
“Operasi pencarian dan pertolongan oleh satgas gabungan terus dilakukan. Warga yang kemarin dinyatakan hilang mulai ditemukan, sebagian dalam keadaan meninggal. Namun daftar hilang juga terus bertambah,” ujar Suharyanto dalam konferensi pers yang disiarkan dari Silangit, Sumut, Minggu malam.
Menurut BNPB, sebanyak 209 warga di tiga provinsi masih dinyatakan hilang. Kondisi Sumatera Utara menjadi sorotan karena bencana melanda 13 kabupaten/kota sejak 25 November 2025. Hingga Minggu malam, lebih dari 12.000 jiwa terpaksa mengungsi setelah rumah mereka hancur, terendam banjir, atau tertimbun longsor.
Akses menuju sejumlah titik terdampak masih sangat sulit, sehingga menyulitkan upaya pendataan maupun distribusi bantuan. Medan terjal dan jembatan yang putus membuat beberapa wilayah belum dapat dijangkau tim penyelamat.
Di Kabupaten Tapanuli Utara tercatat 3.600 jiwa berada di lokasi pengungsian, sementara di Tapanuli Tengah terdapat sekitar 1.600 kepala keluarga yang mengungsi. Di Tapanuli Selatan, bencana di 12 kecamatan memaksa 4.661 jiwa dievakuasi. Kota Sibolga menampung 4.456 pengungsi, Humbang Hasundutan mencatat 2.220 warga, dan Mandailing Natal memiliki 1.376 warga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Aceh juga mengalami dampak signifikan akibat banjir yang menghantam 18 kabupaten/kota. BNPB menyebut 96 orang meninggal dunia dan 75 warga masih hilang.
“Untuk Aceh, korban meninggal mencapai 96 orang yang tersebar di 11 kabupaten dan kota. Jumlah ini kemungkinan bertambah karena beberapa wilayah masih belum bisa diakses,” kata Suharyanto.
Salah satu contoh kerusakan parah terjadi di Nagan Raya, di mana jembatan penghubung utama pada jalur lintas tengah Nagan Raya–Aceh Tengah putus total. Kondisi ini menghambat mobilitas warga serta memperlambat penyaluran bantuan.
Di Sumatera Barat, BNPB mencatat 129 korban meninggal dan 118 warga masih hilang. Namun, menurut Suharyanto, situasi penanganan bencana di Sumbar relatif lebih baik karena hampir seluruh wilayah terdampak masih dapat dijangkau melalui jalur darat.
“Dibandingkan Aceh dan Sumatera Utara, kondisi di Sumatera Barat jauh lebih terkendali. Dalam beberapa hari terakhir juga tidak ada hujan, sehingga proses pemulihan lebih cepat,” jelasnya.
Pemprov Sumsel Gaspol Pembangunan Pelabuhan Internasional Tanjung Carat
Secara keseluruhan, BNPB mencatat 77.918 warga mengungsi di tiga provinsi tersebut. Meski demikian, jumlah itu perlahan berkurang karena sebagian warga mulai kembali ke rumah pada siang hari untuk membersihkan sisa lumpur dan puing.
“Rata-rata warga pulang ke rumah saat siang untuk membersihkan, tetapi kembali ke pengungsian menjelang malam hari,” ungkap Suharyanto.
BNPB memastikan operasi pencarian, evakuasi, dan distribusi bantuan masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan, mengingat sejumlah wilayah masih terisolasi dan diperkirakan jumlah korban dapat terus bertambah seiring terbukanya akses.***