Para Guru Resah, Diduga Harus Setor Rp30–60 Juta ke Disdik untuk Bantuan Revitalisasi
Para Guru Resah, Diduga Harus Setor Rp30–60 Juta ke Disdik untuk Bantuan Revitalisasi
Lingkaran.id - Sejumlah sekolah di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengaku terbebani dengan adanya dugaan kewajiban menyetor sejumlah uang kepada oknum yang disebut-sebut terkait dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Garut. Setoran tersebut diduga diminta sebagai syarat agar sekolah bisa memperoleh bantuan revitalisasi dari pemerintah pusat.Salah satu pengelola sekolah menuturkan, pihaknya dijanjikan bantuan senilai ratusan juta rupiah, namun dengan syarat menyetorkan puluhan juta terlebih dahulu.Bank Indonesia Siap Luncurkan Sistem Payment ID untuk Pemantauan Transaksi Digital“Bantuan untuk revitalisasi sekolah nilainya bisa Rp200 juta sampai Rp400 juta. Tapi kami diminta menyetor Rp30 juta hingga Rp60 juta ke seseorang di Disdik,” ujar seorang pengelola TK di Garut, Kamis (14/8/2025).Adapun sejumlah TK yang disebut menerima bantuan revitalisasi tahun ini di antaranya TK Al Kautsar, TK Al Junaediyah, TK Aisyiah 2, dan TK Al Khoeriyah. Bantuan itu berasal dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek.Dana tersebut ditujukan untuk pembangunan ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), penyediaan fasilitas penunjang kesehatan, hingga sarana bermain bagi anak-anak. Namun, dugaan adanya setoran justru menimbulkan keresahan di kalangan sekolah penerima.“Kalau tidak menyetor, katanya kami tidak akan dapat bantuan lagi,” tambah sumber tersebut.Meski merasa keberatan, pihak sekolah mengaku tidak berani menolak karena khawatir program bantuan yang sudah dijanjikan akan dicabut.Menanggapi hal itu, Plt Kabid Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Disdik Garut, Iyan, membantah keras adanya praktik pungutan liar (pungli) terkait program revitalisasi. Ia menegaskan bahwa peran Disdik Garut dalam program tersebut sangat terbatas.“Bantuan ini murni dari pemerintah pusat, bukan rekomendasi Disdik Garut. Tugas kami hanya menyampaikan informasi kepada sekolah penerima agar ikut dalam pertemuan daring (zoom meeting) yang digelar pusat,” kata Iyan.Login Info GTK 2025 Sekarang, Ini Daftar Penerima Insentif Guru Honorer dan Tunjangan TPGIa menambahkan, tahun 2025 ini terdapat 17 TK dan kelompok bermain di Garut yang mendapatkan bantuan revitalisasi. Namun proses pencairannya dilakukan secara bertahap, bukan sekaligus.“Kalau ada isu sekolah harus setor uang, menurut kami itu aneh, karena program ini bukan kewenangan penuh Disdik Garut,” tandasnya.Hingga kini, dugaan setoran tersebut masih menjadi sorotan. Pihak sekolah berharap pemerintah pusat turun tangan untuk memastikan penyaluran bantuan berjalan transparan tanpa ada praktik pungutan di luar ketentuan.***
Read More
Kisah Pilu Nazwa Aliya, Lulusan SMK yang Meninggal Dunia di Kamboja
Kisah Pilu Nazwa Aliya, Lulusan SMK yang Meninggal Dunia di Kamboja
Lingkaran.id - Duka mendalam menyelimuti keluarga besar Nazwa Aliya, seorang gadis asal Jalan Bejo, Gang Sejahtera, Dusun XVI, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Lulusan SMK Telkom 2 Medan itu dikabarkan meninggal dunia di Kamboja pada Senin (12/8/2025), setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Provinsi Siem Reap.Gadis muda tersebut dikenal memiliki tekad kuat untuk bekerja di luar negeri selepas menamatkan pendidikan menengahnya. Namun, rencana itu sempat ditentang oleh ibunya, Lanniari Hasibuan, yang merasa khawatir dengan keselamatan putrinya, terlebih Kamboja termasuk negara yang kerap diwaspadai terkait praktik perdagangan manusia dan eksploitasi tenaga kerja.Kasus Kematian Zara Qairina: Kejaksaan Malaysia Tetapkan 5 Tersangka Anak di Bawah UmurMeski mendapat larangan, Nazwa tetap bersikeras merantau. Ia bahkan menyusun alasan-alasan untuk meyakinkan ibunya agar bisa meninggalkan rumah.“Awalnya Nazwa bilang mau ikut study tour, tapi saya tolak. Lalu dia bilang ada interview di salah satu bank, itu saya izinkan,” tutur Lanniari.Pada Selasa (27/5/2025), Nazwa berpamitan untuk menghadiri wawancara di sebuah bank swasta di Medan. Malam harinya, ia kembali meminta izin untuk melanjutkan tahap wawancara kedua. Tanpa disadari ibunya, saat itulah Nazwa mulai menjalankan rencananya berangkat ke luar negeri.“Dia pergi dari rumah jam 5 pagi. Saya sempat lihat, tapi karena kondisi lelah, saya biarkan saja. Siangnya saya coba hubungi, tapi dia bilang jangan ditelepon, cukup kirim SMS,” ungkap Lanniari.Keesokan harinya, tepat pada Rabu (29/5/2025), Lanniari dikejutkan dengan kabar bahwa putrinya sudah berada di Bangkok, Thailand, sekitar pukul 18.00 WIB. Mendengar itu, sang ibu sempat pingsan. Saat ditanya lebih lanjut, Nazwa sempat menyebut pergi bersama teman praktik kerja lapangan, namun belakangan mengaku berangkat seorang diri.Lanniari yang panik sempat mencoba melapor kehilangan anak ke Mapolsek Medan Tembung. Namun laporan tersebut ditolak karena keberadaan Nazwa diketahui dan statusnya bukan lagi anak di bawah umur.Bank Indonesia Siap Luncurkan Sistem Payment ID untuk Pemantauan Transaksi DigitalKabar terbaru datang pada Kamis (7/8/2025), ketika Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh menginformasikan bahwa Nazwa sedang menjalani perawatan intensif di State Hospital, Provinsi Siem Reap, Kamboja. Sayangnya, harapan keluarga pupus setelah empat hari kemudian, tepatnya Senin (12/8/2025), Nazwa dinyatakan meninggal dunia.“Saya dapat kabar 7 Agustus Nazwa dirawat di rumah sakit, tapi tanggal 12 Agustus saya menerima kabar bahwa anak saya sudah tiada,” ucap Lanniari dengan penuh kesedihan.Kepergian Nazwa menyisakan luka mendalam bagi keluarga dan kerabat, meninggalkan pesan pahit tentang bahaya bekerja ke luar negeri tanpa izin resmi dan pengawasan ketat.***
Read More
Aksi Preman Palak Pedagang, Paksa Minta Melon untuk Hajatan Nikah
Aksi Preman Palak Pedagang, Paksa Minta Melon untuk Hajatan Nikah
