“Awalnya pelapor menyampaikan permintaan evakuasi ular. Tetapi begitu tim kami tiba di lokasi, tidak ditemukan apa pun. Setelah ditelusuri, ternyata laporan tersebut palsu. Anggota kami sempat melaporkan kejanggalan itu dan akhirnya laporan tersebut tidak kami lanjutkan,” ungkap Wahyudi.
Salah satu anggota damkar berinisial K menjelaskan bahwa pelapor menghubungi call center resmi damkar sekitar pukul 10.00 WIB. Ia sempat melakukan verifikasi terhadap laporan tersebut, termasuk menanyakan posisi ular dan meminta pelapor mengirimkan titik lokasi melalui pesan singkat.
"Dia mengaku ularnya berada di plafon. Kami minta share location dan alamat lengkap, lalu berangkat dari Cibinong ke lokasi dengan formasi satu tim yang terdiri dari enam personel," ujar K.
Namun saat tiba di lokasi, situasi mencurigakan mulai terungkap. Rumah yang menjadi tujuan terlihat sepi dan gerbangnya terkunci rapat dengan gembok. Ketika petugas mencoba menghubungi pelapor kembali, responsnya mulai tidak konsisten.
"Telepon kadang diangkat, kadang tidak. Saat diangkat pun jawabannya tidak jelas, katanya dia sedang bekerja. Kami minta dia datang ke lokasi, tapi tidak kunjung muncul. Kami tunggu cukup lama, tetap tidak ada kejelasan," terang K. Keanehan makin menjadi ketika pelapor tiba-tiba mengirimkan pesan singkat yang bernada tidak wajar.
“Dia kirim pesan ke saya dan teman saya, isinya ‘Bilangin Bu Emi suruh bayar utang.’ Bahkan ada pesan lain yang mengatakan, ‘Masuk saja, Pak, takut dia bunuh diri,’” ungkap K.
Artis Sekaligus Model Ditemukan Tewas Membusuk, Diduga Wafat Sejak Oktober 2024
Dari situ, petugas menyadari bahwa mereka bukan sedang diminta mengevakuasi ular, melainkan dijadikan alat untuk menagih utang kepada penghuni rumah yang disebut-sebut bernama Bu Emi.
Merasa dipermainkan dan dirugikan, K mengaku telah berusaha menghubungi pelaku untuk meminta klarifikasi secara langsung. Namun pelaku tetap menghindar dan tidak memberikan respons saat dihubungi kembali.
“Kami ingin klarifikasi perbuatannya. Ini sudah sangat meresahkan dan tidak bisa dibiarkan. Kami bahkan sempat berpura-pura akan membayar utangnya hanya agar bisa bertemu dengannya, tapi dia tetap tidak merespons,” pungkas K.***