ThinkEdu

Beginilah dampak suku bunga BI rate naik, Hidup makin susah?

Beginilah dampak suku bunga BI rate naik, Hidup makin susah?
Foto : Instagram - tautan
Lingkaran.id - Pelaku pasar memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan kembali mengetatkan kebijakan pada bulan ini untuk menjaga nilai tukar rupiah. Konsensus pasar mencatat 5 dari 14 ekonom memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%.

Kenaikan ini dikatakan mungkin terjadi mengingat pergerakan rupiah yang tertekan hingga menembus level Rp 16.240 per dolar AS pada 10.22 WIB, Selasa (23/4/2024), di tengah Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang dimulai hari ini dan berakhir esok (24/4/2024).

Ke depannya, fluktuasi nilai tukar diperkirakan akan terus terjadi jika kondisi global penuh ketidakpastian mulai dari suku bunga the Fed hingga ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Lantas, jika BI benar-benar menaikkan suku bunga apa dampaknya terhadap masyarakat Indonesia:

Harga Barang Naik

Dampak nyata dari naiknya suku bunga acuan adalah naiknya bunga pinjaman korporasi, termasuk kredit usaha. Jika kredit usaha naik, maka produsen atau pengusaha akan melakukan penyesuaian harga barang. Otomatis, kenaikan bunga kredit akan di-passing through ke konsumen akhir.

Suku Bunga Pinjaman Naik

Kenaikan suku bunga pinjaman pun akan mengenai segmen masyarakat. Kredit konsumsi, kendaraan hingga rumah pun akan meningkat. Untuk KPR, tidak semua siap konsumen siap jika bunga KPR untuk floating rate naiknya bisa 1-3% dari sebelum penyesuaian suku bunga acuan. Tentunya ini akan menjadi beban bagi masyarakat menengah bawah.

Masyarakat akan tertimpa beban ganda di kehidupan sehari-harinya, karena harus mengeluarkan biaya hidup yang lebih mahal dengan kenaikan bunga, BBM dan harga pangan. Kemudian, demand untuk segmen kelas menengah di sektor perumahan bisa terkoreksi.

Patut diingat! jika penyaluran kredit yang berkurang atau terhambat bakal berdampak langsung kepada pertumbuhan

Daya Beli Masyarakat Tertekan

Ketika beban masyarakat meningkat, maka mereka akan otomatis menyesuaikan belanja mengingat kemampuan belanja mereka tergerus dengan tingginya biaya hidup. Jika daya beli tertekan makan konsumsi turun dan hal ini berisiko menahan laju pertumbuhan ekonomi RI yang bertumpu pada konsumsi masyarakat.

Lapangan Kerja Berkurang

Jika pertumbuhan ekonomi melambat, maka sektor riil akan terkena risikonya, yakni perlambatan kegiatan dunia usaha. Jika ini terjadi maka pengangguran di Tanah Air berisiko naik. Selain itu, pertumbuhan pendapatan masyarakat akan tertekan, sehingga pada akhirnya membebani ekonomi.
Berita Lainnya
Video Lingkaran
Berita Populer Bulan ini
Bina Husada
Berita Terbaru