ThinkEdu

Harga beras gila gilaan menjelas puasa, satgas pangan Polri turun tangan

Harga beras gila gilaan menjelas puasa, satgas pangan Polri turun tangan
Foto : Instagram - tautan
Lingkaran.id - Satgas Pangan Polri terus melakukan monitoring dan pengawasan terhadap ketersediaan dan pendistribusian beras dari tingkat hulu ke hilir, guna menjaga stabilitas harga komoditas ini di tengah masyarakat. Di tingkat hulu, Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Pol. Whisnu Hermawan, menyampaikan, pihaknya akan memastikan bahwa tidak ada kendala bagi petani dalam memproduksi hasil sawahnya.

“Monitoring juga dilakukan di tingkat hilir agar tidak terjadi simpul-simpul yang dapat menghambat kelancaran jalur distribusi sampai ke konsumen,” kata Whisnu dalam keterangan resminya, Senin (12/2/2024).

Selain monitoring dan pengawasan, Satgas Pangan bersama dengan kementerian/lembaga terkait serta pemda secara rutin melakukan pengecekan di beberapa tempat penyimpanan atau gudang beras.

Menurutnya, lonjakan harga beras yang terjadi di beberapa daerah disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya gangguan cuaca, kenaikan biaya produksi, hingga keterbatasan lahan dan air, sehingga produksi di beberapa daerah sentra produksi beras menurun. Kendati demikian, lanjut dia, kementerian/lembaga terkait telah melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi beberapa faktor pemicu tersebut.

“Dalam hal ini, Satgas Pangan memastikan bahwa stok atau ketersediaan beras masih mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat,” ujarnya. Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Senin (12/2/2024) pukul 15.48 WIB, harga beras premium maupun medium kembali bergerak naik menjauhi harga eceran tertinggi (HET).

HET beras yang dipatok pemerintah yakni sebesar Rp10.900 hingga Rp11.800 per kilogram untuk beras medium, sedangkan beras premium Rp13.900 hingga Rp14.800 per kilogram. Harga beras premium sore ini tercatat naik 0,77% menjadi Rp15.750 per kilogram dan beras medium naik 0,88% menjadi Rp13.830 per kilogram.

Tingginya harga beras juga dirasakan oleh peritel. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan, pihaknya mulai kesulitan mendapatkan pasokan beras jenis premium kemasan 5 kilogram. Ketua Umum Aprindo, Roy N. Mandey, mengungkapkan, saat ini produsen beras telah menaikkan harga belinya, lantaran masa panen padi diprediksi berlangsung pada Maret 2024 dan impor beras belum masuk sepenuhnya. Selain itu, ketersediaan pasokan dan permintaan yang tidak seimbang ini telah memicu kenaikan harga beras pada pasar ritel dan pasar rakyat. “Peritel mulai kesulitan mendapatkan suplai beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kilogram,” kata Roy dalam keterangan tertulisnya. Oleh karena itu, peritel meminta pemerintah untuk merelaksasi HET dan harga acuan atas komoditas bahan pokok dan penting seperti beras, minyak goreng, hingga gula untuk periode tertentu. Dengan begitu, peritel dapat terus membeli, menyediakan, dan menjual kebutuhan pokok dan penting bagi masyarakat, sekaligus menghindari kekosongan dan kelangkaan bahan pokok pada gerai ritel modern.
 
Berita Lainnya
Video Lingkaran
Berita Populer Bulan ini
Bina Husada
Berita Terbaru
Pilih yang terbaik