitar 700 meter dari rumah. Saat dicek, ternyata jasad Ilham ditemukan di lokasi tersebut dengan posisi motor berada di atas tubuhnya.Saat jenazah dimandikan, keluarga menemukan sejumlah kejanggalan berupa luka sayatan benda tajam. Namun kala itu, mereka tetap percaya bahwa Ilham meninggal akibat kecelakaan.Dua hari setelah kejadian, salah satu teman korban sekaligus tetangganya, DRH (15), mendatangi keluarga dan menyebut Ilham tewas akibat tawuran geng motor. Keluarga pun melaporkan hal ini ke Polresta Deli Serdang.Polisi kemudian melakukan ekshumasi pada 23 Juli 2025. Dari hasil autopsi, dipastikan bahwa Ilham meninggal karena dibunuh dengan cara sadis, bukan kecelakaan. Kasus pun beralih ke penyidikan Satreskrim.Hasil penyelidikan menyebutkan bahwa pembunuhan dipicu masalah sepele, yakni ejek-mengejek antar teman. Salah satu pelaku, DB (15), sakit hati karena orang tuanya sering dihina korban. DB kemudian mengajak empat rekannya: AS (18), DRH (15), MH (20), dan A (buron) untuk menghabisi nyawa Ilham.Pada Sabtu malam sekitar pukul 23.00 WIB, para pelaku menghadang korban yang sedang melintas di Jalan Kebun Sayur, Desa Sekip. Saat itu, Ilham berboncengan tiga dengan dua temannya.Pelaku MH langsung memukul wajah dan dada Ilham hingga terjatuh. DRH menutup mulut korban, sementara kedua teman Ilham berhasil melarikan diri.Setelah korban tak berdaya, para pelaku menyeretnya ke semak-semak. DRH sempat memeriksa nadi korban dan berkata, “masih gerak”. Mendengar itu, MH mengambil samurai yang sudah dipersiapkan, lalu bersama pelaku lain menganiaya korban hingga tewas.PSK Bakal Kena Pajak? Ini Pandangan HukumnyaTak berhenti di situ, para pelaku memandikan tubuh korban dan menyusun skenario agar seolah-olah korban meninggal karena kecelakaan. MH bahkan mengendarai motor korban dengan kencang, lalu melompat dan membiarkan motor menimpa tubuh Ilham di dalam parit.Kakak korban, Dicky, mengecam tindakan para pelaku yang menurutnya sangat kejam dan tidak manusiawi. Ia meminta agar mereka dijatuhi hukuman mati.“Kami berharap dihukum mati sesuai dengan perbuatan mereka. Mereka sudah menghilangkan nyawa orang dengan cara yang kejam, bahkan menyiksa adik saya,” ujar Dicky, Minggu (24/8/2025).Saat ini, empat pelaku sudah ditangkap polisi, sementara satu lainnya masih buron. Mereka dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan Pasal 80 ayat (3) UU Perlindungan Anak. Ancaman hukumannya adalah hukuman mati, penjara seumur hidup, atau pidana maksimal 20 tahun.***
Read More Kasus Tragis Wanita Tewas Dicor Beton dalam Sumur
Wulan _ 4 jam yang lalu
Lingkaran.id - Kasus pembunuhan keji menggemparkan warga Desa Perampuan, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Seorang wanita berinisial N (28) ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di sebuah rumah di Perumahan Griya Perembun Asri, Jumat (22/8/2025) malam.Korban ditemukan setelah keluarganya melaporkan kehilangan N sejak 12 Agustus 2025 ke Polsek Gerung. Laporan tersebut ditindaklanjuti oleh tim gabungan Jatanras Satreskrim Polres Lombok Barat.Tragis! Kepala KCP BRI Diduga Diculik dan Dibunuh, Kondisi Terikat dan Terlilit LakbanMenurut keterangan Kasat Reskrim Polres Lombok Barat, AKP Lalu Eka Arya Mardiwinata, N meninggalkan rumah pada Minggu (10/8/2025) pagi sekitar pukul 08.00 WITA dengan sepeda motor Honda Beat berwarna hitam. Anehnya, pada hari yang sama, keluarga menerima kabar dari N bahwa ia akan bekerja ke luar negeri. Namun, gaya bahasa dalam pesan itu membuat keluarga curiga bahwa bukan N yang menulisnya.Penyelidikan lebih lanjut mengungkap bahwa korban ternyata memiliki hubungan asmara dengan seorang pria berinisial IM, warga Kota Mataram yang diketahui duda. Polisi menelusuri jejak pertemuan keduanya di sebuah rumah di Perumahan Griya Perembun Asri, Desa Perampuan.“Kami menemukan indikasi kuat bahwa korban sempat bertemu dengan terduga pelaku di lokasi tersebut,” kata AKP Eka, Sabtu (23/8/2025).Saat memeriksa rumah itu, polisi mendapati kejanggalan berupa tumpukan pasir di depan rumah. Petunjuk ini mengarahkan penyidik pada dugaan bahwa korban berada di dalam rumah tersebut.IM kemudian berhasil ditangkap di rumah orang tuanya pada Jumat malam. Dalam pemeriksaan, ia mengakui telah menganiaya N hingga tak sadarkan diri, lalu menyeret tubuhnya dan memasukkannya ke dalam sumur sedalam tiga meter yang kemudian dicor menggunakan beton.“Pelaku memukul korban hingga pingsan, lalu menaruhnya ke dalam sumur di dalam rumah, menutupnya dengan pasir, dan mencor dengan beton,” jelas Eka.Proses pembongkaran sumur berlangsung dramatis. Sabtu (23/8/2025) siang, tim gabungan masih melakukan penggalian untuk mengangkat jenazah korban. Suasana di lokasi dipenuhi isak tangis keluarga korban, bahkan seorang pria yang disebut kerabat korban menangis histeris hingga harus ditenangkan aparat.Kepala Desa Perampuan, H. Ahmad Zubaidi, membenarkan kondisi korban ditemukan di kedalaman tiga meter dengan lapisan beton dan pasir yang menutupinya. Menurutnya, beton yang masih basah menandakan perbuatan itu baru dilakukan sekitar dua hingga tiga hari terakhir, meski ada kabar yang menyebut korban sudah hilang lebih dari sebulan. Ia juga menyebut pelaku dikenal tertutup dan jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.“Kalau dilihat dari kondisi beton, ini bukan peristiwa lama. Beton masih baru, jadi kemungkinan kejadian hanya beberapa hari lalu,” ungkap Zubaidi.Kasus Kematian Zara Qairina, Terungkap Unsur Perundungan, Penelantaran, dan Pelecehan Seksual“Rumahnya sepi, lampu jarang menyala, pintu juga sering tertutup. Mereka memang jarang bergaul,” tambahnya.Kini, IM telah diamankan di Mapolres Lombok Barat untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sementara publik masih menanti keterangan resmi kepolisian mengenai motif di balik aksi brutal yang menewaskan N dengan cara dicor dalam sumur.***
Read More Ahmad Sahroni Ungkap Seruan Bubarkan DPR Adalah Gagasan Tolol
Wulan _ 4 jam yang lalu
Lingkaran.id - Isu pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) belakangan marak diperbincangkan di media sosial. Gelombang seruan ini muncul seiring meningkatnya kritik publik terhadap besarnya tunjangan yang diterima para anggota dewan.Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, memberikan pernyataan tegas. Ia menyebut bahwa orang yang menyerukan pembubaran DPR adalah “orang tolol sedunia”.Bank Indonesia Siap Luncurkan Sistem Payment ID untuk Pemantauan Transaksi DigitalSahroni menekankan bahwa DPR memiliki peran vital sebagai lembaga legislatif yang menjalankan fungsi representasi rakyat. Menurutnya, wacana pembubaran DPR sama sekali tidak masuk akal.“Saya siap menerima kritik, bahkan hujatan. Itu bagian dari demokrasi. Tapi kalau sampai ada seruan untuk membubarkan DPR, itu sudah kelewatan. Gagasan seperti itu tidak logis,” ujar Sahroni.Ia juga menegaskan, jalannya pemerintahan Indonesia belum tentu lebih baik tanpa keberadaan DPR. Meski mengakui bahwa kinerja para wakil rakyat tidak selalu sempurna, Sahroni menilai DPR tetap menjalankan peran penting dalam mengawal aspirasi masyarakat serta mengawasi jalannya pemerintahan.Pemerintah Siapkan Konversi Lahan Tak Berizin Jadi Pertanian dan Perkebunan“Apapun kekurangannya, DPR tetaplah lembaga yang bekerja mewakili rakyat. Tanpa DPR, fungsi pengawasan dan representasi bisa hilang,” tambahnya.Dengan demikian, Sahroni menegaskan bahwa kritik terhadap kebijakan DPR sah-sah saja, tetapi seruan pembubaran lembaga legislatif tidak bisa diterima dan hanya memperkeruh demokrasi di Indonesia.***
