Sri Mulyani Bantah Sebut Guru Beban Negara, Klarifikasi Video Hoaks Hasil Manipulasi AI
Wulan _ 4 jam yang lalu
Lingkaran.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, membantah keras kabar yang menyebut dirinya pernah menyatakan guru sebagai beban negara. Klarifikasi itu disampaikan setelah sebuah video beredar luas di media sosial dan menimbulkan kontroversi.Sri Mulyani menegaskan bahwa video yang menampilkan potongan pernyataannya tersebut merupakan hasil manipulasi deepfake dan tidak menggambarkan isi pidatonya secara utuh. Video tersebut disebut telah dipotong dan digabungkan sehingga memunculkan kesan seolah-olah dirinya merendahkan profesi guru.Sri Mulyani Samakan Manfaat Pajak dengan Zakat dan Wakaf“Faktanya, saya tidak pernah menyatakan bahwa guru adalah beban negara. Video itu hasil deepfake dan hanya potongan tidak lengkap dari pidato saya dalam Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di ITB pada 7 Agustus lalu,” tegas Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya, @smindrawati, Selasa (19/8) malam.Sebelumnya, sebuah video yang menampilkan pernyataan kontroversial Sri Mulyani viral di media sosial. Dalam potongan tersebut, ia seolah mengatakan gaji guru tidak seharusnya ditanggung pemerintah, sehingga memicu amarah masyarakat, khususnya kalangan tenaga pendidik.Menanggapi hal itu, Sri Mulyani memberikan penjelasan bahwa dalam pidatonya, ia justru sedang mengangkat persoalan besar terkait tantangan pembiayaan negara di sektor pendidikan. Ia menyebut bahwa selama ini profesi guru maupun dosen sering dianggap kurang dihargai karena gajinya tidak sebanding dengan peran besar mereka.“Banyak di media sosial saya selalu dikutip mengatakan, menjadi dosen atau guru tidak dihargai karena gajinya tidak besar. Itu saya sampaikan sebagai salah satu tantangan bagi keuangan negara,” jelasnya.Ia menuturkan, pernyataannya kala itu diarahkan pada pertanyaan fundamental mengenai siapa yang seharusnya menanggung biaya pendidikan. Apakah seluruh beban sepenuhnya harus diletakkan di pundak pemerintah, atau masyarakat juga dapat ikut berkontribusi dalam mendukung kesejahteraan guru dan dosen.IHSG Menguat 0,70% di Awal Perdagangan 13 Agustus 2025, Saham Perbankan & Teknologi MelonjakNamun, Sri Mulyani tidak merinci lebih jauh mengenai bentuk kontribusi masyarakat yang dimaksud. Ia hanya menegaskan bahwa konteks ucapannya adalah untuk membangun kesadaran bersama mengenai pentingnya pembiayaan pendidikan yang berkelanjutan.Dengan klarifikasi ini, Sri Mulyani berharap publik tidak mudah terprovokasi oleh informasi menyesatkan, terutama yang dihasilkan melalui teknologi manipulasi digital seperti deepfake.***
Read More Ridwan Kamil Buka Peluang Damai dengan Lisa Mariana Usai Hasil Tes DNA Tegaskan Tidak Ada Hubungan Biologis
Wulan _ 4 jam yang lalu
Lingkaran.id - Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, membuka kemungkinan untuk berdamai dengan Lisa Mariana dalam kasus dugaan pencemaran nama baik dan manipulasi dokumen elektronik yang sebelumnya dilaporkannya ke Bareskrim Polri. Pengacara Ridwan Kamil, Muslim Jaya Butarbutar, menyampaikan bahwa opsi penyelesaian perkara secara damai selalu terbuka.“Tentu semua peluang ada. Pak Ridwan Kamil mempertimbangkan hal itu, apalagi jika Lisa bersedia meminta maaf melalui media atau media sosial,” ujarnya di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (20/8/2025).Hasil Tes DNA Ridwan Kamil dan Lisa Mariana Resmi Diumumkan, Anak CA Dipastikan Bukan Anak Kandung RKMuslim menjelaskan bahwa dalam sistem hukum pidana terdapat mekanisme restorative justice, yaitu penyelesaian perkara melalui dialog dan mediasi. Namun, pihaknya masih akan menimbang langkah tersebut sebelum membuat keputusan final.“Kami menganggap peluang restorative justice selalu ada karena dibenarkan undang-undang. Nanti akan dipertimbangkan, dan akan ada pernyataan lebih lanjut,” katanya.Pernyataan ini muncul setelah Pusdokkes Polri merilis hasil tes DNA antara Ridwan Kamil, Lisa Mariana, dan CA—putri dari Lisa. Hasil uji tersebut menegaskan bahwa CA bukan anak biologis Ridwan Kamil, melainkan anak kandung Lisa Mariana.Kepala Biro Labdokkes Pusdokkes Polri, Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti, memaparkan bahwa separuh profil DNA CA identik dengan Lisa Mariana, sementara separuh lainnya tidak sesuai dengan profil DNA Ridwan Kamil. “Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa CA adalah anak biologis Lisa Mariana Presley Zulkandar, bukan anak biologis Muhammad Ridwan Kamil,” tegas Sumy.Muslim menambahkan, sejak awal kliennya memang mengusulkan tes DNA sebagai jalan keluar untuk mengakhiri polemik.“Pak Ridwan Kamil jauh-jauh hari meminta tes DNA agar konflik ini punya kepastian hukum. Dengan adanya hasil ini, maka perseteruan seharusnya berakhir,” jelasnya.Diketahui, perseteruan Ridwan Kamil dan Lisa Mariana bermula pada 26 Maret 2025, ketika Lisa mengunggah tangkapan layar percakapan pribadi dengan seseorang yang diduga Ridwan Kamil di Instagram. Dalam unggahan itu, Lisa mengklaim tengah mengandung anak dari mantan Wali Kota Bandung tersebut.Hasil Tes DNA Ridwan Kamil Diumumkan: Anak Lisa Mariana Bukan Anak Kandung RKRidwan Kamil kemudian melaporkan Lisa Mariana ke Bareskrim Polri pada 11 April 2025 atas tuduhan pencemaran nama baik dan manipulasi dokumen elektronik. Kasus ini pun menyedot perhatian publik hingga akhirnya hasil tes DNA mengungkap fakta yang membantah klaim Lisa.Dengan adanya kepastian hukum ini, Ridwan Kamil berharap permasalahan yang sempat mencuat di ruang publik dapat segera diselesaikan secara tuntas, baik melalui jalur hukum maupun kemungkinan perdamaian.***
Read More Adies Kadir Akui Tunjangan DPR Naik, Anggota Dewan Bisa Terima Rp120 Juta per Bulan
Wulan _ 5 jam yang lalu
