Website Thinkedu

Terungkap! Crazy Rich Dwi Hartono Disebut Dalang Pembunuhan Kacab Bank BUMN

Terungkap! Crazy Rich Dwi Hartono Disebut Dalang Pembunuhan Kacab Bank BUMN
Foto : Tangkapan Layar
Lingkaran.id - Misteri kasus penculikan dan pembunuhan Mohammad Ilham Pradipta (37), Kepala Cabang salah satu bank BUMN, akhirnya menemukan titik terang. Polisi mengungkap bahwa seorang pengusaha yang dikenal sebagai “crazy rich” bernama Dwi Hartono diduga menjadi otak intelektual di balik aksi keji tersebut.

Ilham sebelumnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan di area persawahan Desa Cilangkara, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8/2025). Saat ditemukan, kaki dan matanya terikat lakban. Penemuan jasad itu terjadi sehari setelah sebuah video penculikan di parkiran supermarket Pasar Rebo, Jakarta Timur, beredar luas di media sosial.

Kasus Penculikan dan Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN: Pelaku Akui Hanya Ikuti Perintah

Dari hasil penyelidikan, Dwi Hartono disebut dendam kepada Ilham lantaran upaya pengajuan kredit fiktif senilai Rp13 miliar yang ia lakukan terbongkar. Ilham, yang kala itu menjabat sebagai kepala cabang, mencoret klausul permohonan pinjaman tersebut. Hal ini diduga membuat Dwi sakit hati dan kemudian menyusun rencana pembunuhan.

Untuk menjalankan aksinya, Dwi Hartono merekrut beberapa orang debt collector. Mereka ditugaskan menculik Ilham dan menyerahkannya kepada pihak lain.

“Mereka dijanjikan bayaran puluhan juta rupiah, namun baru menerima uang muka (DP) di bawah Rp50 juta. Sebagian uang itu pun sudah disita penyidik,” ungkap Adrianus Agal, kuasa hukum salah satu tersangka, Senin (25/8/2025).

Korban dijemput paksa dari parkiran Lotte Mart Pasar Rebo, Rabu (20/8/2025). Setelah itu, korban diserahkan kepada seseorang berinisial F di kawasan Cawang, Jakarta Timur. Kuasa hukum menyebut, pada tahap ini, pelaku penculikan mengaku tidak mengetahui rencana pembunuhan.

Namun, beberapa jam kemudian, mereka kembali dipanggil untuk menjemput korban. Saat itulah mereka mendapati Ilham sudah tidak bernyawa.

Jarak antara lokasi penculikan dan ditemukannya jasad Ilham sekitar 52,5 kilometer atau 1 jam perjalanan via Tol Jakarta–Cikampek. Sementara dari rumah duka korban di Kota Bogor ke lokasi penemuan jenazah berjarak sekitar 78 kilometer.

Polisi bergerak cepat dan berhasil menangkap delapan orang yang terlibat. Empat orang di antaranya adalah eksekutor penculikan berinisial AT, RS, RAH, dan EW. Sementara empat lainnya yang disebut sebagai otak pembunuhan adalah DH (Dwi Hartono), YJ, AA, dan C.

Tiga dari mereka dibekuk di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (23/8/2025) malam, sementara satu lainnya ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, Minggu (24/8/2025).

Dwi Hartono, lahir di Lahat, Sumatera Selatan pada 6 Oktober 1985, dikenal luas sebagai pengusaha muda dengan berbagai lini bisnis. Melalui media sosial, ia memperkenalkan diri sebagai pemilik usaha di bidang properti, perkebunan, pendidikan, e-commerce, fashion, hingga skincare. Ia juga dikenal sebagai pendiri Guruku.com dan sering tampil sebagai motivator bisnis.

Karier bisnisnya dirintis sejak kuliah, mulai dari usaha warnet, rental game online, PlayStation, hingga warung kopi dan warteg. Citra “crazy rich” melekat padanya karena gaya hidup glamor dan aktivitas bisnis yang ia pamerkan secara terbuka.

Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menyampaikan keprihatinan mendalam atas tragedi yang menimpa salah satu karyawannya.

“Kami sangat prihatin. Dari rekaman video terlihat korban diculik, dimasukkan ke mobil, lalu akhirnya ditemukan meninggal. Kami bersama aparat kepolisian terus mendalami motif sebenarnya,” kata Hery dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (21/8/2025).

Tragis! Kepala KCP BRI Diduga Diculik dan Dibunuh, Kondisi Terikat dan Terlilit Lakban

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menegaskan bahwa polisi masih mendalami keterkaitan kasus ini dengan dugaan kredit fiktif Rp13 miliar. Kuasa hukum salah satu pelaku menegaskan bahwa anak kliennya hanya terjebak oleh tekanan ekonomi dan iming-iming bayaran.

“Kalau tahu ini berakhir dengan pembunuhan, tentu mereka menolak. Kami mengetuk pintu hati keluarga korban untuk memohon maaf dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada penyidik,” ujar Adrianus.

Kasus ini masih terus dalam penyidikan. Polisi berupaya menelusuri peran masing-masing pelaku sekaligus memastikan alur perintah yang berujung pada hilangnya nyawa seorang kepala cabang bank yang dikenal ramah dan berprestasi.***

Berita Lainnya
Video Lingkaran
Berita Populer Bulan ini
Thinkedu Online Course
Berita Terbaru
Generasi Digtial Intelektual