Read More Pinkan Mambo Kembali Viral, Menu Kangkung Premium Dihargai Rp150 Ribu Seporsi
Wulan _ 5 jam yang lalu
Lingkaran.id - Nama penyanyi Pinkan Mambo kembali ramai dibicarakan publik. Bukan karena karya musiknya, melainkan langkahnya terjun ke dunia bisnis kuliner yang menuai kontroversi. Melalui akun TikTok pribadinya, mantan personel Duo Ratu itu kerap mempromosikan makanan dengan harga yang dianggap tak wajar.Sebelumnya, Pinkan sempat menjual donat dengan harga Rp200 ribu per kotak berisi 12 buah, serta pisang goreng seharga Rp30 ribu per potong. Usahanya ini sempat viral lantaran menu sederhana tersebut dipatok dengan harga tinggi.Kasus Kematian Zara Qairina, Terungkap Unsur Perundungan, Penelantaran, dan Pelecehan SeksualNamun, meski menuai kritik, Pinkan tidak berhenti berinovasi. Kini ia menawarkan menu baru berupa kangkung tumis dengan harga mencapai Rp150 ribu per porsi. Sajian kangkung tersebut dikemas dalam wadah mika berlapis plastik putih dan dilengkapi catatan kecil bertuliskan pesan dari Pinkan untuk para pembeli.Food vlogger seperti Nanakoot dan Farida Nurhan bahkan pernah mengomentari usaha kuliner Pinkan sebelumnya, terutama pada produk donat. Mereka menilai teksturnya lebih mirip roti goreng daripada donat. Meski demikian, Pinkan tetap berusaha mempertahankan bisnisnya.Salah satu konsumen, Meimei, sempat mencicipi olahan kangkung Pinkan yang dimasak dengan bumbu terasi, bawang putih, dan cabai mercon. Ia mengakui rasanya enak, namun mengeluhkan harganya yang dianggap terlalu mahal.“Kangkungnya memang enak, tapi Rp150 ribu itu kebangetan. Saya sampai galau kenapa harus beli semahal itu,” ujarnya.Selain kangkung, Pinkan juga menawarkan menu pisang goreng premium dengan harga fantastis, yakni berkisar Rp185 ribu hingga Rp200 ribu per porsi. Tak berhenti di situ, ia bahkan menghadirkan layanan khusus fast track bagi pelanggan yang ingin memesan lebih dulu. Fasilitas tersebut dikenakan biaya tambahan hingga Rp5 juta.Langkah bisnis Pinkan Mambo ini kembali memicu pro dan kontra di kalangan warganet. Sebagian menilai harga yang dipatoknya tidak masuk akal, namun ada juga yang menganggap strategi ini sebagai cara Pinkan untuk membangun ciri khas dalam bisnis kuliner.***
Read More Rencana Aksi Demo 25 Agustus di DPR Menggema, Namun Banyak Pihak Bantah Keterlibatan
Wulan _ 5 jam yang lalu
Lingkaran.id - Isu rencana aksi demonstrasi besar di depan Gedung DPR RI, Jakarta, pada Senin, 25 Agustus 2025, tengah menjadi perbincangan hangat di ruang publik. Seruan aksi ini meluas melalui media sosial, khususnya platform X (Twitter) dan pesan berantai WhatsApp, hingga viral setelah dibagikan akun-akun besar dengan ribuan pengikut.Aksi tersebut disebut-sebut diinisiasi oleh kelompok yang menamakan diri “Revolusi Rakyat Indonesia”, dengan mengajak masyarakat, mahasiswa, hingga buruh turun ke jalan. Narasi yang tersebar menyoroti sejumlah isu, mulai dari tunjangan perumahan DPR sebesar Rp50 juta per bulan, desakan pengusutan dugaan korupsi keluarga mantan Presiden Joko Widodo, hingga tuntutan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.Adies Kadir Akui Tunjangan DPR Naik, Anggota Dewan Bisa Terima Rp120 Juta per BulanNamun, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi dari kelompok mahasiswa maupun serikat buruh terkait keterlibatan mereka dalam aksi tersebut. Bahkan sejumlah pihak secara tegas membantah akan ikut serta.Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyatakan pihaknya memang memiliki isu yang serupa dengan tuntutan yang beredar, namun memastikan aksi buruh baru akan digelar pada 28 Agustus 2025, bukan pada tanggal 25 Agustus.“Puluhan ribu buruh dari berbagai wilayah akan turun ke depan Gedung DPR dan Istana Negara. Isu utamanya adalah penghapusan sistem outsourcing dan penolakan upah murah,” jelas Said, Jumat (22/8).Ia juga menambahkan bahwa aksi Partai Buruh akan dilakukan serentak di sejumlah kota industri seperti Serang, Samarinda, hingga Makassar. Selain menyoroti masalah upah, Said juga menyinggung kebijakan DPR yang dinilai kontras dengan kondisi pekerja. “Tunjangan perumahan Rp50 juta bagi anggota DPR berbanding jauh dengan pekerja yang hanya menerima Rp5 juta per bulan. Ini potret nyata kesenjangan,” tegasnya.Sementara itu, tokoh buruh Jumhur Hidayat yang kini memimpin Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), menegaskan melarang anggotanya terlibat dalam aksi 25 Agustus. Ia menilai gerakan ini tidak jelas siapa penanggung jawabnya.“Karena tidak jelas siapa penggerak dan apa tuntutannya, saya melarang seluruh anggota KSPSI khususnya di Jabodetabek untuk ikut serta,” ujar Jumhur, Sabtu (23/8).Pernyataan serupa datang dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan. Koordinator medianya, Pasha Fazillah Afap, menolak klaim bahwa kelompoknya ikut terlibat dalam aksi 25 Agustus. Menurutnya, BEM SI Kerakyatan sudah lebih dulu melakukan demonstrasi pada 21 Agustus di depan Gedung DPR, yang diwarnai aksi dorong dengan aparat kepolisian. Saat itu mahasiswa menolak revisi KUHAP dan UU Penyiaran, serta mengecam praktik militerisme di ranah sipil.“Nama BEM SI Kerakyatan dicatut. Kami tidak ada rencana aksi pada 25 Agustus,” tegas Pasha.Puan Maharani Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Gaji Anggota DPR Hanya Rumah Jabatan Diganti KompensasiTidak hanya di Jakarta, kabar demonstrasi juga sempat mencuat di Pati, Jawa Tengah, yang rencananya digelar pada hari yang sama untuk menuntut Bupati Pati, Sudewo, mundur dari jabatannya akibat kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen. Namun, inisiator aksi, Ahmad Husain Hafid, menyatakan unjuk rasa jilid II itu resmi dibatalkan setelah dirinya sepakat berdamai dengan Bupati Sudewo.Husain menjelaskan, keputusan tersebut diambil karena melihat pergerakan massa mulai menyimpang dari tuntutan awal dan cenderung ditunggangi kepentingan politik.“Lebih baik saya hentikan. Saya tidak ingin jadi jembatan untuk kepentingan politik. Dari awal saya murni memperjuangkan keresahan masyarakat soal PBB,” ujarnya, Selasa (19/8).Dengan demikian, meskipun seruan aksi 25 Agustus ramai beredar di media sosial, hingga kini sejumlah elemen penting seperti serikat buruh dan organisasi mahasiswa menegaskan tidak akan ikut serta. Hal ini membuat kepastian pelaksanaan demonstrasi di DPR masih menjadi tanda tanya.***
Read More Pemerintah Siapkan Konversi Lahan Tak Berizin Jadi Pertanian dan Perkebunan
