Jokowi Ungkap Kenaiakan Harga Barang di Berbagai Sektor, Dari Pangan Hingga BBM!
Padel M. Agam Rabu, 02 Maret 2022 | 7:47
Lingkaran- Kenaikan harga barang yang akan terjadi diberbagai belahan dunia disebabkan oleh beberapa indikasi yang disampaikan langsung oleh Presiden Jokowidodo pada saat memberikan arahan dalam rapat pimpinan TNI-Polri di Plaza Mabes.
Penyampaian arahan terkait kenaikan harga barang ini disampaikan secara runtut dan detail dengan berbagai indikasi kenaikan harga tersebut, sehingga masyarakat harus lebih berhati-hati dalam menghadapi kondisi saat ini.
Aksi Demo Tuntut Presiden Jokowi Copot Jabatan Yaqut Cholil Qoumas Sebagai Menteri Agama
Indikasi naiknya harga barang-barang pertama, terjadinya kelangkaan kontainer diseluruh dunia sehingga akan dengan terjadinya kelangkaan akan berdampak pada ongkos angkut atau freight cost naik sehingga biaya logistik akan mengalami peningkatan.
“Artinya apa? Harga barangnya ikut naik. Kalau harga barangnya naik artinya konsumen akan lebih mahal dari biasanya. Hati-hati dengan ini, baru urusan kontainer,” ungkap Jokowi.
pada indikasi kedua yakni akan terjadinya kelangkaan pangan diberbgai belahan dunia sehingga akan sangat berdampak terhadap harga pangan yang akan semakin meningkat, dibuktikan dari kenaikan harga pangan di beberapa negara hingga 90 persen.
“Masih ditambah lagi yang ketiga kenaikan inflasi. Apa yang terjadi kalau inflasi naik, artinya harga-harga semua naik. Artinya apa? Beban masyarakat dalam keinginan untuk membeli barang itu juga semakin naik,” jelas Jokowi.
Dampak Serangan Rusia Ke Ukraina, BBM Akan Alami Kenaikan!
Kenaikan juga akan terjadi di sektor energi dipicu oleh perang Rusia dan Ukraina yang berdampak pada kenaikan harga BBM dan LPG.
“Karena kelangkaan, ditambah perang, naik lagi. Sekarang harga batubara di atas 100 sebelumnya hanya 50-60. Di semua negara yang Namanya BBM naik semua LPG naik semua, hati-hati dengan ini,” ujar Presiden.
Efek berantai yang menimbulkan kenaikan harga-harga barang diberbagai sektor juga terjadi pada harga produsen yang mengalami kenaikan harga produksi dan operasional pabrik.
“Plus harga pabriknya jadi jauh lebih tinggi, terus dikirim ke pasar berarti harga konsumsennya juga akan naik. Ini efek berantainya seperti ini. Oleh sebab itu sekarang kerja makro aja enggak mungkin,” katanya.***
Penyampaian arahan terkait kenaikan harga barang ini disampaikan secara runtut dan detail dengan berbagai indikasi kenaikan harga tersebut, sehingga masyarakat harus lebih berhati-hati dalam menghadapi kondisi saat ini.
Aksi Demo Tuntut Presiden Jokowi Copot Jabatan Yaqut Cholil Qoumas Sebagai Menteri Agama
Indikasi naiknya harga barang-barang pertama, terjadinya kelangkaan kontainer diseluruh dunia sehingga akan dengan terjadinya kelangkaan akan berdampak pada ongkos angkut atau freight cost naik sehingga biaya logistik akan mengalami peningkatan.
“Artinya apa? Harga barangnya ikut naik. Kalau harga barangnya naik artinya konsumen akan lebih mahal dari biasanya. Hati-hati dengan ini, baru urusan kontainer,” ungkap Jokowi.
pada indikasi kedua yakni akan terjadinya kelangkaan pangan diberbgai belahan dunia sehingga akan sangat berdampak terhadap harga pangan yang akan semakin meningkat, dibuktikan dari kenaikan harga pangan di beberapa negara hingga 90 persen.
“Masih ditambah lagi yang ketiga kenaikan inflasi. Apa yang terjadi kalau inflasi naik, artinya harga-harga semua naik. Artinya apa? Beban masyarakat dalam keinginan untuk membeli barang itu juga semakin naik,” jelas Jokowi.
Dampak Serangan Rusia Ke Ukraina, BBM Akan Alami Kenaikan!
Kenaikan juga akan terjadi di sektor energi dipicu oleh perang Rusia dan Ukraina yang berdampak pada kenaikan harga BBM dan LPG.
“Karena kelangkaan, ditambah perang, naik lagi. Sekarang harga batubara di atas 100 sebelumnya hanya 50-60. Di semua negara yang Namanya BBM naik semua LPG naik semua, hati-hati dengan ini,” ujar Presiden.
Efek berantai yang menimbulkan kenaikan harga-harga barang diberbagai sektor juga terjadi pada harga produsen yang mengalami kenaikan harga produksi dan operasional pabrik.
“Plus harga pabriknya jadi jauh lebih tinggi, terus dikirim ke pasar berarti harga konsumsennya juga akan naik. Ini efek berantainya seperti ini. Oleh sebab itu sekarang kerja makro aja enggak mungkin,” katanya.***
Berita Lainnya
Video Lingkaran
Berita Populer Bulan ini
Berita Terbaru
