Lingkaran.id- Sebuah video yang mengejutkan beredar luas di media sosial, menunjukkan seorang siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bandar Lampung diduga dipaksa melakukan perbuatan asusila oleh teman laki-lakinya di sekolah.
Dalam rekaman video yang diterima oleh Lampung Geh, terlihat seorang siswi mengenakan seragam sekolah dipaksa oleh seorang teman laki-lakinya umtuk membuka seragamnya lalu melakukan gerakan asusila yang kemudian merekam adegan tersebut. Video tersebut menyebar dengan cepat di berbagai platform media sosial.
Siswa-siswi Berseragam Sekolah Diduga Gelar Pesta Miras Hingga Mabuk dan Terkapar
Korban dalam video ini diketahui berinisial M, dan dampak dari peristiwa tersebut sangat mempengaruhi kondisi mentalnya. Menurut informasi yang diperoleh, M mengalami depresi setelah video tersebut menjadi viral dan mencapai perhatian publik.
Pihak sekolah telah diinformasikan mengenai kejadian ini dan sedang melakukan investigasi terhadap insiden tersebut. Kepala Sekolah belum memberikan pernyataan resmi terkait perkembangan kasus ini.
Kasus ini menimbulkan kecaman luas dari masyarakat, terutama dari kalangan orang tua dan aktivis hak asasi manusia. Banyak yang menuntut agar pelaku dalam video segera diidentifikasi dan diambil tindakan hukuman yang sesuai.
Pihak kepolisian setempat juga dilibatkan dalam kasus ini, dengan tujuan untuk memastikan bahwa keamanan dan kesejahteraan siswa di sekolah tetap terjaga. Mereka berjanji akan menangani kasus ini dengan serius dan adil.
Kesal! Emak-emak Tarik Paksa Pengungsi Rohingya Pindah ke Kantor Walikota Sabang
Sementara itu, keluarga korban M sedang memberikan dukungan psikologis dan emosional kepada anak mereka yang mengalami dampak psikologis yang serius akibat kejadian tersebut. Pihak keluarga berharap agar pelaku segera ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
Kejadian ini juga mengingatkan pentingnya peran sekolah dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi para siswa. Pendidikan tentang penghormatan, toleransi, dan perlindungan terhadap sesama harus ditingkatkan untuk mencegah insiden serupa di masa depan.***