Lingkaran.id - Sebuah video yang memperlihatkan aksi pemalakan di kawasan Pasar Stasiun Angke, Jakarta Barat, viral di media sosial. Peristiwa yang terjadi pada Jumat (15/8/2025) itu memicu kecaman warganet setelah memperlihatkan sekelompok pria memaksa pedagang buah memberikan dagangannya tanpa membayar.Dalam rekaman yang beredar, tampak dua orang pria mendatangi seorang pedagang melon. Bukannya membeli, keduanya justru meminta melon secara paksa dengan alasan untuk kebutuhan acara pernikahan. Aksi tersebut bahkan disertai dengan nada marah serta gerakan kasar yang membuat pedagang ketakutan.Jelang Demo Jilid II, Warga Pati Desak Bupati Sudewo MundurDua pelaku yang belakangan diketahui berinisial RR dan AG disebut-sebut telah kerap berbuat onar di sekitar pasar tersebut. Kali ini, aksi mereka menjadi sorotan publik setelah terekam kamera dan tersebar luas di media sosial.“Berdasarkan keterangan yang bersangkutan, alasan mereka meminta melon secara paksa adalah untuk kebutuhan hajatan pernikahan,” jelas Kanit Reskrim Polsek Tambora, AKP Sudrajat Djumantara, Selasa (19/8/2025).Tak butuh waktu lama, aparat kepolisian bertindak cepat. Kedua pelaku berhasil diamankan di kawasan Jalan Sawah Lio V Gang Kiara VII, Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat. Dari hasil pemeriksaan awal, baik RR maupun AG mengakui perbuatannya dan menyesali tindakan yang mereka lakukan.Kasus Kematian Zara Qairina: Kejaksaan Malaysia Tetapkan 5 Tersangka Anak di Bawah UmurPolisi kemudian menetapkan keduanya sebagai tersangka atas tindakan pemalakan tersebut. Saat ini, keduanya telah ditahan dan menjalani proses hukum lebih lanjut di Mapolsek Tambora.Kasus ini menambah panjang daftar aksi premanisme yang meresahkan pedagang kecil di pasar tradisional. Polisi pun mengimbau masyarakat agar tidak takut melapor apabila mengalami intimidasi atau pemalakan serupa.***
Read More
Viral Siswa Robek Bendera Merah Putih, Begini Faktanya
Viral Siswa Robek Bendera Merah Putih, Begini Faktanya
Lingkaran.id - Sebuah video yang memperlihatkan aksi siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Padang merobek pinggiran Bendera Merah Putih dengan pisau cutter mendadak viral di media sosial. Peristiwa ini sontak menimbulkan polemik dan menuai reaksi keras dari masyarakat, karena dianggap melecehkan simbol negara.Kejadian tersebut berlangsung pada Jumat (15/8/2025) lalu, saat kegiatan Pramuka di MAN 1 Padang, Sumatera Barat. Lokasi sekolah ini hanya berjarak sekitar 15–30 menit dari kantor Wali Kota Padang, tergantung kondisi lalu lintas. MAN sendiri merupakan lembaga pendidikan setara SMA yang berada di bawah naungan Kementerian Agama RI.Kasus Kematian Zara Qairina: Kejaksaan Malaysia Tetapkan 5 Tersangka Anak di Bawah UmurDalam potongan video yang beredar, tampak seorang pelajar berseragam pramuka menggunting bagian pinggir Bendera Merah Putih, lalu menyerahkannya kepada kepala sekolah yang berada di lokasi. Rekaman singkat itu langsung mengundang perdebatan karena dianggap sebagai tindakan yang tidak pantas terhadap lambang negara.Menanggapi hal tersebut, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sumatera Barat segera melakukan penelusuran. Plt Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, Edison, mengonfirmasi bahwa kejadian itu benar terjadi di MAN 1 Padang. Ia menjelaskan bahwa insiden tersebut merupakan bagian dari ujian kenaikan tingkat Pramuka dari Bantara ke Laksana.“Peristiwa itu terjadi pada 15 Agustus 2025 dalam kegiatan ujian Pramuka. Salah satu materi adalah ujian ideologi, yakni untuk menguji pemahaman siswa tentang makna bendera sebagai lambang negara. Namun, instruksi ujian ini disalahpahami sehingga siswa langsung menggunting pinggiran bendera,” ungkap Edison pada Senin (18/8/2025).Edison menegaskan, tidak ada niat dari pihak sekolah maupun siswa untuk menghina Bendera Merah Putih. Namun, sebagai konsekuensi dari kesalahpahaman tersebut, sebanyak 37 siswa yang mengikuti ujian dinyatakan tidak lulus.“Setelah dikaji secara menyeluruh, tidak ditemukan unsur pelecehan. Akan tetapi, karena salah memahami instruksi, konsekuensinya tetap ada. Ini juga menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih memperkuat pemahaman siswa tentang nasionalisme,” tambahnya.Pihak Kemenag Sumbar juga menyayangkan beredarnya potongan video yang memicu kesalahpahaman publik. Edison menyebut, kepala madrasah telah menyampaikan permohonan maaf secara resmi.“Kami akan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran penting untuk menanamkan cinta tanah air dan penghormatan terhadap simbol negara, baik di madrasah maupun pesantren,” tegasnya.Autopsi Ulang Zara Qairina, Dugaan Bullying di Asrama Sekolah Kian MenguatSementara itu, Kepala MAN 1 Padang, Afrizal, turut memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa tindakan menggunting bendera tersebut bukanlah upaya melecehkan, melainkan bagian dari ujian integritas yang sayangnya disalahartikan siswa.“Itu bukan penghinaan. Instruksi ujian dimaksudkan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap kehormatan Bendera Merah Putih. Hanya saja, anak-anak keliru menafsirkan instruksi. Saya pastikan tidak ada niat buruk sedikit pun,” jelas Afrizal.***
Read More
Nafa Urbach Sentil Nikita Mirzani Usai Ngamuk Rekening Dibuka di Persidangan
Nafa Urbach Sentil Nikita Mirzani Usai Ngamuk Rekening Dibuka di Persidangan
Lingkaran.id - Kasus perseteruan antara artis Nikita Mirzani dengan dokter sekaligus pebisnis skincare, Reza Gladys, terus menjadi perhatian publik. Kali ini, aktris senior Nafa Urbach turut memberikan tanggapannya terkait polemik yang semakin memanas tersebut.Seperti diketahui, Nikita Mirzani dilaporkan oleh Reza Gladys atas dugaan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Persoalan bermula setelah Nikita menyampaikan ulasan negatif terhadap produk kecantikan milik Reza. Dalam laporannya, Reza mengaku sempat dimintai uang tutup mulut senilai Rp5 miliar.Ia bahkan sudah menyerahkan sebagian, yakni Rp2 miliar melalui transfer pada 14 November 2024, dan Rp2 miliar lagi secara tunai sehari berikutnya. Merasa dirugikan, Reza kemudian melayangkan laporan resmi ke Polda Metro Jaya.Nikita Mirzani Ngamuk di Sidang, Protes Data Rekening Dibuka Tanpa IzinProses hukum kasus tersebut kini memasuki persidangan lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis (14/8/2025). Dalam sidang itu, suasana sempat memanas ketika salah satu bank swasta besar di Indonesia membuka data transaksi rekening milik Nikita. Hal tersebut memicu kemarahan artis yang kerap disapa Nyai itu.Nikita mengaku kecewa lantaran sebagai nasabah prioritas, ia merasa tidak mendapatkan perlindungan. Bahkan, ia menegaskan bakal mengambil langkah hukum dengan melayangkan somasi kepada pihak bank.“Saya kecewa sekali sama B** karena saya adalah nasabah prioritas. Rekening koran saya diobrak-abrik tanpa konfirmasi. Setelah ini saya akan somasi bank Anda,” ujarnya usai sidang.Bawa Bukti ke KPK, Nikita Mirzani Laporkan Dugaan Korupsi Terkait Aparat HukumReaksi serupa juga datang dari para penggemar Nikita. Mereka ramai-ramai memenuhi kolom komentar akun media sosial resmi bank tersebut. Banyak warganet meluapkan rasa kesal dan protes karena menilai pihak bank tidak seharusnya ikut menyeret data pribadi nasabah dalam kasus ini.“Padahal gue make B** karena dia bagus. Dipake keluar negeri juga worth it. Tapi kenapa mesti ikutan kasus NM sama RG sih!,” tulis salah seorang pengguna media sosial.Di tengah memanasnya isu ini, aktris Nafa Urbach turut memberikan pandangan. Melalui akun Instagram pribadinya, @nafaurbach, ia menyinggung soal rendahnya literasi sebagian masyarakat Indonesia dalam menanggapi persoalan hukum maupun informasi yang berkembang di media sosial. Meskipun tidak secara langsung membela salah satu pihak, Nafa seolah ingin mengingatkan publik agar lebih bijak dalam menyikapi kasus yang sedang berjalan di ranah pengadilan.***