Lingkaran.id - Wakil Ketua DPR, Adies Kadir, mengakui adanya kenaikan tunjangan bagi anggota DPR yang berdampak pada meningkatnya total pendapatan mereka. Dengan tambahan tunjangan tersebut, setiap anggota dewan kini bisa menerima gaji dan fasilitas sekitar Rp120 juta per bulan.Adies menjelaskan bahwa kenaikan tunjangan mencakup dua komponen utama, yakni tunjangan beras dan bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, ada peningkatan sekitar Rp2 juta per bulan untuk masing-masing pos tersebut.Puan Maharani Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Gaji Anggota DPR Hanya Rumah Jabatan Diganti Kompensasi“Tunjangan beras sekarang mencapai Rp12 juta per bulan, naik dari sebelumnya sekitar Rp10 juta. Sementara tunjangan bensin saat ini sekitar Rp7 juta per bulan, yang sebelumnya hanya Rp4–5 juta,” ujar Adies di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (19/8/25).Ia menambahkan, penyesuaian tunjangan ini salah satunya dipicu oleh meningkatnya biaya kebutuhan pokok. Harga gandum, telur, hingga tahu mengalami kenaikan yang signifikan belakangan ini, sehingga perlu adanya penyesuaian pada tunjangan anggota dewan.Adies juga menyoroti soal tunjangan BBM. Menurutnya, meskipun ada peningkatan, jumlah yang diterima anggota dewan masih belum sebanding dengan kebutuhan mobilitas yang tinggi.“Syarat mobilitas anggota DPR itu lebih tinggi dari nilai tunjangan bensin yang diterima,” ungkapnya.Tanggapan Resmi MNC Asia Holding atas Gugatan CMNP Rp119 TriliunSelain tunjangan beras dan BBM, anggota DPR juga mendapatkan tunjangan rumah sebesar Rp50 juta per bulan. Hal itu diberikan karena fasilitas rumah dinas bagi anggota dewan tidak lagi tersedia seperti sebelumnya. Jika ditotal, kata Adies, tunjangan anggota DPR di luar tunjangan rumah berkisar sekitar Rp70 juta per bulan.“Selain rumah, ada tunjangan beras, kesehatan, dan beberapa tunjangan lain. Kalau digabungkan dengan tunjangan rumah, jumlahnya bisa mencapai sekitar Rp120 juta per bulan,” jelasnya.Kenaikan tunjangan ini menuai sorotan publik karena terjadi di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang masih tertekan oleh naiknya harga kebutuhan pokok. Namun, Adies menekankan bahwa penyesuaian tunjangan ini adalah kebijakan resmi yang sudah ditetapkan pemerintah untuk mendukung kelancaran tugas anggota dewan.***
Read More Tragedi Raya: Balita Malang Meninggal Usai Dikeluarkan 1 Kg Lebih Cacing dari Tubuhnya
Wulan _ 5 jam yang lalu
Lingkaran.id - Kisah memilukan terjadi di Kampung Pasir Ceuri, Desa Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Seorang balita perempuan bernama Raya meninggal dunia setelah menderita infestasi cacing yang sangat parah. Dalam proses perawatan, tenaga medis menemukan lebih dari satu kilogram cacing hidup yang bersarang di tubuh bocah malang tersebut.Kabar tragis ini terungkap melalui video yang diunggah Lembaga Filantropi Rumah Teduh, memperlihatkan kondisi kesehatan Raya yang begitu memprihatinkan saat dalam perawatan. Dari pemeriksaan medis, dokter menemukan cacing gelang dengan panjang sekitar 15 sentimeter yang masih hidup keluar dari hidung korban. Tidak hanya itu, cacing juga ditemukan di mulut, kemaluan, serta anus Raya.KPU Kota Pangkalpinang mengadakan debat publik keempat paslon Wali Kota-Wakil Wali Kota Pilkada ulang 2025“Sudah lebih dari 1 kilogram cacing dikeluarkan dari tubuhnya, tapi tidak juga habis-habis,” demikian pernyataan dalam video tersebut.Peristiwa bermula pada 13 Juli 2025 sekitar pukul 20.00 WIB, ketika Raya dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD R. Syamsudin SH, Kota Sukabumi. Saat itu, kondisinya sudah tidak sadarkan diri setelah mengalami kritis sejak sehari sebelumnya.“Pasien datang dalam keadaan tidak sadar. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan tanda syok atau kekurangan cairan berat,” jelas Irfan, Humas sekaligus dokter IGD RSUD Syamsudin.Ia menambahkan, tim medis mulai curiga adanya infeksi cacing ketika secara tiba-tiba cacing keluar dari hidung pasien. “Dari situ kami menduga ada kaitannya dengan infestasi cacing,” ujarnya.Istri Ferdy Sambo Terima Dua Remisi Sekaligus, Publik Pertanyakan: Apakah Adil?Untuk penanganan lebih lanjut, Raya dipindahkan ke ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) guna mendapatkan perawatan intensif. Pemeriksaan lanjutan mengonfirmasi bahwa korban mengalami askariasis, yaitu infeksi akibat cacing gelang Ascaris lumbricoides.“Infeksi ini bisa terjadi ketika telur cacing tertelan melalui makanan, minuman, atau tangan yang kotor. Setelah masuk, telur akan menetas di usus lalu berkembang menjadi larva. Larva inilah yang bisa menyebar ke organ tubuh lain melalui aliran darah, bahkan sampai ke otak,” terang Irfan.Sayangnya, meski sudah mendapat penanganan medis, nyawa Raya tidak tertolong. Kejadian tragis ini menjadi peringatan akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pola hidup sehat untuk mencegah penyakit akibat parasit yang dapat mengancam jiwa, terutama pada anak-anak.***
Read More Kesal Maraknya Pencurian, Warga Pasang Baliho “Selamat Datang di Desa Maling”
Wulan _ 5 jam yang lalu
Lingkaran.id - Warga Dusun Pokapoh, Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, dibuat geram sekaligus resah dengan ulah pelaku pencurian motor yang kian nekat. Tak hanya membawa kabur kendaraan, pelaku bahkan sempat meminta tebusan agar motor hasil curian bisa dikembalikan. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (20/8/2025).Salah satu tokoh masyarakat setempat, Marsuto Alvianto, menuturkan bahwa beberapa waktu lalu, seorang terduga pelaku pencurian meminta warga Desa Badung untuk menjemputnya sekaligus meminjamkan sepeda motor. Namun, setelah motor dipinjam, pelaku mendadak menghilang dan nomor ponselnya tidak lagi bisa dihubungi.Istri Ferdy Sambo Terima Dua Remisi Sekaligus, Publik Pertanyakan: Apakah Adil?“Bahkan korban sempat diminta uang tebusan supaya motornya bisa dikembalikan,” ungkap Alvian.Situasi ini membuat warga semakin takut sekaligus marah. Mereka kemudian memasang sebuah baliho besar bertuliskan “Selamat Datang di Desa Maling” sebagai bentuk peringatan sekaligus sindiran keras terhadap maraknya kasus pencurian.Alvian menambahkan, masyarakat sudah mengetahui sosok-sosok yang dicurigai sering melakukan pencurian di wilayah mereka. Namun, karena rasa takut, warga enggan berbuat lebih jauh.“Biasanya pelaku ini setelah mencuri menghilang. Lalu beberapa waktu kemudian muncul lagi, dan selalu ada barang warga yang hilang. Itu yang bikin warga khawatir,” jelasnya.Kondisi tersebut mendorong warga untuk melaporkan keresahan mereka kepada pihak kepolisian. Alhasil, pada Rabu malam sekitar pukul 23.00 WIB, aparat Polres Pamekasan langsung melakukan penggerebekan ke rumah terduga pelaku.“Kami berharap polisi bisa segera menuntaskan kasus ini, jangan sampai warga bertindak main hakim sendiri,” tegas Alvian.Sebelumnya, masyarakat juga telah kehilangan sejumlah barang berharga, termasuk perhiasan dan empat unit sepeda motor yang hingga kini belum ditemukan.Hasil Tes DNA Ridwan Kamil dan Lisa Mariana Resmi Diumumkan, Anak CA Dipastikan Bukan Anak Kandung RKMenanggapi keresahan warga, Kasi Humas Polres Pamekasan, AKP Jupriadi, memastikan bahwa kepolisian telah menindaklanjuti laporan tersebut. Petugas bahkan sudah melakukan penggerebekan, meski upaya itu belum berhasil mengamankan pelaku.“Polisi akan terus menyelidiki kasus ini dan berupaya menemukan pelaku pencurian yang telah meresahkan warga,” tegas Jupriadi.
