Presiden AS mengumumkan kebijakan baru yang menaikkan tarif impor barang dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Dalam kebijakan tersebut, produk Indonesia dikenakan tarif hingga 32 persen. Langkah ini membuat para pelaku pasar khawatir, terutama terkait potensi penurunan ekspor dan dampaknya terhadap cadangan devisa nasional.
Hindari Kemacetan! Ini Prediksi Puncak Arus Balik Lebaran 2025 dan Jalur Alternatifnya
Pelemahan rupiah berdampak langsung ke sektor konsumsi dan industri. Barang-barang impor, mulai dari elektronik hingga bahan baku industri, menjadi lebih mahal. Hal ini otomatis meningkatkan biaya produksi dan bisa memicu kenaikan harga di tingkat konsumen.
Jika tren pelemahan ini berlanjut, masyarakat perlu mewaspadai potensi inflasi. Kenaikan harga bahan pokok, biaya transportasi, hingga barang kebutuhan sehari-hari bisa menjadi efek domino dari kondisi nilai tukar yang tidak stabil.
Heboh! Rumor Shin Tae-yong Kembali ke PSSI, Ternyata Hanya April Mop
Bank Indonesia sejauh ini terus melakukan intervensi di pasar valas dan mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak melakukan spekulasi berlebihan.****