Read More
Jelang Demo Jilid II, Warga Pati Desak Bupati Sudewo Mundur
Jelang Demo Jilid II, Warga Pati Desak Bupati Sudewo Mundur
Lingkaran.id - Gelombang penolakan terhadap kebijakan Bupati Pati, Sudewo, terus berlanjut. Aliansi Masyarakat Pati Bersatu memastikan akan menggelar aksi unjuk rasa jilid II pada Senin, 25 Agustus 2025, di depan Kantor Bupati dan DPRD Pati.Koordinator aksi, Ahmad Husein, menyampaikan bahwa tuntutan utama tetap sama seperti sebelumnya, yakni mendesak Bupati Sudewo segera mundur dari jabatannya.“Seluruh warga Pati ayo kita bersatu lagi. Jangan lupa, besok tanggal 25 kita kumpul di depan kantor DPRD,” seru Husein, Senin (18/8/2025).Mie Gacoan Bayar Royalti Rp2,2 Miliar ke LMK Selmi, Akhiri Sengketa HukumMenurut Husein, aksi kali ini akan berlangsung lebih besar dibandingkan demonstrasi pertama pada 13 Agustus lalu. Meski begitu, ia menekankan agar massa tetap menjaga ketertiban demi menghindari kerusuhan maupun perusakan fasilitas umum.“Jangan sampai aksi kita anarkis. Saya mohon kepada seluruh peserta, mari kita perjuangkan aspirasi masyarakat secara damai,” ujarnya.Husein juga menegaskan bahwa perjuangan warga harus murni demi kepentingan bersama, bukan karena iming-iming materi.“Kita berjuang jangan karena uang, tapi demi kesejahteraan masyarakat Pati,” tegasnya.Dalam aksi jilid II nanti, selain menyampaikan orasi, massa juga akan membuka posko pengawalan terhadap proses hak angket DPRD serta posko pengaduan masyarakat. Posko tersebut akan menampung keluhan warga, termasuk mereka yang menjadi korban kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2), serta masyarakat yang mengalami tindakan represif aparat saat aksi pertama.Sebagaimana diketahui, demonstrasi jilid I yang digelar pada 13 Agustus 2025 dipicu kebijakan Bupati Sudewo menaikkan tarif PBB-P2 hingga 250 persen. Keputusan itu menuai kecaman luas karena dianggap sangat memberatkan warga.Autopsi Ulang Zara Qairina, Dugaan Bullying di Asrama Sekolah Kian MenguatAkibat desakan publik, seluruh fraksi DPRD Pati akhirnya sepakat membentuk panitia khusus (pansus) hak angket untuk memproses pemakzulan Bupati Sudewo. Bahkan partai politik pengusungnya, termasuk Gerindra, menyatakan setuju langkah hak angket dilanjutkan sebagai respon terhadap keresahan masyarakat.Husein memastikan bahwa aksi jilid II akan melibatkan lebih banyak elemen masyarakat, tidak hanya dari Pati Timur, tetapi dari seluruh wilayah Kabupaten Pati. “Besok akan lebih besar. Kita bukan hanya dari Pati Timur, tapi seluruh kabupaten,” pungkasnya.***
Read More
Kasus Kematian Zara Qairina: Kejaksaan Malaysia Tetapkan 5 Tersangka Anak di Bawah Umur
Kasus Kematian Zara Qairina: Kejaksaan Malaysia Tetapkan 5 Tersangka Anak di Bawah Umur
Lingkaran.id - Kasus kematian tragis siswi berusia 13 tahun, Zara Qairina Mahathir, terus menjadi perhatian publik Malaysia. Kejaksaan Agung Malaysia (AGC) resmi menetapkan lima orang anak di bawah umur sebagai tersangka dalam kasus yang diduga kuat berkaitan dengan praktik perundungan di lingkungan sekolah.Dalam pernyataannya, AGC menegaskan bahwa kelima remaja tersebut akan segera dibawa ke meja hijau. Persidangan dijadwalkan berlangsung pada Rabu (19/8/2025) di Pengadilan Anak Kota Kinabalu, sementara proses pemeriksaan kematian Zara di Pengadilan Koroner akan dimulai pada 3 September mendatang.Autopsi Ulang Zara Qairina, Dugaan Bullying di Asrama Sekolah Kian Menguat Jaksa Agung, Dusuki Mokhtar, mengonfirmasi bahwa semua tersangka berusia di bawah 18 tahun. Mereka akan dijerat dengan Pasal 507C ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Malaysia, yang mengatur tindak pidana terkait penggunaan kata-kata atau komunikasi bernada ancaman, kasar, maupun penghinaan.“Ya, seluruh tersangka merupakan anak-anak di bawah umur, dan mereka akan diadili sesuai ketentuan hukum anak,” ungkap Dusuki pada Senin (18/8).Sebelumnya, AGC telah mempelajari dokumen investigasi yang diserahkan oleh kepolisian terkait kematian Zara. Dari hasil pemeriksaan bukti dan keterangan saksi, kejaksaan memutuskan untuk mendakwa lima tersangka atas dugaan keterlibatan dalam perundungan yang menimpa korban. AGC juga menegaskan bahwa dakwaan ini tidak akan menghambat jalannya penyelidikan polisi yang masih berlangsung.Koroner Kota Kinabalu, Azreena Aziz, menetapkan rangkaian sidang pemeriksaan kematian Zara berlangsung pada 3 September hingga akhir bulan, tepatnya 4–19 September dan 22–30 September 2025.Kematian Zara Qairina mengguncang Malaysia setelah remaja tersebut ditemukan pingsan pada dini hari, 16 Juli 2025, di saluran pembuangan dekat asrama sekolahnya di Papar, Sabah. Ia diduga jatuh dari lantai tiga bangunan asrama sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Queen Elizabeth I, Kota Kinabalu, keesokan harinya, 17 Juli 2025.Bank Indonesia Siap Luncurkan Sistem Payment ID untuk Pemantauan Transaksi DigitalKasus ini semakin memicu emosi publik setelah jenazah Zara kembali digali pada 9 Agustus untuk kebutuhan autopsi di tengah tuduhan serius adanya praktik perundungan. Menteri Dalam Negeri Malaysia, Saifuddin Nasution Ismail, bahkan mengungkapkan di hadapan Dewan Rakyat bahwa penyelidikan telah menemukan indikasi kuat adanya unsur perundungan, pengabaian, hingga pelecehan seksual terhadap korban. Pernyataan tersebut berdasarkan keterangan dari 195 saksi, termasuk teman-teman asrama Zara.Dengan ditetapkannya lima tersangka anak-anak ini, masyarakat Malaysia menaruh harapan besar agar kasus Zara Qairina dapat terungkap secara tuntas, serta menjadi momentum penting dalam penegakan hukum terhadap praktik perundungan di sekolah.***
Read More
Mayat Membusuk Ditemukan di Laut, Kepala Tinggal Tengkorak
Mayat Membusuk Ditemukan di Laut, Kepala Tinggal Tengkorak