Read More Para Guru Resah, Diduga Harus Setor Rp30–60 Juta ke Disdik untuk Bantuan Revitalisasi
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Sejumlah sekolah di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengaku terbebani dengan adanya dugaan kewajiban menyetor sejumlah uang kepada oknum yang disebut-sebut terkait dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Garut. Setoran tersebut diduga diminta sebagai syarat agar sekolah bisa memperoleh bantuan revitalisasi dari pemerintah pusat.Salah satu pengelola sekolah menuturkan, pihaknya dijanjikan bantuan senilai ratusan juta rupiah, namun dengan syarat menyetorkan puluhan juta terlebih dahulu.Bank Indonesia Siap Luncurkan Sistem Payment ID untuk Pemantauan Transaksi Digital“Bantuan untuk revitalisasi sekolah nilainya bisa Rp200 juta sampai Rp400 juta. Tapi kami diminta menyetor Rp30 juta hingga Rp60 juta ke seseorang di Disdik,” ujar seorang pengelola TK di Garut, Kamis (14/8/2025).Adapun sejumlah TK yang disebut menerima bantuan revitalisasi tahun ini di antaranya TK Al Kautsar, TK Al Junaediyah, TK Aisyiah 2, dan TK Al Khoeriyah. Bantuan itu berasal dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek.Dana tersebut ditujukan untuk pembangunan ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), penyediaan fasilitas penunjang kesehatan, hingga sarana bermain bagi anak-anak. Namun, dugaan adanya setoran justru menimbulkan keresahan di kalangan sekolah penerima.“Kalau tidak menyetor, katanya kami tidak akan dapat bantuan lagi,” tambah sumber tersebut.Meski merasa keberatan, pihak sekolah mengaku tidak berani menolak karena khawatir program bantuan yang sudah dijanjikan akan dicabut.Menanggapi hal itu, Plt Kabid Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Disdik Garut, Iyan, membantah keras adanya praktik pungutan liar (pungli) terkait program revitalisasi. Ia menegaskan bahwa peran Disdik Garut dalam program tersebut sangat terbatas.“Bantuan ini murni dari pemerintah pusat, bukan rekomendasi Disdik Garut. Tugas kami hanya menyampaikan informasi kepada sekolah penerima agar ikut dalam pertemuan daring (zoom meeting) yang digelar pusat,” kata Iyan.Login Info GTK 2025 Sekarang, Ini Daftar Penerima Insentif Guru Honorer dan Tunjangan TPGIa menambahkan, tahun 2025 ini terdapat 17 TK dan kelompok bermain di Garut yang mendapatkan bantuan revitalisasi. Namun proses pencairannya dilakukan secara bertahap, bukan sekaligus.“Kalau ada isu sekolah harus setor uang, menurut kami itu aneh, karena program ini bukan kewenangan penuh Disdik Garut,” tandasnya.Hingga kini, dugaan setoran tersebut masih menjadi sorotan. Pihak sekolah berharap pemerintah pusat turun tangan untuk memastikan penyaluran bantuan berjalan transparan tanpa ada praktik pungutan di luar ketentuan.***
Read More Kisah Pilu Nazwa Aliya, Lulusan SMK yang Meninggal Dunia di Kamboja
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Duka mendalam menyelimuti keluarga besar Nazwa Aliya, seorang gadis asal Jalan Bejo, Gang Sejahtera, Dusun XVI, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Lulusan SMK Telkom 2 Medan itu dikabarkan meninggal dunia di Kamboja pada Senin (12/8/2025), setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Provinsi Siem Reap.Gadis muda tersebut dikenal memiliki tekad kuat untuk bekerja di luar negeri selepas menamatkan pendidikan menengahnya. Namun, rencana itu sempat ditentang oleh ibunya, Lanniari Hasibuan, yang merasa khawatir dengan keselamatan putrinya, terlebih Kamboja termasuk negara yang kerap diwaspadai terkait praktik perdagangan manusia dan eksploitasi tenaga kerja.Kasus Kematian Zara Qairina: Kejaksaan Malaysia Tetapkan 5 Tersangka Anak di Bawah UmurMeski mendapat larangan, Nazwa tetap bersikeras merantau. Ia bahkan menyusun alasan-alasan untuk meyakinkan ibunya agar bisa meninggalkan rumah.“Awalnya Nazwa bilang mau ikut study tour, tapi saya tolak. Lalu dia bilang ada interview di salah satu bank, itu saya izinkan,” tutur Lanniari.Pada Selasa (27/5/2025), Nazwa berpamitan untuk menghadiri wawancara di sebuah bank swasta di Medan. Malam harinya, ia kembali meminta izin untuk melanjutkan tahap wawancara kedua. Tanpa disadari ibunya, saat itulah Nazwa mulai menjalankan rencananya berangkat ke luar negeri.“Dia pergi dari rumah jam 5 pagi. Saya sempat lihat, tapi karena kondisi lelah, saya biarkan saja. Siangnya saya coba hubungi, tapi dia bilang jangan ditelepon, cukup kirim SMS,” ungkap Lanniari.Keesokan harinya, tepat pada Rabu (29/5/2025), Lanniari dikejutkan dengan kabar bahwa putrinya sudah berada di Bangkok, Thailand, sekitar pukul 18.00 WIB. Mendengar itu, sang ibu sempat pingsan. Saat ditanya lebih lanjut, Nazwa sempat menyebut pergi bersama teman praktik kerja lapangan, namun belakangan mengaku berangkat seorang diri.Lanniari yang panik sempat mencoba melapor kehilangan anak ke Mapolsek Medan Tembung. Namun laporan tersebut ditolak karena keberadaan Nazwa diketahui dan statusnya bukan lagi anak di bawah umur.Bank Indonesia Siap Luncurkan Sistem Payment ID untuk Pemantauan Transaksi DigitalKabar terbaru datang pada Kamis (7/8/2025), ketika Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh menginformasikan bahwa Nazwa sedang menjalani perawatan intensif di State Hospital, Provinsi Siem Reap, Kamboja. Sayangnya, harapan keluarga pupus setelah empat hari kemudian, tepatnya Senin (12/8/2025), Nazwa dinyatakan meninggal dunia.“Saya dapat kabar 7 Agustus Nazwa dirawat di rumah sakit, tapi tanggal 12 Agustus saya menerima kabar bahwa anak saya sudah tiada,” ucap Lanniari dengan penuh kesedihan.Kepergian Nazwa menyisakan luka mendalam bagi keluarga dan kerabat, meninggalkan pesan pahit tentang bahaya bekerja ke luar negeri tanpa izin resmi dan pengawasan ketat.***
Read More Aksi Preman Palak Pedagang, Paksa Minta Melon untuk Hajatan Nikah
