Akun @riahandayaniazka dalam keterangannya menyebut bahwa anaknya menjadi korban pengeroyokan dan bullying oleh sejumlah anak sekolah. Ia menyampaikan kekesalannya dan meminta bantuan warganet untuk memberikan informasi mengenai identitas anak-anak yang terlibat dan sekolah mereka.
"Dak tau td BLK sekolah nakjang AQ BLK diantar org Baek nangis2 mula n kaki bedarah2 AQ kira Dy kelahi biasa SM Kwn ny tp ternyata Dy dikeroyok," tulisnya.
Namun, kontroversi muncul saat kedua pihak sekolah, yaitu SMPN 1 Kuala Tungkal dan SDN 72, menggelar mediasi dengan mengundang orang tua siswa terkait. Hasil mediasi menyatakan kedua belah pihak bersepakat untuk berdamai secara kekeluargaan dan menyelesaikan masalah tersebut.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Tanjab Barat, Triono, menyatakan bahwa dua orang tua korban dan tiga orang tua pelaku hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka sepakat untuk membantu biaya pengobatan masing-masing anak dan mencapai kesepakatan damai.
Siswi SD Hilang Tiga Pekan, Diperkosa Hingga Dijual Melalui Aplikasi Kencan Online
Namun, Kepala SMPN 1 Kuala Tungkal, Nahruddin, menyatakan bahwa menurut versi pelaku, tidak ada luka-luka yang terjadi selama perkelahian. Kontroversi juga muncul karena tidak adanya keterangan yang jelas mengenai permasalahan sebenarnya yang menjadi pemicu insiden tersebut.
Pihak sekolah menegaskan bahwa mereka akan ditindak tegas jika ada pelanggaran aturan di sekolah. Kasus ini menjadi peringatan penting terkait keamanan dan kesejahteraan anak-anak di lingkungan sekolah. Masyarakat pun diimbau untuk selalu melaporkan kejadian serupa demi menjaga keamanan dan ketertiban bersama.