Lingkaran.id - Warga pesisir Pantai Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, digemparkan oleh penemuan sesosok mayat pria yang terapung di perairan Cimedang, Kecamatan Cikalong, pada Senin pagi (18/8/2025). Penemuan ini pertama kali dilaporkan oleh seorang nelayan sekitar pukul 07.00 WIB.Saat itu, nelayan yang tengah mencari ikan dikejutkan oleh pemandangan tubuh manusia yang mengambang di tengah laut. Tanpa menunda waktu, ia segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian setempat. Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya, Dedi Mulyadi, membenarkan adanya temuan mayat tersebut.Autopsi Ulang Zara Qairina, Dugaan Bullying di Asrama Sekolah Kian Menguat“Awalnya nelayan melihat jasad mengambang di tengah laut, lalu segera melaporkan kepada aparat. Setelah itu tim gabungan bersama para nelayan bergerak untuk melakukan evakuasi,” ujarnya.Tak lama berselang, tim SAR dibantu para nelayan berhasil mengevakuasi jasad korban ke Dermaga Pamayangsari untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kondisi jenazah saat ditemukan sudah sangat mengenaskan.“Mayat sudah dalam keadaan membusuk, bahkan bagian kepala hanya menyisakan tulang tengkorak,” ungkap Dedi.PSK Bakal Kena Pajak? Ini Pandangan HukumnyaDari pemeriksaan awal, korban masih mengenakan kemeja kotak-kotak coklat, celana panjang hitam, serta celana dalam abu-abu. Namun hingga kini identitasnya belum diketahui, lantaran kondisi fisik yang rusak parah serta tidak adanya dokumen identitas yang ditemukan di tubuh korban. Kasat Polairud Polres Tasikmalaya, Iptu Dudung Supriatna, turut membenarkan kejadian tersebut.“Betul, tim kami masih melakukan evakuasi dan pemeriksaan lebih lanjut. Informasi detail akan disampaikan setelah proses identifikasi selesai dilakukan,” jelasnya.Saat ini, polisi masih berupaya mengungkap identitas korban sekaligus menelusuri kemungkinan penyebab kematian. Sementara itu, warga pesisir diminta tetap tenang dan menyerahkan penanganan sepenuhnya kepada pihak berwenang.***
Read More
Viral Damkar Semprot Pocong, Ternyata Begini Ceritanya
Viral Damkar Semprot Pocong, Ternyata Begini Ceritanya
Lingkaran.id - Jagat media sosial digemparkan dengan beredarnya sebuah video yang menampilkan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) tengah menyemprot objek menyerupai pocong di sebuah pohon di wilayah Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Rekaman tersebut sontak memicu perdebatan dan rasa penasaran warganet.Namun, setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut dipastikan tidak benar alias hoaks. Pihak Damkar Kabupaten Ngawi menegaskan bahwa tidak pernah ada laporan maupun tindakan penyemprotan terkait keberadaan makhluk gaib di daerah tersebut.Generasi Digital Intelektual (GDI) Rayakan HUT ke-80 RI, Gaungkan Perjuangan Baru di Era DigitalKasi Penyelamatan dan Evakuasi Damkar Kabupaten Ngawi, Purwanto, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan internal kepada seluruh regu yang bertugas usai video itu viral. Hasilnya, tidak ada satu pun anggota Damkar yang terlibat dalam kegiatan sebagaimana yang beredar luas di media sosial.“Setelah kami konfirmasi dengan tiga regu Damkar, semuanya menegaskan tidak ada penyemprotan pocong di Desa Kedunggalar. Bahkan laporan warga terkait teror pocong juga tidak pernah masuk ke kami,” jelas Purwanto, Minggu (17/8).Ia menerangkan, isu tersebut bermula dari unggahan seorang warga di sebuah grup Facebook yang mengaku diteror pocong di sekitar Kecamatan Kedunggalar. Cerita itu kemudian memancing beragam komentar netizen, beberapa di antaranya bahkan mengaku ikut melihat penampakan serupa. Sehari berselang, kabar tersebut berkembang liar dan menjadi bahan perbincangan hangat di berbagai platform media sosial.Meski demikian, Damkar Ngawi memastikan seluruh informasi yang beredar adalah kabar bohong. Pihaknya juga melakukan pengecekan ke sejumlah relawan di wilayah Ngawi Barat dan hasilnya sama: tidak ada laporan resmi maupun tindakan penyemprotan sebagaimana yang disebut-sebut di dunia maya.“Dari hasil kroscek lapangan, kami pastikan video itu hanya hoaks. Tidak ada kejadian sebenarnya,” tegas Purwanto.Lebih lanjut, ia mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Menurutnya, kabar menyesatkan semacam itu justru berpotensi mencoreng nama baik instansi Damkar dan menimbulkan keresahan di masyarakat.Nikita Mirzani Ngamuk di Sidang, Protes Data Rekening Dibuka Tanpa IzinPurwanto juga menyesalkan adanya konten yang dibuat menggunakan nama Damkar di media sosial seperti Facebook hingga TikTok hanya demi mengejar popularitas.“Kami minta kepada masyarakat, terutama pembuat konten, bila ingin menggunakan atribut Damkar sebaiknya mengajukan izin terlebih dahulu. Jangan sampai menimbulkan kesan bahwa itu kegiatan resmi dari Damkar Ngawi, padahal jelas-jelas hoaks,” ujarnya.Dengan adanya klarifikasi ini, Damkar Ngawi berharap masyarakat lebih bijak dan kritis dalam menyaring setiap informasi yang beredar agar tidak mudah terprovokasi oleh kabar bohong yang belum terbukti kebenarannya.***
Read More
Buaya Hebohkan Warga, Tiba-Tiba Masuk Minimarket
Buaya Hebohkan Warga, Tiba-Tiba Masuk Minimarket
Lingkaran.id - Warga Desa Wayo, Kecamatan Taliabu Barat, Kabupaten Taliabu, Maluku Utara, dikejutkan dengan kemunculan seekor buaya berukuran besar yang tiba-tiba menerobos masuk ke sebuah minimarket pada Minggu malam (17/8/2025) sekitar pukul 20.00 WIT.Peristiwa ini terekam dalam sebuah video yang kemudian beredar luas di media sosial. Dalam rekaman tersebut, terlihat suasana panik pemilik toko dan warga sekitar saat predator air itu bergerak perlahan masuk melalui celah bangunan minimarket. Buaya tersebut sempat berdiam diri di dalam toko, membuat situasi semakin mencekam.Puan Maharani Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Gaji Anggota DPR Hanya Rumah Jabatan Diganti KompensasiPemilik minimarket berupaya mengusir hewan buas itu menggunakan sebuah tangga baja. Namun, tindakan tersebut justru membuat buaya bereaksi lebih agresif karena merasa terancam. Ketegangan pun semakin meningkat seiring dengan kegelisahan warga yang menyaksikan kejadian tersebut dari luar toko.Beruntung, petugas pemadam kebakaran setempat segera datang untuk membantu proses evakuasi. Dengan langkah hati-hati, mereka berhasil mengeluarkan buaya tersebut dari dalam minimarket tanpa menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan berarti.Tanggapan Resmi MNC Asia Holding atas Gugatan CMNP Rp119 TriliunMenurut keterangan warga, kejadian ini bukanlah yang pertama kali. Buaya kerap terlihat di kawasan Desa Wayo karena letaknya yang berbatasan langsung dengan area rawa besar. Kondisi geografis tersebut membuat hewan liar ini sesekali masuk ke pemukiman warga, bahkan hingga ke fasilitas umum seperti minimarket.Peristiwa ini kembali menjadi pengingat bagi warga setempat untuk selalu waspada terhadap keberadaan satwa liar yang dapat muncul sewaktu-waktu di sekitar permukiman.***
Read More
Puan Maharani Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Gaji Anggota DPR Hanya Rumah Jabatan Diganti Kompensasi
Puan Maharani Tegaskan Tidak Ada Kenaikan Gaji Anggota DPR Hanya Rumah Jabatan Diganti Kompensasi
