"Pada salah satu sampel, ditemukan Chlorpyrifos, bahan kimia berbahaya Tipe 4 yang dilarang. Sementara 22 sampel lainnya mengandung 14 jenis residu beracun yang kadarnya melebihi batas aman (diatur tidak lebih dari 0,01 mg/kg)," demikian keterangan dari Thai-PAN seperti yang dikutip dari The Nation Thailand.
Secara keseluruhan, 50 jenis residu beracun terdeteksi dalam anggur-anggur tersebut. Rinciannya, terdapat dua residu Tipe 4, yakni Chlorpyrifos dan Endrin aldehyde, serta 26 residu Tipe 3, dan beberapa residu lainnya yang belum terdaftar di bawah peraturan zat berbahaya Thailand.
Beberapa di antaranya adalah Triasulfuron, Cyflumetofen, Chlorantraniliprole, Flonicamid, Etoxazole, dan Spirotetramat. Menurut laporan tersebut, 37 dari 50 zat beracun yang ditemukan adalah pestisida sistemik, yang dapat masuk ke dalam jaringan anggur sehingga sulit untuk dihilangkan hanya dengan mencuci.
Presiden Prabowo Berencana Naikkan Gaji Guru pada 2025, Prioritaskan SD dan SMP
"Setiap sampel anggur Shine Muscat mengandung antara tujuh hingga 18 jenis residu beracun, dan 23 dari 24 sampel tersebut memiliki kadar bahan kimia beracun yang melebihi batas aman untuk satu hingga enam jenis pestisida," jelas laporan Thai-PAN.
Lebih lanjut, Thai-PAN mengungkapkan bahwa asal negara impor Shine Muscat ini sebagian besar tidak teridentifikasi, dengan hanya sembilan dari 24 sampel yang diketahui berasal dari Tiongkok. Mereka mendesak agar para penjual dan distributor dapat memastikan sumber negara asal produk untuk mempermudah pelacakan serta meminta agar sisa stok anggur Shine Muscat yang tercemar segera dikeluarkan dari rak toko.***