ThinkEdu

Presiden Biden diminta mundur

Presiden Biden diminta mundur
Foto : Instagram - tautan
Lingkaran.id - Ramai-ramai warga AS termasuk pemilih dari Partai Demokrat menginginkan Presiden Joe Biden mundur dari calon presiden (capres). Ini merupakan dampak terbaru dari debat pemilu AS, yang dilakukan Kamis pekan lalu.

Hal itu terlihat dalam beberapa jajak pendapat terbaru. Pada debat pertama melawan capres Partai Republik yang juga mantan presiden Donald Trump, Biden mendapat banyak kritik karena dianggap muncul dengan mengkhawatirkan- suara serak dan pernyataan yang terbata-bata-, mengindikasikan kekhawatiran pemilih pada umurnya yang mencapai 81 tahun.

OJK Catat Utang Warga RI di Paylater Capai Rp 6,81 Triliun pada Mei 2024

"Dalam jajak pendapat Morning Consult, 60% responden dari Partai Republik dan Demokrat mengatakan presiden harus digantikan oleh partainya pada pemilu bulan November. Sementara 11% lainnya tidak yakin," tulis The Guardian.

Secara rinci, survei itu menunjukkan bahwa separuh Partai Demokrat (47%) menginginkan Biden keluar (resign) dari pencalonan, dibanding dengan independen (59%) dan dari Partai Republik )59%). Namun tidak ada pengganti jelas untuk Biden, meski Wakil Presiden Kamala Harris mendapat dukungan 30% dan Gubernur California Gavin Newsom memperoleh 20%.

Dalam jajak pendapat lain, YouGov misalnya, sebagian besar responden berpendapat Trump memenangkan debat tersebut. Di mana 30% anggota Partai Demokrat percaya bahwa orang lain selain Biden akan memberikan peluang terbaik bagi partai tersebut untuk menang pada bulan November.

Menurut jajak pendapat Data for Progress, sebagian besar pemilih menganggap Biden, yang akan berusia 82 tahun pada awal masa jabatan kedua, terlalu tua untuk mencalonkan diri lagi. Sebanyak 53% mengatakan mereka mengkhawatirkan usianya, serta kesehatan fisik dan mentalnya sedangkan 42% mengatakan mereka lebih mengkhawatirkan hukuman pidana Trump, persidangan lain yang akan datang, dan ancaman terhadap demokrasi.

Survei paling buruk bagi Biden di dapat dari pooling Korps Demokrasi terhadap pemilih yang condong ke Partai Demokrat. Mengutip Politico, mereka mengggambarkan Biden dengan kata-kata seperti "bingung", "lemah", dan "demensia".

Di sisi lain, mengutip Reuters, seruan keras agar Biden mundur juga muncul dari sejumlah editorial media AS. Ini paska survei media CBS pasca debat, yang menunjukkan peningkatan 10 poin dalam jumlah anggota Partai Demokrat yang percaya Biden tidak seharusnya mencalonkan diri sebagai presiden, 36% menjadi 46%.

"Kebenaran yang disayangkan adalah Biden harus mundur dari pencalonan, demi kebaikan bangsa yang telah ia layani dengan sangat mengagumkan selama setengah abad," kata Atlanta Journal-Constitution dalam editorialnya pada hari Minggu.

"Pensiun sekarang diperlukan bagi Presiden Biden, muat laman itu.

Hal sama juga diutarakan editorial New York Times. Ditegaskan bahwa Biden dalam debat pekan lalu, tak seperti Biden empat tahun lalu.

Polisi Amankan Dua Pelaku Pencurian Baterai Aki Traffic Light

"Pada debat hari Kamis, presiden perlu meyakinkan publik Amerika bahwa ia memenuhi tuntutan berat dari jabatan yang ingin ia pertahankan untuk masa jabatan berikutnya. Namun, para pemilih tidak bisa diharapkan untuk mengabaikan apa yang terlihat jelas: Biden tidak lagi seperti empat tahun lalu," jelas laman itu.

"Dia kesulitan menjelaskan apa yang akan dia capai di masa jabatan kedua. Dia kesulitan menanggapi provokasi Trump. Dia berjuang untuk meminta pertanggungjawaban Trump atas kebohongannya, kegagalannya, dan rencananya yang mengerikan. Lebih dari sekali, dia berjuang untuk mencapai akhir kalimat," tegasnya.

Hal lain yang disoroti juga terkait kasus putra Biden, Hunter, yang pada 11 Juni lalu menjadi anak pertama dari seorang presiden AS yang menjabat pertama, yang dihukum karena melakukan kejahatan. Juri memutuskan dia bersalah karena berbohong, menggunakan narkoba ilegal ketika dia membeli pistol pada tahun 2018.

Sementara itu, para petinggi Partai Demokrat mengesampingkan kemungkinan menggantikan Biden. Para pemimpinnya secara resmi menolak itu dalam pertemuan terbaru kemarin.

"Sama sekali tidak," jawab Senator Partai Demokrat Georgia Raphael Warnock.

"Saya bersama Joe Biden, dan tugas kami adalah memastikan dia mencapai garis finis pada bulan November," tegasnya.

Di sisi lain mantan Presiden AS Barrack Obama dan juga Bill Clinton mencoba membantu menenangkan kekhawatiran. Keduanya mengakui kelemahan kinerja debat Biden tetapi meminta para pemilih untuk mengabaikannya.

"Malam debat yang buruk sering terjadi. Percayalah, saya tahu. Namun pemilu ini masih merupakan pilihan antara seseorang yang telah berjuang untuk rakyat biasa sepanjang hidupnya dan seseorang yang hanya peduli pada dirinya sendiri," kata Obama yang juga dari Partai Demokrat AS, dalam sebuah postingan di X.

"Saya serahkan penilaian debat kepada para pakar, tapi inilah yang  saya tahu: fakta dan sejarah penting," kata Clinton juga dalam postingannya di X memberi dukungan ke Biden.
Berita Lainnya
Video Lingkaran
Berita Populer Bulan ini
Bina Husada
Berita Terbaru
Pilih yang terbaik