Lingkaran.id - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani, meluruskan isu terkait adanya kabar kenaikan gaji anggota DPR periode 2024–2029 yang ramai dibicarakan di media sosial.Puan menegaskan bahwa informasi mengenai gaji anggota DPR yang disebut naik hingga Rp3 juta per hari atau mencapai Rp100 juta per bulan tidak benar. Menurutnya, tidak ada penambahan gaji bagi anggota dewan.Tanggapan Resmi MNC Asia Holding atas Gugatan CMNP Rp119 Triliun“Tidak ada kenaikan gaji. Hanya saja, saat ini anggota DPR tidak lagi mendapatkan fasilitas rumah jabatan, melainkan diganti dengan kompensasi berupa uang,” jelas Puan di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025).Isu yang beredar di media sosial sebelumnya menyebutkan bahwa anggota DPR kini menerima gaji sekitar Rp100 juta per bulan, dengan tambahan Rp3 juta per hari. Puan membantah hal tersebut dan menjelaskan bahwa yang berubah hanyalah soal fasilitas tempat tinggal.Hary Tanoe dan MNC Asia Holding Digugat Rp 119 Triliun, Aset Terancam Disita“Sekarang rumah jabatan sudah dikembalikan ke pemerintah, dan sebagai gantinya anggota DPR memperoleh uang rumah sekitar Rp50 juta. Jadi bukan kenaikan gaji,” tegasnya.Dengan penjelasan tersebut, Puan berharap masyarakat tidak lagi salah memahami informasi yang beredar, serta menegaskan transparansi terkait fasilitas maupun kompensasi yang diterima anggota DPR RI periode 2024–2029.***
Read More
Generasi Digital Intelektual (GDI) Rayakan HUT ke-80 RI, Gaungkan Perjuangan Baru di Era Digital
Generasi Digital Intelektual (GDI) Rayakan HUT ke-80 RI, Gaungkan Perjuangan Baru di Era Digital
Lingkaran.id - Generasi Digital Intelektual (GDI) menggelar perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan nuansa perjuangan yang dikemas penuh kebersamaan dan keceriaan yang berlangsung pada Sabtu (16/8/25). Acara ini tidak hanya diwarnai oleh berbagai lomba tradisional, tetapi juga makan bersama yang memperkuat rasa kekeluargaan antaranggota dan Duta GDI.Perayaan dibuka dengan sesi pertama makan bersama, di mana tersaji hidangan nusantara lengkap dengan berbagai lauk pauk. Suasana hangat pun tercipta saat seluruh anggota duduk berbaur, menikmati santapan sambil berbincang ringan sebelum lomba dimulai.Pendaftaran GDI FEST 2025 Resmi Dibuka! Wujudkan Mimpi Digitalmu di Festival Teknologi Terbesar Tahun IniDipertengahan jalannya lomba, panitia kembali menyiapkan sesi kedua hidangan berupa makanan khas Palembang dan aneka camilan segar. Tekwan hangat, puding manis, hingga es segar menjadi favorit para peserta. Uniknya, beberapa anggota tampak asyik menyantap hidangan sambil tetap menyemangati teman-temannya yang sedang bertanding, sehingga acara berlangsung meriah sekaligus akrab.Ketua Umum Generasi Digital Intelektual (GDI), Prof. Dr. Edi Surya Negara, M.Kom, menegaskan bahwa semangat kemerdekaan hari ini tidak hanya dimaknai sebagai lepas dari penjajahan fisik, tetapi juga sebagai kebebasan dalam menguasai teknologi digital. Menurutnya, generasi muda harus mampu merdeka dalam berkarya, berinovasi, dan menciptakan solusi berbasis digital yang memberi manfaat luas bagi masyarakat."Kemerdekaan di era digital bukan lagi soal angkat senjata, melainkan bagaimana kita bisa menguasai teknologi, bukan dikuasai olehnya. Generasi muda harus mampu menjadikan digitalisasi sebagai alat perjuangan baru untuk pendidikan, ekonomi, dan inovasi bangsa," ujar Prof. Edi Surya.Ia juga menambahkan bahwa GDI hadir sebagai ruang kolaborasi dan pengembangan ekosistem digital yang berorientasi pada kemandirian bangsa.“Dengan teknologi, kita bisa mempercepat pembangunan dan membuka peluang tak terbatas. Inilah bentuk kemerdekaan baru yang harus kita perjuangkan bersama,” imbuhnya.Adapun rangkaian lomba yang digelar meliputi makan kerupuk, corong air, tiup balon, estafet gelas balon, hingga rebut kekuasaan yang menjadi puncak keseruan. Gelak tawa, sorakan, dan semangat juang layaknya perjuangan para pahlawan terdengar sepanjang acara."Kebersamaan terasa hangat, dimulai dari makan bersama aneka menu nusantara, lalu dilanjutkan dengan sajian ringan seperti tekwan, puding, dan es saat lomba berlangsung. Semua jadi lebih meriah," kata Duta Digital GDI.HUT RI ke-80: Arti Tema “Bersatu Menuju Indonesia Emas 2045” dan Momen BersejarahnyaHal senada diungkapkan oleh anggota lainnya yang merasa acara ini berbeda dari biasanya dan menambah kekompakan antar anggota GDI.“Kita jadi makin kompak. Makan bareng, lomba bareng, bahkan ketawa bareng. Momen yang akan selalu diingat,” ujar anggota inovator GDI.Acara pun ditutup dengan suka cita dengan membagikan hadiah kepada para pemenang lomba, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta. Perayaan ini menjadi bukti bahwa semangat kemerdekaan bisa terus dihidupkan melalui cara sederhana namun penuh makna kebersamaan, persaudaraan, dan semangat juang yang tidak pernah padam.***
Read More
Autopsi Ulang Zara Qairina, Dugaan Bullying di Asrama Sekolah Kian Menguat
Autopsi Ulang Zara Qairina, Dugaan Bullying di Asrama Sekolah Kian Menguat
Lingkaran.id - Misteri kematian Zara Qairina Mahathir, siswi kelas satu Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Tun Datu Mustapha, Papar, Sabah, Malaysia, kini memasuki babak baru. Kejaksaan Agung (Kejagung) Malaysia mengumumkan pelaksanaan inkues atau penyelidikan ulang guna memastikan penyebab meninggalnya remaja 13 tahun tersebut.Zara ditemukan tak sadarkan diri di saluran air dekat asrama sekolah pada 16 Juli 2025. Sehari kemudian, ia dinyatakan meninggal dunia. Laporan awal menyebutkan Zara terjatuh dari lantai tiga gedung asrama, namun sejak awal publik mencurigai adanya unsur perundungan (bullying) yang melibatkan anak-anak dari kalangan berpengaruh.PSK Bakal Kena Pajak? Ini Pandangan HukumnyaDalam pernyataannya, Kejagung Malaysia menegaskan bahwa keputusan inkues diambil setelah meninjau laporan penyelidikan polisi yang diserahkan pada 12 Agustus 2025.