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Sebuah video yang memperlihatkan aksi pemalakan di kawasan Pasar Stasiun Angke, Jakarta Barat, viral di media sosial. Peristiwa yang terjadi pada Jumat (15/8/2025) itu memicu kecaman warganet setelah memperlihatkan sekelompok pria memaksa pedagang buah memberikan dagangannya tanpa membayar.Dalam rekaman yang beredar, tampak dua orang pria mendatangi seorang pedagang melon. Bukannya membeli, keduanya justru meminta melon secara paksa dengan alasan untuk kebutuhan acara pernikahan. Aksi tersebut bahkan disertai dengan nada marah serta gerakan kasar yang membuat pedagang ketakutan.Jelang Demo Jilid II, Warga Pati Desak Bupati Sudewo MundurDua pelaku yang belakangan diketahui berinisial RR dan AG disebut-sebut telah kerap berbuat onar di sekitar pasar tersebut. Kali ini, aksi mereka menjadi sorotan publik setelah terekam kamera dan tersebar luas di media sosial.“Berdasarkan keterangan yang bersangkutan, alasan mereka meminta melon secara paksa adalah untuk kebutuhan hajatan pernikahan,” jelas Kanit Reskrim Polsek Tambora, AKP Sudrajat Djumantara, Selasa (19/8/2025).Tak butuh waktu lama, aparat kepolisian bertindak cepat. Kedua pelaku berhasil diamankan di kawasan Jalan Sawah Lio V Gang Kiara VII, Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat. Dari hasil pemeriksaan awal, baik RR maupun AG mengakui perbuatannya dan menyesali tindakan yang mereka lakukan.Kasus Kematian Zara Qairina: Kejaksaan Malaysia Tetapkan 5 Tersangka Anak di Bawah UmurPolisi kemudian menetapkan keduanya sebagai tersangka atas tindakan pemalakan tersebut. Saat ini, keduanya telah ditahan dan menjalani proses hukum lebih lanjut di Mapolsek Tambora.Kasus ini menambah panjang daftar aksi premanisme yang meresahkan pedagang kecil di pasar tradisional. Polisi pun mengimbau masyarakat agar tidak takut melapor apabila mengalami intimidasi atau pemalakan serupa.***
Read More Viral Siswa Robek Bendera Merah Putih, Begini Faktanya
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Sebuah video yang memperlihatkan aksi siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Padang merobek pinggiran Bendera Merah Putih dengan pisau cutter mendadak viral di media sosial. Peristiwa ini sontak menimbulkan polemik dan menuai reaksi keras dari masyarakat, karena dianggap melecehkan simbol negara.Kejadian tersebut berlangsung pada Jumat (15/8/2025) lalu, saat kegiatan Pramuka di MAN 1 Padang, Sumatera Barat. Lokasi sekolah ini hanya berjarak sekitar 15–30 menit dari kantor Wali Kota Padang, tergantung kondisi lalu lintas. MAN sendiri merupakan lembaga pendidikan setara SMA yang berada di bawah naungan Kementerian Agama RI.Kasus Kematian Zara Qairina: Kejaksaan Malaysia Tetapkan 5 Tersangka Anak di Bawah UmurDalam potongan video yang beredar, tampak seorang pelajar berseragam pramuka menggunting bagian pinggir Bendera Merah Putih, lalu menyerahkannya kepada kepala sekolah yang berada di lokasi. Rekaman singkat itu langsung mengundang perdebatan karena dianggap sebagai tindakan yang tidak pantas terhadap lambang negara.Menanggapi hal tersebut, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sumatera Barat segera melakukan penelusuran. Plt Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, Edison, mengonfirmasi bahwa kejadian itu benar terjadi di MAN 1 Padang. Ia menjelaskan bahwa insiden tersebut merupakan bagian dari ujian kenaikan tingkat Pramuka dari Bantara ke Laksana.“Peristiwa itu terjadi pada 15 Agustus 2025 dalam kegiatan ujian Pramuka. Salah satu materi adalah ujian ideologi, yakni untuk menguji pemahaman siswa tentang makna bendera sebagai lambang negara. Namun, instruksi ujian ini disalahpahami sehingga siswa langsung menggunting pinggiran bendera,” ungkap Edison pada Senin (18/8/2025).Edison menegaskan, tidak ada niat dari pihak sekolah maupun siswa untuk menghina Bendera Merah Putih. Namun, sebagai konsekuensi dari kesalahpahaman tersebut, sebanyak 37 siswa yang mengikuti ujian dinyatakan tidak lulus.“Setelah dikaji secara menyeluruh, tidak ditemukan unsur pelecehan. Akan tetapi, karena salah memahami instruksi, konsekuensinya tetap ada. Ini juga menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih memperkuat pemahaman siswa tentang nasionalisme,” tambahnya.Pihak Kemenag Sumbar juga menyayangkan beredarnya potongan video yang memicu kesalahpahaman publik. Edison menyebut, kepala madrasah telah menyampaikan permohonan maaf secara resmi.“Kami akan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran penting untuk menanamkan cinta tanah air dan penghormatan terhadap simbol negara, baik di madrasah maupun pesantren,” tegasnya.Autopsi Ulang Zara Qairina, Dugaan Bullying di Asrama Sekolah Kian MenguatSementara itu, Kepala MAN 1 Padang, Afrizal, turut memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa tindakan menggunting bendera tersebut bukanlah upaya melecehkan, melainkan bagian dari ujian integritas yang sayangnya disalahartikan siswa.“Itu bukan penghinaan. Instruksi ujian dimaksudkan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap kehormatan Bendera Merah Putih. Hanya saja, anak-anak keliru menafsirkan instruksi. Saya pastikan tidak ada niat buruk sedikit pun,” jelas Afrizal.***
Read More Nafa Urbach Sentil Nikita Mirzani Usai Ngamuk Rekening Dibuka di Persidangan
Wulan _ 1 hari yang lalu
Lingkaran.id - Kasus perseteruan antara artis Nikita Mirzani dengan dokter sekaligus pebisnis skincare, Reza Gladys, terus menjadi perhatian publik. Kali ini, aktris senior Nafa Urbach turut memberikan tanggapannya terkait polemik yang semakin memanas tersebut.Seperti diketahui, Nikita Mirzani dilaporkan oleh Reza Gladys atas dugaan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Persoalan bermula setelah Nikita menyampaikan ulasan negatif terhadap produk kecantikan milik Reza. Dalam laporannya, Reza mengaku sempat dimintai uang tutup mulut senilai Rp5 miliar.Ia bahkan sudah menyerahkan sebagian, yakni Rp2 miliar melalui transfer pada 14 November 2024, dan Rp2 miliar lagi secara tunai sehari berikutnya. Merasa dirugikan, Reza kemudian melayangkan laporan resmi ke Polda Metro Jaya.Nikita Mirzani Ngamuk di Sidang, Protes Data Rekening Dibuka Tanpa IzinProses hukum kasus tersebut kini memasuki persidangan lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis (14/8/2025). Dalam sidang itu, suasana sempat memanas ketika salah satu bank swasta besar di Indonesia membuka data transaksi rekening milik Nikita. Hal tersebut memicu kemarahan artis yang kerap disapa Nyai itu.Nikita mengaku kecewa lantaran sebagai nasabah prioritas, ia merasa tidak mendapatkan perlindungan. Bahkan, ia menegaskan bakal mengambil langkah hukum dengan melayangkan somasi kepada pihak bank.“Saya kecewa sekali sama B** karena saya adalah nasabah prioritas. Rekening koran saya diobrak-abrik tanpa konfirmasi. Setelah ini saya akan somasi bank Anda,” ujarnya usai sidang.Bawa Bukti ke KPK, Nikita Mirzani Laporkan Dugaan Korupsi Terkait Aparat HukumReaksi serupa juga datang dari para penggemar Nikita. Mereka ramai-ramai memenuhi kolom komentar akun media sosial resmi bank tersebut. Banyak warganet meluapkan rasa kesal dan protes karena menilai pihak bank tidak seharusnya ikut menyeret data pribadi nasabah dalam kasus ini.“Padahal gue make B** karena dia bagus. Dipake keluar negeri juga worth it. Tapi kenapa mesti ikutan kasus NM sama RG sih!,” tulis salah seorang pengguna media sosial.Di tengah memanasnya isu ini, aktris Nafa Urbach turut memberikan pandangan. Melalui akun Instagram pribadinya, @nafaurbach, ia menyinggung soal rendahnya literasi sebagian masyarakat Indonesia dalam menanggapi persoalan hukum maupun informasi yang berkembang di media sosial. Meskipun tidak secara langsung membela salah satu pihak, Nafa seolah ingin mengingatkan publik agar lebih bijak dalam menyikapi kasus yang sedang berjalan di ranah pengadilan.***
