
FOMO dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang dengan berbagai cara. Berikut adalah beberapa dampaknya:
Rasa Cemas Berlebih: Terus-menerus memeriksa media sosial untuk memastikan tidak ketinggalan berita atau tren terkini dapat memicu kecemasan.
Ketidakpuasan Hidup: Membandingkan kehidupan diri sendiri dengan kehidupan orang lain yang terlihat "sempurna" di media sosial dapat membuat seseorang merasa kurang puas dengan hidupnya.
Gangguan Tidur: Kebiasaan memeriksa media sosial hingga larut malam sering kali mengganggu pola tidur yang sehat.
Penurunan Konsentrasi: FOMO dapat menyebabkan seseorang kehilangan fokus dalam aktivitas sehari-hari karena selalu merasa perlu memeriksa media sosial.
Peran Teman Sebaya Dalam Mengatasi Masalah Kesehatan Mental, Menyongsong Generasi Indonesia Emas
Media sosial menjadi katalis utama bagi FOMO. Platform seperti Instagram, TikTok, atau Facebook dirancang untuk menampilkan momen-momen terbaik dari kehidupan penggunanya. Algoritme platform ini juga memprioritaskan konten yang paling menarik, membuat pengguna lebih mungkin merasa iri atau tertinggal. Selain itu, fitur seperti "stories" yang bersifat sementara semakin memperkuat urgensi untuk tidak ketinggalan.
Mengatasi FOMO memerlukan pendekatan yang sadar dan terencana. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu:
1. Praktikkan Teknik MindfulnessMeditasi Harian: Luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk meditasi. Ini dapat membantu Anda tetap fokus pada saat ini dan mengurangi kecemasan.
Jurnal Rasa Syukur: Tuliskan hal-hal yang Anda syukuri setiap hari untuk membantu fokus pada apa yang Anda miliki, bukan apa yang Anda lewatkan.
Latihan Pernapasan: Teknik pernapasan yang dalam dan teratur dapat membantu menenangkan pikiran yang gelisah.
Pahami Bahwa Media Sosial Tidak Sepenuhnya Nyata: Ingatlah bahwa apa yang ditampilkan di media sosial sering kali hanya sebagian kecil dari kehidupan seseorang.
Kurangi Perbandingan Sosial: Fokuslah pada tujuan dan pencapaian Anda sendiri daripada membandingkan diri dengan orang lain.
Buat Batasan Digital: Tetapkan waktu tertentu untuk menggunakan media sosial dan hindari menggunakannya sebelum tidur.
Prioritaskan Hubungan Tatap Muka: Habiskan waktu berkualitas dengan teman dan keluarga di dunia nyata.
Temukan Hobi Baru: Mengembangkan keterampilan atau minat baru dapat memberikan rasa pencapaian dan kebahagiaan.
Bersikap Selektif dalam Mengikuti Akun: Ikuti akun yang memberikan inspirasi dan energi positif, bukan yang memicu kecemasan atau rasa tidak percaya diri.
Positif Thinking, Memahami Pengaruhnya Terhadap Kesejahteraan Mental
FOMO adalah fenomena yang semakin relevan di era digital, terutama dengan meningkatnya penggunaan media sosial. Dampaknya terhadap kesejahteraan mental, seperti kecemasan, ketidakpuasan hidup, dan gangguan tidur, tidak bisa diabaikan.Namun, dengan memahami akar permasalahan, menerapkan teknik mindfulness, mengatur ekspektasi diri, dan fokus pada kehidupan nyata, kita dapat mengelola FOMO dengan lebih baik. Ingatlah bahwa media sosial hanyalah bagian kecil dari kehidupan, dan kebahagiaan sejati datang dari menghargai momen-momen sederhana yang ada di sekitar kita setiap hari.***
Przybylski, A. K., Murayama, K., DeHaan, C. R., & Gladwell, V. (2013). Motivational, emotional, and behavioral correlates of fear of missing out.
American Psychological Association. (2023). Mindfulness and well-being.
Smith, A., & Anderson, M. (2021). Social Media Use in 2021.