“Tujuan dari inkues ini adalah untuk menentukan penyebab dan kondisi kematian, termasuk apakah terdapat unsur pidana dalam kematian Zara Qairina,” demikian keterangan resmi Kejagung sebagaimana dikutip dari Malay Mail.Proses inkues akan dilakukan oleh Mahkamah Koroner secara independen dan transparan, sesuai hukum yang berlaku, berdasarkan Pasal 339 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Malaysia.Kontroversi semakin memanas setelah keluarga Zara menyampaikan bahwa ibunya menemukan sejumlah memar di tubuh anaknya. Namun jenazah langsung dimakamkan tanpa melalui prosedur autopsi resmi. Pengacara keluarga juga menuding polisi tidak mengambil pakaian Zara untuk pemeriksaan forensik, sebuah langkah yang seharusnya dilakukan dalam kasus dugaan kriminal.Spekulasi publik kian berkembang setelah beredar rekaman percakapan telepon antara Zara dan ibunya. Dalam percakapan tersebut, Zara mengeluh kerap diganggu oleh siswa senior di sekolahnya yang tidak menyukainya. Hal ini memperkuat dugaan adanya perundungan sistematis yang dialami korban.Meski tuduhan keterlibatan anak pejabat tinggi dibantah oleh pihak terkait, keresahan masyarakat semakin meluas. Ribuan warga turun ke jalan di berbagai wilayah Sabah, mulai dari Tawau, Sandakan, Lahad Datu, hingga Labuan dan Sipitang. Aksi unjuk rasa itu menuntut keadilan penuh bagi Zara.Indonesia Raya dan Lagu Daerah Wajib Royalti, Ini Penjelasan LMKNSituasi ini akhirnya mendapat perhatian langsung dari Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang menegaskan pemerintah akan melakukan penyelidikan secara cepat dan transparan. Ia berjanji semua pihak yang terbukti bersalah akan diberi sanksi tegas.Sebagai langkah lanjutan, pada 8 Agustus 2025, Kejagung memerintahkan ekshumasi atau pembongkaran makam Zara. Proses ekshumasi dilakukan sehari kemudian, 9 Agustus, dan autopsi resmi digelar pada 10 Agustus di Rumah Sakit Queen Elizabeth I, Kota Kinabalu.Hasil inkues yang kini tengah berlangsung diharapkan dapat menjawab teka-teki penyebab kematian Zara, sekaligus menjawab tuntutan publik agar keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu.***
Read More
Belasan Driver Ojol Datangi Rumah, Guru Privat Diduga Teror Siswinya
Belasan Driver Ojol Datangi Rumah, Guru Privat Diduga Teror Siswinya
Lingkaran.id - Seorang guru bahasa Inggris berinisial H di Kota Palembang, Sumatera Selatan, dilaporkan ke Polrestabes Palembang setelah diduga melakukan aksi teror terhadap mantan siswinya, MR (15). Teror tersebut berupa pengiriman pesanan ojek online (ojol) secara berulang ke rumah korban.Laporan resmi dibuat oleh ayah korban, Miko Apriadinata (41), pada Selasa (12/8/2025). Ia mengaku resah karena dalam satu hari rumahnya didatangi sekitar 15 driver ojol yang mengaku mendapat pesanan untuk menjemput anaknya.Viral IGD IGD RSUD Kosong dan Sepi: Dinkes Janji Lakukan Pengecekan“Bayangkan, dari pagi sampai sore, bergantian ada driver datang. Mereka semua bilang disuruh menjemput anak saya, padahal kami sama sekali tidak pernah memesan layanan itu,” ungkap Miko saat dimintai keterangan.Miko menjelaskan, peristiwa itu bermula ketika ia sedang berada di rumah mereka di Jalan Papera, Gang Bersama, Kelurahan 12 Ilir, Kecamatan IT I, Palembang. Tiba-tiba, seorang driver ojol datang menanyakan keberadaan MR karena ada pesanan jemputan. Curiga, Miko kemudian menelusuri lebih lanjut.“Setelah dicek, ternyata orderan itu menggunakan nomor telepon milik terlapor, mantan guru privat anak saya. Orderan langsung saya batalkan. Tapi tak lama, driver lain datang lagi dengan alasan yang sama. Begitu terus sampai belasan kali,” jelasnya.Menurut Miko, terlapor H pernah menjadi guru privat bahasa Inggris MR. Namun, ia menduga sang guru memiliki ketertarikan berlebihan terhadap anaknya. Dugaan itu diperkuat setelah aksi teror melalui orderan ojol ini dilakukan secara berulang hingga mengganggu kenyamanan keluarga.Kematian Diplomat Muda Arya Daru Pangayunan Penuh Teka-teki, Bambang Widjojanto Soroti Hilangnya Ponsel dan Surat MisteriusMerasa tidak aman, Miko akhirnya membawa kasus ini ke pihak kepolisian. Laporan diterima oleh Polrestabes Palembang untuk ditindaklanjuti.Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap dugaan teror tersebut, termasuk memeriksa bukti nomor telepon dan riwayat pemesanan layanan ojol.***
Read More
Drumband MTsN 7 Sungai Bahar Kecewa, Panitia Sibuk Rayakan Ultah Istri Camat di Panggung
Drumband MTsN 7 Sungai Bahar Kecewa, Panitia Sibuk Rayakan Ultah Istri Camat di Panggung
Lingkaran.id - Sebuah video yang memperlihatkan kekecewaan para pemain drumband MTsN 7 Sungai Bahar saat mengikuti pawai peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Muaro Jambi mendadak viral di media sosial.Dalam rekaman yang beredar, para anggota drumband yang telah bersiap menampilkan formasi dan musik yang sudah dilatih berbulan-bulan tampak kebingungan ketika iringan yang dimainkan panitia justru berbeda. Bukannya mengiringi dengan musik sesuai jadwal penampilan, panitia malah memutar lagu “Ulang Tahun” yang dipopulerkan grup band Jamrud.Viral Keributan Ibu-Ibu Warnai Lomba Gerak Jalan 17 AgustusKondisi itu membuat para pemain, yang sebagian besar masih anak-anak, kehilangan konsentrasi. Formasi yang sudah diatur pun buyar, bahkan beberapa pemain terlihat menangis karena merasa penampilan mereka tidak dihargai. Rasa kecewa tidak hanya dirasakan para peserta drumband, tetapi juga orang tua dan warga yang hadir.Suasana semakin disorot warganet setelah perekam video terdengar berkomentar, “Sudah gak apa-apa. Gak usah tampil lagi, biar, biar ku upload di medsos,” yang kemudian dikutip pada Senin (18/8/2025).Dari informasi yang dihimpun, pemutaran lagu tersebut ternyata dilakukan panitia sebagai bentuk kejutan ulang tahun untuk istri Camat setempat yang tengah berulang tahun. Saat itu, sejumlah panitia terlihat berjoget di atas panggung, seakan tidak peduli dengan penampilan drumband yang berlangsung di depan mereka.Tindakan panitia ini menuai kritik keras dari masyarakat. Banyak yang menilai panitia tidak profesional, mengabaikan semangat anak-anak yang sudah berlatih keras, serta mencampuradukkan acara kenegaraan dengan kepentingan pribadi.“Ya Allah, sakit hati sekali dengar tangisan anak-anak. Mereka sudah capek latihan, pasti sudah persiapan matang. Sukses terus ya nak, semoga kalian tetap semangat,” tulis seorang netizen.Hary Tanoe dan MNC Asia Holding Digugat Rp 119 Triliun, Aset Terancam Disita“Harus ada klarifikasi panitianya. Kenapa bisa begini?,” ujar pengguna lain.“Acara kemerdekaan RI kalah dengan acara pribadi aparatnya,” tambah komentar lain yang bernada kesal.Hingga berita ini diturunkan, pihak panitia belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden yang mencoreng semarak peringatan HUT RI tersebut.***
Read More
Nikita Mirzani Ngamuk di Sidang, Protes Data Rekening Dibuka Tanpa Izin
Nikita Mirzani Ngamuk di Sidang, Protes Data Rekening Dibuka Tanpa Izin