Read More Jelang Demo Jilid II, Warga Pati Desak Bupati Sudewo Mundur
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Gelombang penolakan terhadap kebijakan Bupati Pati, Sudewo, terus berlanjut. Aliansi Masyarakat Pati Bersatu memastikan akan menggelar aksi unjuk rasa jilid II pada Senin, 25 Agustus 2025, di depan Kantor Bupati dan DPRD Pati.Koordinator aksi, Ahmad Husein, menyampaikan bahwa tuntutan utama tetap sama seperti sebelumnya, yakni mendesak Bupati Sudewo segera mundur dari jabatannya.“Seluruh warga Pati ayo kita bersatu lagi. Jangan lupa, besok tanggal 25 kita kumpul di depan kantor DPRD,” seru Husein, Senin (18/8/2025).Mie Gacoan Bayar Royalti Rp2,2 Miliar ke LMK Selmi, Akhiri Sengketa HukumMenurut Husein, aksi kali ini akan berlangsung lebih besar dibandingkan demonstrasi pertama pada 13 Agustus lalu. Meski begitu, ia menekankan agar massa tetap menjaga ketertiban demi menghindari kerusuhan maupun perusakan fasilitas umum.“Jangan sampai aksi kita anarkis. Saya mohon kepada seluruh peserta, mari kita perjuangkan aspirasi masyarakat secara damai,” ujarnya.Husein juga menegaskan bahwa perjuangan warga harus murni demi kepentingan bersama, bukan karena iming-iming materi.“Kita berjuang jangan karena uang, tapi demi kesejahteraan masyarakat Pati,” tegasnya.Dalam aksi jilid II nanti, selain menyampaikan orasi, massa juga akan membuka posko pengawalan terhadap proses hak angket DPRD serta posko pengaduan masyarakat. Posko tersebut akan menampung keluhan warga, termasuk mereka yang menjadi korban kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2), serta masyarakat yang mengalami tindakan represif aparat saat aksi pertama.Sebagaimana diketahui, demonstrasi jilid I yang digelar pada 13 Agustus 2025 dipicu kebijakan Bupati Sudewo menaikkan tarif PBB-P2 hingga 250 persen. Keputusan itu menuai kecaman luas karena dianggap sangat memberatkan warga.Autopsi Ulang Zara Qairina, Dugaan Bullying di Asrama Sekolah Kian MenguatAkibat desakan publik, seluruh fraksi DPRD Pati akhirnya sepakat membentuk panitia khusus (pansus) hak angket untuk memproses pemakzulan Bupati Sudewo. Bahkan partai politik pengusungnya, termasuk Gerindra, menyatakan setuju langkah hak angket dilanjutkan sebagai respon terhadap keresahan masyarakat.Husein memastikan bahwa aksi jilid II akan melibatkan lebih banyak elemen masyarakat, tidak hanya dari Pati Timur, tetapi dari seluruh wilayah Kabupaten Pati. “Besok akan lebih besar. Kita bukan hanya dari Pati Timur, tapi seluruh kabupaten,” pungkasnya.***
Read More Kasus Kematian Zara Qairina: Kejaksaan Malaysia Tetapkan 5 Tersangka Anak di Bawah Umur
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Kasus kematian tragis siswi berusia 13 tahun, Zara Qairina Mahathir, terus menjadi perhatian publik Malaysia. Kejaksaan Agung Malaysia (AGC) resmi menetapkan lima orang anak di bawah umur sebagai tersangka dalam kasus yang diduga kuat berkaitan dengan praktik perundungan di lingkungan sekolah.Dalam pernyataannya, AGC menegaskan bahwa kelima remaja tersebut akan segera dibawa ke meja hijau. Persidangan dijadwalkan berlangsung pada Rabu (19/8/2025) di Pengadilan Anak Kota Kinabalu, sementara proses pemeriksaan kematian Zara di Pengadilan Koroner akan dimulai pada 3 September mendatang.Autopsi Ulang Zara Qairina, Dugaan Bullying di Asrama Sekolah Kian Menguat Jaksa Agung, Dusuki Mokhtar, mengonfirmasi bahwa semua tersangka berusia di bawah 18 tahun. Mereka akan dijerat dengan Pasal 507C ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Malaysia, yang mengatur tindak pidana terkait penggunaan kata-kata atau komunikasi bernada ancaman, kasar, maupun penghinaan.“Ya, seluruh tersangka merupakan anak-anak di bawah umur, dan mereka akan diadili sesuai ketentuan hukum anak,” ungkap Dusuki pada Senin (18/8).Sebelumnya, AGC telah mempelajari dokumen investigasi yang diserahkan oleh kepolisian terkait kematian Zara. Dari hasil pemeriksaan bukti dan keterangan saksi, kejaksaan memutuskan untuk mendakwa lima tersangka atas dugaan keterlibatan dalam perundungan yang menimpa korban. AGC juga menegaskan bahwa dakwaan ini tidak akan menghambat jalannya penyelidikan polisi yang masih berlangsung.Koroner Kota Kinabalu, Azreena Aziz, menetapkan rangkaian sidang pemeriksaan kematian Zara berlangsung pada 3 September hingga akhir bulan, tepatnya 4–19 September dan 22–30 September 2025.Kematian Zara Qairina mengguncang Malaysia setelah remaja tersebut ditemukan pingsan pada dini hari, 16 Juli 2025, di saluran pembuangan dekat asrama sekolahnya di Papar, Sabah. Ia diduga jatuh dari lantai tiga bangunan asrama sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Queen Elizabeth I, Kota Kinabalu, keesokan harinya, 17 Juli 2025.Bank Indonesia Siap Luncurkan Sistem Payment ID untuk Pemantauan Transaksi DigitalKasus ini semakin memicu emosi publik setelah jenazah Zara kembali digali pada 9 Agustus untuk kebutuhan autopsi di tengah tuduhan serius adanya praktik perundungan. Menteri Dalam Negeri Malaysia, Saifuddin Nasution Ismail, bahkan mengungkapkan di hadapan Dewan Rakyat bahwa penyelidikan telah menemukan indikasi kuat adanya unsur perundungan, pengabaian, hingga pelecehan seksual terhadap korban. Pernyataan tersebut berdasarkan keterangan dari 195 saksi, termasuk teman-teman asrama Zara.Dengan ditetapkannya lima tersangka anak-anak ini, masyarakat Malaysia menaruh harapan besar agar kasus Zara Qairina dapat terungkap secara tuntas, serta menjadi momentum penting dalam penegakan hukum terhadap praktik perundungan di sekolah.***
Read More Mayat Membusuk Ditemukan di Laut, Kepala Tinggal Tengkorak
