Website Thinkedu

Hari Pertama Menjabat, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Copot Kepala SMAN 6 Depok Akibat Study Tour

Hari Pertama Menjabat, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Copot Kepala SMAN 6 Depok Akibat Study Tour
Foto : instagram/Dedi Mulyadi
Lingkaran.id - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, langsung menunjukkan ketegasannya di hari pertama menjabat setelah dilantik oleh Presiden Prabowo. Salah satu langkah awal yang diambilnya adalah mencopot Kepala Sekolah SMAN 6 Depok karena melanggar surat edaran gubernur terkait larangan siswa bepergian ke luar provinsi dalam kegiatan study tour.

"Saya tidak menunda pekerjaan. Hari pertama langsung kerja dan hari ini juga sudah ada keputusan untuk menonaktifkan Kepala SMAN 6 Depok karena melanggar aturan gubernur," ujar Dedi usai pelantikannya di Kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis (20/2/2025).


Pelantikan Serentak 961 Kepala Daerah oleh Presiden Prabowo, Pertama Dalam Sejarah Indonesia!

Selain menindak pelanggaran aturan study tour, Dedi juga menegaskan komitmennya dalam membenahi berbagai permasalahan di sekolah, termasuk pungutan liar (pungli). Ia telah memerintahkan jajarannya untuk segera melakukan inspeksi terhadap sekolah-sekolah yang diduga melakukan pungutan tidak sesuai aturan.

"Ini bagian dari upaya kami dalam memperbaiki manajemen pendidikan di Jawa Barat. Isu-isu seperti Program Indonesia Pintar (PIP), pungli, dan study tour menjadi perhatian utama karena meresahkan masyarakat," tambahnya.

Dedi menjelaskan bahwa kebijakan pelarangan study tour ini telah ia pertimbangkan jauh sebelum pelantikannya. Menurutnya, biaya perjalanan yang dikenakan kepada siswa, khususnya di SMAN 6 Depok, berkisar antara Rp 3,5 juta hingga Rp 5,5 juta per siswa, yang dinilai sangat membebani orang tua.

Ratusan Siswa MAN 2 Kota Bekasi Gelar Aksi Damai, Tuntut Transparansi Dana Sekolah

"Lebih baik siswa belajar di lingkungan sendiri daripada harus pergi ke provinsi lain dengan biaya besar," tegasnya.

Ia juga mengkritik kegiatan study tour ke daerah seperti Yogyakarta dan Bali yang lebih menyerupai acara piknik dibanding kegiatan edukatif. Dengan kebijakan ini, Dedi berharap anggaran yang selama ini digunakan untuk study tour bisa dialihkan ke program lain yang lebih bermanfaat bagi siswa dan sekolah.

"Piknik itu boleh, tetapi sebaiknya dilakukan oleh keluarga masing-masing jika mampu. Tidak perlu dilembagakan oleh sekolah," lanjutnya.***

Berita Lainnya
Video Lingkaran
Berita Populer Bulan ini
Thinkedu Online Course
Berita Terbaru
Generasi Digtial Intelektual