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Pemerintah berencana mengelola lahan-lahan yang tidak memiliki izin resmi untuk dikonversi menjadi lahan pertanian dan perkebunan. Langkah ini diputuskan dalam rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih dan direksi BUMN terkait sektor pangan, di kediaman pribadinya di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (20/8/2025).Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya melalui akun resmi @sekretariat.kabinet menyebut, pertemuan ini merupakan rapat perdana Presiden Prabowo dengan jajaran direksi BUMN di sektor pertanian dan perkebunan. Fokus pembahasan diarahkan pada pemanfaatan lahan tak berizin yang bisa segera dikelola oleh negara.Para Guru Resah, Diduga Harus Setor Rp30–60 Juta ke Disdik untuk Bantuan Revitalisasi“Rapat terbatas pertama ini membahas soal pengelolaan perkebunan, pertanian, serta lahan tak berizin yang dapat segera dimanfaatkan oleh negara,” tulis Teddy.Meski demikian, Teddy menegaskan bahwa hasil detail dari rapat tersebut tidak dapat disampaikan secara terbuka karena bersifat keterbukaan terbatas. Ia hanya menekankan bahwa pemerintah serius menindaklanjuti lahan-lahan yang selama ini tidak memiliki izin tetapi berpotensi besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Dalam rapat itu, hadir sejumlah pejabat penting antara lain:Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang PanganRosan Perkasa Roeslani, CEO DanantaraBahlil Lahadalia, Menteri ESDMAndi Amran Sulaiman, Menteri PertanianSakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan PerikananPrasetyo Hadi, Menteri Sekretaris NegaraTeddy Indra Wijaya, Sekretaris Kabinet Bank Indonesia Siap Luncurkan Sistem Payment ID untuk Pemantauan Transaksi DigitalSelain isu pertanian dan perkebunan, rapat lanjutan juga menyinggung soal izin dan pengelolaan tambang berbagai jenis, mulai dari nikel, emas, hingga timah.“Pada rapat ketiga bersama para menteri terbatas, pembahasan diarahkan pada perkembangan ekonomi dan investasi nasional,” jelas Teddy.Dengan agenda yang padat, rapat terbatas di Hambalang ini memperlihatkan arah kebijakan awal Presiden Prabowo yang menekankan pada optimalisasi lahan, pengelolaan sumber daya, dan dorongan investasi sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di periode pemerintahannya.***
Read More Kasus Kematian Zara Qairina, Terungkap Unsur Perundungan, Penelantaran, dan Pelecehan Seksual
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Saifuddin Nasution, mengungkapkan adanya indikasi serius dalam kematian tragis Zara Qairina Mahathir (13). Ia menyebut terdapat unsur perundungan, kelalaian, hingga pelecehan seksual yang menimpa siswi asrama tersebut.Fakta-fakta tersebut terkuak setelah penyidik menerima buku harian Zara setebal 51 halaman, yang diserahkan oleh seorang guru. Buku itu berisi catatan pribadi Zara mengenai pengalaman pahit, pergulatan emosional, dan masalah yang ia hadapi selama berada di sekolah.“Buku harian ini menjadi bukti penting dalam penyelidikan polisi, melengkapi keterangan saksi dari teman-teman satu asrama,” kata Saifuddin seperti dikutip The Star, Kamis (21/8/2025).Sidang PK Silfester dalam Kasus Fitnah JK Digelar di PN Jaksel Hari IniBuku harian itu kini dianalisis oleh psikolog Divisi Investigasi Kejahatan Seksual, Perempuan, dan Anak (D11) Bukit Aman. Dari analisis tersebut, polisi mengetahui kronologi terakhir Zara, termasuk keberadaannya pada pukul 23.00 malam sebelum kejadian, serta aktivitas di asrama pada pukul 22.00.“Semua informasi ini menjadi bukti pendukung. Para psikolog juga menilai kondisi mental korban saat itu. Yang jelas, ada bukti nyata perundungan, ada kelalaian karena korban sudah pernah melapor ke pihak sekolah, dan juga terdapat unsur pelecehan seksual yang kini diselidiki,” tegas Saifuddin di hadapan Dewan Rakyat. Ia menekankan, tidak boleh ada upaya menutupi kebenaran.“Sekolah seharusnya menjadi ruang aman bagi anak-anak, bukan tempat yang justru membuat mereka menderita,” ujarnya.Kasus ini telah menyeret lima remaja putri ke meja hijau. Pada Rabu (20/8/2025) di Pengadilan Anak Kota Kinabalu, Sabah, kelimanya didakwa atas tuduhan melakukan perundungan verbal terhadap Zara.Mereka disebut telah menggunakan kata-kata kasar yang didengar langsung oleh korban, sehingga menimbulkan penderitaan emosional. Dakwaan dijatuhkan berdasarkan Pasal 507C(1) KUHP Malaysia yang mengatur soal penggunaan bahasa atau komunikasi yang kasar maupun mengancam.Di hadapan Hakim Elsie Primus, kelima remaja yang masih di bawah 18 tahun itu menyatakan tidak bersalah. Apabila terbukti, mereka terancam hukuman penjara hingga satu tahun, denda, atau keduanya.Jaksa menuntut agar masing-masing terdakwa dikenai jaminan RM5.000 (sekitar Rp19 juta), dengan setoran deposit RM1.000 serta satu penjamin.Kasus ini bermula di Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Tun Datu Mustapha, Papar, Sabah, pada 15 Juli 2025. Antara pukul 22.00 hingga 23.00 malam, Zara diduga mengalami perundungan di blok asrama.Tragedi Raya: Balita Malang Meninggal Usai Dikeluarkan 1 Kg Lebih Cacing dari TubuhnyaKeesokan harinya, pada 16 Juli pukul 04.00, Zara ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri setelah diduga jatuh dari lantai tiga asrama. Ia sempat mendapat perawatan, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit setempat pada 17 Juli 2025.Kematian Zara memicu gelombang keprihatinan publik Malaysia. Kasus ini menjadi sorotan luas, menimbulkan desakan agar pemerintah, sekolah, dan aparat penegak hukum lebih serius dalam menangani masalah perundungan di lingkungan pendidikan.***
Read More Remaja Tewas Usai Koma 5 Hari Akibat Pukulan Stik Baseball
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Seorang remaja berinisial JA (24) meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif selama lima hari di RSUD Welas Asih, Baleendah, Kabupaten Bandung. Korban sebelumnya mengalami koma akibat luka pukulan benda tumpul di bagian dahi.Kapolresta Bandung, Kombes Pol Aldi Subartono, membenarkan kasus tersebut tengah ditangani oleh jajaran Polsek Baleendah bersama Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bandung.Adies Kadir Akui Tunjangan DPR Naik, Anggota Dewan Bisa Terima Rp120 Juta per BulanMenurut Aldi, laporan pertama diterima pihak kepolisian pada Minggu, 10 Agustus 2025, pukul 15.00 WIB. Saat itu, seorang pria berinisial R, kakak korban, melapor bahwa adiknya tengah kritis dan tidak sadarkan diri di RSUD Welas Asih.“Setelah dicek, korban memang dalam kondisi koma. Tim kemudian melakukan penelusuran untuk mengetahui penyebabnya,” kata Aldi di Mapolresta Bandung, Kamis (21/8/2025).Dari keterangan keluarga dan tiga teman korban, malam sebelum kejadian, JA sempat keluar rumah bersama mereka untuk membeli bahan baku liwet. Rombongan berangkat sekitar pukul 02.00 WIB menggunakan dua sepeda motor, satu dikendarai sendiri oleh JA, sementara motor lainnya ditumpangi tiga orang temannya.Saat perjalanan, mereka berpapasan dengan rombongan lain berjumlah 11 orang yang menggunakan empat sepeda motor. Tanpa ada sebab yang jelas, salah satu dari kelompok tersebut tiba-tiba melakukan penyerangan.