“Waktu itu saya lagi santai di rumah, tiba-tiba ditelepon dan ditawari ikut event. Karena saya tidak punya pekerjaan tetap, saya tertarik dan mengiyakan,” ujar Ulfa saat membuat laporan di Polrestabes Palembang.
Awalnya, pekerjaan itu tampak menjanjikan. Hanya dengan memberikan "like", Ulfa menerima bayaran yang bervariasi, mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu per hari. Penghasilan itu, meskipun kecil, menjadi harapan baru baginya yang sehari-hari berjualan gorengan keliling.
Namun, harapannya berubah menjadi mimpi buruk. Setelah dua hari menjalankan tugas tersebut, pelaku mulai meminta Ulfa mentransfer sejumlah uang dengan dalih untuk menaikkan level akun agar penghasilannya lebih besar.
“Mulanya memang saya dikasih bayaran kecil. Tapi kemudian saya diminta transfer uang terus-menerus dengan alasan untuk naik level. Lama-lama totalnya sampai Rp 18,8 juta,” jelas Ulfa.
Setelah mengirimkan uang dalam jumlah besar, Ulfa mulai menyadari kejanggalan karena pelaku tak kunjung memberikan balasan. Saat mencoba menghubungi kembali, nomor telepon pelaku sudah tidak aktif.
Prabowo disambut dengan baik Raja Yordania
“Trauma sekali saya. Semua uang saya habis. Padahal saya hanya ingin mencari penghasilan tambahan,” ujarnya dengan nada penuh kecewa.
Kini kasus tersebut telah dilaporkan ke Polrestabes Palembang untuk ditindaklanjuti. Pihak kepolisian mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap tawaran kerja online yang terlalu mudah dan menggiurkan, serta tidak mudah percaya pada skema yang mengharuskan pengiriman uang di awal.***