Dalam aksinya, para petani membawa hasil bumi seperti cabai, pisang, dan petai sebagai simbol perjuangan mereka. Orasi bergemuruh menuntut penghentian alih fungsi lahan, reforma agraria sejati, serta peningkatan kesejahteraan petani kecil.
Para petani menegaskan bahwa alih fungsi lahan pertanian untuk industri dan properti kian mengkhawatirkan. “Lahan kami makin sempit, harga pupuk melambung, sementara hasil panen sering tidak sebanding dengan biaya produksi,” teriak salah satu orator dari atas mobil komando.
Keracunan MBG!! 411 Pelajar Bandung Barat Jadi Korban, Puluhan Masih Dirawat
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani di Indonesia terus menurun drastis. Pada 2013 tercatat ada 31,7 juta petani, namun pada 2024 angka itu menyusut menjadi hanya 29,3 juta orang. Kondisi ini diperparah dengan fakta bahwa mayoritas petani berusia di atas 50 tahun, sementara generasi muda enggan melanjutkan profesi bertani.
Selain masalah lahan, kesejahteraan petani juga menjadi tuntutan utama. Banyak petani masih hidup di garis kemiskinan karena harga jual hasil tani rendah dan tidak adanya jaminan perlindungan dari negara.
“Jika pemerintah tidak segera bertindak, krisis pangan bisa menjadi ancaman serius bagi Indonesia,” ujar salah seorang perwakilan Serikat Petani Indonesia (SPI).
Aksi yang berlangsung sejak pagi membuat kepolisian menutup beberapa ruas jalan di sekitar lokasi demo. Pengendara diminta menghindari kawasan Medan Merdeka Barat, Jalan MH Thamrin, dan Jalan Gatot Subroto.
Pihak kepolisian menyatakan aksi berlangsung damai meski lalu lintas sempat tersendat. Aparat tetap berjaga di sekitar titik aksi untuk mengantisipasi potensi gangguan.
Tim Transformasi Reformasi Polri 2025, 52 Perwira Ditugaskan Perbaiki Citra Institusi
Hari Tani Nasional yang diperingati setiap 24 September bertepatan dengan lahirnya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960. Tahun ini, momentum tersebut kembali menjadi pengingat bahwa kedaulatan pangan tidak akan tercapai tanpa perlindungan terhadap petani dan lahan pertanian.
Para petani berharap pemerintah tidak hanya menjadikan Hari Tani sebagai seremoni tahunan, tetapi sebagai tonggak lahirnya kebijakan nyata untuk mewujudkan keadilan agraria dan kesejahteraan petani Indonesia.****