“Pelaku memukul korban dengan stik baseball dan mengenai bagian dahi. Korban sempat oleng dan jatuh, lalu langsung dibawa temannya ke rumah sakit,” jelas Aldi.Setelah lima hari tidak sadarkan diri, korban akhirnya meninggal dunia pada Jumat, 15 Agustus 2025. Untuk memastikan penyebab kematian, kepolisian melakukan ekshumasi dan autopsi terhadap jenazah.“Hasil autopsi menunjukkan adanya luka akibat benda tumpul di bagian wajah korban,” tegas Aldi.Penyelidikan berlanjut dengan mengamankan 11 orang terduga pelaku pada 20 Agustus 2025. Setelah dilakukan gelar perkara, dua orang ditetapkan sebagai tersangka yakni HMN dan RG, sementara sembilan lainnya masih berstatus saksi.Puan Maharani Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Gaji Anggota DPR Hanya Rumah Jabatan Diganti KompensasiBerdasarkan keterangan saksi, HMN disebut sebagai pelaku utama yang memukul korban menggunakan stik baseball. Sementara barang bukti berupa stik baseball diketahui telah dibuang pelaku dan kini masih dalam pencarian aparat.“Dari hasil pemeriksaan, HMN yang memukul korban. Barang bukti sudah dibuang, masih kami cari. Sedangkan sembilan orang lain masih dalam proses pendalaman,” tutur Aldi.Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 170 ayat (2) tentang pengeroyokan, Pasal 354 ayat (2) tentang penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian, serta Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia.***
Read More 2 Siswi SMA Tewas Usai Mobil Ditabrak Kereta Bandara
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Kecelakaan tragis terjadi di kawasan Jalan Jati Adabiah, Kelurahan Jati, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Kamis (21/8/2025) sekitar pukul 11.45 WIB. Sebuah mobil Brio berwarna putih yang ditumpangi tujuh siswi SMA Negeri 10 Padang tertabrak Kereta Bandara Minangkabau Ekspres.Salah seorang saksi mata, Yulianti, menceritakan bahwa para siswi tersebut baru saja pulang dari masjid usai menunaikan salat jenazah orangtua teman mereka yang meninggal dunia. Rumah duka berada tak jauh dari lokasi kejadian.“Mobil itu rencananya mau kembali ke rumah duka. Tapi ketika melewati rel, kereta dari arah Simpang Haru menuju Bandara tiba-tiba melintas, tabrakan pun tak terhindarkan,” ungkap Yulianti.Bank Indonesia Siap Luncurkan Sistem Payment ID untuk Pemantauan Transaksi DigitalIa menambahkan, pada saat kejadian dirinya tengah berada di dalam rumah. Suara benturan keras membuatnya terkejut dan segera bergegas keluar.“Saya kaget mendengar suara benturan besar. Saat dilihat, ternyata mobil sudah ditabrak kereta. Mobil datang dari arah Jalan Jati Parak Salai menuju Jati Koto Panjang,” ujarnya.Yulianti melihat beberapa siswi masih berada di dalam mobil, sementara satu lainnya sudah terlempar keluar. Ia pun segera berteriak meminta pertolongan warga untuk membantu evakuasi.Petugas dan warga kemudian mengevakuasi para korban. Enam siswi dilarikan ke RS Yos Sudarso, sementara satu korban dibawa ke RSUP Dr. M Djamil Padang. Namun, nyawa dua di antaranya tidak tertolong.“Iya, satu korban yang dirawat di RS Yos Sudarso meninggal dunia. Sementara lima lainnya masih dalam perawatan intensif. Untuk korban yang dibawa ke RSUP M Djamil Padang juga meninggal dunia. Jadi total ada dua korban meninggal,” ungkap salah satu anggota keluarga korban yang enggan disebutkan namanya.Pantauan di RS Yos Sudarso, suasana ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dipenuhi rekan-rekan sekolah korban. Para siswa SMA Negeri 10 Padang datang dengan mengenakan seragam koko hijau dan celana hitam, bergantian menjenguk teman-teman mereka yang tengah dirawat.Para Guru Resah, Diduga Harus Setor Rp30–60 Juta ke Disdik untuk Bantuan RevitalisasiBeberapa guru SMA Negeri 10 Padang juga terlihat hadir, memberikan arahan agar murid-murid tidak berlama-lama di rumah sakit dan segera pulang setelah menjenguk. Sementara itu, keluarga korban terlihat keluar masuk ruang IGD untuk memastikan kondisi anak-anak mereka.Peristiwa nahas ini meninggalkan duka mendalam, baik bagi keluarga korban, pihak sekolah, maupun masyarakat sekitar. Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kronologi detail kecelakaan, termasuk apakah palang pintu di perlintasan rel berfungsi saat insiden terjadi.***
Read More Tragis! Kepala KCP BRI Diduga Diculik dan Dibunuh, Kondisi Terikat dan Terlilit Lakban
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Warga Kampung Karangsambung, RT 8/RW 4, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, digegerkan dengan penemuan sesosok jenazah pada Kamis (21/8/2025) pagi sekitar pukul 05.30 WIB. Korban diketahui berinisial MIP, Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank BRI di Jakarta.Seorang warga setempat yang pertama kali menemukan jasad tersebut di area persawahan mendapati kondisi korban cukup mengenaskan. Tangan dan kaki korban dalam keadaan terikat, sementara bagian wajahnya dililit lakban. Penemuan itu segera dilaporkan kepada aparat kepolisian.Sri Mulyani Bantah Sebut Guru Beban Negara, Klarifikasi Video Hoaks Hasil Manipulasi AITak lama setelah itu, polisi mendatangi lokasi dan mengevakuasi jenazah menggunakan ambulans menuju Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan autopsi. Kepala RS Polri, Brigjen Prima Heru Yulihartono, membenarkan bahwa jenazah saat ini berada di instalasi forensik RS Polri.“Benar, jenazah sudah berada di RS Polri Kramat Jati untuk keperluan penyelidikan,” ujarnya.Sesampainya di rumah sakit, jenazah langsung diturunkan dan dibawa ke ruang forensik. Sejumlah rekan kerja korban turut berdatangan untuk memastikan kondisi terakhir MIP. Polisi juga membawa beberapa barang bukti dari lokasi penemuan yang telah diamankan di dalam kantong plastik.Di sisi lain, tim kepolisian bergerak cepat melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang diduga terlibat dalam penculikan sekaligus pembunuhan tersebut. Hasilnya, empat orang berhasil ditangkap. Tiga terduga pelaku, berinisial AT, RS, dan RAH, diamankan di sebuah rumah di Jalan Johar Baru III No. 42, Jakarta Pusat. Sedangkan seorang pelaku lainnya, berinisial RW, ditangkap ketika hendak melarikan diri melalui bandara di Nusa Tenggara Timur (NTT).“Kami amankan empat orang. Tiga ditangkap di Jakarta Pusat, sementara satu pelaku lainnya kami ringkus saat tiba di bandara NTT,” kata Kasubdit Reserse Mobile (Resmob) Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Resa Fiardi Marasabessy, Kamis (21/8/2025).Dari hasil penyelidikan awal, MIP diduga menjadi korban penculikan ketika berada di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Ciracas, Jakarta Timur. Rekaman video yang beredar memperlihatkan korban sempat dipaksa masuk ke dalam mobil oleh sekelompok orang sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.Kisah Pilu Nazwa Aliya, Lulusan SMK yang Meninggal Dunia di KambojaMenanggapi peristiwa tersebut, Direktur Utama Bank BRI, Hery Gunardi, menyampaikan keprihatinannya. Ia menegaskan pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada kepolisian.“Kami sangat prihatin. Dari informasi yang kami peroleh, korban memang sempat diculik. Terlihat dalam rekaman video, beliau dipaksa masuk mobil, lalu dibawa pergi. Pagi ini kami mendapat kabar duka bahwa korban sudah meninggal,” ungkap Hery dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2025).Hery menambahkan, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut dari aparat kepolisian terkait motif di balik penculikan dan pembunuhan tersebut.“Apakah hal ini berkaitan dengan urusan penagihan (collection) atau faktor lain, kami belum bisa memastikan. Saat ini polisi masih mendalami,” ujarnya.Peristiwa tragis ini menimbulkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi rekan-rekan kerja dan pihak Bank BRI yang kehilangan salah satu pimpinan cabang terbaik mereka.***
