
“Namun, upaya-upaya dalam mendekati kepala cabang bank tidak ada yang berhasil,” ujar Wira dalam konferensi pers, Selasa (16/9/2025).
Erick Thohir Resmi Jadi Menpora, Akankah Mundur dari Kursi Ketua Umum PSSI?
Menurut Wira, para pelaku telah menyiapkan tiga profil kepala cabang dari dua bank pelat merah berbeda. Dua di antaranya menolak ketika didekati, sehingga mereka tidak mendapatkan target sesuai rencana.
Setelah lebih dari sebulan tanpa hasil, tersangka Candy alias Ken kemudian menyerahkan data berupa kartu nama Ilham Pradipta yang diperolehnya dari lapangan. Data tersebut diberikan kepada Dwi Hartono dan digunakan untuk melacak keberadaan korban.
Para tersangka lalu melakukan pengintaian terhadap Ilham sebelum melancarkan aksi penculikan. Tujuannya jelas, memaksa Ilham memberikan otorisasi agar dana dari rekening dormant bisa dipindahkan ke rekening pelaku.
Namun, rencana tersebut tidak berjalan sesuai keinginan. Kendati diancam dan dipukuli hingga lemas, Ilham tetap menolak bekerja sama. Akibatnya, komplotan gagal memindahkan dana yang mereka incar.
“Dalam kasus ini, uang itu belum sempat berpindah dan masih berada di rekening dormant,” tegas Wira.
Polda Metro mengungkap, ada empat klaster pelaku yang terlibat dengan total 15 tersangka. Klaster pertama adalah aktor intelektual yang terdiri dari Candy alias Ken, Dwi Hartono, Yohanes Joko, dan Antonius.
Klaster kedua merupakan tim pengintai yang beranggotakan Rohmat Sukur, Eka, dan Wiranto. Sementara klaster ketiga adalah kelompok penculik yang terdiri dari Erasmus Wawo, Emanuel Woda Berto, Johanes Ronald Sebenan, Andre Tomatala, serta Reviando.
Hasil Inter Miami vs Seattle Sounders: Messi & Alba Bawa Kemenangan 3-1, Balas Dendam Tuntas!
Setelah korban diserahkan, giliran tim penganiaya yang terdiri dari Nasir, David, dan Neo yang bertindak. Ketiga orang inilah yang kemudian membuang Ilham sebelum meninggalkan lokasi begitu saja.
Kasus ini masih dalam pengembangan penyidik. Polisi menegaskan akan menindak tegas seluruh pelaku yang terlibat, baik eksekutor maupun otak intelektualnya.***