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Warga pesisir Pantai Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, digemparkan oleh penemuan sesosok mayat pria yang terapung di perairan Cimedang, Kecamatan Cikalong, pada Senin pagi (18/8/2025). Penemuan ini pertama kali dilaporkan oleh seorang nelayan sekitar pukul 07.00 WIB.Saat itu, nelayan yang tengah mencari ikan dikejutkan oleh pemandangan tubuh manusia yang mengambang di tengah laut. Tanpa menunda waktu, ia segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian setempat. Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya, Dedi Mulyadi, membenarkan adanya temuan mayat tersebut.Autopsi Ulang Zara Qairina, Dugaan Bullying di Asrama Sekolah Kian Menguat“Awalnya nelayan melihat jasad mengambang di tengah laut, lalu segera melaporkan kepada aparat. Setelah itu tim gabungan bersama para nelayan bergerak untuk melakukan evakuasi,” ujarnya.Tak lama berselang, tim SAR dibantu para nelayan berhasil mengevakuasi jasad korban ke Dermaga Pamayangsari untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kondisi jenazah saat ditemukan sudah sangat mengenaskan.“Mayat sudah dalam keadaan membusuk, bahkan bagian kepala hanya menyisakan tulang tengkorak,” ungkap Dedi.PSK Bakal Kena Pajak? Ini Pandangan HukumnyaDari pemeriksaan awal, korban masih mengenakan kemeja kotak-kotak coklat, celana panjang hitam, serta celana dalam abu-abu. Namun hingga kini identitasnya belum diketahui, lantaran kondisi fisik yang rusak parah serta tidak adanya dokumen identitas yang ditemukan di tubuh korban. Kasat Polairud Polres Tasikmalaya, Iptu Dudung Supriatna, turut membenarkan kejadian tersebut.“Betul, tim kami masih melakukan evakuasi dan pemeriksaan lebih lanjut. Informasi detail akan disampaikan setelah proses identifikasi selesai dilakukan,” jelasnya.Saat ini, polisi masih berupaya mengungkap identitas korban sekaligus menelusuri kemungkinan penyebab kematian. Sementara itu, warga pesisir diminta tetap tenang dan menyerahkan penanganan sepenuhnya kepada pihak berwenang.***
Read More Viral Damkar Semprot Pocong, Ternyata Begini Ceritanya
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Jagat media sosial digemparkan dengan beredarnya sebuah video yang menampilkan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) tengah menyemprot objek menyerupai pocong di sebuah pohon di wilayah Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Rekaman tersebut sontak memicu perdebatan dan rasa penasaran warganet.Namun, setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut dipastikan tidak benar alias hoaks. Pihak Damkar Kabupaten Ngawi menegaskan bahwa tidak pernah ada laporan maupun tindakan penyemprotan terkait keberadaan makhluk gaib di daerah tersebut.Generasi Digital Intelektual (GDI) Rayakan HUT ke-80 RI, Gaungkan Perjuangan Baru di Era DigitalKasi Penyelamatan dan Evakuasi Damkar Kabupaten Ngawi, Purwanto, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan internal kepada seluruh regu yang bertugas usai video itu viral. Hasilnya, tidak ada satu pun anggota Damkar yang terlibat dalam kegiatan sebagaimana yang beredar luas di media sosial.“Setelah kami konfirmasi dengan tiga regu Damkar, semuanya menegaskan tidak ada penyemprotan pocong di Desa Kedunggalar. Bahkan laporan warga terkait teror pocong juga tidak pernah masuk ke kami,” jelas Purwanto, Minggu (17/8).Ia menerangkan, isu tersebut bermula dari unggahan seorang warga di sebuah grup Facebook yang mengaku diteror pocong di sekitar Kecamatan Kedunggalar. Cerita itu kemudian memancing beragam komentar netizen, beberapa di antaranya bahkan mengaku ikut melihat penampakan serupa. Sehari berselang, kabar tersebut berkembang liar dan menjadi bahan perbincangan hangat di berbagai platform media sosial.Meski demikian, Damkar Ngawi memastikan seluruh informasi yang beredar adalah kabar bohong. Pihaknya juga melakukan pengecekan ke sejumlah relawan di wilayah Ngawi Barat dan hasilnya sama: tidak ada laporan resmi maupun tindakan penyemprotan sebagaimana yang disebut-sebut di dunia maya.“Dari hasil kroscek lapangan, kami pastikan video itu hanya hoaks. Tidak ada kejadian sebenarnya,” tegas Purwanto.Lebih lanjut, ia mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Menurutnya, kabar menyesatkan semacam itu justru berpotensi mencoreng nama baik instansi Damkar dan menimbulkan keresahan di masyarakat.Nikita Mirzani Ngamuk di Sidang, Protes Data Rekening Dibuka Tanpa IzinPurwanto juga menyesalkan adanya konten yang dibuat menggunakan nama Damkar di media sosial seperti Facebook hingga TikTok hanya demi mengejar popularitas.“Kami minta kepada masyarakat, terutama pembuat konten, bila ingin menggunakan atribut Damkar sebaiknya mengajukan izin terlebih dahulu. Jangan sampai menimbulkan kesan bahwa itu kegiatan resmi dari Damkar Ngawi, padahal jelas-jelas hoaks,” ujarnya.Dengan adanya klarifikasi ini, Damkar Ngawi berharap masyarakat lebih bijak dan kritis dalam menyaring setiap informasi yang beredar agar tidak mudah terprovokasi oleh kabar bohong yang belum terbukti kebenarannya.***
Read More Buaya Hebohkan Warga, Tiba-Tiba Masuk Minimarket
Wulan _ 2 hari yang lalu
Lingkaran.id - Warga Desa Wayo, Kecamatan Taliabu Barat, Kabupaten Taliabu, Maluku Utara, dikejutkan dengan kemunculan seekor buaya berukuran besar yang tiba-tiba menerobos masuk ke sebuah minimarket pada Minggu malam (17/8/2025) sekitar pukul 20.00 WIT.Peristiwa ini terekam dalam sebuah video yang kemudian beredar luas di media sosial. Dalam rekaman tersebut, terlihat suasana panik pemilik toko dan warga sekitar saat predator air itu bergerak perlahan masuk melalui celah bangunan minimarket. Buaya tersebut sempat berdiam diri di dalam toko, membuat situasi semakin mencekam.Puan Maharani Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Gaji Anggota DPR Hanya Rumah Jabatan Diganti KompensasiPemilik minimarket berupaya mengusir hewan buas itu menggunakan sebuah tangga baja. Namun, tindakan tersebut justru membuat buaya bereaksi lebih agresif karena merasa terancam. Ketegangan pun semakin meningkat seiring dengan kegelisahan warga yang menyaksikan kejadian tersebut dari luar toko.Beruntung, petugas pemadam kebakaran setempat segera datang untuk membantu proses evakuasi. Dengan langkah hati-hati, mereka berhasil mengeluarkan buaya tersebut dari dalam minimarket tanpa menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan berarti.Tanggapan Resmi MNC Asia Holding atas Gugatan CMNP Rp119 TriliunMenurut keterangan warga, kejadian ini bukanlah yang pertama kali. Buaya kerap terlihat di kawasan Desa Wayo karena letaknya yang berbatasan langsung dengan area rawa besar. Kondisi geografis tersebut membuat hewan liar ini sesekali masuk ke pemukiman warga, bahkan hingga ke fasilitas umum seperti minimarket.Peristiwa ini kembali menjadi pengingat bagi warga setempat untuk selalu waspada terhadap keberadaan satwa liar yang dapat muncul sewaktu-waktu di sekitar permukiman.***