Read More Sri Mulyani Bantah Sebut Guru Beban Negara, Klarifikasi Video Hoaks Hasil Manipulasi AI
Wulan _ 4 hari yang lalu
Lingkaran.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, membantah keras kabar yang menyebut dirinya pernah menyatakan guru sebagai beban negara. Klarifikasi itu disampaikan setelah sebuah video beredar luas di media sosial dan menimbulkan kontroversi.Sri Mulyani menegaskan bahwa video yang menampilkan potongan pernyataannya tersebut merupakan hasil manipulasi deepfake dan tidak menggambarkan isi pidatonya secara utuh. Video tersebut disebut telah dipotong dan digabungkan sehingga memunculkan kesan seolah-olah dirinya merendahkan profesi guru.Sri Mulyani Samakan Manfaat Pajak dengan Zakat dan Wakaf“Faktanya, saya tidak pernah menyatakan bahwa guru adalah beban negara. Video itu hasil deepfake dan hanya potongan tidak lengkap dari pidato saya dalam Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di ITB pada 7 Agustus lalu,” tegas Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya, @smindrawati, Selasa (19/8) malam.Sebelumnya, sebuah video yang menampilkan pernyataan kontroversial Sri Mulyani viral di media sosial. Dalam potongan tersebut, ia seolah mengatakan gaji guru tidak seharusnya ditanggung pemerintah, sehingga memicu amarah masyarakat, khususnya kalangan tenaga pendidik.Menanggapi hal itu, Sri Mulyani memberikan penjelasan bahwa dalam pidatonya, ia justru sedang mengangkat persoalan besar terkait tantangan pembiayaan negara di sektor pendidikan. Ia menyebut bahwa selama ini profesi guru maupun dosen sering dianggap kurang dihargai karena gajinya tidak sebanding dengan peran besar mereka.“Banyak di media sosial saya selalu dikutip mengatakan, menjadi dosen atau guru tidak dihargai karena gajinya tidak besar. Itu saya sampaikan sebagai salah satu tantangan bagi keuangan negara,” jelasnya.Ia menuturkan, pernyataannya kala itu diarahkan pada pertanyaan fundamental mengenai siapa yang seharusnya menanggung biaya pendidikan. Apakah seluruh beban sepenuhnya harus diletakkan di pundak pemerintah, atau masyarakat juga dapat ikut berkontribusi dalam mendukung kesejahteraan guru dan dosen.IHSG Menguat 0,70% di Awal Perdagangan 13 Agustus 2025, Saham Perbankan & Teknologi MelonjakNamun, Sri Mulyani tidak merinci lebih jauh mengenai bentuk kontribusi masyarakat yang dimaksud. Ia hanya menegaskan bahwa konteks ucapannya adalah untuk membangun kesadaran bersama mengenai pentingnya pembiayaan pendidikan yang berkelanjutan.Dengan klarifikasi ini, Sri Mulyani berharap publik tidak mudah terprovokasi oleh informasi menyesatkan, terutama yang dihasilkan melalui teknologi manipulasi digital seperti deepfake.***
Read More Ridwan Kamil Buka Peluang Damai dengan Lisa Mariana Usai Hasil Tes DNA Tegaskan Tidak Ada Hubungan Biologis
Wulan _ 4 hari yang lalu
Lingkaran.id - Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, membuka kemungkinan untuk berdamai dengan Lisa Mariana dalam kasus dugaan pencemaran nama baik dan manipulasi dokumen elektronik yang sebelumnya dilaporkannya ke Bareskrim Polri. Pengacara Ridwan Kamil, Muslim Jaya Butarbutar, menyampaikan bahwa opsi penyelesaian perkara secara damai selalu terbuka.“Tentu semua peluang ada. Pak Ridwan Kamil mempertimbangkan hal itu, apalagi jika Lisa bersedia meminta maaf melalui media atau media sosial,” ujarnya di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (20/8/2025).Hasil Tes DNA Ridwan Kamil dan Lisa Mariana Resmi Diumumkan, Anak CA Dipastikan Bukan Anak Kandung RKMuslim menjelaskan bahwa dalam sistem hukum pidana terdapat mekanisme restorative justice, yaitu penyelesaian perkara melalui dialog dan mediasi. Namun, pihaknya masih akan menimbang langkah tersebut sebelum membuat keputusan final.“Kami menganggap peluang restorative justice selalu ada karena dibenarkan undang-undang. Nanti akan dipertimbangkan, dan akan ada pernyataan lebih lanjut,” katanya.Pernyataan ini muncul setelah Pusdokkes Polri merilis hasil tes DNA antara Ridwan Kamil, Lisa Mariana, dan CA—putri dari Lisa. Hasil uji tersebut menegaskan bahwa CA bukan anak biologis Ridwan Kamil, melainkan anak kandung Lisa Mariana.Kepala Biro Labdokkes Pusdokkes Polri, Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti, memaparkan bahwa separuh profil DNA CA identik dengan Lisa Mariana, sementara separuh lainnya tidak sesuai dengan profil DNA Ridwan Kamil. “Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa CA adalah anak biologis Lisa Mariana Presley Zulkandar, bukan anak biologis Muhammad Ridwan Kamil,” tegas Sumy.Muslim menambahkan, sejak awal kliennya memang mengusulkan tes DNA sebagai jalan keluar untuk mengakhiri polemik.“Pak Ridwan Kamil jauh-jauh hari meminta tes DNA agar konflik ini punya kepastian hukum. Dengan adanya hasil ini, maka perseteruan seharusnya berakhir,” jelasnya.Diketahui, perseteruan Ridwan Kamil dan Lisa Mariana bermula pada 26 Maret 2025, ketika Lisa mengunggah tangkapan layar percakapan pribadi dengan seseorang yang diduga Ridwan Kamil di Instagram. Dalam unggahan itu, Lisa mengklaim tengah mengandung anak dari mantan Wali Kota Bandung tersebut.Hasil Tes DNA Ridwan Kamil Diumumkan: Anak Lisa Mariana Bukan Anak Kandung RKRidwan Kamil kemudian melaporkan Lisa Mariana ke Bareskrim Polri pada 11 April 2025 atas tuduhan pencemaran nama baik dan manipulasi dokumen elektronik. Kasus ini pun menyedot perhatian publik hingga akhirnya hasil tes DNA mengungkap fakta yang membantah klaim Lisa.Dengan adanya kepastian hukum ini, Ridwan Kamil berharap permasalahan yang sempat mencuat di ruang publik dapat segera diselesaikan secara tuntas, baik melalui jalur hukum maupun kemungkinan perdamaian.***
Read More Adies Kadir Akui Tunjangan DPR Naik, Anggota Dewan Bisa Terima Rp120 Juta per Bulan
Wulan _ 4 hari yang lalu
