
Banjir Besar Terjang Bali, Puluhan Rumah Rusak Parah dan Warga Mengungsi
Selain itu, keluarga juga merasa janggal lantaran beberapa hari setelah Arya meninggal, mereka menerima pesan berupa simbol-simbol misterius. LPSK saat ini masih menelaah berkas permohonan perlindungan keluarga untuk memutuskan langkah selanjutnya.
Kejanggalan lain turut diungkap oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Komisioner Kompolnas, Mochammad Choirul Anam, mengatakan pihaknya menemukan bukti keberadaan amplop cokelat mencurigakan yang pernah diterima keluarga korban di Yogyakarta.
“Isi amplop itu berupa styrofoam dengan bentuk bunga, bintang, dan hati. Kompolnas hanya sempat melihat fotonya, karena amplop tersebut tidak diserahkan kepada kami,” jelas Anam, Minggu (24/8/2025).
Simbol-simbol dalam amplop itu menambah deretan teka-teki di balik kematian Arya yang hingga kini belum terjawab tuntas.
Di sisi lain, Polda Metro Jaya menyatakan hingga saat ini penyidikan belum menemukan indikasi keterlibatan pihak lain. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, menegaskan kesimpulan sementara menunjukkan kematian Arya mengarah pada dugaan meninggal dunia tanpa adanya tindak pidana.
“Kesimpulan sementara, kematian ADP terjadi tanpa keterlibatan pihak lain. Namun demikian, kasus ini belum ditutup dan masih terbuka apabila ada informasi baru,” kata Wira dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Temuan tim forensik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) justru menyingkap detail kondisi tubuh korban. Dokter forensik RSCM, dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.F.M., menjelaskan terdapat sejumlah luka di tubuh Arya, termasuk luka lecet di wajah dan leher, luka terbuka di bibir, serta memar di wajah, bibir, dan lengan kanan.
Pengumuman PPPK Paruh Waktu 2025 Resmi Dirilis, Begini Cara Cek Hasil Seleksi di SSCASN BKN
Selain itu, terdapat tanda perbendungan pada tubuh korban. Pemeriksaan dalam menunjukkan adanya darah berwarna gelap dan encer, lendir serta busa halus di tenggorokan, paru-paru yang lembap, serta perbendungan di seluruh organ.
“Tidak ditemukan adanya penyakit maupun zat berbahaya yang mengganggu pertukaran oksigen. Jadi, sebab kematian almarhum adalah gangguan pertukaran oksigen pada saluran pernapasan atas yang mengakibatkan mati lemas,” jelas dr. Yoga.
Meski hasil medis menyebut Arya meninggal akibat mati lemas, keluarga tetap meyakini ada hal-hal ganjil yang melatarbelakangi kematian sang diplomat muda asal Yogyakarta tersebut. Dari bunga makam yang diganti orang asing, amplop cokelat misterius, hingga simbol-simbol tak lazim, semua menjadi bagian dari puzzle besar yang belum terurai.***