Med, seorang tukang cukur berusia 28 tahun asal Mesir, mengaku bersyukur bisa mengambil bagian dalam momen spiritual yang sakral ini.
"Pekerjaan ini terlihat sederhana, tapi membawa kebahagiaan yang luar biasa bagi kami," ungkapnya.
“Kami merasa terhormat dapat melayani para jemaah haji dan bekerja di tempat yang suci.” lanjutnya.
Tak hanya di salon yang buka khusus saat musim haji, banyak jalan-jalan di Makkah dan pinggiran Mina juga berubah menjadi area cukur rambut terbuka. Para jemaah pria mencukur habis rambut mereka sebagai wujud ketaatan, sementara jemaah wanita memotong sebagian kecil rambutnya biasanya sepanjang ujung jari sebagai simbol penyucian diri.
Diperkirakan sekitar 1,6 juta jemaah dari seluruh dunia berkumpul di Makkah untuk menunaikan rukun Islam kelima ini. Banyak di antara mereka merasa bahagia meski harus menunggu giliran cukur di tengah keramaian.
Pengangkatan PPPK Paruh Waktu Tunggu Arahan Pusat, Ribuan Honorer Masih Menanti Kepastian
Seorang jemaah asal Mesir mengungkapkan rasa bahagianya setelah menyelesaikan ritual ini. Meski terlihat sederhana, prosesi mencukur rambut ini memiliki makna spiritual mendalam.
"Kami ingin kembali mengenakan pakaian biasa dan merasa lebih nyaman, jadi kami mencari tempat cukur terdekat setelah menyelesaikan lempar jumrah di Jamarat," katanya dengan wajah sumringah.
"Tentu saya bahagia! Ini adalah Sunnah Nabi Muhammad SAW, dan bagian dari ibadah yang tidak boleh kami tinggalkan," tambahnya.
Rangkaian ibadah haji menelusuri jejak perjalanan terakhir Rasulullah SAW, mencakup ritual di Masjidil Haram, wukuf di Arafah, hingga lempar jumrah yang melambangkan perlawanan terhadap godaan setan. Di antara semua itu, mencukur rambut menjadi simbol kerendahan hati dan penyucian diri, menjadikannya momen yang sangat dinanti oleh para jemaah.***