Lingkaran.id - Artis Nikita Mirzani kembali menjadi sorotan usai meluapkan amarah dalam sidang lanjutan kasus dugaan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang menjeratnya. Insiden itu terjadi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2025), ketika data rekening pribadinya dipaparkan di hadapan majelis hakim tanpa seizinnya.Kemarahan Nikita pecah saat staf hukum dari salah satu bank swasta, Ilham Putra Susanto, membeberkan mutasi rekening miliknya di ruang sidang. Ilham menyampaikan sejumlah transaksi bernilai besar atas permintaan penyidik Polda Metro Jaya.Bawa Bukti ke KPK, Nikita Mirzani Laporkan Dugaan Korupsi Terkait Aparat HukumMengetahui hal itu, Nikita bereaksi keras. Ia menilai pihak bank telah melanggar privasinya sebagai nasabah karena tidak ada konfirmasi sebelumnya.“Anda acak-acak, tanpa Anda memberikan konfirmasi kepada saya, padahal Anda tidak tahu uang dari mana saja ini saya dapat,” tegas Nikita dengan nada tinggi.“Anda mencantumkan di sini tanpa mengkonfirmasi ke saya dulu sebagai nasabah prioritas. Saya tidak pernah dapat pemberitahuan dari bank bahwa rekening saya diobrak-abrik,” lanjutnya.Dalam keterangannya, Ilham menyebut ada aktivitas transaksi di rekening Nikita pada periode November 2024 hingga Februari 2025. Beberapa di antaranya berupa setor tunai masing-masing Rp 50 juta pada 6 dan 19 Desember 2024, dengan keterangan “Falcon Comic 8”. Selain itu, ada pula aliran dana keluar masuk dengan nama Ismail Marzuki dan Oky Pratama.Pemaparan tersebut memicu amarah Nikita. Ia menegaskan bahwa dana Rp 100 juta itu merupakan honor resmi sebagai juri di ajang Comic 8: Revolution.“Ini saya bekerja sebagai juri, dibayar Rp 100 juta hanya untuk 35 menit duduk saja. Kalau ada yang tahu, itu acara Comic 8: Revolution, saya juri di situ. Jadi salah semua apa yang Anda sampaikan,” bantahnya.Setelah suasana memanas, hakim akhirnya meminta Ilham keluar dari ruang persidangan. Nikita pun menegaskan akan mengambil langkah hukum terhadap pihak bank.“Berarti bank Anda sudah tidak aman ya. Saya sebagai nasabah merasa tidak aman. Setelah ini saya akan somasi bank Anda,” ancamnya.Peristiwa ini bukan kali pertama Nikita meluapkan emosinya di persidangan. Sebelumnya, ibu tiga anak itu sempat adu argumen dengan jaksa penuntut umum (JPU) karena menolak mengenakan baju tahanan saat kembali ke Rutan Pondok Bambu.Terseret Kasus Nikita Mirzani, Bos Pabrik Skincare Heni Sagara Tegaskan Tuduhan Tidak BerdasarDalam sidang lain, Nikita juga menuntut agar rekaman percakapan yang dijadikan bukti diputar terbuka di hadapan hakim. Ia menuding rekaman itu berisi dugaan adanya intervensi Reza Gladys yang disebut-sebut menyuap JPU dan hakim. Namun, permintaan itu ditolak hingga akhirnya persidangan ditutup.Sebagai informasi, Nikita Mirzani didakwa melakukan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang terhadap dokter Reza Gladys, pemilik produk kecantikan Glafidsya. Ia diduga bersama asistennya, Ismail Marzuki, meminta uang hingga Rp 4 miliar dari bos skincare tersebut.***
Read More
Tanggapan Resmi MNC Asia Holding atas Gugatan CMNP Rp119 Triliun
Tanggapan Resmi MNC Asia Holding atas Gugatan CMNP Rp119 Triliun
Lingkaran.id - PT MNC Asia Holding Tbk menyampaikan hak jawab resmi terkait pemberitaan mengenai adanya gugatan perdata yang diajukan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) kepada Hary Tanoesoedibjo maupun perseroan. Gugatan tersebut dikaitkan dengan tuntutan ganti rugi senilai Rp119 triliun.Melalui surat yang ditandatangani Direktur Legal PT MNC Asia Holding Tbk, Chris Taufik, perusahaan menegaskan bahwa gugatan itu masih dalam tahap pembacaan dan belum ada putusan apapun. Dalam tanggapannya, pihak MNC Asia Holding memaparkan poin-poin sebagai berikut:Hary Tanoe dan MNC Asia Holding Digugat Rp 119 Triliun, Aset Terancam DisitaGugatan yang digembar-gemborkan, masih pada tahap pembacaan Gugatan dan belum ada putusan apapun.Yang dicoba untuk dipermasalahkan oleh CMNP adalah transaksi yang terjadi pada 26 (dua puluh enam) tahun yang lalu, tepatnya tanggal 12 Mei 1999.Transaksi yang dimaksud adalah transaksi antara CMNP dengan PT Bank Unibank Tbk (Unibank), dimana CMNP memiliki Negotiable Certificate of Deposit (NCD) yang diterbitkan oleh Unibank.Jumlah keseluruhan NCD yang diterbitkan oleh Unibank adalah sebesar USD 28 juta dengan tanggal jatuh tempo masing-masing pada 9 Mei 2002 sebesar USD 10 juta dan 10 Mei 2002 sebesar USD 18 juta.Dalam transaksi ini, PT Bhakti Investama Tbk (sekarang PT MNC Asia Holding Tbk) hanya bertindak sebatas broker/perantara sesuai bidang usaha perseroan, sehingga sejak 12 Mei 1999 tidak ada lagi keterlibatan maupun peran apapun dari MNC.Setelah transaksi terjadi, segala bentuk korespondensi dilakukan secara langsung oleh CMNP dengan Unibank, termasuk konfirmasi akuntan publik, pencatatan NCD dalam laporan keuangan Unibank dan CMNP, serta pernyataan lain yang menegaskan bahwa NCD diterbitkan secara sah oleh Unibank.Dua tahun lima bulan setelah transaksi, atau tujuh bulan sebelum jatuh tempo, pada 29 Oktober 2001 Unibank dibubarkan/dilikuidasi sehingga gagal bayar terhadap CMNP.Berdasarkan data yang dimiliki, MNC menilai substansi gugatan terkesan dipaksakan karena pihak yang bermasalah adalah Unibank sebagai penerbit NCD, bukan perseroan.Pada 2004, CMNP pernah menguji permasalahan NCD melalui gugatan perdata di PN Jakarta Pusat dengan nomor perkara 07/PDT.G/2004/PN.JKT.PST dengan menggugat Unibank, BPPN, Pemerintah RI cq Menteri Keuangan, dan Gubernur Bank Indonesia.Gugatan perdata tersebut telah berkekuatan hukum tetap dengan substansi putusan bahwa NCD sah menurut hukum.Dalam ranah pidana, CMNP juga pernah melapor melalui Laporan Polisi No: LP/497/VIII/2009/Bareskrim tanggal 31 Agustus 2009 terkait dugaan penipuan.Pada 19 Oktober 2011, Bareskrim Polri mengeluarkan surat pemberitahuan penghentian penyidikan (SP3) dengan nomor B/553/X/2011/Dit.Tipideksus.Keabsahan SP3 tersebut sudah diuji melalui gugatan perbuatan melawan hukum No. 151/PDT.G/2011/PN.JKT.SEL tanggal 24 November 2011. Putusan kasasi No. 2174 K/Pdt/2013 tanggal 9 Desember 2013 menolak permohonan kasasi CMNP sehingga SP3 dinyatakan sah.Oleh karena itu, MNC menegaskan tuntutan pidana maupun perdata sudah kadaluwarsa karena peristiwa yang dipermasalahkan terjadi 26 tahun lalu dan telah ada keputusan hukum tetap.Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Klarifikasi dan Minta Maaf soal Pernyataan Tanah Menganggur Milik Negara“Demikian hak jawab ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih,” tulis Chris Taufik dalam pernyataan resmi.***
Read More
Gerindra Dorong Hak Angket dan Pansus Pemakzulan Bupati Pati Sudewo
Gerindra Dorong Hak Angket dan Pansus Pemakzulan Bupati Pati Sudewo
