Lingkaran.id - Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, komunitas Tionghoa melaksanakan ritual sembahyang Sin Cia, sebuah tradisi yang sarat makna spiritual dan budaya. Ritual ini menjadi momen penting bagi umat Tionghoa untuk menunjukkan rasa hormat kepada leluhur, memuja para dewa, serta menyampaikan doa syukur atas berkah yang telah diterima sepanjang tahun.
Sembahyang Sin Cia tidak hanya berfokus pada penghormatan kepada leluhur, tetapi juga menjadi sarana untuk memanjatkan harapan dan doa akan keberuntungan, kesehatan, serta kemakmuran di tahun yang baru. Prosesi ini umumnya dilakukan di rumah-rumah keluarga atau tempat ibadah seperti kelenteng, di mana persembahan berupa makanan, buah-buahan, dan lilin merah disiapkan dengan penuh kesungguhan.
Perkembangan Politik Kerajaan Sriwijaya: Dari Pusat Kekuasaan Maritim hingga Hubungan Diplomatik yang KuatBagi komunitas Tionghoa, sembahyang ini adalah wujud rasa syukur sekaligus refleksi atas perjalanan hidup. Selain itu, momen ini juga memperkuat hubungan kekeluargaan karena sering kali dilaksanakan bersama anggota keluarga besar.
Dalam suasana penuh khidmat, doa-doa dipanjatkan, lilin dinyalakan, dan dupa dibakar sebagai simbol penghormatan kepada para leluhur serta harapan untuk mendapatkan berkah di masa depan. Ritual ini menjadi pengingat penting akan tradisi yang terus dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya Tionghoa yang kaya.
Kenalan Yuk Dengan Kerajaan Sriwijaya, Pusat Peradaban Maritim Asia Tenggara!
Dengan semangat kebersamaan dan penuh rasa syukur, ritual Sin Cia menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek, menghubungkan generasi masa kini dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang.***