Lingkaran.id - Diatas hanyalah salah satu contoh dari sekian banyaknya tren di TikTok yang menjadi standar kebahagiaan. Banyak orang membandingkan hidup mereka dengan hidup orang lain. Banyak juga yang menjadikan konten di media sosial terutama TikTok sebagai standar hidup dan standar kebahagiaan.
Apabila tidak bisa mengikuti gaya hidup orang lain merasa dirinya buruk dan tak sebaik orang lain, padahal tolak ukur gaya hidup seseorang itu baik atau tidak ya ketika orang tersebut sudah merasa cukup, tidak harus mengikuti milik orang lain baru bisa dikatakan baik.
Pria ini Tombak Teman Hingga Tewas Lantaran Dendam Sering DiancamPerlu kita sadari bahwa gaya hidup satu orang, tidak bisa mentah-mentah kita aplikasikan pada hidup kita. Misal nih content creator A mengunggah aktivitas sehari-harinya di TikTok, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi yang dikemas dalam konten A Day in My Life. Konten A Day in My Life ini terus naik dan banyak diminati di platform TikTok.
Nah salah satu keseharian creator A ini contohnya nongkrong di tempat mewah, tidak ada salahnya jika kita mengikutinya namun akan menjadi tidak baik apabila kita memaksakan diri agar bisa mengikuti gaya hidup creator A ini sampai-sampai rela pinjol bahkan menipu demi mengikuti gaya hidup orang yang kita idolakan.
Menjadikan konten atau tren sebagai satu-satunya standar kebahagiaan, apabila tidak sesuai konten A atau tren A merasa hidupnya tidak bahagia. Padahal sebenarnya tidak ada standar kebahagiaan, karena tolak ukur kebahagiaan tiap orang berbeda, kita bisa menciptakan kebahagiaan kita sendiri tanpa harus memaksakan diri ikut-ikutan tren.
Investigasi Narkoba dan Judi Berujung Tragedi: Wartawan TV & Keluarga Tewas dalam KebakaranBoleh saja kita mengikuti tren yang ada di media sosial seperti TikTok, namun jangan dijadikan sebagai standar dan paksaan, apa-apa harus mengikuti TikTok. Bahkan menentukan standar pasangan pun harus mengikuti konten atau tren yang ada di TikTok dan apabila kita tidak bisa mengikuti tren tersebut lantas membuat kita merasa "kurang" kurang bahagia lah, kurang cantik lah, kurang ganteng lah hal itu bisa berdampak buruk untuk diri sendiri.
Penting untuk memisahkan hiburan yang diperoleh dari konten TikTok dengan kehidupan sehari-hari. Menyukai konten tersebut tidaklah masalah, tapi menjadikannya sebagai satu-satunya standar untuk kebahagiaan bisa memberikan dampak yang tidak baik bagi diri sendiri. Kebahagiaan yang berkelanjutan sering kali melibatkan pengalaman nyata, pertumbuhan pribadi, dan hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitar kita. Jika terus-terusan mengikuti standar orang lain, gimana mau bahagia ya kan?.