
Pertandingan yang diprediksi berlangsung ketat justru berubah menjadi dominasi penuh tuan rumah. Pasukan Mikel Arteta menunjukkan permainan penuh energi dan intensitas tinggi sejak menit awal, membuat lini tengah dan pertahanan Real Madrid kerepotan sepanjang laga.
Bintang lapangan malam itu adalah Declan Rice, yang mencetak dua gol spektakuler melalui tendangan bebas di menit ke-59 dan ke-70. Gol pertama lahir dari tendangan kaki kanan yang melengkung tajam melewati pagar hidup, sementara gol keduanya mempertegas statusnya sebagai eksekutor bola mati kelas dunia.
Pengumuman Hasil Rekrutmen Bersama BUMN 2025, Ini Cara Ceknya
Tak berhenti di situ, Arsenal melengkapi pesta golnya lewat Mikel Merino pada menit ke-75. Menerima umpan matang dari Bukayo Saka, Merino melepaskan tendangan first-time yang tak mampu dijangkau kiper Madrid, Thibaut Courtois.
Real Madrid, yang turun dengan skuad penuh bintang seperti Jude Bellingham, Vinicius Jr., dan Toni Kroos, tak mampu membalas satu gol pun. Performa mereka disebut-sebut sebagai salah satu penampilan terburuk di ajang Eropa dalam beberapa tahun terakhir.
Kekalahan ini tentu menjadi tamparan keras bagi Carlo Ancelotti, yang dituntut untuk melakukan keajaiban saat menjamu Arsenal di leg kedua yang akan berlangsung di Santiago Bernabéu pekan depan.
Tarif impor AS ke China Sebesar 104% berlaku mulai hari ini
Statistik Menarik:
Arsenal mencatat 67% penguasaan bola.
Real Madrid tak mencatat satu pun tembakan tepat sasaran hingga menit ke-80.
Ini adalah kekalahan terbesar Real Madrid di babak gugur Liga Champions sejak 2009.
Dengan kemenangan ini, Arsenal berada di atas angin dan hanya butuh hasil imbang di leg kedua untuk lolos ke semifinal Liga Champions prestasi yang sangat dinanti sejak era kejayaan mereka di awal 2000-an.****