Ahmad Sahroni Kembali Jadi Sorotan, Kini Resmi Dilaporkan ke Polda Jabar
Tidak berhenti sampai di situ, penipu melanjutkan aksinya dengan menawarkan pengembalian dana. Untuk itu, korban diminta mengisi data pribadi hingga nomor rekening. Puncaknya, pelaku mengirimkan kode QRIS dengan nominal kecil, namun ternyata terselip biaya tambahan mencapai jutaan rupiah.
Korban mengaku nyaris menuruti instruksi tersebut. Beruntung, saat mencoba melakukan pembayaran, saldo rekeningnya tidak mencukupi. Ia pun segera memindahkan sisa saldo ke rekening lain sehingga transaksi batal.
“Pas gue masukin PIN, untung aja saldo gue kosong. Gue langsung bilang ke dia, ‘Bang, kalo mau nipu yang pinter ya’. Malah gue dimarahi balik sama si penipu. Akhirnya gue blok langsung,” ungkap korban dalam unggahannya.
Kisah tersebut sontak menyedot perhatian banyak pengguna media sosial. Tidak sedikit warganet yang merasa cemas lantaran modus penipuan semakin licin dan meyakinkan dengan mencatut nama perusahaan ekspedisi resmi.
BSU Cair Lagi? Cek Fakta Resmi Kemnaker & BPJS Ketenagakerjaan
Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap pesan mencurigakan yang mengaku dari pihak ekspedisi. Beberapa langkah pencegahan yang disarankan antara lain:
Selalu pastikan nomor kontak yang digunakan benar-benar resmi milik perusahaan ekspedisi.
Jangan sembarangan membagikan data pribadi maupun informasi rekening.
Hindari melakukan transaksi melalui tautan atau QRIS yang tidak jelas sumbernya.
Pihak ID Express sendiri sebelumnya sudah mengingatkan pelanggan agar setiap kendala terkait pengiriman hanya disampaikan melalui layanan resmi, bukan lewat nomor pribadi yang tidak dapat diverifikasi.
Fenomena ini sekaligus menegaskan bahwa modus penipuan online kian berkembang. Masyarakat dituntut untuk meningkatkan kewaspadaan agar tidak menjadi korban berikutnya.***