ThinkEdu

Trend penurunan pernikahan menjadi issue Global termasuk Indonesia

Trend penurunan pernikahan menjadi issue Global termasuk Indonesia
Foto : Instagram - tautan
Lingkaran.id - Dari data BPS, penurunan angka perkawinan secara nasional sekitar 2 juta dalam kurun waktu tiga tahun. Dengan rincian pada tahun pada 2021 jumlah perkawinan mencapai 1,7 juta dan pada tahun 2023 hanya 1,5 juta.

BPS juga menjeberkan, angka pernikahan di DKI Jakarta turun dari 47 ribu menjadi 43 ribu. Penurunan terendah terjadi di Papua dari angka kisaran 4 ribu ke seratus kasus.Namun demikian, tak semua angka pernikahan di setiap provinsi mengalami penurunan. Beberapa provinsi tercatat sempat mengalami kenaikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Jembatan Flyover Ambruk Timpa Gerbong Kereta Hingga Terguling & Keluar Jalur

Apabila ditarik ke belakang merujuk pada laporan Statistik Indonesia 2022 dan 2021, angka pernikahan Indonesia sebenarnya tercatat terus menurun dalam enam tahun terakhir.


Angka perkawinan di Indonesia dalam kurun waktu enam tahun terakhir : 

1. Tahun 2018: 2.016.171
2. Tahun 2019: 1.968.878
3. Tahun 2020: 1.792.548
4. Tahun 2021: 1.742.049
5. Tahun 2022: 1.705.348
6. Tahun 2023: 1.577.255

Fenomena malas menikah terjadi secara global

Indonesia bukan satu-satunya negara di mana penduduknya semakin malas menikah, entah itu menunda atau bahkan tidak ingin menikah sama sekali. Negara lain seperti Korea Selatan dan China juga mengalami fenomena yang sama. 

Belum lama ini, Statistics Korea merilis penelitian yang menemukan bahwa hanya ada 27,5 persen wanita muda berusia 20-an tahun yang mau menikah. Ini artinya, hanya ada satu dari empat wanita muda Korea Selatan yang mau menikah.

Hak Angket digulirkan untuk mengungkap kecurangan pemilu ?

Fenomena yang sama juga terjadi di China di mana gaya hidup lajang semakin meluas di kalangan masyarakat Negeri Tiongkok.

Sejumlah analis percaya bahwa China akan mengalami masalah penurunan populasi karena banyak warganya yang malas berumah tangga dan punya anak karena alasan ekonomi.
Berita Lainnya
Video Lingkaran
Berita Populer Bulan ini
Bina Husada
Berita Terbaru