Lingkaran.id - Polemik terkait kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kabupaten Pati terus bergulir. Wakil Ketua Komisi II DPR Bidang Politik dan Pemerintahan dari Fraksi Gerindra, Bahtra Banong, mengusulkan penggunaan hak angket sekaligus pembentukan panitia khusus (pansus) untuk memulai proses pemakzulan Bupati Pati, Sudewo.Menariknya, Sudewo yang juga merupakan kader Gerindra di DPRD Kabupaten Pati turut menyetujui langkah politik tersebut. Menurut Bahtra, penggunaan hak angket dan pembentukan pansus menjadi jalan untuk membuka persoalan antara pemerintah daerah dan masyarakat secara transparan.Mengejutkan! Mempelai Wanita Bercadar di Pinrang Rupanya Pria, Terungkap Saat Akad Nikah“Sebagai partai pengusung beliau, tentu kami mendorong supaya ada kejelasan. Kalau pansus dan hak angket dibentuk, nanti akan ada ruang klarifikasi. Kalau ternyata beliau tidak bersalah, maka harus dinyatakan demikian. Tapi kalau ditemukan ada pelanggaran, tentu kita menunggu rekomendasi pansus,” ujar Bahtra.Ia menambahkan, proses ini penting agar masyarakat mendapatkan penjelasan yang jelas dan pemerintah daerah memiliki kesempatan untuk memberikan klarifikasi resmi. Bahtra juga menegaskan bahwa partainya tetap menghormati mekanisme politik yang berlaku.Bupati Pati Sudewo Tegaskan Tak Akan Mundur Meski Didesak MassaLebih lanjut, Bahtra menyebut bahwa sebagai pimpinan Komisi II DPR, dirinya masih menunggu hasil resmi dari proses hak angket tersebut. Namun, ia menegaskan Gerindra telah meminta Sudewo untuk menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas polemik rencana kenaikan PBB hingga 250 persen yang menuai protes.“Kami menunggu saja hasil putusan dari hak angket tersebut. Karena itu akan menentukan arah selanjutnya,” pungkas Bahtra.***
Read More
Viral! Dua Pelajar SMP Jadi Korban Begal Bermodus Gendam, Motor Raib Dibawa Pelaku
Viral! Dua Pelajar SMP Jadi Korban Begal Bermodus Gendam, Motor Raib Dibawa Pelaku
Lingkaran.id - Aksi kriminal dengan modus gendam kembali memakan korban. Kali ini, dua pelajar SMP di Surabaya harus kehilangan sepeda motor mereka setelah diperdaya oleh dua pria misterius di kawasan Tandes, Surabaya. Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat malam (8/8/2025) dan belakangan viral di media sosial.Dua korban yang masih berusia belia, yakni AT (15), pelajar kelas IX, dan PA (13), pelajar kelas VII, keduanya merupakan sahabat karib sekaligus warga Tandes, Surabaya. Malam itu, keduanya sedang berkeliling mengendarai motor Honda BeAT bernopol L-3014-DAV di sekitar wilayah Tandes hingga Sambikerep.Hary Tanoe dan MNC Asia Holding Digugat Rp 119 Triliun, Aset Terancam DisitaSekitar pukul 20.00 WIB, motor mereka dihentikan dua pria tidak dikenal yang menepi di pinggir Jalan Manukan Tama. Para pelaku berpura-pura menanyakan alamat. Namun, karena tidak mengetahui lokasi yang dimaksud, kedua korban memilih melanjutkan perjalanan. Anehnya, dua pria tersebut justru mengikuti mereka.Puncaknya terjadi ketika korban kembali dihentikan di kawasan Jalan Candi Lontar, tepat di belakang sebuah toko roti. Salah seorang pelaku mendekati AT dan mengajaknya tos. Dari situlah dugaan gendam mulai bekerja. AT seketika linglung dan tak sepenuhnya sadar ketika diajak oleh pelaku.Menurut keterangan tetangga korban, Hanni, kedua bocah itu kemudian dipisahkan. AT dibawa dengan menggunakan motor miliknya sendiri, sementara PA dibonceng pelaku lain dengan motor yang dibawa pelaku.“Anaknya (AT) diajak tos, terus katanya mau bantu saudaranya. Dari situ anaknya kayak bingung, linglung, terus langsung nurut saja,” ujar Hanni, Rabu (13/8/2025).Tak lama setelah itu, PA dipulangkan oleh kedua pria tersebut, sedangkan AT ditemukan kemudian di kawasan Ngemplak, Sambikerep. Beruntung, keduanya tidak mengalami luka fisik, namun masih dalam keadaan syok dan sempat linglung ketika pulang ke rumah. Diduga kuat mereka terkena pengaruh gendam.Adapun ciri-ciri pelaku disebutkan berusia sekitar 40-an tahun, berbadan agak tambun, dan salah satunya mengenakan topi merah. Kasus ini sudah dilaporkan ke Polsek Tandes. “Sudah lapor Polsek Tandes. Harapannya pelaku segera ditangkap, supaya tidak ada lagi anak-anak yang jadi korban,” tutur Hanni.Kanit Reskrim Polsek Tandes, Iptu Jumeno Warsito, membenarkan adanya laporan tersebut. Namun, karena lokasi kejadian masuk wilayah hukum Polsek Lakarsantri, penyelidikan kini dilimpahkan.“Kami sudah menerima laporan dan masih melakukan penyelidikan. Saat ini sedang menghimpun CCTV, memeriksa saksi, dan olah TKP. Mohon waktu,” jelas Jumeno.Bupati Pati Sudewo Tegaskan Tak Akan Mundur Meski Didesak MassaBerdasarkan rekaman CCTV yang diperoleh polisi, terlihat jelas korban AT dibonceng pelaku dengan motornya sendiri, sementara PA ikut dengan pelaku lain menggunakan motor pelaku. Mereka sempat diajak duduk di pinggir jalan sepi dalam keadaan linglung tanpa bisa melawan.Kasus ini menambah daftar panjang aksi kejahatan jalanan di Surabaya, sekaligus menjadi peringatan bagi masyarakat agar lebih waspada, terutama anak-anak, terhadap modus gendam yang masih marak digunakan pelaku kriminal.***
Read More
Viral Keributan Ibu-Ibu Warnai Lomba Gerak Jalan 17 Agustus
Viral Keributan Ibu-Ibu Warnai Lomba Gerak Jalan 17 Agustus
Lingkaran.id - Sebuah video lomba gerak jalan dalam rangka HUT ke-80 RI di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial. Bukan penampilan peserta yang mencuri perhatian, melainkan keributan antar penonton, khususnya para ibu-ibu, yang membuat suasana semarak berubah tegang.Rekaman tersebut pertama kali diunggah akun TikTok @tusriana1 pada Jumat (15/8/2025). Dalam unggahannya, pengunggah menuliskan caption kocak,“Ras Terkuat di Bumi ini Na' jangan mendekat “Nonton Gerak Jalan (x). Nonton Emak-emak Ribut (√)”, keterangan dalam unggahan.Demo Pati 13 Agustus 2025 Membludak! Ratusan Ribu Warga Desak Bupati Sudewo MundurIa mengaku awalnya berniat menyaksikan parade gerak jalan, namun justru kericuhan di tepi jalan yang menjadi tontonan utama.Keributan dipicu saat seorang ibu berjilbab maroon yang sudah duduk di kursi penonton merasa pandangannya terhalang karena banyak orang berdiri di depannya. Ketidaknyamanan itu berujung protes, namun bukannya mendapat jalan keluar, justru memicu adu mulut dengan sejumlah penonton lain.Dalam potongan video yang beredar, terdengar teriakan dari kedua belah pihak sehingga membuat suasana di sekitar lokasi sempat ricuh. Aparat kepolisian yang berjaga di lokasi segera turun tangan untuk menenangkan massa dan menghentikan percekcokan agar tidak berlarut-larut.Hary Tanoe dan MNC Asia Holding Digugat Rp 119 Triliun, Aset Terancam DisitaMomen tak terduga ini langsung menuai beragam reaksi warganet. Sebagian menganggapnya menggelitik dan khas suasana lomba perayaan 17 Agustus di kampung, di mana penonton kerap lebih heboh dibanding peserta. Namun ada juga yang menyayangkan sikap para penonton karena dianggap mengganggu jalannya acara.Hingga kini, video tersebut telah ditonton ribuan kali dan ramai dibagikan ulang di berbagai platform media sosial, menjadikannya salah satu topik hiburan yang viral menjelang perayaan Hari Kemerdekaan.***
Read More
Berita Populer Bulan ini
Elearning Course Thinkedu
Berita Terbaru
Pilih yang terbaik