Read More Puan Maharani Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Gaji Anggota DPR Hanya Rumah Jabatan Diganti Kompensasi
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani, meluruskan isu terkait adanya kabar kenaikan gaji anggota DPR periode 2024–2029 yang ramai dibicarakan di media sosial.Puan menegaskan bahwa informasi mengenai gaji anggota DPR yang disebut naik hingga Rp3 juta per hari atau mencapai Rp100 juta per bulan tidak benar. Menurutnya, tidak ada penambahan gaji bagi anggota dewan.Tanggapan Resmi MNC Asia Holding atas Gugatan CMNP Rp119 Triliun“Tidak ada kenaikan gaji. Hanya saja, saat ini anggota DPR tidak lagi mendapatkan fasilitas rumah jabatan, melainkan diganti dengan kompensasi berupa uang,” jelas Puan di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025).Isu yang beredar di media sosial sebelumnya menyebutkan bahwa anggota DPR kini menerima gaji sekitar Rp100 juta per bulan, dengan tambahan Rp3 juta per hari. Puan membantah hal tersebut dan menjelaskan bahwa yang berubah hanyalah soal fasilitas tempat tinggal.Hary Tanoe dan MNC Asia Holding Digugat Rp 119 Triliun, Aset Terancam Disita“Sekarang rumah jabatan sudah dikembalikan ke pemerintah, dan sebagai gantinya anggota DPR memperoleh uang rumah sekitar Rp50 juta. Jadi bukan kenaikan gaji,” tegasnya.Dengan penjelasan tersebut, Puan berharap masyarakat tidak lagi salah memahami informasi yang beredar, serta menegaskan transparansi terkait fasilitas maupun kompensasi yang diterima anggota DPR RI periode 2024–2029.***
Read More Generasi Digital Intelektual (GDI) Rayakan HUT ke-80 RI, Gaungkan Perjuangan Baru di Era Digital
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Generasi Digital Intelektual (GDI) menggelar perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan nuansa perjuangan yang dikemas penuh kebersamaan dan keceriaan yang berlangsung pada Sabtu (16/8/25). Acara ini tidak hanya diwarnai oleh berbagai lomba tradisional, tetapi juga makan bersama yang memperkuat rasa kekeluargaan antaranggota dan Duta GDI.Perayaan dibuka dengan sesi pertama makan bersama, di mana tersaji hidangan nusantara lengkap dengan berbagai lauk pauk. Suasana hangat pun tercipta saat seluruh anggota duduk berbaur, menikmati santapan sambil berbincang ringan sebelum lomba dimulai.Pendaftaran GDI FEST 2025 Resmi Dibuka! Wujudkan Mimpi Digitalmu di Festival Teknologi Terbesar Tahun IniDipertengahan jalannya lomba, panitia kembali menyiapkan sesi kedua hidangan berupa makanan khas Palembang dan aneka camilan segar. Tekwan hangat, puding manis, hingga es segar menjadi favorit para peserta. Uniknya, beberapa anggota tampak asyik menyantap hidangan sambil tetap menyemangati teman-temannya yang sedang bertanding, sehingga acara berlangsung meriah sekaligus akrab.Ketua Umum Generasi Digital Intelektual (GDI), Prof. Dr. Edi Surya Negara, M.Kom, menegaskan bahwa semangat kemerdekaan hari ini tidak hanya dimaknai sebagai lepas dari penjajahan fisik, tetapi juga sebagai kebebasan dalam menguasai teknologi digital. Menurutnya, generasi muda harus mampu merdeka dalam berkarya, berinovasi, dan menciptakan solusi berbasis digital yang memberi manfaat luas bagi masyarakat."Kemerdekaan di era digital bukan lagi soal angkat senjata, melainkan bagaimana kita bisa menguasai teknologi, bukan dikuasai olehnya. Generasi muda harus mampu menjadikan digitalisasi sebagai alat perjuangan baru untuk pendidikan, ekonomi, dan inovasi bangsa," ujar Prof. Edi Surya.Ia juga menambahkan bahwa GDI hadir sebagai ruang kolaborasi dan pengembangan ekosistem digital yang berorientasi pada kemandirian bangsa.“Dengan teknologi, kita bisa mempercepat pembangunan dan membuka peluang tak terbatas. Inilah bentuk kemerdekaan baru yang harus kita perjuangkan bersama,” imbuhnya.Adapun rangkaian lomba yang digelar meliputi makan kerupuk, corong air, tiup balon, estafet gelas balon, hingga rebut kekuasaan yang menjadi puncak keseruan. Gelak tawa, sorakan, dan semangat juang layaknya perjuangan para pahlawan terdengar sepanjang acara."Kebersamaan terasa hangat, dimulai dari makan bersama aneka menu nusantara, lalu dilanjutkan dengan sajian ringan seperti tekwan, puding, dan es saat lomba berlangsung. Semua jadi lebih meriah," kata Duta Digital GDI.HUT RI ke-80: Arti Tema “Bersatu Menuju Indonesia Emas 2045” dan Momen BersejarahnyaHal senada diungkapkan oleh anggota lainnya yang merasa acara ini berbeda dari biasanya dan menambah kekompakan antar anggota GDI.“Kita jadi makin kompak. Makan bareng, lomba bareng, bahkan ketawa bareng. Momen yang akan selalu diingat,” ujar anggota inovator GDI.Acara pun ditutup dengan suka cita dengan membagikan hadiah kepada para pemenang lomba, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta. Perayaan ini menjadi bukti bahwa semangat kemerdekaan bisa terus dihidupkan melalui cara sederhana namun penuh makna kebersamaan, persaudaraan, dan semangat juang yang tidak pernah padam.***
Read More Autopsi Ulang Zara Qairina, Dugaan Bullying di Asrama Sekolah Kian Menguat
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Misteri kematian Zara Qairina Mahathir, siswi kelas satu Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Tun Datu Mustapha, Papar, Sabah, Malaysia, kini memasuki babak baru. Kejaksaan Agung (Kejagung) Malaysia mengumumkan pelaksanaan inkues atau penyelidikan ulang guna memastikan penyebab meninggalnya remaja 13 tahun tersebut.Zara ditemukan tak sadarkan diri di saluran air dekat asrama sekolah pada 16 Juli 2025. Sehari kemudian, ia dinyatakan meninggal dunia. Laporan awal menyebutkan Zara terjatuh dari lantai tiga gedung asrama, namun sejak awal publik mencurigai adanya unsur perundungan (bullying) yang melibatkan anak-anak dari kalangan berpengaruh.PSK Bakal Kena Pajak? Ini Pandangan HukumnyaDalam pernyataannya, Kejagung Malaysia menegaskan bahwa keputusan inkues diambil setelah meninjau laporan penyelidikan polisi yang diserahkan pada 12 Agustus 2025.