ThinkEdu

Sniper Penembak Donald Trump Dikenal Pendiam dan Sering Di-bully saat Sekolah

Sniper Penembak Donald Trump Dikenal Pendiam dan Sering Di-bully saat Sekolah
Foto/The Telegraph
Lingkaran.id - Seorang sniper yang menembak calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Butler, Pennsylvania, telah diidentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks (20), seorang individu yang dikenal pendiam dan sering di-bully semasa sekolah.

Kejadian tragis ini terjadi saat Trump sedang menggelar kampanye pada Sabtu lalu, di mana Crooks melepaskan sekitar selusin tembakan ke arah Trump sebelum akhirnya ditembak mati oleh agen Secret Service.

Seorang Remaja 19 Tahun Tega Perkosa Siswi SMA Hingga Hamil Usai Kenalan Lewat Instagram

Trump, mantan Presiden AS, selamat dari upaya pembunuhan tersebut meskipun bagian atas telinga kanannya tertembus peluru. FBI masih menyelidiki motif di balik penembakan ini. Menurut laporan ABC News pada Senin (15/7/2024), mantan teman sekolah Crooks menggambarkannya sebagai siswa yang pendiam dan sering di-bully, namun tidak pernah terlibat dalam diskusi politik atau pernah menunjukkan ketertarikan khusus terhadap Trump.

Jason Kohler, yang mengaku bersekolah di SMA yang sama dengan Crooks, mengatakan bahwa Crooks sering diintimidasi karena penampilannya, termasuk pakaian berburunya. Alat peledak juga telah ditemukan sebagai barang bukti, sementara pihak berwenang sedang menggeledah telepon Crooks untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Kevin Rojek, agen khusus FBI di Pittsburgh, mengungkapkan bahwa senjata yang digunakan dalam penembakan adalah senapan semi-otomatis model AR yang dibeli secara legal oleh ayah Crooks. Meskipun tidak ada indikasi masalah kesehatan mental yang teridentifikasi, FBI sedang menyelidiki insiden ini sebagai upaya pembunuhan dan potensi aksi terorisme domestik.

Viral Istri Sah Gerebek Suami Bersama Wanita Lain di Kost-Kosan

Crooks tidak memiliki afiliasi militer dan diyakini bekerja sendiri dalam melakukan penembakan ini. Meskipun dia terdaftar sebagai anggota Partai Republik, Crooks sebelumnya juga memberikan sumbangan kepada komite aksi politik progresif yang mendukung Partai Demokrat.

Platform media sosial Discord mengklaim telah mengidentifikasi akun yang terkait dengan Crooks, meskipun akun tersebut jarang digunakan. Investigasi masih berlangsung untuk mengidentifikasi semua faktor yang mempengaruhi tindakan Crooks dalam insiden yang telah mengguncang negara tersebut.***

Berita Lainnya
Video Lingkaran
Berita Populer Bulan ini
Bina Husada
Berita Terbaru
Pilih yang terbaik