ThinkEdu

Industri Influencer Semakin Ketat, Kreator Konten Hadapi Persaingan dan Penghasilan Menurun

Industri Influencer Semakin Ketat, Kreator Konten Hadapi Persaingan dan Penghasilan Menurun
Foto : Freepik
Lingkaran.id - Industri yang telah melahirkan banyak influencer ternama kini semakin sesak, menciptakan persaingan yang ketat di kalangan para kreator konten yang ingin meraih keuntungan. Berdasarkan laporan dari The Wall Street Journal, platform-platform sosial media yang sebelumnya sangat dermawan dalam memberikan komisi kepada para kreator, kini mulai mengurangi bagi hasil yang mereka tawarkan.

Contoh nyata dari fenomena ini adalah Clint Brantley, seorang kreator konten penuh waktu yang sudah aktif selama tiga tahun terakhir. Brantley membagikan kontennya di berbagai platform seperti TikTok, YouTube, dan Twitch.

RBB BUMN 2025 Login, Cara Daftar Dan Aktivasi Akun Di rekrutmenbersama2025.fhcibumn.id

Meskipun ia memiliki lebih dari 400.000 pengikut dan rata-rata setiap postingannya mendapatkan lebih dari 100.000 tampilan, penghasilan Brantley tahun lalu ternyata lebih rendah dari gaji tahunan median pekerja penuh waktu di Amerika Serikat, yang pada 2023 tercatat sebesar US$ 58.084 atau sekitar Rp 950 juta.

"Saya merasa sangat rentan," ungkap Brantley, seperti yang dikutip dari The Wall Street Journal, pada Minggu (9/3/2025).

Tantangan semakin berat dengan kebijakan platform yang semakin mengurangi jumlah uang yang mereka bagikan untuk konten yang memperoleh popularitas. Sementara itu, merek-merek kini semakin selektif dalam memilih influencer untuk bekerja sama.

Ketegangan semakin meningkat dengan ancaman potensi pemblokiran TikTok di AS, yang membuat banyak kreator khawatir apakah mereka masih bisa menghasilkan uang jika salah satu saluran utama mereka dihentikan.

Menurut data dari NeoReach, pada tahun 2023, sekitar 48% influencer mendapatkan penghasilan kurang dari US$ 15.000 (sekitar Rp 245 juta) per tahun, sementara hanya 14% yang mampu meraih lebih dari US$ 100.000 (sekitar Rp 1,6 miliar).

Para influencer ini menghabiskan banyak waktu untuk merencanakan, memproduksi, dan mengedit konten yang mereka unggah ke media sosial.

"Pekerjaan ini jauh lebih berat daripada yang diperkirakan banyak orang," kata Jasmine Enberg.

Di samping itu, para influencer yang bekerja mandiri juga tidak mendapatkan keuntungan seperti pekerja kantoran. Di tengah inflasi dan ketidakpastian ekonomi yang terjadi, mereka pun semakin tertekan untuk menjaga kestabilan keuangan mereka.

List Kota Tujuan Mudik Gratis Kemenhub 2025, Lengkap dengan Jadwal dan Syaratnya

Pada periode 2020 hingga 2023, TikTok sempat menyediakan dana hingga US$ 1 miliar untuk mendukung para kreator. YouTube juga menawarkan program pendanaan melalui fitur Shorts, yang memungkinkan kreator memperoleh penghasilan antara US$ 100 hingga 10.000 per bulan dalam program sementara.

Namun, sekarang platform-platform tersebut mulai mengubah kebijakan pembayaran mereka untuk para kreator. TikTok, misalnya, kini memperketat syarat-syarat bagi kreator untuk bisa mendapatkan penghasilan, termasuk keharusan memiliki minimal 10.000 pengikut dan 100.000 tampilan dalam sebulan.***

Berita Lainnya
Video Lingkaran
Berita Populer Bulan ini
Elearning Course Thinkedu
Berita Terbaru
Pilih yang terbaik