“Tujuan dari inkues ini adalah untuk menentukan penyebab dan kondisi kematian, termasuk apakah terdapat unsur pidana dalam kematian Zara Qairina,” demikian keterangan resmi Kejagung sebagaimana dikutip dari Malay Mail.Proses inkues akan dilakukan oleh Mahkamah Koroner secara independen dan transparan, sesuai hukum yang berlaku, berdasarkan Pasal 339 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Malaysia.Kontroversi semakin memanas setelah keluarga Zara menyampaikan bahwa ibunya menemukan sejumlah memar di tubuh anaknya. Namun jenazah langsung dimakamkan tanpa melalui prosedur autopsi resmi. Pengacara keluarga juga menuding polisi tidak mengambil pakaian Zara untuk pemeriksaan forensik, sebuah langkah yang seharusnya dilakukan dalam kasus dugaan kriminal.Spekulasi publik kian berkembang setelah beredar rekaman percakapan telepon antara Zara dan ibunya. Dalam percakapan tersebut, Zara mengeluh kerap diganggu oleh siswa senior di sekolahnya yang tidak menyukainya. Hal ini memperkuat dugaan adanya perundungan sistematis yang dialami korban.Meski tuduhan keterlibatan anak pejabat tinggi dibantah oleh pihak terkait, keresahan masyarakat semakin meluas. Ribuan warga turun ke jalan di berbagai wilayah Sabah, mulai dari Tawau, Sandakan, Lahad Datu, hingga Labuan dan Sipitang. Aksi unjuk rasa itu menuntut keadilan penuh bagi Zara.Indonesia Raya dan Lagu Daerah Wajib Royalti, Ini Penjelasan LMKNSituasi ini akhirnya mendapat perhatian langsung dari Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang menegaskan pemerintah akan melakukan penyelidikan secara cepat dan transparan. Ia berjanji semua pihak yang terbukti bersalah akan diberi sanksi tegas.Sebagai langkah lanjutan, pada 8 Agustus 2025, Kejagung memerintahkan ekshumasi atau pembongkaran makam Zara. Proses ekshumasi dilakukan sehari kemudian, 9 Agustus, dan autopsi resmi digelar pada 10 Agustus di Rumah Sakit Queen Elizabeth I, Kota Kinabalu.Hasil inkues yang kini tengah berlangsung diharapkan dapat menjawab teka-teki penyebab kematian Zara, sekaligus menjawab tuntutan publik agar keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu.***
Read More Belasan Driver Ojol Datangi Rumah, Guru Privat Diduga Teror Siswinya
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Seorang guru bahasa Inggris berinisial H di Kota Palembang, Sumatera Selatan, dilaporkan ke Polrestabes Palembang setelah diduga melakukan aksi teror terhadap mantan siswinya, MR (15). Teror tersebut berupa pengiriman pesanan ojek online (ojol) secara berulang ke rumah korban.Laporan resmi dibuat oleh ayah korban, Miko Apriadinata (41), pada Selasa (12/8/2025). Ia mengaku resah karena dalam satu hari rumahnya didatangi sekitar 15 driver ojol yang mengaku mendapat pesanan untuk menjemput anaknya.Viral IGD IGD RSUD Kosong dan Sepi: Dinkes Janji Lakukan Pengecekan“Bayangkan, dari pagi sampai sore, bergantian ada driver datang. Mereka semua bilang disuruh menjemput anak saya, padahal kami sama sekali tidak pernah memesan layanan itu,” ungkap Miko saat dimintai keterangan.Miko menjelaskan, peristiwa itu bermula ketika ia sedang berada di rumah mereka di Jalan Papera, Gang Bersama, Kelurahan 12 Ilir, Kecamatan IT I, Palembang. Tiba-tiba, seorang driver ojol datang menanyakan keberadaan MR karena ada pesanan jemputan. Curiga, Miko kemudian menelusuri lebih lanjut.“Setelah dicek, ternyata orderan itu menggunakan nomor telepon milik terlapor, mantan guru privat anak saya. Orderan langsung saya batalkan. Tapi tak lama, driver lain datang lagi dengan alasan yang sama. Begitu terus sampai belasan kali,” jelasnya.Menurut Miko, terlapor H pernah menjadi guru privat bahasa Inggris MR. Namun, ia menduga sang guru memiliki ketertarikan berlebihan terhadap anaknya. Dugaan itu diperkuat setelah aksi teror melalui orderan ojol ini dilakukan secara berulang hingga mengganggu kenyamanan keluarga.Kematian Diplomat Muda Arya Daru Pangayunan Penuh Teka-teki, Bambang Widjojanto Soroti Hilangnya Ponsel dan Surat MisteriusMerasa tidak aman, Miko akhirnya membawa kasus ini ke pihak kepolisian. Laporan diterima oleh Polrestabes Palembang untuk ditindaklanjuti.Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap dugaan teror tersebut, termasuk memeriksa bukti nomor telepon dan riwayat pemesanan layanan ojol.***
Read More Drumband MTsN 7 Sungai Bahar Kecewa, Panitia Sibuk Rayakan Ultah Istri Camat di Panggung
Wulan _ 3 hari yang lalu
Lingkaran.id - Sebuah video yang memperlihatkan kekecewaan para pemain drumband MTsN 7 Sungai Bahar saat mengikuti pawai peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Muaro Jambi mendadak viral di media sosial.Dalam rekaman yang beredar, para anggota drumband yang telah bersiap menampilkan formasi dan musik yang sudah dilatih berbulan-bulan tampak kebingungan ketika iringan yang dimainkan panitia justru berbeda. Bukannya mengiringi dengan musik sesuai jadwal penampilan, panitia malah memutar lagu “Ulang Tahun” yang dipopulerkan grup band Jamrud.Viral Keributan Ibu-Ibu Warnai Lomba Gerak Jalan 17 AgustusKondisi itu membuat para pemain, yang sebagian besar masih anak-anak, kehilangan konsentrasi. Formasi yang sudah diatur pun buyar, bahkan beberapa pemain terlihat menangis karena merasa penampilan mereka tidak dihargai. Rasa kecewa tidak hanya dirasakan para peserta drumband, tetapi juga orang tua dan warga yang hadir.Suasana semakin disorot warganet setelah perekam video terdengar berkomentar, “Sudah gak apa-apa. Gak usah tampil lagi, biar, biar ku upload di medsos,” yang kemudian dikutip pada Senin (18/8/2025).Dari informasi yang dihimpun, pemutaran lagu tersebut ternyata dilakukan panitia sebagai bentuk kejutan ulang tahun untuk istri Camat setempat yang tengah berulang tahun. Saat itu, sejumlah panitia terlihat berjoget di atas panggung, seakan tidak peduli dengan penampilan drumband yang berlangsung di depan mereka.Tindakan panitia ini menuai kritik keras dari masyarakat. Banyak yang menilai panitia tidak profesional, mengabaikan semangat anak-anak yang sudah berlatih keras, serta mencampuradukkan acara kenegaraan dengan kepentingan pribadi.“Ya Allah, sakit hati sekali dengar tangisan anak-anak. Mereka sudah capek latihan, pasti sudah persiapan matang. Sukses terus ya nak, semoga kalian tetap semangat,” tulis seorang netizen.Hary Tanoe dan MNC Asia Holding Digugat Rp 119 Triliun, Aset Terancam Disita“Harus ada klarifikasi panitianya. Kenapa bisa begini?,” ujar pengguna lain.“Acara kemerdekaan RI kalah dengan acara pribadi aparatnya,” tambah komentar lain yang bernada kesal.Hingga berita ini diturunkan, pihak panitia belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden yang mencoreng semarak peringatan HUT RI tersebut.***
Read More