Aksi demonstrasi dimulai dari Halaman Masjid Agung Alfalah Mempawah. Para siswa melakukan long march menggunakan sepeda motor menuju SMAN 1 Mempawah Hilir di Jalan Raden Kusno. Ratusan siswa ini disambut langsung oleh Kepala Sekolah Endang Superi Wahyudi bersama jajaran guru untuk melakukan mediasi.
Tragis! Bocah 6 Tahun Tewas Terlindas Bus Saat Kejar untuk Konten Telolet
Dalam mediasi tersebut, orang tua dan wali murid yang diwakili Ketua Komite Sekolah, Raja Fajar Azansyah, menyampaikan sejumlah tuntutan keras:
Pencopotan dan Mutasi Guru: Mendesak kepala sekolah dan guru yang lalai dicopot dari jabatannya dan dipindahkan dari Kabupaten Mempawah.
Permintaan Maaf Terbuka: Guru yang dianggap tidak kompeten diminta mengundurkan diri, meminta maaf secara terbuka, dan mengklarifikasi kelalaian melalui media sosial.
Fasilitas Bimbingan Belajar: Menuntut pihak sekolah mendatangkan Ganesha Operation (GO) dan Ruang Guru untuk membantu siswa yang terdampak.
Tindak Lanjut ke Inspektorat: Mengusulkan kepada Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat untuk memberikan sanksi tegas berupa mutasi dan pemberhentian bagi oknum guru yang terlibat.
Kepala SMAN 1 Mempawah, Endang Superi Wahyudi, merespons tuntutan tersebut dengan permintaan maaf terbuka. Ia juga berjanji untuk bertanggung jawab penuh atas kelalaian yang terjadi.
“Saya sebagai Kepala SMAN 1 Mempawah akan bertanggung jawab dengan menyediakan bimbingan belajar dari Ganesha Operation dan Ruang Guru agar siswa-siswi yang eligible dapat lulus UTBK melalui jalur umum,” ucapnya.
Mau Jadi Pangkalan LPG 3 Kg Resmi? Begini Syarat Dan Cara Daftarnya di OSS
Senada dengan itu, Wakil Kepala Kurikulum, Febrini, turut menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para orang tua dan siswa. Ia memastikan pihak sekolah akan memfasilitasi siswa untuk mengikuti program bimbingan belajar guna memulihkan kerugian akademik yang dialami.
Aksi unjuk rasa ini berlangsung tertib dan aman di bawah pengawalan ketat aparat kepolisian dari Polres Mempawah. Meski diwarnai desakan keras dari siswa dan orang tua, proses mediasi berjalan kondusif.
Peristiwa ini menjadi peringatan penting bagi dunia pendidikan tentang pentingnya profesionalisme dan akuntabilitas dalam pengelolaan administrasi sekolah yang berdampak langsung pada masa depan siswa.***