Lingkaran.id - Wakil Ketua DPR, Adies Kadir, mengakui adanya kenaikan tunjangan bagi anggota DPR yang berdampak pada meningkatnya total pendapatan mereka. Dengan tambahan tunjangan tersebut, setiap anggota dewan kini bisa menerima gaji dan fasilitas sekitar Rp120 juta per bulan.Adies menjelaskan bahwa kenaikan tunjangan mencakup dua komponen utama, yakni tunjangan beras dan bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, ada peningkatan sekitar Rp2 juta per bulan untuk masing-masing pos tersebut.Puan Maharani Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Gaji Anggota DPR Hanya Rumah Jabatan Diganti Kompensasi“Tunjangan beras sekarang mencapai Rp12 juta per bulan, naik dari sebelumnya sekitar Rp10 juta. Sementara tunjangan bensin saat ini sekitar Rp7 juta per bulan, yang sebelumnya hanya Rp4–5 juta,” ujar Adies di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (19/8/25).Ia menambahkan, penyesuaian tunjangan ini salah satunya dipicu oleh meningkatnya biaya kebutuhan pokok. Harga gandum, telur, hingga tahu mengalami kenaikan yang signifikan belakangan ini, sehingga perlu adanya penyesuaian pada tunjangan anggota dewan.Adies juga menyoroti soal tunjangan BBM. Menurutnya, meskipun ada peningkatan, jumlah yang diterima anggota dewan masih belum sebanding dengan kebutuhan mobilitas yang tinggi.“Syarat mobilitas anggota DPR itu lebih tinggi dari nilai tunjangan bensin yang diterima,” ungkapnya.Tanggapan Resmi MNC Asia Holding atas Gugatan CMNP Rp119 TriliunSelain tunjangan beras dan BBM, anggota DPR juga mendapatkan tunjangan rumah sebesar Rp50 juta per bulan. Hal itu diberikan karena fasilitas rumah dinas bagi anggota dewan tidak lagi tersedia seperti sebelumnya. Jika ditotal, kata Adies, tunjangan anggota DPR di luar tunjangan rumah berkisar sekitar Rp70 juta per bulan.“Selain rumah, ada tunjangan beras, kesehatan, dan beberapa tunjangan lain. Kalau digabungkan dengan tunjangan rumah, jumlahnya bisa mencapai sekitar Rp120 juta per bulan,” jelasnya.Kenaikan tunjangan ini menuai sorotan publik karena terjadi di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang masih tertekan oleh naiknya harga kebutuhan pokok. Namun, Adies menekankan bahwa penyesuaian tunjangan ini adalah kebijakan resmi yang sudah ditetapkan pemerintah untuk mendukung kelancaran tugas anggota dewan.***
Read More Tragedi Raya: Balita Malang Meninggal Usai Dikeluarkan 1 Kg Lebih Cacing dari Tubuhnya
Wulan _ 4 hari yang lalu
Lingkaran.id - Kisah memilukan terjadi di Kampung Pasir Ceuri, Desa Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Seorang balita perempuan bernama Raya meninggal dunia setelah menderita infestasi cacing yang sangat parah. Dalam proses perawatan, tenaga medis menemukan lebih dari satu kilogram cacing hidup yang bersarang di tubuh bocah malang tersebut.Kabar tragis ini terungkap melalui video yang diunggah Lembaga Filantropi Rumah Teduh, memperlihatkan kondisi kesehatan Raya yang begitu memprihatinkan saat dalam perawatan. Dari pemeriksaan medis, dokter menemukan cacing gelang dengan panjang sekitar 15 sentimeter yang masih hidup keluar dari hidung korban. Tidak hanya itu, cacing juga ditemukan di mulut, kemaluan, serta anus Raya.KPU Kota Pangkalpinang mengadakan debat publik keempat paslon Wali Kota-Wakil Wali Kota Pilkada ulang 2025“Sudah lebih dari 1 kilogram cacing dikeluarkan dari tubuhnya, tapi tidak juga habis-habis,” demikian pernyataan dalam video tersebut.Peristiwa bermula pada 13 Juli 2025 sekitar pukul 20.00 WIB, ketika Raya dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD R. Syamsudin SH, Kota Sukabumi. Saat itu, kondisinya sudah tidak sadarkan diri setelah mengalami kritis sejak sehari sebelumnya.“Pasien datang dalam keadaan tidak sadar. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan tanda syok atau kekurangan cairan berat,” jelas Irfan, Humas sekaligus dokter IGD RSUD Syamsudin.Ia menambahkan, tim medis mulai curiga adanya infeksi cacing ketika secara tiba-tiba cacing keluar dari hidung pasien. “Dari situ kami menduga ada kaitannya dengan infestasi cacing,” ujarnya.Istri Ferdy Sambo Terima Dua Remisi Sekaligus, Publik Pertanyakan: Apakah Adil?Untuk penanganan lebih lanjut, Raya dipindahkan ke ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) guna mendapatkan perawatan intensif. Pemeriksaan lanjutan mengonfirmasi bahwa korban mengalami askariasis, yaitu infeksi akibat cacing gelang Ascaris lumbricoides.“Infeksi ini bisa terjadi ketika telur cacing tertelan melalui makanan, minuman, atau tangan yang kotor. Setelah masuk, telur akan menetas di usus lalu berkembang menjadi larva. Larva inilah yang bisa menyebar ke organ tubuh lain melalui aliran darah, bahkan sampai ke otak,” terang Irfan.Sayangnya, meski sudah mendapat penanganan medis, nyawa Raya tidak tertolong. Kejadian tragis ini menjadi peringatan akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pola hidup sehat untuk mencegah penyakit akibat parasit yang dapat mengancam jiwa, terutama pada anak-anak.***
Read More Kesal Maraknya Pencurian, Warga Pasang Baliho “Selamat Datang di Desa Maling”
Wulan _ 4 hari yang lalu
Lingkaran.id - Warga Dusun Pokapoh, Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, dibuat geram sekaligus resah dengan ulah pelaku pencurian motor yang kian nekat. Tak hanya membawa kabur kendaraan, pelaku bahkan sempat meminta tebusan agar motor hasil curian bisa dikembalikan. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (20/8/2025).Salah satu tokoh masyarakat setempat, Marsuto Alvianto, menuturkan bahwa beberapa waktu lalu, seorang terduga pelaku pencurian meminta warga Desa Badung untuk menjemputnya sekaligus meminjamkan sepeda motor. Namun, setelah motor dipinjam, pelaku mendadak menghilang dan nomor ponselnya tidak lagi bisa dihubungi.Istri Ferdy Sambo Terima Dua Remisi Sekaligus, Publik Pertanyakan: Apakah Adil?“Bahkan korban sempat diminta uang tebusan supaya motornya bisa dikembalikan,” ungkap Alvian.Situasi ini membuat warga semakin takut sekaligus marah. Mereka kemudian memasang sebuah baliho besar bertuliskan “Selamat Datang di Desa Maling” sebagai bentuk peringatan sekaligus sindiran keras terhadap maraknya kasus pencurian.Alvian menambahkan, masyarakat sudah mengetahui sosok-sosok yang dicurigai sering melakukan pencurian di wilayah mereka. Namun, karena rasa takut, warga enggan berbuat lebih jauh.“Biasanya pelaku ini setelah mencuri menghilang. Lalu beberapa waktu kemudian muncul lagi, dan selalu ada barang warga yang hilang. Itu yang bikin warga khawatir,” jelasnya.Kondisi tersebut mendorong warga untuk melaporkan keresahan mereka kepada pihak kepolisian. Alhasil, pada Rabu malam sekitar pukul 23.00 WIB, aparat Polres Pamekasan langsung melakukan penggerebekan ke rumah terduga pelaku.“Kami berharap polisi bisa segera menuntaskan kasus ini, jangan sampai warga bertindak main hakim sendiri,” tegas Alvian.Sebelumnya, masyarakat juga telah kehilangan sejumlah barang berharga, termasuk perhiasan dan empat unit sepeda motor yang hingga kini belum ditemukan.Hasil Tes DNA Ridwan Kamil dan Lisa Mariana Resmi Diumumkan, Anak CA Dipastikan Bukan Anak Kandung RKMenanggapi keresahan warga, Kasi Humas Polres Pamekasan, AKP Jupriadi, memastikan bahwa kepolisian telah menindaklanjuti laporan tersebut. Petugas bahkan sudah melakukan penggerebekan, meski upaya itu belum berhasil mengamankan pelaku.“Polisi akan terus menyelidiki kasus ini dan berupaya menemukan pelaku pencurian yang telah meresahkan warga,” tegas Jupriadi.
