Tidak berhenti di situ, bukti transfer tersebut kemudian diunggah ke berbagai media sosial dan grup WhatsApp, sehingga memicu perbincangan luas di kalangan masyarakat. Publik menilai aksi ini merupakan bentuk protes halus namun tajam terhadap kondisi keuangan daerah yang dianggap lemah.
Salah satu warga yang menjadi penggagas aksi, Adi, mengaku bahwa gerakan ini lahir dari keresahan masyarakat terhadap kondisi fiskal daerah. Ia menyebutkan, sebagai warga yang mencintai tanah kelahiran, masyarakat ingin ikut membantu, meski dalam bentuk sindiran.
Pemerintah AS Resmi Alami Shutdown, Ratusan Ribu Pegawai Terdampak
“Maka kami memahami kekurangan itu, pemerintah daerah saat ini kekurangan uang. Sebagai masyarakat yang cinta akan daerahnya, kami membantu. Tapi memang kemampuan kami membantu itu terbatas, jadi seadanya,” ujar Adi.
Aksi sederhana namun sarat makna ini memperlihatkan bentuk partisipasi warga sekaligus kritik sosial terhadap pemerintah daerah. Warganet pun menilai, sindiran tersebut seharusnya menjadi pengingat bagi pemerintah untuk lebih serius dalam meningkatkan PAD dan mengelola keuangan daerah secara transparan serta berkelanjutan.***