Website Thinkedu

Guru Honorer Diduga Alami Diskriminasi, Diminta Mundur dan Tak Direkomendasikan Seleksi PPPK

Guru Honorer Diduga Alami Diskriminasi, Diminta Mundur dan Tak Direkomendasikan Seleksi PPPK
Foto : Guru Honorer Diduga Alami Diskriminasi
Lingkaran.id - Kisah memilukan datang dari dunia pendidikan di Palembang, Sumatera Selatan. Seorang guru honorer, Veni Zeliana, S.S., P.d, mengaku mengalami perlakuan diskriminatif serta intimidasi dari lingkungan sekolah tempat ia mengabdi. Alih-alih mendapatkan dukungan untuk melanjutkan karier melalui seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), ia justru diminta untuk meninggalkan sekolah.

Veni diketahui telah mengajar di SMAN 9 Palembang sejak 22 November 2022. Selama ini, ia dipercaya mengampu mata pelajaran sejarah tingkat lanjut untuk kelas XI. Namun, pada tahun lalu, mata pelajaran tersebut tiba-tiba dihapus dari paket sekolah dengan alasan sudah ada tiga guru Aparatur Sipil Negara (ASN) yang cukup untuk mengampunya serta dianggap peminatnya sedikit.


Magang Hub Kemnaker 2025 Segera Dibuka: Cara Daftar, Syarat, dan Gaji Rp 3,3 Juta per Bulan

Keputusan itu membuat Veni merasa kecewa, sebab menurutnya, para siswa yang ia bimbing menunjukkan antusiasme tinggi terhadap pelajaran sejarah yang ia ajarkan.

“Saya sudah mengajar sejarah kelas XI, tapi kemudian mapelnya dihapus begitu saja. Katanya cukup guru ASN yang ada, padahal murid-murid saya sangat bersemangat belajar. Rasanya tidak adil,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca saat ditemui awak media, Jumat (3/10/2025).

Masalah tak berhenti sampai di situ. Veni menuturkan, ketika seleksi PPPK tahap dua tahun 2024 digelar, namanya tidak diikutsertakan oleh pihak sekolah meski ia merasa telah memenuhi semua syarat yang dibutuhkan. Dari seluruh tenaga pendidik, hanya dirinya yang tidak masuk ke dalam daftar rekomendasi peserta seleksi.

Cara Cek Status PPPK Paruh Waktu di SIASN BKN, Ada 8 Tahapan Resmi yang Harus Diketahui

“Semua syarat sudah saya penuhi. Tapi saat nama peserta diumumkan, hanya saya yang tidak diusulkan. Saya coba tanyakan ke pihak sekolah, malah dilempar ke sana ke mari tanpa jawaban jelas. Alasan mereka pun selalu berubah-ubah. Saya benar-benar merasa diperlakukan tidak adil,” ungkapnya dengan suara bergetar.

Kisah Veni kini menjadi sorotan, mengingat kasus dugaan diskriminasi terhadap tenaga pendidik honorer masih kerap terjadi di sejumlah daerah. Ia berharap ada keadilan serta perhatian dari pihak terkait agar perjuangannya sebagai pendidik tidak berakhir dengan kekecewaan semata.***

Berita Lainnya
Video Lingkaran
Berita Populer Bulan ini
Thinkedu Online Course
Berita Terbaru
Generasi Digtial Intelektual