Read More Para Guru Resah, Diduga Harus Setor Rp30–60 Juta ke Disdik untuk Bantuan Revitalisasi
Wulan _ 5 hari yang lalu
Lingkaran.id - Sejumlah sekolah di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengaku terbebani dengan adanya dugaan kewajiban menyetor sejumlah uang kepada oknum yang disebut-sebut terkait dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Garut. Setoran tersebut diduga diminta sebagai syarat agar sekolah bisa memperoleh bantuan revitalisasi dari pemerintah pusat.Salah satu pengelola sekolah menuturkan, pihaknya dijanjikan bantuan senilai ratusan juta rupiah, namun dengan syarat menyetorkan puluhan juta terlebih dahulu.Bank Indonesia Siap Luncurkan Sistem Payment ID untuk Pemantauan Transaksi Digital“Bantuan untuk revitalisasi sekolah nilainya bisa Rp200 juta sampai Rp400 juta. Tapi kami diminta menyetor Rp30 juta hingga Rp60 juta ke seseorang di Disdik,” ujar seorang pengelola TK di Garut, Kamis (14/8/2025).Adapun sejumlah TK yang disebut menerima bantuan revitalisasi tahun ini di antaranya TK Al Kautsar, TK Al Junaediyah, TK Aisyiah 2, dan TK Al Khoeriyah. Bantuan itu berasal dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek.Dana tersebut ditujukan untuk pembangunan ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), penyediaan fasilitas penunjang kesehatan, hingga sarana bermain bagi anak-anak. Namun, dugaan adanya setoran justru menimbulkan keresahan di kalangan sekolah penerima.“Kalau tidak menyetor, katanya kami tidak akan dapat bantuan lagi,” tambah sumber tersebut.Meski merasa keberatan, pihak sekolah mengaku tidak berani menolak karena khawatir program bantuan yang sudah dijanjikan akan dicabut.Menanggapi hal itu, Plt Kabid Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Disdik Garut, Iyan, membantah keras adanya praktik pungutan liar (pungli) terkait program revitalisasi. Ia menegaskan bahwa peran Disdik Garut dalam program tersebut sangat terbatas.“Bantuan ini murni dari pemerintah pusat, bukan rekomendasi Disdik Garut. Tugas kami hanya menyampaikan informasi kepada sekolah penerima agar ikut dalam pertemuan daring (zoom meeting) yang digelar pusat,” kata Iyan.Login Info GTK 2025 Sekarang, Ini Daftar Penerima Insentif Guru Honorer dan Tunjangan TPGIa menambahkan, tahun 2025 ini terdapat 17 TK dan kelompok bermain di Garut yang mendapatkan bantuan revitalisasi. Namun proses pencairannya dilakukan secara bertahap, bukan sekaligus.“Kalau ada isu sekolah harus setor uang, menurut kami itu aneh, karena program ini bukan kewenangan penuh Disdik Garut,” tandasnya.Hingga kini, dugaan setoran tersebut masih menjadi sorotan. Pihak sekolah berharap pemerintah pusat turun tangan untuk memastikan penyaluran bantuan berjalan transparan tanpa ada praktik pungutan di luar ketentuan.***
Read More Kisah Pilu Nazwa Aliya, Lulusan SMK yang Meninggal Dunia di Kamboja
Wulan _ 5 hari yang lalu
Lingkaran.id - Duka mendalam menyelimuti keluarga besar Nazwa Aliya, seorang gadis asal Jalan Bejo, Gang Sejahtera, Dusun XVI, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Lulusan SMK Telkom 2 Medan itu dikabarkan meninggal dunia di Kamboja pada Senin (12/8/2025), setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Provinsi Siem Reap.Gadis muda tersebut dikenal memiliki tekad kuat untuk bekerja di luar negeri selepas menamatkan pendidikan menengahnya. Namun, rencana itu sempat ditentang oleh ibunya, Lanniari Hasibuan, yang merasa khawatir dengan keselamatan putrinya, terlebih Kamboja termasuk negara yang kerap diwaspadai terkait praktik perdagangan manusia dan eksploitasi tenaga kerja.Kasus Kematian Zara Qairina: Kejaksaan Malaysia Tetapkan 5 Tersangka Anak di Bawah UmurMeski mendapat larangan, Nazwa tetap bersikeras merantau. Ia bahkan menyusun alasan-alasan untuk meyakinkan ibunya agar bisa meninggalkan rumah.“Awalnya Nazwa bilang mau ikut study tour, tapi saya tolak. Lalu dia bilang ada interview di salah satu bank, itu saya izinkan,” tutur Lanniari.Pada Selasa (27/5/2025), Nazwa berpamitan untuk menghadiri wawancara di sebuah bank swasta di Medan. Malam harinya, ia kembali meminta izin untuk melanjutkan tahap wawancara kedua. Tanpa disadari ibunya, saat itulah Nazwa mulai menjalankan rencananya berangkat ke luar negeri.“Dia pergi dari rumah jam 5 pagi. Saya sempat lihat, tapi karena kondisi lelah, saya biarkan saja. Siangnya saya coba hubungi, tapi dia bilang jangan ditelepon, cukup kirim SMS,” ungkap Lanniari.Keesokan harinya, tepat pada Rabu (29/5/2025), Lanniari dikejutkan dengan kabar bahwa putrinya sudah berada di Bangkok, Thailand, sekitar pukul 18.00 WIB. Mendengar itu, sang ibu sempat pingsan. Saat ditanya lebih lanjut, Nazwa sempat menyebut pergi bersama teman praktik kerja lapangan, namun belakangan mengaku berangkat seorang diri.Lanniari yang panik sempat mencoba melapor kehilangan anak ke Mapolsek Medan Tembung. Namun laporan tersebut ditolak karena keberadaan Nazwa diketahui dan statusnya bukan lagi anak di bawah umur.Bank Indonesia Siap Luncurkan Sistem Payment ID untuk Pemantauan Transaksi DigitalKabar terbaru datang pada Kamis (7/8/2025), ketika Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh menginformasikan bahwa Nazwa sedang menjalani perawatan intensif di State Hospital, Provinsi Siem Reap, Kamboja. Sayangnya, harapan keluarga pupus setelah empat hari kemudian, tepatnya Senin (12/8/2025), Nazwa dinyatakan meninggal dunia.“Saya dapat kabar 7 Agustus Nazwa dirawat di rumah sakit, tapi tanggal 12 Agustus saya menerima kabar bahwa anak saya sudah tiada,” ucap Lanniari dengan penuh kesedihan.Kepergian Nazwa menyisakan luka mendalam bagi keluarga dan kerabat, meninggalkan pesan pahit tentang bahaya bekerja ke luar negeri tanpa izin resmi dan pengawasan ketat.***
Read More Aksi Preman Palak Pedagang, Paksa Minta Melon untuk Hajatan Nikah
Wulan _ 5 hari yang lalu
Lingkaran.id - Sebuah video yang memperlihatkan aksi pemalakan di kawasan Pasar Stasiun Angke, Jakarta Barat, viral di media sosial. Peristiwa yang terjadi pada Jumat (15/8/2025) itu memicu kecaman warganet setelah memperlihatkan sekelompok pria memaksa pedagang buah memberikan dagangannya tanpa membayar.Dalam rekaman yang beredar, tampak dua orang pria mendatangi seorang pedagang melon. Bukannya membeli, keduanya justru meminta melon secara paksa dengan alasan untuk kebutuhan acara pernikahan. Aksi tersebut bahkan disertai dengan nada marah serta gerakan kasar yang membuat pedagang ketakutan.Jelang Demo Jilid II, Warga Pati Desak Bupati Sudewo MundurDua pelaku yang belakangan diketahui berinisial RR dan AG disebut-sebut telah kerap berbuat onar di sekitar pasar tersebut. Kali ini, aksi mereka menjadi sorotan publik setelah terekam kamera dan tersebar luas di media sosial.“Berdasarkan keterangan yang bersangkutan, alasan mereka meminta melon secara paksa adalah untuk kebutuhan hajatan pernikahan,” jelas Kanit Reskrim Polsek Tambora, AKP Sudrajat Djumantara, Selasa (19/8/2025).Tak butuh waktu lama, aparat kepolisian bertindak cepat. Kedua pelaku berhasil diamankan di kawasan Jalan Sawah Lio V Gang Kiara VII, Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat. Dari hasil pemeriksaan awal, baik RR maupun AG mengakui perbuatannya dan menyesali tindakan yang mereka lakukan.Kasus Kematian Zara Qairina: Kejaksaan Malaysia Tetapkan 5 Tersangka Anak di Bawah UmurPolisi kemudian menetapkan keduanya sebagai tersangka atas tindakan pemalakan tersebut. Saat ini, keduanya telah ditahan dan menjalani proses hukum lebih lanjut di Mapolsek Tambora.Kasus ini menambah panjang daftar aksi premanisme yang meresahkan pedagang kecil di pasar tradisional. Polisi pun mengimbau masyarakat agar tidak takut melapor apabila mengalami intimidasi atau pemalakan serupa.***
