Brigadir Nurhadi Diduga Tewas Dianiaya Usai Rayu Rekan Wanita Atasan
“Margin laba usaha hampir 50%, tapi laba bersih langsung anjlok. Ke mana perginya selisih itu? Ini tidak wajar, mengingat Telkom adalah BUMN strategis dan mendominasi pasar lewat Telkomsel,” ujarnya dengan nada tajam.
Sadarestuwati juga menyinggung praktik Telkomsel yang dinilai merugikan pelanggan, khususnya dalam kasus hilangnya kuota internet secara misterius. Ia menyamakan praktik tersebut dengan promosi ojek online yang kerap menipu konsumen.
“Kalau Komisi V menyebut aplikator ojol kejam, maka saya sebut Telkomsel lebih kejam karena menghilangkan kuota pengguna tanpa penjelasan yang jelas. Ini terjadi masif, dan jumlah kerugiannya tidak kecil,” tegasnya.
Tak hanya berdasarkan laporan masyarakat, Sadarestuwati mengaku merasakan sendiri perlakuan yang tidak adil sebagai pelanggan kartu pascabayar. Ia mempertanyakan nasib kuota yang tak terpakai, namun tetap dibebankan setiap bulan.
“Saya pakai kartu Halo dan jarang sekali aktif internetan, tapi tetap bayar kuota. Kalau sudah lebih dari 50% tidak terpakai, larinya ke mana kuota itu?,” tanyanya retoris.
Sorotan juga diarahkan pada kontribusi Telkom kepada negara. Menurutnya, nilai pajak dan dividen yang diberikan selama lima tahun terakhir, sekitar Rp20 triliun, terbilang kecil jika dibandingkan dengan potensi usaha Telkom Group.
“Dengan skala bisnis sebesar ini, kontribusi Telkom semestinya jauh lebih besar. Angka Rp20 triliun dalam lima tahun terlalu kecil,” katanya.
Isu sensitif lain yang disinggung adalah gangguan jaringan Telkom saat perhitungan suara Pemilu. Sadarestuwati mengungkapkan kekhawatirannya atas insiden yang disebutnya menimbulkan kecurigaan publik.
“Saat penghitungan suara KPU, jaringan tiba-tiba berhenti lalu muncul lagi dengan angka berbeda. Ini siapa yang bertanggung jawab? Telkom atau KPU?,” pungkasnya.
Miris! Ibu Pecandu Biarkan Anak Tumbuh Bersama Anjing, Kini Hanya Bisa Menggonggong
Pernyataan Sadarestuwati langsung menyulut reaksi luas di dunia maya. Tagar #TelkomselKejam mendadak menjadi trending topic, menandakan ledakan keresahan netizen terhadap layanan operator seluler terbesar di Indonesia itu.
Bahkan, muncul seruan agar pemerintah mengatur ulang masa aktif kartu dan sisa kuota, salah satunya dengan menyamakan masa aktif SIM card dengan masa berlaku KTP: seumur hidup.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Telkom maupun Telkomsel belum memberikan klarifikasi resmi terkait berbagai tudingan tersebut.***