
Drama Tumbler Belum Reda, Sosok Anita Dewi Kini Diterpa Isu Lama soal Utang yang Tak Pernah Dibayar
Kemarahan korban semakin memanas setelah mereka mendatangi rumah mewah yang disebut-sebut dibeli dari dana klien. Saat tiba di lokasi, mereka menemukan fakta lain yang tidak kalah mengejutkan: pihak RT dan RW setempat mengaku tidak mengetahui keberadaan Ayu sebagai penghuni baru, seolah-olah rumah tersebut sengaja tidak dilaporkan untuk menghindari perhatian warga. Salah satu korban mengungkapkan rasa kecewanya ketika mengetahui hal tersebut.
“Tadi sudah ke rumah Ayu Puspita WO penipu. Ternyata ini rumah baru ditempati beberapa bulan. RT RW saja tidak tahu dia tinggal di situ. Jangan-jangan duit saya dan ratusan korban dipakai buat beli rumah itu, rumahnya besar banget,” ujarnya dengan penuh emosi.
Rumah tersebut juga tampak didatangi oleh sejumlah keluarga korban yang berharap dapat bertemu langsung dengan Ayu untuk mendapat penjelasan dan pertanggungjawaban.
Salah satu korban, Samuel, membagikan pengalaman pahit yang dialaminya pada resepsi pernikahan di Gedung Pelindo, Jakarta Utara, pada 6 Desember 2025. Meski telah membayar lunas sebesar Rp 82 juta, pihak WO gagal menyediakan katering yang sudah dijanjikan. Akibatnya, para tamu undangan terpaksa pulang lebih awal.
Untuk menyelamatkan acara, keluarga mempelai terpaksa memesanan makanan secara mendadak melalui GoFood.
“Kami sudah rencanakan honeymoon dengan booking villa di Bali. Tapi sekarang fokus kami justru menyelesaikan kasus penipuan ini,” kata Samuel, menggambarkan kerugian materi dan batin yang dialaminya.
Nana, sepupu dari mempelai, juga menuturkan hal serupa. Ia menyebutkan kekacauan terjadi sejak acara dimulai karena katering yang dijanjikan tidak kunjung datang.
“Acara sudah berjalan, tapi katering tidak muncul sama sekali. Keluarga akhirnya pesan makanan dadakan,” ungkapnya.
Kedua pengantin disebut menangis di atas panggung, sementara kedua keluarga berdiri dalam keadaan terpukul karena hari bahagia berubah menjadi pengalaman pahit.
Di tengah tekanan publik dan laporan yang terus berdatangan, Ayu Puspita akhirnya buka suara. Ia mengakui bahwa manajemen keuangan WO miliknya kacau balau. Dana dari klien baru maupun penghasilan dari pameran digunakan untuk menutup kekurangan acara sebelumnya. Pola tersebut lama kelamaan menjadi tidak terkendali dan menghasilkan kerugian besar bagi ratusan calon pengantin.
“Saya menggunakan sebagian dana untuk uang muka rumah, dan sekarang sedang berusaha menjual rumah tersebut untuk mengembalikan uang klien,” ucap Ayu.
Pernyataan tersebut memunculkan dugaan kuat adanya skema ponzi dalam operasional WO tersebut, di mana uang dari klien baru dipakai untuk menutupi kekurangan dari klien lama. Tidak hanya itu, dana yang seharusnya digunakan untuk keperluan acara pernikahan diduga dialihkan untuk membeli rumah mewah hingga membiayai liburan ke luar negeri.
Lebih dari seratus pasangan kini menjadi korban dan sebagian besar tak mampu menyembunyikan rasa kecewa mendalam. Banyak dari mereka yang sudah menabung dalam jangka panjang dan berharap hari pernikahan berjalan sempurna, namun kini harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan uang dan batalnya sejumlah persiapan.
Kasus ini mendapat perhatian luas publik yang mendesak aparat kepolisian untuk bergerak cepat mencari solusi dan memastikan hak-hak korban terpenuhi.
Fakta Baru Kematian Arya Daru Terkuak, Keluarga Desak Polisi Naikkan Status ke Penyidikan
Di tengah ramainya kasus ini, masyarakat khususnya pasangan yang sedang merencanakan pernikahan diimbau untuk lebih berhati-hati. Memeriksa rekam jejak penyedia jasa, membaca kontrak secara menyeluruh, serta memahami detail layanan menjadi langkah penting sebelum melakukan transaksi.
Saat ini, penyelidikan terhadap WO Ayu Puspita masih berlangsung di kepolisian, sementara para korban berharap ada titik terang atas kerugian yang mereka alami.***