Read More Viral Siswa Robek Bendera Merah Putih, Begini Faktanya
Wulan _ 5 hari yang lalu
Lingkaran.id - Sebuah video yang memperlihatkan aksi siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Padang merobek pinggiran Bendera Merah Putih dengan pisau cutter mendadak viral di media sosial. Peristiwa ini sontak menimbulkan polemik dan menuai reaksi keras dari masyarakat, karena dianggap melecehkan simbol negara.Kejadian tersebut berlangsung pada Jumat (15/8/2025) lalu, saat kegiatan Pramuka di MAN 1 Padang, Sumatera Barat. Lokasi sekolah ini hanya berjarak sekitar 15–30 menit dari kantor Wali Kota Padang, tergantung kondisi lalu lintas. MAN sendiri merupakan lembaga pendidikan setara SMA yang berada di bawah naungan Kementerian Agama RI.Kasus Kematian Zara Qairina: Kejaksaan Malaysia Tetapkan 5 Tersangka Anak di Bawah UmurDalam potongan video yang beredar, tampak seorang pelajar berseragam pramuka menggunting bagian pinggir Bendera Merah Putih, lalu menyerahkannya kepada kepala sekolah yang berada di lokasi. Rekaman singkat itu langsung mengundang perdebatan karena dianggap sebagai tindakan yang tidak pantas terhadap lambang negara.Menanggapi hal tersebut, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sumatera Barat segera melakukan penelusuran. Plt Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, Edison, mengonfirmasi bahwa kejadian itu benar terjadi di MAN 1 Padang. Ia menjelaskan bahwa insiden tersebut merupakan bagian dari ujian kenaikan tingkat Pramuka dari Bantara ke Laksana.“Peristiwa itu terjadi pada 15 Agustus 2025 dalam kegiatan ujian Pramuka. Salah satu materi adalah ujian ideologi, yakni untuk menguji pemahaman siswa tentang makna bendera sebagai lambang negara. Namun, instruksi ujian ini disalahpahami sehingga siswa langsung menggunting pinggiran bendera,” ungkap Edison pada Senin (18/8/2025).Edison menegaskan, tidak ada niat dari pihak sekolah maupun siswa untuk menghina Bendera Merah Putih. Namun, sebagai konsekuensi dari kesalahpahaman tersebut, sebanyak 37 siswa yang mengikuti ujian dinyatakan tidak lulus.“Setelah dikaji secara menyeluruh, tidak ditemukan unsur pelecehan. Akan tetapi, karena salah memahami instruksi, konsekuensinya tetap ada. Ini juga menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih memperkuat pemahaman siswa tentang nasionalisme,” tambahnya.Pihak Kemenag Sumbar juga menyayangkan beredarnya potongan video yang memicu kesalahpahaman publik. Edison menyebut, kepala madrasah telah menyampaikan permohonan maaf secara resmi.“Kami akan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran penting untuk menanamkan cinta tanah air dan penghormatan terhadap simbol negara, baik di madrasah maupun pesantren,” tegasnya.Autopsi Ulang Zara Qairina, Dugaan Bullying di Asrama Sekolah Kian MenguatSementara itu, Kepala MAN 1 Padang, Afrizal, turut memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa tindakan menggunting bendera tersebut bukanlah upaya melecehkan, melainkan bagian dari ujian integritas yang sayangnya disalahartikan siswa.“Itu bukan penghinaan. Instruksi ujian dimaksudkan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap kehormatan Bendera Merah Putih. Hanya saja, anak-anak keliru menafsirkan instruksi. Saya pastikan tidak ada niat buruk sedikit pun,” jelas Afrizal.***
Read More Nafa Urbach Sentil Nikita Mirzani Usai Ngamuk Rekening Dibuka di Persidangan
Wulan _ 5 hari yang lalu
Lingkaran.id - Kasus perseteruan antara artis Nikita Mirzani dengan dokter sekaligus pebisnis skincare, Reza Gladys, terus menjadi perhatian publik. Kali ini, aktris senior Nafa Urbach turut memberikan tanggapannya terkait polemik yang semakin memanas tersebut.Seperti diketahui, Nikita Mirzani dilaporkan oleh Reza Gladys atas dugaan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Persoalan bermula setelah Nikita menyampaikan ulasan negatif terhadap produk kecantikan milik Reza. Dalam laporannya, Reza mengaku sempat dimintai uang tutup mulut senilai Rp5 miliar.Ia bahkan sudah menyerahkan sebagian, yakni Rp2 miliar melalui transfer pada 14 November 2024, dan Rp2 miliar lagi secara tunai sehari berikutnya. Merasa dirugikan, Reza kemudian melayangkan laporan resmi ke Polda Metro Jaya.Nikita Mirzani Ngamuk di Sidang, Protes Data Rekening Dibuka Tanpa IzinProses hukum kasus tersebut kini memasuki persidangan lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis (14/8/2025). Dalam sidang itu, suasana sempat memanas ketika salah satu bank swasta besar di Indonesia membuka data transaksi rekening milik Nikita. Hal tersebut memicu kemarahan artis yang kerap disapa Nyai itu.Nikita mengaku kecewa lantaran sebagai nasabah prioritas, ia merasa tidak mendapatkan perlindungan. Bahkan, ia menegaskan bakal mengambil langkah hukum dengan melayangkan somasi kepada pihak bank.“Saya kecewa sekali sama B** karena saya adalah nasabah prioritas. Rekening koran saya diobrak-abrik tanpa konfirmasi. Setelah ini saya akan somasi bank Anda,” ujarnya usai sidang.Bawa Bukti ke KPK, Nikita Mirzani Laporkan Dugaan Korupsi Terkait Aparat HukumReaksi serupa juga datang dari para penggemar Nikita. Mereka ramai-ramai memenuhi kolom komentar akun media sosial resmi bank tersebut. Banyak warganet meluapkan rasa kesal dan protes karena menilai pihak bank tidak seharusnya ikut menyeret data pribadi nasabah dalam kasus ini.“Padahal gue make B** karena dia bagus. Dipake keluar negeri juga worth it. Tapi kenapa mesti ikutan kasus NM sama RG sih!,” tulis salah seorang pengguna media sosial.Di tengah memanasnya isu ini, aktris Nafa Urbach turut memberikan pandangan. Melalui akun Instagram pribadinya, @nafaurbach, ia menyinggung soal rendahnya literasi sebagian masyarakat Indonesia dalam menanggapi persoalan hukum maupun informasi yang berkembang di media sosial. Meskipun tidak secara langsung membela salah satu pihak, Nafa seolah ingin mengingatkan publik agar lebih bijak dalam menyikapi kasus yang sedang berjalan di ranah pengadilan.***
Read More